BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. daripada pembelajaran yang menggunkan puisi anak-anak saja. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MANAIKA PADA MATERI PARAFRASE PUISI SISWA KELAS 6 B SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

Ida Hamidah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran menulis puisi bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NATURE LEARNING DI KELAS X-1 SMAN 2 CIKARANG PUSAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan salah satu genre sastra yang lahir karena kecintaan

BAB I PENDAHULUAN. mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini. hal itu memerlukan pemahaman dan kemampuan yang mumpuni untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X SMA KARTIKA SILIWANGI 4 CIMAHI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan : Lomba Balap Karung

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Sedangkan menurut Aunurrahman (2010 : 32), belajar dapat diartikan dengan perubahan tingkah laku. Perubahan yang akan dihasilkan dari individuindividu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Adapun belajar juga dapat dilihat secara mikro maupun secara makro. Dalam pengertian secara makro atau luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dalam hal ini, belajar dapat berarti sebagai penambahan pengetahuan, baik penambahan dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik (Aunurrahman, 2010 : 38). 10

Belajar bukanlah semata-mata mengumpulkan dan menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Bukan pula sebagai latihan belaka seperti pada latihan membaca dan menulis. Menurut Patta Bundu (2006 : 14), belajar diartikan sebagai suatu perubahan dari sistem direktori yang memungkinkannya berfungsi lebih baik dan dalam proses belajar ada lima faktor yang mempengaruhinya yaitu waktu, lingkungan sosial, komunikasi, intelegensi dan pengetahuan tentang belajar itu sendiri. Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan (Aunurrahman, 2010 : 42). Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapat tersebut juga didukung oleh Agus Suprijono (2010 : 2) menjelaskan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan dari sistem direktori yang memungkinkannya berfungsi lebih baik. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang relatif menetap. Artinya, belajar terjadi jika perubahan atau modifikasi perilaku terjadi dan perubahan itu tetap dalam masa yang relatif lama dalam masa individu. 11

2. Hasil Belajar Agus Suprijono (2010 : 5) dalam proses belajar didahului dengan perubahan, dengan kata lain tidak ada tujuan pengajaran yang dicapai sebelum siswa menjadi berbeda dalam beberapa hal antara sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran. Selain itu, proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transaksional atau diketahui secara jelas oleh guru dan siswa. Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, kemudian diukur berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Hasil belajar menurut Dimyati (2002 : 24), memberikan batasan bahwa hasil belajar yaitu penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol, angka, huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam setiap periode tertentu. Oleh karena itu, hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran. Secara garis besar klasifikasi hasil belajar menurut Benjamin Bloom (Nana Sudjana, 2009 : 54 ) yaitu dibagi dalam ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 12

Hasil belajar akan dapat dikatakan berhasil menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2005 : 95) apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran; yaitu, daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok, dan perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik individu maupun kelompok. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi yang telah dipelajari, kemudian diukur dengan berdasarkan jumlah nilai yang dalam penelitian ini bukan diperoleh siswa melalui jawaban dari butir-butir soal, namun diperoleh melalui proses. Dengan kata lain, hasil belajar adalah nilai yang telah diperoleh siswa dalam suatu pembelajaran. 3. Apresiasi Puisi Dari bentuk atau jenisnya sastra anak dapat dibedakan sebagai puisi, prosa, dan drama. Pembelajaran dalam penelitian ini difokuskan pada pengenalan karya sastra yaitu mengapresiasi puisi. Pengertian lebih luas tentang apresiasi puisi akan diulas seperti berikut. a. Hakikat Puisi Made Pidarta (2007 : 38) mengemukakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias 13

(imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan. Kata-kata itu mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak. Menurut Burhan Nurgiantoro (2005 : 27), sebuah sastra disebut puisi apabila didalamnya terdapat pendayagunaan unsur bahasa untuk mencapai efek keindahan. Bahasa puisi tentulah singkat dan padat, dengan sedikit kata, tetapi dapat mendialogkan sesuatu yang lebih banyak. Waluyo (Supriadi, 2006 : 44) mendefinisikan puisi sebagai salah satu cabang sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinya. Menurut tiga pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata yang imajinatif padat, singkat, berirama, yang menumbuhkan ekspresi dan imajinasi bagi pembacanya. Di Indonesia puisi dibagi dua, yaitu puisi lama (tradisional), dan puisi baru atau modern. 1) Puisi lama atau puisi tradisional Puisi lama atau puisi tradisional adalah puisi yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Menurut Supriadi (2006 : 45), Puisi lama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) Umunya milik rakyat atau masyarakat dan tidak dikenal pengarangnya (anonim), 14

(2) Pada umunya penyair tidak mau menonjolkan diri, (3) Pada awalnya disampaikan secara lisan maupun turun temurun, dan akhirnya terdapat pula dalam bentuk tulisan, (4) Pada umumnya sangat terikat oleh syarat-syarat yang mutlak harus dipenui oleh norma-norma sebuah puisi tertentu. Puisi-puisi yang tergolong ke dalam puisi tradisional menurut Supriadi (2006 : 46) antara lain adalah bidal dan pantun. 2) Puisi Baru atau Modern Menurut Supriadi (2006 : 47), Puisi modern adalah puisi yang telah dipengaruhi budaya barat. Yang tergolong puisi modern adalah puisi yang diciptakan pada zaman mulai pujangga baru sampai sekarang. Adapun contoh-contoh puisi yang sudah terkenal di masyrakat antara lain puisi naratif, puisi epik, puisi lirik, puisi dramatik, puisi elgi, puisi himne, puisi kontenporer, dan puisi mbeling b. Unsur-unsur puisi Menurut Supriadi (2006 : 67), puisi terdiri atas lima unsur antara lain. 1) Tema dan Amanat. Tema dalam puisi adalah ide pokok yang menjiwai seluruh isi puisi. Amanat adalah pesan yang disampaikan penyairnya. 2) Citraan atau Pengimajinasian 15

Adalah gambaran abstrak yang dihadirkan menjadi sesuatu yang kongkrit dalam tatanan kata-kata puisi. Makna kata dapat ditangkap oleh pembaca yaitu dengan dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa, dan dibaca. 3) Rima Adalah persajakan atau persamaan bunyi dalam puisi. 4) Diksi Diksi adalah pemilihan kata yang dipergunakan penyair dalam membangun puisinya. 5) Irama Irama dalam puisi adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang dalam sebuah puisi. Irama merupakan unsur musikalitas dalam puisi. 6) Sudut Pandang Sudut pandang atau pusat pengisahan, yaitu cara menyampaikan idea tau gagasan penyair kepada pembaca, pendengar, atau penikmat puisinya. c. Apresiasi Puisi Apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan puisi, yaitu mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh, menulis puisi, mendeklamasikan, dan menulis resensi puisi. Kegiatan ini menyebabkan seseorang 16

memahami puisi secara mendalam (penuh penghayatan), merasakan apa yang ditulis oleh penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung di dalam puisi, dan menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan atau kelemahannya. Dalam kamus istilah sastra, Abdul Rozak Zaidan (Herman J. Waluyo, 2002 : 44) membatasi pengertian apresiasi puisi sebagai Penghargaan atas puisi sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan atas karya tersebut yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi itu. 4. Hasil Belajar Apresiasi Puisi Menurut Sudarmawan Danim (1995 : 65 ) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil dari proses belajar yang berlangsung terus menerus. Sedangkan hasil belajar menurut Nana Sudjana (2002 : 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Agus Suprijono (2010 : 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Dari beberapa pengertian hasil belajar diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar apresiasi puisi merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap materi puisi yang telah dipelajari, kemudian diukur dengan berdasarkan jumlah nilai yang dalam penelitian 17

ini bukan diperoleh siswa melalui jawaban dari butir-butir soal, namun diperoleh melalui proses membaca puisi. Dengan kata lain, hasil belajar apresiasi puisi adalah nilai yang telah diperoleh siswa dalam suatu pembelajaran puisi. B. Lagu Anak-anak 1. Hakikat Lagu Anak-anak Lagu adalah berbagai irama yang meliputi suara instrumen dan nyanyian. Menurut Andre Martini (2002 : 343), lagu adalah ragam suara yang berirama dalam bercakap, bernyanyi, membaca dan sebagainya; lagu juga dapat diartikan nyanyi, nyanyian, ragam nyanyi, ragam musik, gamelan, tingkah laku, cara lagak. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lagu anak-anak adalah ragam suara yang berirama dapat diiringi oleh instrumen musik yang isi liriknya adalah berkisah tentang pengalaman, kejadian yang dialami oleh anak-anak. 2. Aplikasi Lagu Anak dalam Puisi Ungkapan musik dapat diberikan lewat lagu yang umum di lingkungan anak-anak. lirik atau syairnya bercerita tentang ungkapan pengarang. Bahasa yang digunakan dalam syair lagu biasanya memuat unsure puitis didalamnya. Hal ini yang dapat diberikan kepada anak guna mengekspresikan sebuah puisi. 18

Burhan Nurgiantoro (2005 : 27) genre puisi anak dapat berwujud puisi-puisi lirik tembang-tembang anak tradisional, lirik tembang-tembang nina bobo. Syair lagu atau tembang tidak lain adalah puisi. Jadi, lagu dan tembang dapat pula disebut sebagai puisi yang dilagukan, atau puisi lagu. Sebagai sebuah karya seni, puisi lagu adalah termasuk dalam puisi anak, karena mengandung berbagai unsur keindahan, khususnya keindahan yang dicapai melalui bentuk-bentuk kebahasaan. Keindahan bahasa puisi lagu, juga lagu-lagu dan tembang-tembang dolanan, terutama dicapai melalui permainan bahasa yang antara lain berupa berbagai bentuk paralelisme struktur dan per orangan bunyi maupun kata. Lewat permainan perulangan bunyi pada kata-kata terpilih akan dapat dibangkitkan aspek persajakan dan irama puisi yang menyebabkan puisi menjadi indah dan melodius. Sebagai contoh puisi-lagu keplok ame-ame. Larik puisi tersebut terbelah menjadi satu kesatuan bunyi, atau dua periodus, mirip dengan pantun, karena larik-larik itu panjangnya kurang lebih sama, dan batas sintaksis berada ditengah-tengahnya. NAIK KERETA API Naik kereta api tut tut tut Siapa hendak turut Kebandung surabaya Bolehkah naik dengan percuma Ayo kawanku lekas naik Kereta apiku tak berhenti lama (Ibu Sud) 19

Lagu diatas memperlihatkan eksploitasi bahasa, untuk memperoleh dan menekankan unsur rima dan irama. Syair dari lagu-lagu anak jika dilagukan akan terlihat domainan peran rima dan iramanya, dengan kata lain akan terlihat unsur kepuisianya. Maka dengan memperkenalkan dan menyanyikan syair-syair yang dilagukan itu pada hakikatnya juga berarti memperkenalkan dan sekaligus membawa anak kedalam dunia puisi. Ketika sudah terbiasa dan dibiasakan dengan syair-syair lagu yang kaya akan rima dan irama, anak akan dengan mudah dikenalkan dengan puisi. Mendengarkan pembacaan puisi secara langsung merupakan salah satu pembelajaran apresiasi puisi. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan guru membacakan puisi atau guru memutarkan sebuah lagu. Materi puisi yang diberikan dikelas rendah berupa syair lagu. Puisi diatas dilakukan dengan cara bernyanyi, guru dapat memutarkan lagu tersebut sehingga pembelajaran yang terjadi menjadi menarik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa dapat menghafal, sebab belum tentu semua anak mengenal lagu tersebut. Pembelajaran puisi dikelas rendah dapat mengintegrasikan keterampilan berbicara yang berupa deklamasi dengan membaca serta menulis puisi. C. Kerangka Pikir Berpijak pada masalah yang ada yaitu pembelajaran bahasa Indonesia pada materi puisi yang hanya bersifat konvensional dengan metode yang 20

kurang menarik dan hasil belajar yang rendah pula maka lagu anak-anak yang dipakai sebagai media yang dapat dirancang untuk memudahkan anak untuk belajar. Alasan pentingnya penggunaan lagu anak-anak adalah mengemas pembelajaran semenarik mungkin dan bermakna sehingga memungkinkan siswa menguasai tujuan instruksional lebih baik. Dengan konsep belajar seperti ini siswa tahu untuk apa dia belajar puisi tanpa terbebani rasa tidak tertarik. Apabila pembelajaran puisi berlangsung dengan menyenangkan dan bermakna dalam diri siswa maka itulah sebabnya pembelajaran puisi dengan menggunakan lagu anak-anak dimungkinkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Variabel bebas yaitu lagu anak-anak ada kemungkinan mempengaruhi variabel terikat yaitu hasil belajar apresiasi puisi. Dengan demikian dapat diartikan bahwa penggunaan lagu anak-anak dapat mempengaruhi hasil belajar apresiasi puisi siswa kelas III SD Negeri 1 Mireng Trucuk Klaten tahun ajaran 2011/2012. D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti yang disebutkan di atas maka dapat diajukan rumusan hipotesis untuk penelitian yaitu terdapat pengaruh positif yang signifikan dalam penggunaan lagu anakanak terhadap hasil belajar apresiasi puisi siswa kelas III SDN 1 Mireng Trucuk Klaten. 21