BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

dokumen-dokumen yang mirip
KESENJANGAN GENDER PADA BEBERAPA INDIKATOR MUTU DAN RELEVANSI PENDIDIKAN DI PROVINSI BALI

LPF 1 MEMAHAMI KONSEP PERENCANAAN BERBASIS HAK (90 MENIT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan pembangunan. Tidaklah mudah untuk mengadakan perubahan

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

PELUANG DAN KENDALA MEMASUKKAN RUU KKG DALAM PROLEGNAS Oleh : Dra. Hj. Soemientarsi Muntoro M.Si

Position Paper Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang

Di akhir sesi paket ini peserta dh diharapkan mampu: memahami konsep GSI memahami relevansi GSI dalam Pendidikan memahami kebijakan nasional dan

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

TREND DAN ESTIMASI ANGGARAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

STATISTIK PENDIDIKAN DAN INDIKATOR BERWAWASAN GENDER

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Guna mewujudkan itu semua, nilai-nilai demokrasi

BAB I PENDAHULUAN. kuat, dalam bentuk landasar filosofis, landasan yuridis dan landasan empiris.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam. memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat merasakan upaya pemerintah ini, dengan tidak memandang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan guna meningkatkan kualitas hidup Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak asasi hidup setiap manusia. Oleh karena itu,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bisa dikategorikan sebagai perangkat operasional dalam melakukan measure

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Indonesia merupakan negara hukum yang menyadari, mengakui, dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KESETARAN DAN KEADILAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan

PEDOMAN UMUM PEREKRUTAN TENAGA ADMINISTRASI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

Perempuan dan UU no. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai. Dalam memahai batasan diskriminasi terhadap perempuan, maka tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem penyelenggaraan pendidikan dasar, lanjutan, dan menengah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN. negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kaliurang, Oktober 2010

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Nasional merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 2/1989.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta penegasan istilah. Bab ini ini akan

Landasan Pendidikan Inklusif

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sofware dalam hidup dan kehidupan manusia darinya manusia hidup, tumbuh

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. boleh merampas hak hidup dan merdeka tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tersebut didasarkan pada Pasal 28 UUD 1945, beserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepada setiap warganegara untuk memperoleh pendidikan. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa. Selain itu pendidikan juga mempunyai peran penting dalam membentuk sumber daya manusia yang produktif, inovatif, dan berkepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai budaya masyarakatnya. Begitu pentingnya pendidikan maka terpenuhinya hak atas pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia, sehingga manusia bebas memperoleh pendidikan untuk mempersiapkan masa depan dan meningkatkan kualitas sumber dayanya. Negara telah menjamin warganya dalam mendapatkan persamaan hak untuk memperoleh pendidikan baik bagi penduduk laki-laki maupun perempuan, seperti yang tertuang dalam UUD 1945 terutama Pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak atas pendidikan. Rumusan itu mengandung makna bahwa setiap warga negara baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Selama ini, dalam konteks budaya, laki- laki selalu identik dengan pendidikan tinggi, cerdas, dan bersetatus sosial tinggi. Sementara perempuan tidak perlu sekolah tinggi, karena hanya akan menjadi ibu rumah tangga. Ungkapan hal di atas menunjukkan bahwa terdapat adanya tradisi yang buruk di masyarakat. Secara normatif, Restitusi No.7 Tahun 1984 tentang Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan, juga manjadi landasan hukum yang kuat dan mengikat semua pihak untuk berupaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender di berbagai bidang termasuk dalam bidang pendidikan. Disamping itu, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa sistem pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan. Pada pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak 1

diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. bahwa : Menurut Undang-undang No 39 Tahun 1999 dalam pasal 12 menyatakan Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berahlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia. Pasal di atas menekankan bahwa setiap manusia yang hidup di dunia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah atas pengembangan pribadinya untuk memperoleh pendidikan, karena dengan pendidikan tersebut akan meningkatkan kualitas hidup dan derajat seseorang sehingga menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab dan hidup bahagia sesuai dengan hak asasinya. Untuk memperoleh hak pendidikan pada tataran Internasional, telah disepakati kebijakan Education for All di Dakar Senegal, menurut Murniati (2010) http://murniatibaiq.blogspot.com/2010/12/education-for-all.html di unduh tanggal 12 September 2013 jam 9.00 WIB dengan salah satu komponennya adalah Kesetaraan Gender bidang pendidikan, yaitu : a. Meningkatkan dan memajukan pendidikan usia dini khususnya bagi anak yang rentan dan kurang beruntung. b. Memastikan di tahun 2015 semua anak, khususnya perempuan, anak yang berada dalam keadaan sulit dan mereka yang berasal dari etnis minoritas memiliki akses dan menyelesaikan WAJAR yang bebas biaya dan bermutu baik. c. Memastikan kebutuhan belajar semua pemuda dan dewasa dipenuhi melalui akses ke program keterampilan hidup dan pembelajaran yang tepat. d. Mencapai kemajuan 50% di tingkat keaksaraan dewasa di tahun 2015, khususnya bagi perempuan dan akses setara pada pendidikan dasar dan berkesinambungan commit untuk to semua user dewasa. 2

3 e. Menghapus disparitas gender pada pendidikan dasar dan menengah di tahun 2005 dan meraih kesetaraan gender di tahun 2015, dengan fokus memastikan akses penuh dan setara dan pencapaian pendidikan dasar bagi perempuan. f. Meningkatkan semua aspek mutu pendidikan dan menjamin semuanya baik sehingga hasil pembelajaran yang dapat dikenali dan diukur dapat dicapai oleh semua, khususnya dalam keaksaraan, keangkaan dan keterampilan hidup yang penting. Walaupun sudah ada aturan hukum, tetapi kenyataannya masih ada kesenjangan gender dalam memperoleh hak pendidikan terutama pendidikan untuk kaum perempuan di Dukuh Randu kuning. Hal ini dapat dilihat pada tabel data pendidikan terakhir menurut Umur (7-24) dan jenis kelamin Dukuh Randu Kuning Tahun 2012. Tabel 1. Data Pendidikan Terakhir menurut Umur (7-24) dan Jenis kelamin Dukuh Randu Kuning Tahun 2012. Jenis Kelamin Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT Laki-Laki 9 2 24 8 Perempuan 12 35 5 1 (Sumber : Data dari hasil observasi di Dukuh Randu Kuning Tahun 2012) Data di atas menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan, sehingga pihak perempuan mendapat perbedaan dalam pemenuhan hak pendidikannya, dimana anak perempuan hanya diperbolehkan sekolah sampai Sekolah Menengah Pertama, sedangkan anak lakilaki memperoleh pendidikan sampai Sekolah Menengah Atas bahkan sampai Perguruan Tinggi. Adanya ketidakadilan gender tersebut mengakibatkan

4 perempuan tidak dapat menikmati hasil pembagunan dan mengembangkan bakat dan cita- citanya. Dengan demikian kesetaraan gender dalam akses pendidikan di dukuh Randu kuning dirasa peneliti belum terealisasikan di masyarakat sesuai dengan tujuan Education for All, sehingga masih terjadi kesenjangan gender terutama pada bidang pendidikan. Maka dari itu kita harus memperlakukan manusia secara adil, sehingga mereka mendapatkan kedudukan yang setara dalam memperoleh haknya. Atas dasar fenomena yang nampak, yaitu banyaknya perempuan yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengah Atas dan itu menjadi suatu masalah maka penulis tertarik dan berusaha untuk mengungkap lebih dalam lagi mengenai KESETARAAN GENDER DALAM AKSES PENDIDIKAN (Studi kasus di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen) B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena akan menjadi pedoman dan akan mempermudah dalam pembahasan masalah yang akan diteliti sehingga sasaran yang hendak dicapai jelas, tegas, dan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut ini: 1. Bagaimana kondisi kesetaraan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesenjangan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen? 3. Bagaimanakah upaya pemerintah desa dan masyarakat dalam mengatasi kesenjangan gender di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen?

5 C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian tentu akan mempunyai arah yang akan ditetapkan tanpa tujuan, maka penelitian yang dilakukan tidak akan memberikan manfaat dan penyelesaian dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai, antara lain : 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana kondisi kesetaraan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kesenjangan gender dalam mendapatkan hak pendidikan yang sama di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. 3. Untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintah desa dan masyarakat dalam mengatasi kesenjangan gender di Dukuh Randu Kuning Desa Krebet Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian tidak akan mempunyai arti jika tidak mempunyai suatu kemanfaatan, oleh karena itu suatu penelitian akan berharga apabila memiliki kemanfaatan, baik manfaat praktis maupun teoritis. Adapun manfaat penelitian ini secara terperinci adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini semoga bisa memberikan sumbangan bagi bidang studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam mengimplementasikan mata kuliah Negara Hukum dan HAM, kemudian penelitian ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya nilai- nilai keadilan. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pembanding bagi siapa saja yang ingin mengkaji permasalahan tersebut lebih dalam lagi.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis 1) Digunakan sebagai penelitian untuk mengembangkan pengetahuan yang mendalam tentang kesetaraan gender dalam akses pendidikan. 2) Digunakan sebagai acuan dalam misi sosial, supaya masyarakat Dukuh Randu Kuning terbuka pola pikirnya khususnya dalam memberikan pendidikan yang sama kepada anak-anaknya. b. Bagi Orang tua Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat mengubah pola pikir atau cara pandang orang tua terhadap gender dan pendidikan sehingga anak-anak mereka khususnya perempuan mendapatkan akses yang sama dalam memperoleh pendidikan. c. Bagi Masyarakat Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat merubah pola pikir masyarakat dan diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pada diri pribadi tentang pentingnya pendidikan khususnya bagi anak perempuan.