PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI

dokumen-dokumen yang mirip
TACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip

KONTUR.

SURVEI DAN PEMETAAAN HUTAN KULIAH 3 - PENGUKURAN

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

BAB II LANDASAN TEORI

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

Tujuan Khusus. Tujuan Umum

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Tinjauan Umum Deformasi

3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah

MODUL KERJA I PRAKTEK PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN POLIGON

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

MODUL AJAR PRAKTIKUM POLIGON & TACHIMETRI DAFTAR ISI BUKU MODUL PRAKTIKUM POLIGON DAN TACHIMETRI PENYETELAN THEODOLITH DAN PEMBACAAN SUDUT

Metode Ilmu Ukur Tanah

Gambar Sket posisi sudut di sebelah kanan arah jalur ukuran polygon terbuka terikat

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 2.1. Gambar Garis Kontur Dari Suatu Permukaan Bumi

BAB I PEMETAAN 1. PENDAHULUAN 2. MAKSUD DAN TUJUAN 3. TEORI a. Skala

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS

METODA-METODA PENGUKURAN

Definisi, notasi, glossary. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS. Kode Nama Mata Kuliah 1

Modul 10 Garis Kontur

Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud yaitu:

Can be accessed on:

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

ILMU UKUR TANAH 2 PENENTUAN POSISI

MODUL III WATERPASS MEMANJANG DAN MELINTANG

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

Gambar Penentuan sudut dalam pada poligon tertutup tak. terikat titik tetap P 3 P 2 P 5 P 6 P 7

1.Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran 2.Kontrol Jarak dan Sudut 3.Basik titik untuk pengukuran selanjutnya 4.

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI


Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

ba - bb j Gambar Pembacaan benang jarak pada bak ukur

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

VISUALISASI 3D LAHAN RENCANA PROYEK UNTUK PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN

Can be accessed on:

KAJIAN PENENTUAN LUAS TANAH DENGAN BERBAGAI METODE. Seno Aji 1) Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

Pengukuran Poligon Tertutup Terikat Koordinat

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MS.,MT.

MATEMATIKA. Sesi VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR. a. Unsur-Unsur Vektor. b. Notasi Vektor

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

LEVELLING 3 SIPAT DATAR MEMANJANG & MELINTANG (UNTUK MENDAPATKAN BENTUK PROFIL POT.TANAH) Salmani,, ST, MS, MT 2012

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

ILMU UKUR TANAH II. Jurusan: Survei Dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

Pematokan/Stake out adalah memindahkan atau mentransfer titik-titik yang ada dipeta perencanaan kelapangan (permukaan bumi).

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM MAHASISWA

Pengukuran dan pemetaan teristris sungai

PENDAHULUAN Surveying : suatu ilmu untuk menentukan posisi suatu titik di permukaan bumi

Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS

PENGUKURAN WATERPASS

Contoh soal : Hitung Beda Tinggi dan Jarak Psw-Titik Horisontal apabila diketahui : TITIK A BA= 1,691 BT = 1,480 BB = 1,296 ta = 1,530 Z = 90'51'02"

MIMIN RIHOTIMAWATI TRIGONOMETRI

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG STAKE OUT DAN MONITORING

PENGUKURAN POLIGOON. by Salmani, ST.,MT.,MS. POLYGON

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

7. Peta Geologi Pengertian dan Kegunaan

Kesalahan Sistematis ( Systhematical error ) Kesalahan acak ( Random error ) Kesalahan besar ( Blunder )

18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

03/10/2012 SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium)

LATIHAN SOAL ILMU UKUR TANAH. Oleh: YULI KUSUMAWATI, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

2011, No Mengingat Pengukuran dan Penataan Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan di Bidang Kehutanan perlu disesuaikan dengan ketentuan perundang-un

5/16/2011 SIPAT DATAR. 1

VEKTOR. maka a c a c b d b d. , maka panjang (besar/nilai) vector u ditentukan dengan rumus. maka panjang vector

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pengukuran Detail Rehabilitasi Jaringan Irigasi tersier Pada UPTD. Purbolinggo

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

PETA LAPANGAN Oleh : Drs, Basuki Soen

Contohnya adalah sebagai berikut :

SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 2 : SISTEM SATUAN, ARAH DAN MENENTUKAN POSISI DALAM SURVEYING

GARIS KONTUR SIFAT DAN INTERPOLASINYA

Bab 7. Peta Topografi 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan PP No.24/1997 dan PMNA / KBPN No.3/1997, rincian kegiatan pengukuran dan pemetaan terdiri dari (Diagram 1-1) ;

LAPORAN MENGHITUNG DAN MENGGAMBAR PETA KONTUR SERTA PETA LERENG

19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =

Transkripsi:

PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI Pengukuran Situasi Adalah Pengukuran Untuk Membuat Peta Yang Bisa Menggambarkan Kondisi Lapangan Baik Posisi Horisontal (Koordinat X;Y) Maupun Posisi Ketinggiannya/ Elevasi (Z) Pengukuran Situasi/ Pemetaan Dapat Dilakukan : 1. Secara Langsung, Berarti Mengukur Dan Membuat Peta Situasi Dilapangan Dengan Pemasangan Patok-patok Yang Mempunyai Ketinggian Yang Sama Dengan Alat WP/Theodolith Sehingga Nantinya Akan Terwujud/Kelihatan Semacam Garis Kontur Dan Titik Detail Bangunan Di Lapangan 2. Secara Tidak Langsung, Yaitu Dilakukan Pengukuran Dengan Theodolith Dengan Runtutan Sebagai Berikut :

Runtutan Pengukuran Dengan Theodolith 1. Mengukur Membuat Kerangka Poligon Sebagai Batas Dan Referensi Koordinat Maupun Ketinggian/ Elevasi 2. Mengukur Titik-titik Detail Di Sekitar Titik-titik Poligon/ Batas Poligon, Dengan Referensi Berdasar Titik Poligon Tersebut Yang Telah Diketahui Koordinat Maupun Ketinggiannya Menggunakan Metode Tachimetri Sehingga Di Dapat Data Koordinat Dan 3. Ketinggian/ Elevasi Dari Titik-titik Detail Tersebut 4. Menghitung Hasil Pengukuran Dan Dilanjutkan Penggambarannya 5. Arti Hasil Hitungan Titik Detail Akan Dapat Digambarkan Situasi Lapangan Dengan Dilengkapi Garis-garis Kontur

Y = Utara magnetis a DASAR TEORI Dalam Pemetaan Situasi Untuk Menentukan Koordinat-koordinat Titik Secara Grafis Dilakukan Dengan : α = ob α = oc O α = oa d oa d ob b d oc c X (Timur) 1.Koordinat Planimetris (X, Y) Digunakan Metode Polar Dengan Argumen Azimuth Dan Jarak A = (α oa, d oa ) B = (α ob, d ob ) C = (α oc, d oc ) α oa, α ob, α oc = azimuth geografis d oa, d ob, d oc = jarak mendatar Koordinat Tinggi (Z) Digunakan Metode Tachimetri Dengan Mengukur Jarak Optis, Sudut Miring, Tinggi Alat Dan Tinggi Patok. A,B,C = TITIK BASIS a,b,c,d = TITIK DETAIL a',b',c',d' = TITIK PROYEKSI Aa', Ab, Ac' = JARAK BASIS a'a, b'b, c'c' = JARAK PROYEKSI AB, BC = GARIS BASIS

Titik-titik Detail Dinyatakan Sebagai Berikut : TITIK a = {(Aa'), (a'a)} TITIK b = {(Ab'), (b'b)} A = (αoa, doa) B = (αob, dob) C = (αoc, doc) αoa, αob, αoc = azimuth geografis doa, dob, doc = jarak mendatar TITIK c = {(Ac'), (c'c)} 2. CARA TRILATERASI: Alat-alat Yang Digunakan : 1) Alat Ukur Jarak (Pita Ukur, Rantai Ukur Dsb.). 2) Theodolit Kompas Atau Kompas.

Cara Penggunaannya : Ditentukan/ Diketahui Dua Atau Lebih Titik Basis. Antara Titik Basis Dihubungkan Dan Merupakan Garis Basis. Dilakukan Orientasi Arah Utara Dengan Kompas. (ACBafbcdeP) Ukur Jarak Antara Titik-titik Detail Dan Titik Basis Dan Jarak Kontrol Dengan Pita Ukur. C d f c e a b A P B

A,B,C = TITIK BASIS a,b,c,d,e,f = TITIK DETAIL Aa,Ba,Bb,Cb,Cc = JARAK PENGIKATAN Ap = JARAK KONTROL AB,BC = GARIS BASIS TITIK DETAIL DINYATAKAN SBG. : TITIK A = {(Aa), (Ba)} TITIK B = {(Bb), (Cb)} 3. CARA POLAR CARA POLAR DIBEDAKAN MENJADI 2 MACAM : Dengan Argumen Azimuth Magnetis Dan Jarak. Dengan Argumen Sudut Dan Jarak. 1) Dengan Argumen Azimuth Magnetik Dan Jarak. Alat-alat Yang Digunakan : Theodolit Kompas Atau Kompas Pita Ukur Atau Rantai Ukur

Cara Pengukurannya : 1. Ditentukan/ Diketahui Satu, Atau Lebih Titik Basis. 2. Letakkan Theodolit Di Titik Basis Dan Orientasikan Arah Utara Dan Ukur Azimuth Antara Titik Basis Ke Titik-titik Detail. 3. Ukur Jarak Dengan Pita Ukur Antara Titik Basis Dengan Titik Detail. 4. Titik Detail Dinyatakan Dengan Azimuth Dan Jarak. Umgn A α Af α Ab α Ac d oa d ob a b d oc c B Keterangan : A,B = TITIK BASIS a,b,c,d,e,f = TITIK DETAIL Aa,Ab = JARAK DETAIL Aa, Ab = AZIMUTH MAGNETIS DETAIL TITIK-TITIK DETAIL DINYATAKAN SBG. : TITIK a = {(ca Aa), (Aa)} TITIK b = {(a Ab), (Ab)}

Dengan Argumen Sudut Dan Jarak. Pada Prinsipnya Cara Ini Sama Dengan Cara Argumen Azimuth Magnetik Dan Jarak, Tetapi Yang Berbeda Hanya Terletak Pada Pengambilan Orientasinya Yaitu Tidak Perlu Memakai Arah Utara Sebab Yang Digunakan Sebagai Argumen Bukan Azimuth Melainkan Sudut. Jadi Orientasinya Titik Basis Yang Lain. d A c RUMUS DASAR TACHIMETRI β Ba a b β Cc β Bb β Cb C B BA BA BT do BB BB V α dm T A T PB B ΔH AB T PA A

UNTUK JARAK MENDATAR do = 100 (BA BB), Rumus Jarak Optis Bila Garis Bidik Tegak Lurus Pada Rambu Ukur (Waterpas). Karena Tidak Tegak Lurus, Maka Yang Digunakan Adalah Garis BA BB. Sehingga Didapat Hubungan Sebagai Berikut : BA BB = BA BB Cos JADI do = 100 (BA BB) Cos dm = do Cos JADI, dm = 100 (BA BB) Cos. Cos dm = 100 (BA BB) Cos2 DIMANA dm = JARAK MIRING ANTARA TITIK A dan B TAA = TINGGI ALAT DI TITIK A do = JARAK OPTIS ANTARA TITIK A dan B TPA = TINGGI PATOK A BA = bacaan benang atas TPB = TINGGI PATOK B BB = bacaan benang bawah UNTUK BEDA TINGGI :. HAB = TAA + TPA + V BT TPB MASING-MASING DIUKUR DILAPANGAN

CONTOH SOAL. Dari Hasil Pengukuran Detail Situasi Didapatkan Hasil Pengukuran Sebagai Berikut : Alat Berdiri Di Titik P Kemudian Melakukan Pengukuran Detail. Alat/patok`` Ara h Bacaan Sudut Sudut miring Bacaan Rambu BA BT BB 1.535/10 cm a b c 202 0 10 30 75 0 15 00 100 0 30 25 91 0 30 89 0 15 87 0 10 3000 2000 1500 2000 1500 1000 1000 1000 500

Langkah Penyelesaian 1. Menentukan Koordinat Detail a) Mencari Azimuth Titik PQ. AZIMUTH DAPAT DICARI DENGAN RUMUS: PQ tan 1 ( X ( Y q q X Y p p ) ) = 106 0 41 57

2. Menghitung Jarak Detail. Jarak Dicari Dengan Rumus : dm = 100 (BA BB) cos 2 Didapatkan Sbb : Sudut Bacaan Rambu Alat/patok Arah Jarak Miring BA BT BB a 91 0 30 3000 2000 1000 199,863 m 1.535/ b 89 0 15 2000 1500 1000 99,983 m 10 cm c 87 0 10 1500 1000 500 99,756 m

3. MENGHITUNG AZIMUTH DETAIL. Misalnya Detail A. Dengan Mengacu Sudut Acuan, Misalnya Pada Saat Membidik Q Arah Acuan = 100 0 0 00. Maka Azimuth Detail Dapat Dicari Dengan Rumus : P-a = Q - 100º0 00 + PQ = 202 0 10 30-100º0 00 + 106 41 57 = 208 52 27

Menghitung Koordinat. Digunakan Rumus X a = X p + d ap sin ap Y a = Y p + d ap cos ap Hasil Hitungan : X a = 903.489 m Y a = 824.984 m

Menghitung Tinggi Detail. Digunakan Rumus H AB = TA A + TP A + V BT TP B = TA p + TP p + (dm tg ) BT TP Q = 1,535 + 0,100 + 5,234 1,000 0 = 4,869 m JADI H a = H p + H P-a = 20,100 + 4,869 = 24,969 m

Pengukuran Detail Untuk Melakukan Pengukuran Titik-titik Detail Dilakukan Tahapan Sebagai Berikut : 1) Letakkan Alat Theodolit Kompas Dititik-titik Kerangka/ Ikat/ Referensi. 2) Atur Alat Theodolit Kompas Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku Pada Theodolit Pada Umumnya. 3) Ukur Tinggi Alat Tinggi Alat Adalah Jarak Antara Pusat Sumbu Mendatar Dan Permukaan Paku Pada Patok/ Pilar

4) Buka Skrup Pengunci Jarum Magnet Dan Tunggu Sampai Diam. 5) Sementara Menunggu Keseimbangan Jarum Magnet Tunggulah Dengan Membidik Rambu Yang Diletakkan Pada Titik Yang Akan Dibidik. 6) BACA : 1. BENANG TENGAH (BT) (DAHULUKAN!) 2. BENANG ATAS (BA) 3. BENANG BAWAH (BB) 4. SUDUT MIRING 5. AZIMUTH/ SUDUT HORIZONTAL

7) Ukur Tinggi Patok Yang Ada. 8) Detail Yang Perlu Dibidik Adalah : - Bangunan ( Pojok-pojok Bangunan) - Jalan ( Tepi-tepi Jalan ) - Sungai ( Tepi-tepi Sungai ) - Tanaman/ Sawh/ Tegalan ( Batas-batasnya ) - Pagar ( Batas-batasnya ) - Saluran / Gorong-gorong Jembatan - Pilar Beton/ Titik-titik Referensi - Titik-titik Di Atas Permukaan Tanah Yang Mempunyai Relief Yang Berbeda ( Sesuai Kan Dengan Skala Yang Digunakan ).

9. Pengukuran Titik-titik Detail Dilakukan Searah Jarum Jam Dan Dibuat Sket Pengukuran Yaitu Meliputi Nomor Titik, Tanda, Perkiraan Garis Kontur Dan Sebagainya. 10. Harus Ditulis Pada Buku Ukur : Nama Pengukur, Nama Penulis/ Pencatat, Daerah/Seksi/Bagian, Nama/Nomor Alat, Tanggal Pengukuran Dan Cuaca. 11. Berikan/ Cari Koreksi Boussole. 12. Koreksi Boussole = (Azimuth Geografi Azimuth Magnetis). 13. Setelah Data-data Dari Titik Satu Selesai Pindahkan Alat Ke Titik Yang Lain, Demikian Seterusnya.

Pengolahan Data Pengolahan Data Ini Meliputi Pekerjaan Perhitunganperhitungan A. Kerangka Vertikal/Tinggi B. Detail C. Perhitungan Kerangka Horizontal. Untuk Ini Digunakan Dengan Cara Poligon ( Sudah Dibicarakan Terlebih Dahulu )

A.Perhitungan Kerangka Vertikal. Untuk Mencari Beda Tinggi Titik-titik Kerangka Tinggi Dihitung Dengan Cara Tachimetri Dan Perhitungan Kerangkanya Digunakan Prinsip Waterpass Sesuai Dengan Yang Lalu. B.Perhitungan Detail. Untuk Jarak Mendatar Dan Beda Tinggi Dihitung Dengan Rumus Tachimetri. Yaitu Dengan Data-data : Sudut Miring, Tinggi Alat Dan Tinggi Patok. Sedangkan Data Azimuth Dan Jarak Mendatar Ini Digunakan Untuk Penggambaran.

Penyajian Data Penyajian Data Dilakukan Dengan Mempersiapkan Dan Melakukan Tahapan Pekerjaan Sebagai Berikut : 1. Sediakan Kerta Milimeter Ukuran Disesuaikan Dengan Luas, Daerah Dan Skala. 2. Sediakan Alat-alat Tulis : Pensil, Segitiga, Busur Derajad, Rapidograf/ Pena, Tinta Hitam, Penghapus Dan Sebagainya. 3. Buat Sistem Grid Dalam Kertas. 4. Tariklah Garis Tepi Kira-kira 1½ Cm. - Garis Tepi Tegak Sebagai Sumbu Y (Y, Sebagai Utara) - Garis Tepi Mendatar Sebagai Sumbu X. 5. Tentukan Skala Penggambaran. 6. Tentukan Letak Koordinat Awal, Letaknya Diatur Sedemikian Rupa Sehingga Kertasnya Cukup Atau Memakai Sistem Blad (Dipindahkan)

7. Lakukan Ploting Kerangka Dasar. 8. Lakukan Ploting Dengan Azimuth Dan Jarak Mendatar Untuk Titik-titik Detail Dari Titik Kerangka 9. Cantumkan Tinggi Titik-titik Pada Kerangka Dan Detail. 10. Tarik Garis Kontur Dengan Interval (1/2000 X Skala ). 11. Setelah Penggambaran Di Kertas Milimeter Selesai, Maka Dipindahkan (Diblad) Pada Kerta Kalkir. 12. Cantumkan Pada Kertas Informasi Tepi Yaitu Meliputi : Skala Peta Arah Utara Legenda Indeks Dan Informasi Lainnya. 13. Setelah Selesai Semua, Maka Bisa Direproduksi.

Plot Koordinat Titik-titik Ikat (Kerangka) 1. Gambarkan/ Plot Titik-titik Ikat Dan Kerangka Pada Sebuah Peta Ada Yang Tidak Menghubungkan Garis-garis Antara Titik Ikat, Tetapi Ada Pula Yang Menghubungkan Dalam Penggambaran. 2. Sebaiknya Garis Penghubung Antara Titik-titik Utama Tersebut Dibuat /Digambar. Hal Ini Untuk Mengetahui Jaring-jaring Titik Utama Yang Kita Buat.

Plot Titik-titik Bantu Dari Kerangka 1. Koordinat Dari Titik-titik Bantu Sering Tidak Diperhatikan Dalam Peta. Juga Garis Hubung Antara Titik-titik Tersebut. 2. Untuk Lengkapnya, Maka Titik-titik Tersebut Dan Penghubungnya Diplot/ Digambar Juga. Plot Titik-titik Detail 1. Titik Detail Disini Dapat Berupa Titik Detail Tinggi Di Lapangan, Pojok-pojok Rumah, Jalan, Sungai Dan Sebagainya. 2. Dengan Diplotnya Titik-titik Tersebut, Maka Akan Terlihatlah Obyek Yang Kita Ukur Jika Perlu Mana Yang Kurang Dapat Dilengkapi.

Tarik Garis Tinggi/ Kontur Kontur Adalah Garis Maya Yang Menghubungkan Antara Titik-titik Yang Mempunyai Ketinggian Yang Sama. Aturan-aturan Dari Garis Kontur Kontur Tidak Mungkin Bercabang. Kontur Selalu Menutup Bentuknya. Menutupnya Dapat Di Dalam Muka Peta Ataupun Diluar. Jika Menutupnya Di Luar, Maka Pada Muka Peta Terlihat Kontur Itu Tidak Menutup. Interval Kontur Dimaksudkan Sebagai Beda Harga Antara Dua Kontur Terdekat.

Aturan-aturan Dari Garis Kontur (2) Daerah Datar Yang Akan Mempunyai Kontur Yang Jarang. Daerah Yang Terjal (Curam) Akan Mempunyai Kontur Yang Rapat. Kontur Tidak Akan Masuk Bangunan Atau Rumah, Tetapi Mengikuti Tepi Dari Bangunan Tersebut. Kontur Yang Melewati/ Memotong Sungai Akan Membentuk Huruf V Arah Pangkalnya, Arah Naik. Kontur Yang Melewati/ Memotong Jalan Yang Turun Akan Membentuk Huruf U Menghadap Ke Arah Naiknya Jalan.

Interpolasi Kontur Interpolasi Kontur Dapat Diartikan Sebagai Cara Mendapatkan Harga Kontur Yang Diinginkan Dimana Titik-titik Di Lapangan Tingginya Tidak Tepat Sama Dengan Kontur. Contoh : Kita Ingin Membuat Kontur Dengan Interval 2 Meter. Titik A Mempunyai Tinggi 1,650 m. Titik B Mempunyai Tinggi 2,110 m. Titik C Mempunyai Tinggi 2,651 m. Titik D Mempunyai Tinggi 1,950 m. Titik E Mempunyai Tinggi 4,200 m. Titik F Mempunyai Tinggi 5,010 m.

2.651 C P 1.650 A R 2.110 B S Q 1.950 D 2.000 5.010 4.200 4.000 F E Antara Titik A Dan C Pasti Ada Titik Yang Mempunyai Tinggi Kelipatan 2 Meter. Antara Titik D Dan B Pun Demikian Juga. Antara Titik C Dan F Pasti Ada Ketinggian 4 Meter. Demikian Juga Antara B Dan E Masalahnya Sekarang Bagaimana Menentukan Letak Titik P, Q, R Dan S Di Peta

Menetukan Letak Titik P yang Mempunyai Ketinggian 2,000 m. 1. Ukur Jarak AC Di Peta. Misalnya : Jarak AC = DAC = 5 Cm 2. Hitung Beda Tinggi Titik C Dengan Titik A HAC (2,651-1,650) m = 1,001 m 3. Hitung Beda Tinggi Titik P Dengan Titik A HAP (2,00-1,650) m = 0,350 m

4. Dengan Rumus Perbandingan Segitiga Dapat Dihitung Jarak AP = dap dap = hap / hac. dac dap = 0,350/1,001. 5 cm = 1,748 Jadi Letak Titik P Kita Ukurkan Sepanjang 1,748 Cm Dari Titik A. C +2.651 +1.650 A 5 cm

Lengkapi Peta Tersebut Dengan Simbol Kartografi Simbol Merupakan Alat Komunikasi Antara Pembuat Peta Dengan Pemakai Peta. Jadi Pada Muka Peta Cukup Kita Gambarkan Simbol-simbol Tertentu Saja. Selanjutnya Pada Informasi Tepi Kita Beri Legenda Atau Keterangan. Misalnya : Pada Muka Peta Kita Beri Simbol. 1. P 2,751 2. 2000 3.

Maka Pada Kolom Informasi Tepi Kita Beri Keterangan. 1. P 2,751 = Titik Tinggi ( Untuk Titik P). 2. 2000 = Garis Kontur 3. = Pohon Kelapa Dan Sebagainya