BAB II LANDASAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kebutuhan perusahaan dalam aktiva lancar adalah untuk membiayai operasi

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Harahap (2010 : 258), pengertian kas adalah sebagai berikut:

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Piutang Usaha 1. Pengertian Piutang Usaha Penjualan produk baik barang maupun jasa dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang sebelum kas diterima. Pada kebanyakan perusahaan yang melakukan penjualan kredit, piutang merupakan pos penting karena merupakan bagian dari aktiva lancar perusahaan. Selain itu piutang juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap naik turunnya laba perusahaan. Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian lain mengenai piutang merupakan Klaim berupa penerimaan kas kepada pihak lain atas utang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu 1 tahun atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Menurut Munawir (2004:15) Piutang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan secara kredit. Menurut Kieso, dkk (2007:346) Piutang adalah klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.menurut Mulyadi (2002:87) Piutang merupakan klaim terhadap pihak lain atas

7 uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalamsatu siklus kegiatan perusahaan. Piutang menurut Skousen (2004 : 479 ) adalah sebagai berikut : Secara umum, istilah piutang dapat diterapkan ke semua klaim atas uang, barang atau jasa, akan tetapi untuk tujuan akuntansi istilah tersebut secara umum digunakan dalam lingkup yang lebih sempit untuk menggambarkan klaim yang diharapkan akan selesai dengan diterimanya uang tunai (kas). Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua kelompok, piutang usaha dan piutang non usaha. Piutang usaha merupakan hasil dari aktivitas normal perusahaan atau entitas, yaitu penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. Piutang usaha dapat diperkuat dengan janji pembayaran tertulis secara formal dan diklasifikasikan sebagai wesel tagih (notes receivables). Wasel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan.wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel tagih bisa bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang. Piutang usaha umumnya merupakan jumlah yang material di neraca bila dibandingkan dengan piutang non usaha. Piutang non usaha timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, seperti misalnya uang muka kepada karyawan dan staf, uang muka kepada anak perusahaan, deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan, deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran, piutang dividen dan bunga. Selain itu juga klaim terhadap perusahaan asuransi, terdakwa dalam suatu perkara

8 hukum, badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak, perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang, pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat dan kontainer) itu semua termasuk dalam kategori piutang non usaha. Karena sifatnya yang unik, piutang non usaha umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai pospos terpisah dalam neraca. Menurut Kieso et al. (2007:346), Piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar (jangka Pendek) atau piutang tidak lancar (jangka panjang). Pengklasifikasian ini biasanya bertujuan untuk mempermudah dalam pembuatan laporan keuangan, dimana piutang lancar (current receivable) diharap akan tertagih dalam satu tahun. Dan semua piutang yang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar (non current receivable). 2. Pengakuan Piutang Usaha Menurut Kieso et al. (2007 : 348) dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran (the exchange price) adalah jumlah yang terutang dari debitor (seorang pelanggan atau peminjam) dan umumnya dibuktikan dengan beberapa dokumen biasanya berupa faktur (invoice). Dua faktor yang bisa mempersulit pengukuran harga pertukaran adalah :

9 a. Ketersediaan diskon (diskon dagang dan diskon tunai) Harga barang biasanya dapat dikenakan diskon dagang atau kuantitas.diskon dagang semacam itu digunakan untuk menghindari perubahan yang sering terjadi dalam katalog, untuk mengutip harga yang berbeda bagi pembelian dalam kuantitas yang berbeda, atau untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari pesaing.diskon dagang biasanya dinyatakan dalam suatu persentase. Diskon tunai (diskon penjualan) diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan pembayarn secepatnya.diskon semacam ini dinyatakan dalam bentuk istilah seperti 2/10, n/30 (diskon 2% jika dibayarkan dalam 10 hari, jumlah kotor jatuh tempo dalam 30 hari). Perusahaan biasanya mencatat transaksi penjualan dan diskon penjualan dengan mencatat piutang dan penjualan dalam jumlah kotor.menurut metode ini diskon penjualan hanya diakui dalam akun apabila pembayaran diterima dalam periode diskon. Diskon penjualan lalu akan ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang atas penjualan untuk mendapatkan penjualan bersih.

10 b. Lamanya waktu antara tanggal penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran (unsur bunga). Menurut Kieso et.all (2007:349) piutang diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu, nilai diskonto dari kas yang akan diterima dimasa depan. Jika ekspektasi penerimaan kas memerlukan periode tunggu (waiting period), maka jumlah nominal (face amount) piutang tidak sama nilainya dengan jumlah yang akan diterima kemudian. Secara teoritis setiap pendapatan setelah periode penjualan adalah pendapatan bunga.dalam praktik, pendapatan bunga yang berhubungan dengan piutang usaha diabaikan karena jumlah diskon biasanya tidak material dibandingkan dengan laba bersih periode bersangkutan. Berdasarkan pengertian di atas, maka piutang mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan terutama dalam modal kerja, sebab piutang merupakan alat likuid perusahaan. Untuk itu maka setiap perusahaan harus dapat menciptakan suatu kebijakan dalam hal yang menyangkut piutang melalui manajemen atau pengelolaan piutang yang bisa meningkatkan keuntungan bagi suatu perusahaan. 3. Penilaian Piutang Menurut ( Kieso et al. 2007 : 350) pelaporan piutang melibatkan klasifikasi dan penilaian dalam neraca. Klasifikasi adalah penentuan

11 lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang diklasifikasikan menjadi piutang lancar dan piutang jangka panjang. Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi, maka diklasifikasikan menjadi piutang lancar. Sedangkan piutang yang lainnya diklasifikasikan sebagai piutang jangka panjang. Penilaian Piutang sedikit lebih kompleks. Piutang jangka pendek atau piutang lancar dinilai dan dilaporkan pada nilai realisasi bersih, yaitu jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih ( net realizable value ) memerlukan estimasi baik atas piutang yang tak tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan harga yang diberikan. Penjualan atas dasar selain penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan untuk menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan yang memerlukan pencatatan ayat jurnal yang tepat dalam akun penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-ragu atau beban piutang tak tertagih. Menurut ( Kieso et al. 2007 : 350 ) ada dua prosedur untuk mencatat piutang tak tertagih :

12 1. Metode Penghapusan Langsung ( Direct write off method ) Pada metode ini tidak ada ayat jurnal yang dicatat sampai suatu akun khusus telah ditetapkan secara pasti sebagai tidak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan mengkredit piutang usaha dan mendebet beban piutang tak tertagih. 2. Metode Penyisihan Suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi ini dicatat sebagai beban dan pengurang tidak langsung terhadap piutang usaha ( melalui kenaikan akun penyisihan) dalam periode di mana penjualan itu dicatat. Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar : a. Atas dasar jumlah penjualan Piutang terjadi akibat adanya penjualan kredit, maka taksiran menggunakan jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan kemudian dilakukan perubahan-perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam bentuk persentase.

13 b. Atas dasar saldo piutang Jumlah ini dihitung dengan mengalikan suatu persentase tertentu dengan saldo piutang pada akhir periode.dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah piutang usaha yang dimiliki perusahaan pada akhir periode. c. Atas dasar analisis usia piutang Penerapan metode ini pada dasarnya sama dengan penentuan taksiran kerugian piutang atas dasar saldo piutang. Metode ini dikelompokkan menjadi kelompok piutang yang belum jatuh tempo dan kelompok yang telah jatuh tempo. 4. Penyajian Piutang Aturan umum dalam pengklasifikasian piutang adalah : a. Memisahkan berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan, jika material. b. Menjamin bahwa akun penilaian secara tepat mengoffset akun piutang yang terkait. c. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasi dalam kelompok aktiva lancar akan dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau satu siklus operasi tergantung mana yang lebih panjang. d. Mengungkapkan setiap kontinjensi kerugian yang ada pada piutang.

14 e. Mengungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan. f. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit yang berasal dari piutang. 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar kecilnya Piutang Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa piutang merupakan penerimaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari penjualan kredit, salah satu usaha pengendalian piutang yang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui kebijaksanaan kredit yaitu harus memperhatikan tentang besarnya kebijaksanaan penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan terhadap hasil produksinya. Menurut Bambang Riyanto ( 2002:85 ) besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1. Volume Penjualan Kredit Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang.

15 2. Syarat Pembayaran Bagi Penjualan Kredit Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang. 3. Ketentuan Tentang Batas Volume Penjualan Kredit Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar. 4. Kebiasaan Membayar Para Pelanggan Kredit Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar. 5. Kegiatan Penagihan Piutang Dari Pihak Perusahaan Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

16 B. Tingkat Perputaran Piutang Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya.perputaran piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali ke dalam kas perusahaan Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut. Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama modal terikat dalam piutang. Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs Munawir (2004:75) mengatakan bahwa : posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang turn over receivable yaitu dengan membagi total penjualan kredit neto dengan piutang rata-rata. Menurut Warren etal. (2005:407) perputaran piutang adalah Usaha (account receivables turn over) untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Dari dua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi

17 dua. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan. Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut : Perputaran piutang = Rata-rata piutang = Perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik.tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang.makin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali.tingkat perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal yang digunakan. Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisiensi piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu waktu rata-rata pengumpulan piutang (average collection period). Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menagih piutang. ( Munawir 2004 : 76)

18 Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut : Periode rata-rata pengumpulan piutang = Periode rata-rata penagihan piutang = Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolok ukur mengenai lamanya waktu piutang usaha yang beredar.semakin besar rasio umur piutang, semakin besar kemungkinan tidak tertagihnya piutang.perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak hal. Munawir (2004:75) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah : 1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang 2. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih besar 3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar 4. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap 5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang, berarti tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah semakin rendah.makin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah, berarti terjadi over investment dalam piutang.

19 C. Akuntansi Piutang Usaha Transaksi yang mempengaruhi piutang usaha merupakan bagian dari siklus pendapatan. Siklus pendapatan tersebut adalah transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada pelanggan, transaksi retur penjualan, transaksi penerimaan kas dari debitur, dan transaksi penghapusan piutang. Menurut (Warren etal. 2005) transaksi-transaksi tersebut dicatat ke dalam jurnal berikut. a) Transaksi penjualan kredit. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Piutang Usaha xxx Penjualan barang /Pendapatan jasa xxx b) Transaksi retur penjualan. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Retur penjualan xxx Piutang usaha xxx c) Transaksi penerimaan kas dari debitur. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Kas xxx Piutang usaha xxx

20 d) Pembentukan Cadangan Piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah : Beban piutang tak tertagih xxx Cadangan piutang tak tertagih xxx e) Transaksi penghapusan piutang. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: Cadangan piutang tak tertagih xxx Piutang usaha xxx D. Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan perusahaan atau divisi tertentu sepanjang suatu periode waktu.para investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan meningkatkan laba, hal ini merupakan daya tarik bagi investor dalam jual beli saham, oleh karena itu manajemen harus mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Tingkat profitabilitas akan menggambarkan posisi laba suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2008:196), Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

21 keuntungan.rasio ini juga memberikan urutan tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya penggunaan rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi suatu perusahaan. 2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Manfaat rasio profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Kasmir (2008:197) menerangkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan yakni : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri

22 6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi.tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen. Semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai, artinya posisi dan kondisi tingkat profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna. 3. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Secara umum ada empat jenis analisis utama yang digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari, (Kasmir 2008: 199) a. Profit Margin ( Net Profit Margin ) b. Return On Investment (ROI) c. Return On Equity (ROE) d. Earning Per Shares (EPS)

23 Dari keempat rasio profitabilitas di atas, rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio Net Profit Margin (NPM), Return On Investment (ROI), dan Return On Equity (ROE). a. Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan, rasio ini akanmenggambarkan penghasilan bersih perusahaan berdasarkan total penjualan. Pengukuran rasio ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih (Kasmir 2008 :200) : Net Profit Margin = x 100% b. Return On Investment (ROI) a. Pengertian Return On Investment (ROI) Menurut Mamduh M Hanafi, MBA dan Abdul Halim, MBA, Akt (2004:84) mengemukakan bahwa : Return On Total Assets (ROA) atau sering disebut Return On Investment ROI) Adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasikan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Sedangkan menurut Lukman Syamsudin (2007 : 63 ) mengatakan bahwa : Return On Investment (ROI) adalah

24 merupakan pengukuran kemampuan peusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan jumlah aktiva yang tersedia di perusahaan. Return On Investment (ROI) merupakan penilaian profitabilitas atas total asset, dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan rata-rata total aktiva. ROI menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman. Investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaandalam mengelola asset. Semakin tinggi tingkat ROI maka akan memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya ROI akan mempengaruhi minat investor dalam melakukan investasi sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham perusahaan begitu pula sebaliknya.secara matematis Return On Investment dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2008 :202) : Return On Investment = x 100% b. Faktor Faktor yang mempengaruhi ROI Menurut Mamduh M. Hanafi, MBA., dan Abdul Halim, MBA., Akt. (2003:90). Untuk meningkatkan Return on Investment (ROI) sebuah perusahaan, maka perusahaan harus mampu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

25 1. Perusahaan harus meningkatkan profit margin dan mempertahankan perputaran aktiva 2. Perusahaan harus meningkatkan perputaran aktiva dan mempertahankan profit margin. 3. Perusahaan harus meningkatkan profit margin dan perputaran aktiva secara bersamaan. c. Return On Equity(ROE ) 1. Pengertian Return On Equity(ROE) Menurut Mardiyanto (2009: 196) Return On Equityadalah : Rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham.roe dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan. Menurut Riyadi (2006 :155) ROE adalah : Perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan ROE sangat penting bagi pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham. Menurut Tambunan (2007:179) ROE digunakan untuk mengukur rate of return (tingkat imbalan hasil) ekuitas. Para analis sekuritas dan pemegang saham umumnya sangat memperhatikan rasio ini, semakin tinggi ROE yang dihasilkan perusahaan semakin tinggi harga sahamnya. Menurut Harahap (2007:156) ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka

26 tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. 2. Komponen Komponen ROE a. Profit Margin Menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2002 : 75 ) mengemukakan bahwa : Profit Margin adalah rasio yang mengukur seberapa banyak keuntungan operasional bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Jadi rasio ini menggambarkan keadaan operasi perusahaan, dimana semakin besar profit margin sebuah perusahaan maka semakin baik pula keadaan perusahaan. b. Turnover of operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha) Menurut Suad Husnan dan Enny Pujiastuti (2002:75) mengemukakan bahwa : Perputaran aktiva adalah rasio yang mengukur seberapa banyak penjualan bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki.

27 Rasio ini menghitung efektivitas penggunaantotal aktiva, semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaandapat dikatakan baik.sebaliknya apabila rasio ini rendah maka manajemen perusahaan kurang baik dan manajemen perusahaan harus mengevaluasi strategi pemasarannya maupun pengeluaran modalnya. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan rasio Net Profit Margin, Return On Investment dan Return OnEquity sebagai ukuranprofitabilitas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hasil yang berbeda mengenai pengaruh perputaran piutang terhadap berbagai ukuran profitabilitas. E. Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan sebelumnya yaitu : Nama Peneliti Imelda 2005 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tahun Penelitian Analisis Penelitian Hasil Penelitian Meneliti tentang pengaruh Kebijakan piutang kebijakan piutang dagang berpengaruh terhadap likuiditas dan signifikan profitabilitas pada PT. Seoul terhadap likuiditas Metal Indonesia yang merupakan dan profitabilitas. perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia. Sampel terdiri dari 25 perusahaan manufatur sektor industri dasar dan kimia, dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Variabel yang digunakan :

28 Martinus Damanik Ina Mumpuni Handayani 2006 2007 perputaran piutang, current ratio dan return on investment. Meneliti tentang analisis efektivitas pengelolaan kredit dan pengaruhnya terhadap profitabilitas pada perusahaan PT. Akari Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Variabel yang digunakan : perputaran piutang usaha dan rata-rata hari pengumpulan piutang. Meneliti tentang analisis pengaruh perputaran piutang terhadap return on sales, return on investment dan return onequity pada PT. Semen Gresik, Tbk periode 2000 sampai tahun 2006. Sampel terdiri dari 27 data yang diperoleh dari laporan keuangan triwulanan tahun 2000 sampai 2006, dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Variabel yang digunakan : perputaran piutang, return on sales, return on investment dan return on equity. Sumber: Skripsi Imelda 2005, Skripsi Martinus Damanik 2006, Ina Mumpuni 2007 F. Kerangka Pemikiran Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap return on sales, return on investment dan return on equity. Handayani Piutang adalah pos penting dalam perusahaan karena merupakan bagian aktiva lancar yang likuid dan yang lebih cepat berubah menjadi kas. Tetapi seringkali terjadi penagihan piutang yang tidak tepat pada waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya, sementara setiap perusahaan memerlukan aliran kas yang cukup untuk diputar dalam membiayai aktivitas operasional perusahaan sehari-hari dan agar perusahaan mampu memperoleh laba yang disebut sebagai profitabilitas.

29 Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas yang konsisten akan menjadi tolak ukur bagaimana perusahaan tersebut mampu bertahan dalam bisnisnya dan memperoleh tingkat keuntungan (return) yang memadai dibanding dengan risikonya (Prihadi, 2008:51). Penjualan secara kredit atau pemberian piutang oleh perusahaan dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan yang juga tentunya meningkatkan laba bagi perusahaan.karenanya terdapat pengaruh perputaran piutang dengan tingkat profitabilitas perusahaan, dimana jika perputaran piutang atau berubahnya piutang menjadi kas bagi perusahaan cepat maka tingkat profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga akan membaik (Yuniari : 2008). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi pengaruh perputaran piutang terhadap berbagai ukuran profitabilitas yaitu net profit margin, return on investment dan return on equity. Variabel Independen Variabel Dependen Perputaran Piutang (X) Net Profit Margin ( ) Perputaran Piutang (X) Return On Investment ( ) Perputaran Piutang (X) Return On Equity ( ) Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis