ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL PERBEDAAN VARIASI PERFORMA MOTOR YAMAHA MIO SOUL GT YMJET FI 113CC TAHUN 2013 MENGUNAKAN BAHAN BAKAR PREMIUM 88, PERTALITE 90 DAN PERTAMAX 92

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis Penggunaan Venturi..., Muhammad Iqbal Ilhamdani, FT UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Pertamax 92 Dan Pertalite 90 Terhadap Kinerja Motor Honda Beat Injeksi

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

JURNAL. Oleh: MUCAHAMAD ANSHORI Dibimbing oleh : 1. FATKUR RHOHMAN, M.Pd. 2. M. MUSLIMIN ILHAM, M.T.

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PERBEDAAN PERFORMA MOTOR BERBAHAN BAKAR PREMIUM 88 DAN MOTOR BERBAHAN BAKAR PERTAMAX 92 SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

Selenoid valve 12 volt, suhu, torsi maksimum, daya maksimum, dan emisi gas buang

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

JURNAL ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN ZAT CAMPHOR PADA BAHAN BAKAR PREMIUM TERHADAP KINERJA MESIN MOTOR BENSIN (SUPRA X 125)

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP TORSI

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTAMAX DAN PERTAMAX PLUS TERHADAP PERFORMA SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMOMETER CHASSIS

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN ANALISA

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTAMAX 92 TERHADAP DAYA DAN EMISI GAS BUANG PADA HONDA VARIO TECHNO 125

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PLUS PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Jurnal Teknik Mesin UMY

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

Pengujian Emisi Gas Buang Pada Sepeda Motor Dengan Rasio Kompresi Dan Bahan Bakar Yang Berbeda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGHEMATAN BAHAN BAKAR SERTA PENINGKATAN KUALITAS EMISI PADA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI PEMANFAATAN AIR DAN ELEKTROLIT KOH DENGAN MENGGUNAKAN METODE

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1 Pengujian Torsi Mesin Motor Supra-X 125 cc

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

ANALISIS PENGARUH JARAK TEMPUH, PERIODE SERVIS DAN UMUR MESIN TERHADAP KONSENTRASI CO, HC,

Keywords: exhaust gas emissions of CO and HC, premium, pertamax, pertamax plus, compression ratio.

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP AKSELERASI DAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

PENDAHULUAN. Performa suatu kendaraan bermotor dipengaruhi oleh banyak hal. Bahan bakar berhubungan dengan bilangan oktan, bilangan oktan adalah

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

RANCANG BANGUN POWERPLAN PADA KENDARAAN HYBRID RODA TIGA SAPUJAGAD

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

ANALISIS PENGGUNAAN X POWER

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Latar belakang Meningkatnya harga minyak mentah dunia secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Masyarakat selalu r

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 3

KAJIAN TENTANG PERBANDINGAN PREMIUM-ETHANOL DENGAN PERTAMAX PADA MOTOR 4 LANGKAH 225 CC

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

PENGUJIAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN EMPAT TAK SATU SILINDER MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN ETANOL

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang sarana transportasi.sektor transportasi merupakan salah satu sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

Transkripsi:

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Program Studi Teknik Mesin Oleh : MOH. WILDAN HABIBI NPM : 11.1.03.01.0052 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016 1

2

3

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC ) Moh. Wildan Habibi 11.1.03.01.0052 Fakultas Teknik Teknik Mesin wildancbmx@gmail.com Fatkur Rhohman, M.Pd. dan Hermin Istiasih, M.M., M.T. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK MOH. WILDAN HABIBI : Analisa penggunaan bahan bakar Bensin jenis Pertalite dan Pertamax pada mesin bertorsi besar ( Honda Beat FI 110 cc), Skripsi, Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2016. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui perbedaan performa motor yang menggunakan bahan bakar pertalite 90 dan motor yang berbahan bakar pertamax 92. Variasi rpm dilakukan untuk mengetahui perbedaan daya, torsi, dan emisi gas buang yang di hasilkan motor berbahan bakar ppertalite 90 dan pertamax 92. Kemudian diberikan perlakuan variasi putaran mesin mulai dari 1750 rpm, 2000 rpm, 2250 rpm, 2500 rpm, 2750 rpm, 3000 rpm, dan 3250 rpm. Pengujian daya dan torsi menggunakan dynotest, sedangkan pengujian emisi gas buang menggunakan gas analyzer. Desain penelitian yang digunakan ialah eksperimen. Uji hipotesis dilakukan menggunakan metode deskriptif. Data hasil penelitian dianalisis dengan cara mendeskripsikan dan merangkum hasilhasil penelitian dalam bentuk grafik dan tabel dengan menggunakan Software Microsoft Word dan Excel. Hasil penelitian menunjukkan nilai oktan dari bahan bakar pada putaran 2000 rpm untuk torsi paling tinggi sebesar 18 Nm (pertamax), daya tertinggi diputaran 2000 Rpm sebesar 5.1 Kw, diperoleh kadar emisi gas buang paling rendah dan kadar emisi gas buang tertinggi diperoleh pada putaran 1750 rpm. Untuk kadar emisi gas CO terrendah pada bahan bakar Pertalite dengan nilai oktan 90 adalah 0.12 ppm dan Pertamax dengan nilai oktan 92 adalah 0,10 pada putaran Rpm 3250. Begitu pula dengan gas untuk pertalite 4,32 dan pertamax sebesar 4.30. Gas HC pertalite 90 sebesar 0.3 ppm dan pertamax 92 sebesar 0.28ppm. Sedangkan untuk pertalite sebesar 20.6ppm dan untuk pertamax sebesar 20,69. Efek dari variasi putaran mesin serta penggunaan bahan bakar yang nilai oktannya berbeda akan mempengaruhi karakteristik emisi gas buang, setelah di analisis dengan grafik menunjukkan perbedaan yang signifikan, gas CO, HC, dan. Nilai oktan bahan bakar dan variasi putaran mesin berpengaruh signifikan terhadap karakterisitik Daya, Torsi, dan Emisi gas buang. Kata kunci : bahan bakar pertalite 90, bahan bakar pertamax 92, performa motor, daya, torsi, dan emisi gas buang. 4

I. LATAR BELAKANG Tidak bisa dipungkiri sekarang kendaraan bermotor sebagai alat transportasi massal yang sangat diminati di masyarakat. Bersamaan dengan itu muncul banyak jenis sepeda motor terutama jenis motor skuter matic yang dirasa paling mudah dan nyaman. Akibat kejadian tersebut terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar sebagai sumber energi utama transportasi tersebut. Bahan bakar minyak yang dipakai yaitu Bahan Bakar Minyak jenis premium, pertalite, pertamax, dan pertamax plus. Di pasaran perbedaannya ditunjukkan dengan nilai oktan dan akan dapat memberikan berbagai dampak ke lingkungan akibat proses pembakarannya. Kondisi jalan sebagai lintasan transportasi juga merupakan faktor yang dapat memicu tumbuhnya tingkat pencemaran di sekitarnya. PT Pertamina (Persero) menargetkan bahan bakar jenis premium akan berhenti dipasarkan pada tahun 2019 mendatang dan kemudian digantikan dengan jenis bahan bakar lain termasuk Pertalite yang saat ini sudah semakin diminati oleh masyarakat tanah air. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Bambang ( Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina ) bahwa presentase pengguna premium ke Pertamax pada triwulan pertama mencapai 21 persen, dirinya memprediksi pada tahun depan bisa sampai 50 persen dan tidak menutup kemungkinan di 2019 nanti bisa hilang semua pengguna premium karena beralih ke (Junaidi, 2016). Pertalite dan Pertamax Di Indonesia terus digalakkan inovasi inovasi untuk lebih mengoptimalkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, tak terkecuali di dunia otomotif. Para pemilik kendaraan bermotor mempunyai variasi kebutuhan yang diinginkan. Hal tersebut mendorong untuk terus dilakukan upaya modifikasi guna mendapatkan peforma kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan yang dinginkan. Salah satu kendaraan bermotor yang sering mengalami modifikasi adalah sepeda motor. Modifikasi sepeda motor dapat berkembang pesat sekarang ini seiring dengan makin tingginya minat pemilik kendaraan tersebut. Tujuannya adalah mendapatkan peforma motor yang lebih baik, tenaga yang dihasilkan lebih besar, akselerasi yang cepat, konsumsi bahan bakar yang irit, dan gas buang yang bebas polutan. Untuk mendapatkan performa mesin yang optimal (daya, torsi, 5

konsumsi bahan bakar spesifik, dan emisi gas buang), dilakukan perubahanperubahan pada pengaturan standar mesin. Salah satu yang sering dilakukan adalah dengan variasi rpm. Dengan rpm yang tepat berpengaruh terhadap besar dan kecil emisi gas buang yang dihasilkan, yang diharapkan bisa sesuai dengan standart keamanan yang sudah ditentukan. Salah satu pemikiran penelitian ini sudah pernah digagas oleh Purnomo (2013), Yang melakukan penelitian pada Bahan Bakar Premium 88 dan Pertamax 92 di Motor Yamaha Mio 110 cc. Berdasarkan dari refrensi diatas, peneliti ingin menerapkan pada jenis mesin yang berbeda dan mengajukan penelitian dengan judul: Analisa penggunaan bahan bakar Bensin jenis Pertalite dan Pertamax pada mesin bertorsi besar (Honda Beat FI 110 cc). dan emisi gas buang di tiap variasi rpm yang diujikan. B. Analisis Data Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan teknik penelitian diskriptif dengan menggunakan microsoft excell dengan cara mengolah data hasil observasi yang berupa data torsi, daya, dan emisi gas buang meliputi motor yang menggunakan Pertalite 90 dan pertamax 92. Kemudian dari data tersebut digunakan untuk mencari perbedaan, dan data tersebut digambarkan secara grafis berupa grafik untuk melihat perbedaan yang dihasilkan antara daya, torsi, emisi gas buang meliputi : HC, CO,, motor yang menggunakan bahan bakar Pertalite 90 dan pertamax 92. - Untuk mencari torsi ( T = F x r). - Untuk mencari daya P x II. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam penelitian, perlakuan berupa variasi rpm motor yg berbahan bakar Pertalite 90 dan pertamax 92 terhadap emisi gas buang, kemudian akan dilihat hasilnya berupa perubahan yang terjadi pada daya, torsi 1.34 1kW = 1,34 (hp) C. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 118). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu : 1. Variasi rpm (variabel bebas) 6

2. Daya dan torsi (variabel terikat) 3. Emisi gas buang (variabel terikat) III. HASIL DAN KESIMPULAN 1. Perbedaan torsi dan daya motor yang menggunakan pertalite 90 dan pertamax 92 Perbedaan torsi motor yang menggunakan pertalite 90 dan pertamax 92 ditunjukkan pada gambar 8. Torsi atau momen putar motor adalah hasil kali gaya (daya motor) dengan panjang lengan torak. Semakin rpm dinaikan torsi dihasilkan semakin kecil. Efek variasi putaran mesin serta penggunaan bahan bakar yang nilai oktannya berbeda juga akan mempengaruhi besar kecilnya torsi yang dihasilkan. Hal ini biasa dibuktikan oleh hasil penelitian pada gambar 8. Pada gambar 8, pada saat 1750 Rpm torsi yang dihasilkan sebesar 16.1 Nm untuk motor bahan bakar pertalite 90, sedangkan yang menggunakan bahan bakar pertamax 92 sebesar 16.8 Nm. Lalu pada 3250 rpm cenderung torsi yang dihasilkan semakin menurun, yaitu sebesar 7.8 Nm untuk motor yang menggunakan bahan bakar pertalite 90 dan 8.1 Nm untuk motor yang menggunakan pertamax 92. 4. Daya adalah besarnya usaha yang dilakukan motor dalam kurun waktu atau hasil dari usaha dibagi dengan kurun waktu tertentu. Besar atau kecilnya daya yang dihasilkan sangat berpengaruh pada variasi putaran mesin dan efek dari bahan bakar yang mempunya nilai oktan yang berbeda. Semakin tinggi nilai oktan maka bahan bakar tersebut semakin mampu menahan tekanan dan suhu tinggi yang menyebabkan daya suatu motor mengalami peningkatan untuk rpm rendah yaitu di 1750 rpm sebesar 4.2 kw dan untuk rpm tinggi mengalami penurunan sebesar 0.5 kw menjadi 3.7 kw untuk motor yang menggunakan pertamax 92. 2. Perbedaan emisi gas buang motor yang menggunakan premium 88 dan pertamax 92 Pada pengujian Perbedaan emisi gas buang menggunakan pertalite 90 dan pertamax 92, elemen gas buang yang diteliti adalah 7

prosentase volume gas CO,, dan HC. Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin pembakaran dalam dan mesin pembakaran luar, yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang terdapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dan terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida ( ) dan air ( ). Sama seperti gas, konsentrasi HC dalam gas buang dipengaruhi oleh proses pembakaran dan AFR (Air Fuel Ratio ). Emisi gas HC akan tinggi apabila terjadi pembakaran yang kurang baik dan AFR terlalu kaya. Artinya semakin rpm dinaikkan maka akan semakin menurun konsentrasi HC dalam gas buang. Sedangkan menggunakan pertamax yang memiliki nilai oktan lebih tinggi akan mengurangi kadar hidrokarbon, semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar semakin kecil gas HC yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena motor yang menggunakan pertamax 92 dalam proses pembakaranya lebih sempurna. Kadar gas CO dalam gas buang akan menujukkan berapa besar rasio bahan bakar dan udara AFR (air fuel ratio) yang masuk ke ruang bakar. Bila campuan bahan bakar dan udara terlalu kaya (lambda < 1.00) maka emisi gas CO dalam gas buang akan meningkat. Salah satu hal yang mempengaruhi besar-kecilnya AFR adalah idle speed. Semakin rendah putaran idle maka semakin kaya campurannya, artinya presentase volume gas CO dalam gas buang pun akan meningkat. Kalau rpm dinaikan motor yang menggunakan bahan bakar pertalite 90 dan pertamax 92 maka gas CO akan semakin menurun. Motor yang menggunakan pertalite 90 kadar CO cenderung tinggi di putaran 1750 rpm sebesar 0.3 ppm atau sebesar 0,003%, sedangkan motor yang menggunakan pertamax 92 sebesar 0,28 ppm atau sebesar 0.0028%. Konsentrasi gas secara langsung menunjukkan status pembakaran di ruang bakar. Semakin tinggi konsentrasi gas maka semakin baik pembakaran yang terjadi. Tingginya konsentrasi gas menunjukkan bahwa campuran bahan bakar dan udara terbakar 8

sempurna. Pembakaran akan bisa sempurna atau tidak, salah satunya dipengaruhi nilai oktan suatu bahan bakar. Bensin yang memiliki nilai oktan 90 akan menyebabkan pembakaran kurang sempurna yang menyebabkan kadar sedikit lebih tinggi di bandingkan bahan bakar pertamax 92 yang dalam proses pembakaranya lebih sempurna. Dari hasil uji sampel di 3250 rpm kadar pertalite 90 sebesar 4,32 ppm dalam prosentase 0.0432 %, sedangkan pertamax 92 sebesar 4,30 ppm dalam prosentase sebesar 0.043 %. Konsentrasi oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi. Untuk mendapatkan proses pembakaran yang sempurna, maka kadar oksigen yang masuk ke ruang bakar harus mencukupi untuk setiap molekul hidrokarbon. Semakin baik proses pembakaran, maka semakin menurun kadar gas karena berubah menjadi gas yang disebabkan oleh proses pembakaran. Jadi semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar, maka kadar semakin meningkat. Hasil penelitian yang ditunjukkan grafik pada gambar 13 menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara kadar (oksigen) yang menggunakan pertalite 90 dan pertamax 92. Pada 1750 rpm kadar yang dihasilkan pertamax 92 sebesar 20.69 ppm dan pada 2000 2250 mengalami penurunan kadar sebesar 0.02 ppm dan di 2250-3250 rpm mengalami penurunan sebesar 0.28 ppm atau 0.0028%. Kadar terbesar yang menggunakan pertalite 90 berada di 2250 rpm dan kadar terkecil berada di 3250 rpm sebesar 20.39 ppm atau 0.2039%. Kadar yang menggunakan pertamax 92 terendah berada di 3250 rpm sebesar 20.4 ppm dan mengalami kenaikkan di 1750 rpm sebesar 0.29 ppm atau 0.0029 %. Kadar yang menggunakan pertamax 92 tertinggi di 1750 rpm sebesar 20.69 ppm. Kesimpulan dari gambar grafik 13 ialah perbedaan kadar pertalite 90 dan pertamax 92, motor yang menggunakan bahan bakar pertamax 92 memiliki kadar lebih besar dibandingkan yang menggunakan pertalite 90 dan semakin rpm dinaikan kadar stabil naik turun. Berdasarkan tidak uraian perbedaan daya, torsi dan emisi gas buang dari keempat komponen motor yang menggunakan bahan bakar pertalite 90 dan pertamax 92 yang 9

diuji menunjukkan bahwa motor yang menggunakan bahan bakar pertalite 90 daya dan torsi yang dihasikan lebih kecil dibandingkan motor yang menggunakan bahan pertamax 92. Semakin di naikkannya rpm daya, torsi dan emisi gas buang juga semakin turun untuk motor yg berbahan bakar pertalite 90 dan juga pertamax 92. 5. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 06 tahun 2006 baku mutu emisi kendaraan bermotor tidak boleh melebihi 4,5% CO dan 1200 ppm HC dalam operasionalnya, dengan demikian maka kadar gas CO pertamax 92 pada gambar 11 masih berada dibawah baku mutu ketentuan yang berlaku. Sejak lama sudah diketahui, bahwa konsentrasi gas karbon monoksida yang tinggi dapat menyebabkan 1. Kesimpulan gangguan kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan analisa hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut : Perbedaan nilai oktan suatu bahan bakar akan berpengaruh secara signifikan terhadap karakteristik emisi gas buang yang di hasilkan terhadap lingkungan. Putaran mesin (rpm) mulai dari variasi Rpm 1750, 2000, 2250, 2500, 2750, 3000, 3250 dengan nilai oktan yang berbeda yaitu antara Pertalite 90 dan Pertamax 92 akan berpengaruh terhadap karakteristik gas buang seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida ( (HC), dan oksigen ( ). ), hidro karbon 6. Pada putaran 2000 rpm didapat torsi paling tinggi dan daya tertinggi diputaran 2000 rpm, yaitu untuk daya 4.8 kw (pertalite) dan 5.1 kw (pertamax), sedangkan torsi 17 Nm (pertalite) dan 18 Nm. Kadar emisi gas buang paling rendah diperoleh pada putran 3250 rpm untuk HC 20 ppm (pertalite) dan 15 ppm (pertamax), untuk kadar CO 0.12 ppm (pertalite) dan 0.10 ppm (pertamax) sedangkan 4.32 ppm (pertalite) dan 4.30 ppm. Semakin tinggi nilai oktan suatu bahan bakar dan tingginya rpm kadar HC yang dihasilkan semakin rendah. 10

DAFTAR PUSTAKA Arends, BPM, Berenschot H. 1980. Motor Bensin. PT. Erlangga : Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Penerbit Bandung: ITB Haryono, G. 1997. Mengenal Motor Bakar. PT. Pabelan : Solo. HASKA. 2012. Interprestasi Hasil Analisis Bbm Angka Oktan. http://haska.org/2012/10/01/int erpretasi-hasil-analisis-bbmangka-oktan Jama, Jalius dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor. Semarang : Aneka Ilmu. Junaidi, Akbarul. 2016. Bahan bakar premium akan dihapus 2019 mendatang. (Online). Tersedia: http://otonity.com/30998/bahan- bakar-premium-akan-dihapus- 2019-mendatang.html, diunduh 27 Juli 2016. Mitra. 2012. Seminar Kesiapan Industri Sepeda Motor Indonesia Menuju Standar Euro 3 Yang Ramah Lingkungan & Hemat BBM Safety First!! http://blognyamitra.wordpress.co m/ Negara, I.P.S., I.W.B. Suyasa, dan I.W Suarna. 2009. Pengaruh Nilai Oktan Bahan bakar dan Putaran Mesin Pada Kendaraan Bermotor Terhadap Karekteristik Emisi Gas 111 Sangmane, Reval. 2015. Pengertian dasar bilangan oktan. (Online). Tersedia: http://www.prosesindustri.com/20 Buang Ecotrophic, 4 (2): No. 106-15/02/pengertian-dasar-bilanganoktan-pada.html, diunduh 27 Juli 2016. Setyo, Muryo. 2016. Cara Kerja Transmisi Otomatis CVT Sepeda Motor. (Online). Tersedia:http://www.guruotomotif.com/2016/04/cara-kerjatransmisi-otomatis-cvt.html, diunduh 27 Juli 2016. Surbhakty. 1978. Motor Bakar. Diktat Pendidikan Menengah Teknologi: Jakarta Trio Bagus Purnomo. 2013. Perbedaan performa motor berbahan Bakar premium 88 dan motor berbahan Bakar pertamax 92. Skripsi. 11

Semarang: Universitas Negeri Semarang 1. Winarno, Joko. 2011. Studi ekperimental pengaruh penambahan bioetanol pada bahan bakar pertamax terhadap unjuk kerja motor bensin. Jurnal Teknik. Vol, No :33-39. 12