JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup 1. EXT. Pinggrian Rel Kereta Api (Siang) BEJO, seorang anak laki-laki berusia 24 tahun, berjalan menyusuri rel sepulang dari bekerja mengais rupiah di jalanan, dengan langkah yang terasa berat dan lemas karena perutnya belum terisi dari tadi bagi, panas terik yang ia rasakan membuat tenggorokan terasa kering, baju lusuh dan keringat yang ia pakai tanpa mengenakan alas kaki. 2. EXT. Depan Rumah Bejo Sore hari yang masih terasa panas, di teras rumah reot yang hampir tidak punya halaman itu, genting genting yang hampir usang dan sudah rapuh itu masih menutupi atap rumah dengan dinding dari anyaman bambu. Bejo yang tertunduk lesu, lemas badannya karena seharian belum makan, Bejo yang tertunduk sendirian hanya bisa melamun dan menahan lapar hari itu, diam diam emaknya mengamati Bejo dari dalam rumah yang tidak mempunyai kamar itu. Tersadar terjaga emaknya, Bejo membuka percakapan, dengan nada datar dan lemah. Bejo: Mak, maafkan Bejo ya... hari ini Bejo tidak bisa membawakan apa apa untuk Emak. Emak : tidak apa- apa Bejo... mak cukup senang selagi kamu masih bisa tersenyum Bejo : tapi gara- gara Bejo, emak tidak bisa makan hari ini, Bejo gak mau nanti emak kenapa napa Emak : Bejo... jangan kuatirkan emak, emak tidak akan kenapa napa, emak pasti akan baik baik saja Bejo : ini semua gara gara bapak mak, kalau saja Bapak gak pergi menghilang kaya setan itu, pasti Emak tidak akan sepeti ini. Aku ingin mencari bapak mak... mencari dan menyeretnya ke pangkuan Emak lagi... Tidak ada kata- kata lagi keluar dari bibir Emak, Emak ibi terdiam memandangi Bejo yang kelihatan kecewa sekali. Dengan mata berkaca- kaca Emak memalingkan pandangan ke atap, merasa bangga mempunyai anak yang begitu menyayanginya dan selalu berjuang demi kelangsungan hidup. Dengan mata berkaca kaca, Emak tersenyum. 3. EXT. Perempatan Jalan Siang hari yang panas sekali, di perempatan itu Bejo mengais rupiah bersama kawan kawannya. Perempatan yang selalu ramai ini, Bejo menghampiri satu per satu pengendara dan pengemudi yang berhenti menunggu lampu hijau menyala dengan menyayikan potongan lagu.
Di sisi lain Emak nya yang terbaring di rumah selalu mendoakan anaknya yang sedang berusaha menyambung nyawa. 4. INT. Rumah Bejo Emak yang berbaring menanti kedatangan Bejo sedang melamun tak jelas apa yang dipikirkan, tiba tiba terdengar suara lantang yang memanggil namanya dari luar rumah. Bejo: Assalamualaikum...(dengan nada semangat) Emak: walaikumsalam... Bejo: mak, lihat Bejo bawa nasi buat Emak... Pokoknya mak, selama ada Bejo di sisi Emak, Emak tidak perlu khawatir, Bejo akan selalu menjaga Emak Emak: Bejo... Emak bangga sekali punya anak seperti kamu nak, kamu lain sekali dengan bapakmu. Jangan sampai kamu seperti Bapakmu ya Bejo: Kenapa dengan Bapak mak? (dengan penuh penasaran) Emak: Bapakmu itu bukan contoh Bapak yang baik, sering kasar sama Emak sampai sampai meninggalkan kita sekarang. Sebenarnya Emak tidak ingin kamu tau ini semua, tapi kamu kamu harus tau agar kamu jangan seperti Bapakmu. Bejo : iya mak, Bejo janji 5. INT. Rumah Bejo Malam yang dingin sekali, dengan pancaran cahaya remang remang dari lampu sentir yang selalu menemani Bejo dan Emak tidur. Bejo sudah tertidur pulas dengan kardus bekasnya. Tapi tidak dengan Emak, Emak mulai merasakan gejala gejala yang aneh dalam diri Emak, seperti penyakit yang akan menghinggapi tubuhnya. Tiba tiba Emak merasa pusing, semua yang dilihatnya seperti berputar tanpa henti, berputar kencang sekali, Emak pun batuk- batuk. Sambil batuk batuk Emak mencoba membangunkan Bejo. Emak : Jo... Bejo... Tolng Emak nak... Bejo... (Suaranya berat) Bejo langsung terbangun kaget melihat keadaaanemak yang tiba tiba saja menjadi aneh, Bejo panik langsung menhampiri Emak. Bejo: Mak... mak kenapa? (dengan panik) Emak : Tolong ambilkan Emak segelas air putih nak... Bejo : Iya Mak...
Bergegas Bejo mengambilkan air putih Bejo: Ini mak... Emak: Makasih ya... (masih batuk- batuk ) Emak meminum air putih itu, lalu sejenak keadaan menjadi agak tenang. Bejo pun langsung menanyakan keadaan emak. Bejo : Emak sakit ya? Emak : tidak apa apa nak... Cuma batuk saja.. Bejo : besok Bejo anter Emak berobat ya mak... Emak : tidak usah, emak tidak apa apa kok, lagi pula apa kita punya uang untuk berobat? Bejo : Sekarang kan ada berobat gratis mak.. Emak hanya terdiam saja. 6. INT. Rumah Bejo Emak terbangun, matanya langsung memandangi tempat Bejo biasanya tidur, tapi Bejo sudah tidak ada di tempatnya Emak: Bejo... Bejo... (memanggil dengan nada lirih) Tidak ada jawaban dari Bejo, Emak pun diam. 7. EXT. Pinggiran Rel Kereta Api Bejo jalan menyusuri rel menuju puskesmas yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya, dengan jalan agak cepat Bejo menaruh harapan besar pada puskesmas itu. 8. INT. Puskesmas Sampai di puskesmas yang di tuju, dengan nafas agak tidak beraturan Bejo menghampiri pegawai di bagian depan puskesmas itu. Pegawai puskesmas: selamat siang.. ada yang bisa dibantu? (dengan nada sinis) Bejo: saya mau mengobatkan Emak saya Mbak Pegawai Puskesmas: Pasiennya yang mana Mas? Bejo : Emak saya dirumah mbak.. Pegawai Puskesmas : ada kartu identitas? Bejo : Gak ada mbak Pegawai Puskesmas : Jamkesmas mungkin?
Bejo: gak ada juga mbak.. Pegawai puskesmas: Maaf mas, kami tidak bisa melayani kalau tidak ada kelengkapan kelengkapan administrasi Bejo: Tapi Mbak, Emak saya sangat membutuhkan pertolongan Pegawai Puskesmas: iya mas, tapi maaf kami tidak dapat menolong... Bejo: Tapi mbak... Perkataaan Bejo terputus karena pegawai puskesmas itu langsung memalingkan ke pekerjaan lain, Bejo pun sadar kalau memang tidak bisa membawa Emaknya berobat, dengan perasaan kecewa Bejo meninggalkan puskesmas. 9. Rumah Bejo Dibukanya pintu rumah yang terpasang dengan tidak rapat itu, Bejo pun langsung melihat Emaknya. Bejo : Assalamualaikum... Terlihat Emak yang tertidur pulas dengan dipangkukan tangannya diperutnya, Bejo tak ingin mengganggu Emak yang sdang menikmati alam mimpinya. Menghilangkan rasa lelahnya, Bejo langsung membaringkan badanya diatas kardus yang biasanya ia pakai, dengan bantal kedua tangannya, Bejo memandangi atap rumahnya yang rapuh itu sambil berpikir mencari jalan agar Emaknya bisa dibawa berobat. Bejo gelisah, membolak balikkan badannya kekanan ke kiri, badan rasa leemas tapi mata tidak bisa terpejam. Ada yang aneh dipikirkan Bejo. Tiba tiba matanya tertuju pada Emak, memastikan Emak baik baik saja, Bejo mengkerutkan wajah, seperti ada yang beda pada tidur Emaknya, spontan keluar pikiran yang tidak tidak dari otak Bejo, serentak Bejo memalingkan wajahnya dari pandangan Emaknya dan membuang jauh jauh pikiran itu. Bejo terdiam sejenak... Bejo : mak... mak... (dengan nada lirih) Mak... (nadanya semakin keras,sambil memandangi wajah Emaknya) Bejo : Mak... (sambil bangun dari tidurnya dengan nada lirih)
TUGAS BROADCASTING TV Dosen: Prof. M.Suyanto OLEH : Budi Rahmanto Kelas : S1 SI 5i Tahun Ajaran 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA