ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET

dokumen-dokumen yang mirip
Simulasi Dan Analisis Transmisi Video Streaming Pada Jaringan Wifi Dengan Menggunakan Opnet Modeler 14.5

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN ANALISIS KINERJA ANTRIAN M/M/1/N PADA WIRELESS LAN MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang

Perhitungan Kesiapan Jaringan IP dalam Mendukung Aplikasi Konferensi Video Berbasis Desktop Menggunakan Opnet

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS HASIL PENTRANSFERAN DATA VIDEO STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE WIRED LAN DAN WIRELESS LAN

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi dan broadcasting. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi dan Jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. populer dalam menyediakan koneksi data. Jaringan WLAN berbasis teknologi

ANALISA KINERJA IMPLEMENTASI WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM PADA PERANGKAT ACCESS POINT G MENGGUNAKAN OPENWRT

CARA MENJALANKAN PROGRAM

PERANCANGAN DAN SIMULASI RT/RW WIRELESS NET DENGAN ROUTER MIKROTIK

ANALISA PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN WIRELESS REPEATER BERBASIS TEKNOLOGI n

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TEKNIK TRANSMISI SINYAL

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

telah diaplikasikan oleh vendor router pada produkproduknya

Komunikasi dan Jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. WLAN dengan teknologi Infra red (IR) dan Hewlett-packard (HP) menguji WLAN

BAB 4 SIMULASI DAN EVALUASI

ANALISIS KINERJA METODE AKSES TOKEN RING PADA LOCAL AREA NETWORK

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

Analisa Performansi WLAN Menggunakan Opnet

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN PENGUJIAN JARINGAN WIRELESS PADA MENARA POP DI PT CONNEXION- ONLINE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI ANALISIS EFEK PERBEDAAN LOKASI TERHADAP PERFORMANSI VIDEO STREAMING PADA JARINGAN W-LAN INDOSAT. Said Atamimi 1, Arie Budi Prasojo 2 1,2

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

Analisa Kualitas Aplikasi Multimedia pada Jaringan Mobile IP Versi 6

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Data 2.2 Infrastruktur Jaringan Telekomunikasi

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI G

KATA PENGANTAR. rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

TUGAS AKHIR. Analisis Efek Perbedaan Lokasi Terhadap Performansi Video Streaming Pada Jaringan W-LAN Kantor Indosat

MEMBANGUN PROTOTYPE DISPLAY ANTRIAN PELANGGAN DENGAN PENGGUNAAN TEKS DAN SUARA BERBASIS JARINGAN WIRED LAN (LOCAL AREA NETWORK)

Bab 3 Metode Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS a, b, dan g.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

Rancang Bangun RTP Packet-Chunk De-encapsulator Data AV Stream Format RTP Sebagai Terminal Access Multi-Source Streaming Server

SEKILAS WIRELESS LAN

JARINGAN KOMPUTER. Amok Darmianto,M.Kom / STMIK WIDYA DHARMA PONTIANAK / 2013

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

Dukungan yang diberikan

IMPLEMENTASI RESOURCE RESERVATION PROTOCOL (RSVP) UNTUK VIDEO ON DEMAND STREAMING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu teknologi penting dan menjadi trend dalam jaringan komputer adalah

Pertemuan I. Pengenalan Jaringan Komputer

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA TRANSMISI VIDEO PADA WIFI BERBASIS H.263 MENGGUNAKAN OPNET Rendara Sirajul M. - Ir. Muchammad Husni, M.Kom. - Henning Titi C., S.Kom.,M.Kom Jurusan Teknik Informatika,Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Email : sie_rajul@yahoo.com Abstrak - Penggunaan transmisi video melalui internet pada saat ini semakin meningkat. Peningkatan jumlah penggunaan transmisi video pun seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi jaringan tanpa kabel. Penggunaan transmisi video melalui jaringan wireless LAN menjadi tantangan tersendiri karena karakteristik jaringan tanpa kabel yang terbatas dibandingkan dengan jaringan kabel, dan karakteristik transmisi video yang membutuhkan penanganan berbeda dibandingkan dengan transmisi data teks pada umumnya. Transmisi video dalam jaringan membutuhkan bandwidth yang besar dan sensitif terhadap delay. Tugas akhir ini dikerjakan untuk mengetahui pengaruh pergerakan client terhadap access point pada waktu mengakses video h.263 yang melewati WLAN IEEE 802.11b, simulasi jaringan akan dijalankan dalam kondisi besar paket video yang berbeda untuk mengtahui pengaruh perbedaan paket sewaktu taransmisi video h.263. Setelah beberapa kali percobaan pada tugas akhir ini didapatkan delay pada waktu client menjauhi AP lebih besar 6,72% dari delay pada waktu client mendekati AP. Delay pada besar paket 256 byte lebih besar 78,98% dibandingkan pada delay 1024 Delay mobile client lebih besar 9,5% dari delay static client pada waktu mengakses video h.263 pada server dengan besar paket 256 Delay pada mobile client dengan paket 1024 byte lebih besar 0,009% dibandingkan dengan static client dengan paket 1024 Throughput pada client yang menjauhi AP lebih besar 0,1116% dibandingkan dengan client yang mendekati access point. Throughput pada mobile client dengan paket 256 byte lebih kecil 0,00013% 256 Throughput pada mobile client dengan paket 1024 byte lebih kecil 0,00013% 1024 Throughput pada mobile client dengan paket 1024 byte lebih kecil 0,00013% 1024 1. PENDAHULUAN Penggunaan transmisi video melalui internet pada saat ini semakin meningkat. Peningkatan jumlah penggunaan transmisi videopun seiring dengan peningkatan penggunaan teknologi jaringan tanpa kabel. Penggunaan transmisi video melalui jaringan wireless menjadi tantangan tersendiri karena karakteristik jaringan tanpa kabel yang terbatas dibandingkan dengan jaringan kabel. Masalah-masalah dalam transmisi video ketika diimplementasikan pada jaringan wireless adalah Delay, Loss packet, dan Troughput.. Dalam tugas akhir ini penulis akan menganalisa transmisi H.263 video pada wireless 802.11b dengan perangkat lunak OPNET Modeler 14.5 yang akan diimplementasikan pada mobile node atau node clients yang dapat bergerak atau pindah tempat sesuai dengan ketentuan, selama masih dalam jangkauan wireless / masih dalam satu area wireless. 2. OPNET Opnet adalah perangkat lunak yang diguanakan untuk mensimulasikan jaringan berbasis paket. Perangkat lunak ini memiliki kelebihan untuk mendesain jaringan berdasarkan perangkat yang ada dipasaran. Pada awalnya opnet dibuat untuk melakukan simulasi jaringan yang sudah fix. Opnet memiliki library yang besar yang berisi modul-modul akurat dari jaringan, hardware, dan protokol yang tersedia dipasaran. 3. Video H.263 H.263 adalah standar ITU-T (International Telecommunication Unions), yang di publikasi sekitar tahun 1995/1996. h.263 pada saat itu di desain untuk saluran komunikasi data berkecepatan rendah, draft awalnya bahkan menspesifikasikan kecepatan komunikasi data kurang dari 64Kbps, akan tetapi batasan ini telah dihilalngkan. Oleh karena itu, diharapkan standar 1

h.263 dapat digunakan untuk berbagai kecepatan, tidak hanya aplikasi dengan kecepatan rendah. Bukan mustahil standar h.263 akan menggantikan standar h.261 pada banyak aplikasi. 4. Streaming Streaming adalah sebuah teknologi untuk memainkan file video atau audio secara langsung ataupun dengan pre-recordered dari sebuah mesin server. 5. IEEE 802.11b IEEE 802.11b adalah standar WLAN untuk 2.4 GHz band yang mendukung hingga 11 Mbps atau disebut dengan WiFi. Keuntungan yang sangat signifikan dari keberadaan standar 802.11b adalah mempunyai range yang relatif panjang hingga 100 meter pada gedung. 6. DESAIN DAN IMPLEMENTASI Dalam tugas akhir ini untuk menganalisa transmisi video melewati jaringan wiereless, penulis akan mencoba menganalisa streaaming video yang akan disimulasikan dengan menggunakan software network simulator opnet. Untuk menganalisa sistem yang telah dibuat akan menggunakan dua skenario. Skenario yang pertama tidak semua client mengakses video sedangkan dalam skenario yang kedua semua client akan mengakses file video. 6.1 Skenario Pertama Gambar 6. 1 : skenario pertama Pada perancangan skenario pertama ini tidak semua client mengakses video pada server, tetapi akan ada beberapa client yang mengakses file selain video misalnya FTP dan email. Simulasi dalam skenario pertama ini nantinya akan dijalankan dalam dua kondisi yang berbeda. Kondisi pertama skenario akan dijalankan dalam kondisi client mobile bergerak menjauhi dari AP, keadaan berikutnya simulasi akan dijalankan dalam kondisi client mobile bergerak mendekati AP. Skenario pertama ini dilakukan untuk mengetahui kinerja jaringan karena mobiltas client terhadap access point. 6.2 Skenario Kedua Gambar 6.1 : Skema simulasi Rancangan yang dibuat dalam tugas akhir ini streaming video bersifat pre-encoded. Seperti yang terlihat dalam gambar 6.1 video yang akan distream sudah dalam tipe h.263 (www.tkn.tuberlin.de). Dalam racangan simulasi ini tedapat sembilan client yang akan mengakses file video atau file nonvideo. Dalam skenario yang akan disimulasikan, client akan bertindak sebagai static node ataupun mobile node. Client akan menerima video stream pada buffer dan melakukan decode, client lalu menginisialisasi sebuah player yang sesuai denga file format yang ada pada server. Simulasi dalam tugas akhir ini akan dibuat dengan bantuan software network simulator opnet modeler 14.5 dan simulasi ini dirancang untuk are kampus dalam range 100 x 100 meter. Gambar 6. 2 : Skenario Kedua Pada skenario kedua akan menggunakan desain yang sama dengan skenario pertama. Bila pada skenario pertama tidak semua client mengakses video h.263, tetapi tidak pada skenario kedua ini, semua client akan mengakses video h.263. Selain itu ada hal yang harus diperhatikan dalam skenario yang kedua ini, dalam skenario yang kedua ini akan membandingkan traffic video dengan ukuran 2

paket 256 dan 1024 byte dengan dan tanpa mobilitas. Untuk mengatur ukuran paket data akan disetting pada fragmentation threshold pada AP. Setiap paket data yang diterima dari lapisan yang lebih tinggi dengan ukuran lebih besar akan dibagi menjadi beberapa frame, yang akan dikirimkan secara terpisah. apabila fragmentation threshold tidak ditentukakan besarnya, maka standar WLAN IEEE 802.11 menetapkan besar paket yang ditransmisikan tidak lebih dari 2304 Pada skenario kedua ini simulasi akan dijalankan dalam empat kondisi yang berbeda yaitu, Kondisi pertama fragmentation threshold ditenetukan, yaitu 256 byte dan semua client tidak bergerak dalam mengakses video. Kondisi kedua fragmentation threshold diatur sama dengan kondisi kedua, yaitu 256 Tetapi sebaliknya pada client, client akan bergerak secara acak. Kondisi ketiga fragmentation threshold dikonfigurasi menjadi 1024 byte dan semua client dalam mengakses video tidak bergerak. Kondisi keempat frangmentation threshol diatur sama dengan kondisi ketiga dan client dalam mengakses video akan mengalami pergerakan secara acak. 7. HASIL UJICOBA 435.000 430.000 425.000 420.000 415.000 410.000 Gambar 7. 2 : Throughput b. Skenario kedua Pengujian kondisi pertama 0,00210 0,00208 0,00206 0,00204 Gambar 7. 3 : Delay Static Client (256 byte ) througput(bit/sec) a. Skenario pertama 0,00070 0,00065 0,00060 0,00055 0,00050 Gambar 7. 1 : Delay Gambar 7. 4 : Throughput Static Client (256 byte ) Pengujian kondisi kedua 0,00230 0,00229 0,00228 0,00227 0,00226 0,00225 0,00224 Dari gambar 7.1 dapat disimpulkan ketika client menjauhi access point delay menjadi lebih besar dibandingkan dengan dealy dari client yang mendekati acces point. Gambar 7. 5 : Delay mobile Client (256 byte ) 3

Gambar 7. 6 : Throughput mobile Client (256 byte ) Pengujian kondisi ketiga Gambar 7. 7 : Delay Static Client (1024 byte ) Gambar 7. 8 : Througput Static Client (1024byte ) Pengujian kondisi keempat Gambar 7. 10 : Troughput Mobile Client (1024 byte ) Analisa Delay pada Skenario Kedua Pada analisa ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan delay terhadap perbedaan paket dan terhadap pergerakan client dalam mengakses video h.263 0,00250 0,00230 0,00210 0,00190 0,00170 0,00150 0,00130 0,00110 0,00090 0,00070 0,00050 Gambar 7. 11 : delay pada skenario kedua Analisa Throughput pada Skenario Kedua Pada analisa ini bertujuan untuk menganalisa throughput terhadap perbedaan paket dan terhadap pergerakan client dalam mengakses video h.263 Delay (sec) Throughput (bit/sec) Gambar 7. 12 : Throughut pada skenario kedua Analisa Data Dropped pada Skenario Kedua Gambar 7. 9 : Delay Mobile Client (1024 byte ) 1 Data Dropped (bit/sec) 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Gambar 7. 13 : datan dropped pada skenrio kedua 4

Dari gambar 7.13 terlihat pengujian kondisi pertama sampai pengujian kondisi keempat pada skenario kedua tidak ada data dropped 8. SIMPULAN Dari beberapa pengujian yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini didapatkan beberapa kesimpulan. Skenario 1 : 1. Delay pada client yang menjauhi AP lebih besar dibandingkan dengan client yang mendekati access point. 2. Througput pada client yang menjauhi AP lebih besar dibandingkan dengan client yang mendekati access point. Purbo, O. W. (2002). Konferensi Video Melalui Internet. Yogyakarta: Penerbit Andi. Stallings, W. (2000). Data and Computer Communications 6th edition. New Jersey: Prentice Hall Inc. Tanenbaum, A. S. (1997). Computer Networks 3rd ed Edisi Bahasa indonesia. Prentice Hall Inc. Trajković, L., & Hrudey, W. Streaming Video Content Over IEEE 802.16/WiMAX Broadband Access. British Columbia: Simon Fraser University Vancouver. Skenario 2 : 1. Delay pada mobile client dengan paket 256 byte lebih besar dibandingkan dengan static client dengan paket 256 2. Throughput pada mobile client dengan paket 256 byte lebih kecil dibandingkan dengan static client dengan paket 256 3. Delay pada mobile client dengan paket 1024 byte lebih besar dibandingkan dengan static client dengan paket 1024 4. Throughput pada mobile client dengan paket 1024 byte lebih kecil dibandingkan dengan static client dengan paket 1024 5. Delay pada paket 256 byte lebih besar dari delay pada paket 1024 6. Throughput pada paket 256 byte lebih kecil dari througpput pada paket 1024 9. REFERENSI (n.d.). Retrieved 2011, from www.tkn.tuberlin.de: http://www.tkn.tuberlin.de/research/trace/pics/fr ametrac e/h.263/index1cf8.html Abdulghani, A., & M, Amir. H.263 Video Transmission in Wireless Local Area Network Using Opnet. Oman: Departmen of Electrical and Computer Enginering Sultan Qaboos University. Mulyanta, E. S. (2005). Pengenalan Protokol Jaringan Wireless Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi. 5