BAB IV. Analisa Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31: Analisa Penulis Tentang Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
PEREMPUAN DALAM AMSAL 31:10-31 (Studi Antropologi Budaya Terhadap Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31:10-31)

BAB IV. Refleksi Teologis

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 2000, p.11

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau salah satu jenis kesenian sebagai hasil karya manusia, seringkali

Tugas Seorang. Istri

BAB I. Pendahuluan. Banyak ilmu yang mengkaji tentang manusia, masing masing dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

Kaum Adam, Jadilah Pria Sejati

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berarti meningkatkan tanggung jawab wanita sebagai pribadi yang mandiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Victorious Living #3 - Hidup Berkemenangan #3 MAKING A CHANGE IN YOUR LIFE MENGUBAH HIDUP ANDA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Individu yang terhimpun dalam masyarakat (society) merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan sudah lama berlangsung dalam sejarah kehidupan manusia. Perkembangan

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

BAB 6. Kedewasaan Iman: Hikmat dan Iman

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB V KESIMPULAN. bab- bab sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. gemerlap. Dimana dugem yang diadopsi dari dunia barat ini telah menjadi istiah

Saudara Tidak Membutuhkan Meja Tulis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

KITAB PENGKHOTBAH 23 JULI 2012 GPIB JEMAAT IMMANUEL BEKASI PDT. ALEX LETLORA.

BAB I PENDAHULUAN. biologis melainkan merupakan fungsi dari kondisi sosial budaya.

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak

Apakah Jodoh Pilihan Tuhan atau Pilihan Sendiri? oleh Hengki Wijaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. memperbincangkan perempuan dan laki-laki. Perempuan selama ini selalu saja

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB 6 PETUNJUK-PETUNJUK NABI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

BAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III. Perempuan Dalam Amsal 31:10-31

BAB I PENDAHULUAN. itu, harus lah berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai azas pertama

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

THE YEAR OF FAVOR #5 TAHUN PERKENANAN #5 GOD S PURPOSE FOR FAVOR TUJUAN TUHAN MEMBERIKAN FAVOR

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian dan penelitian tentang studi deskriptif kondisi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

A. Malsari Kharisma Alam, A.Amidah A., Sitti Nurani S 83

ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Manusia dan Cinta Kasih

Wanita Yang Berhikmat (Amsal 31 : 10-31) Ditulis oleh Saumiman Saud Kamis, 30 April :11

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN , , ,793

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

God s Divine Favor #1 Anugerah Tuhan yang Ajaib #1 DIVINE PROMOTION - PROMOSI ILAHI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB IV PENGAKUAN TERHADAP DEBORA. hakim. Perempuan menjadi nabiah bukan suatu hal yang asing dalam kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

KEBANGKITAN FEMINISME

BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Dalam perkembangan sejarah kekristenan sejak pelayanan Tuhan Yesus sampai zaman

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Minahasa telah dimulai pada abad ke-17 dengan adanya sebuah laporan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat Karo adalah masyarakat yang menganut sistem patriaki, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keluarga pria dan perempuan mempunyai peranannya juga masing-masing. adalah keluarga (Ollenburger dan Moore, 1996 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penclitian. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

KEHIDUPAN PEREMPUAN PEDAGANG PADA MALAM HARI DI PASAR TRADISIONAL DALAM PERSPEKTIF GENDER (STUDI KASUS DI PASAR LEGI KOTA SURAKARTA) NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

BAB IV Analisa Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31:10-31 4.1 Analisa Penulis Tentang Kedudukan dan Peran Perempuan Dalam Amsal 31:10-31 Saya mencoba memahami dan menganalisa kedudukan dan peran perempuan dalam Amsal 31:10-31 dalam tinjauan antropologi budaya. Untuk itu saya memulainya dengan Pertanyaan yang paling mendasar adalah termasuk dalam budaya masyarakat manakah kedudukan dan peran perempuan dalam Amsal 31:10-31?, jika dilihat dari teori perkembangan masyarakat yang disuguhkan seperti dalam bab sebelumnya. Pertanyaan berikutnya adalah sesuai atau tidak peran perempuan dalam masyarakat tersebut dengan perempuan yang ada dalam Amsal 31:10-31?. Jika sesuai dilihat dari manakah kesesuaian tersebut. Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi pertanyaan penuntun dalam langkah menganalisa kedudukan dan peran perempuan dalam Amsal 31:10-31 ditinjau dari segi antropologi budaya. Kedudukan dan Peran perempuan dalam Amsal 31:10-31 termasuk dalam budaya masyarakat agraris seperti yang telah di jabarkan dalam bab sebelumnya. Tetapi dalam hal ini ada beberapa hal yang kurang lebih berbeda dibanding perempuan dalam masyarakat agraris, semua ini dilihat dari perempuan dalam Amsal 31:10-31 yang mana digambarkan sebagai kaum elite. Dalam BAB II seperti yang dikatakan Murdock dan Provost bahwa pekerjaan feminin yang paling konsisten ialah yang mencakup mengumpulkan bahan bakar, mempersiapkan minuman, meramu, dan menyediahkan bahan makanan dari

tumbuh-tumbuhan liar, produksi bahan susu, mencuci, mengambil air, dan memasak. Kaum wanita dikelompokan dalam bagian mangasuh anak dan melakukan kegiatan umum dalam rumah tangga. 1 hal ini tidak jauh berbeda seperti yang dijelaskan dalam BAB III bahwa dalam masyarakat Israel pada masa itu, kaum perempuan memainkan peranan penting dalam konteks kehidupan keluarga, pertama sebagai ibu dan kedua sebagai istri. Pemeliharaan, disiplin, dan pelatihan anak-anak muda adalah kewajiban si ibu. Di samping membesarkan anak, kaum perempuan bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan pakaian. 2 Secara umum kedudukan dan peran perempuan dalam masyarakat agraris dan dalam Amsal 31:10-31 adalah sama, tetapi ada beberapa bagian yang sedikit berbeda mengingat bahwa perempuan dalam Amsal 31:10-31 merupakan gambaran kaum elit. Dijelaskan dalam perikop Perempuan dalam Amsal 31:10-31 dalam ayat 15 dikatakan bahwa Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayanpelayannya perempuan. ini menunjukan bahwa istri yang dimaksud dalam Amsal 31:10-31 merupakan golongan elit karena dituliskan bahwa ia membagibagi tugas kepada pelayan-pelayan perempuan. Pelayan perempuan hanya dimiliki oleh istri yang berasal dari golongan elit. Dan karena dia adalah golongan elit jadi, bisa dikatakan sebagaian besar kehidupannya berbeda. Dalam penulisan ini jika dilihat dari perkembangan kehidupan dari berbmacam-macam masyarakat yang berkembang dari satu ciri masyarakat kepada ciri masyarakat lainnya dalam waktu yang cukup lama, dapat dilihat 1 Stephen K. Sanderson, Makrososiologi, (Jakarta : Rajawali, 2010), 402 2 Philip J. King dan Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2010), 57

bahwa peran perempuan berbeda-beda dalam berbagai tipe masyarakat tersebut. Namun ketika kita melihat dalam perkembangan masyarakat agraris dan kehidupan orang Israel maka kita akan menemukan 1 ciri yang sama yakni kedudukan dan peran perempuan yang secara garis besar sama. Perempuan dilihat hanya sebagai harta dalam kehidupan masyarakat agraris serta dalam kehidupan bangsa Israel, sementara seorang istri dipandang memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan suami dan hanya dibatasi gerak-gerikanya untuk melayani keluarga. Kedudukan dan peran seperti inilah yang didalam Amsal 31:10-31 ditunjukan pekerjaan-pekerjaan, tugas, serta tanggung jawab dari seorang istri dalam masyarakat agraris maupun dalam kehidupan Israel pada masa itu. banyak pekerjaan rumah yang menjadi rutinitas seorang Istri dalam keluarga. Mengurus anak dan suami, membuat kerajinan tangan, mencari dan mempersiapkan makanan untu seisi rumah, bekerja hingga larut malam, dan masih banyak hal yang harus dikerjakan istri, termasuk menjaga nama baik keluarga dalam kehidupan sosial. Dari bentuk-bentuk pekerjaan seorang istri yang seperti itu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, area pekerjaan seorang istri yang pertama adalah dalam rumah atau sebagian besarnya adalah untuk keluarga. Untuk itu pandangan seorang Istri yang cakap merupakan suatu ungkapan bagi setiap istri yang dapat melayani suami, anak, dan keluarga dengan baik serta menjaga nama baik keluarga itu dimata masyarakat luas. Dalam kehidupan masa sekarang yang disebut sebagai era modern, bahkan era postmodern. Dunia sudah penuh dengan banyak sekali perkembangan industri, banyak teknologi yang berkembang

semakin canggih, bahkan sebagain besar kehidupan dimasa sekarang teknologi memiliki peran penting. Manusia bahkan tidak bisa terlepas dari yang namanya teknologi, bahkan teknologi membantu manusia melakukan berbagai kegiatan didalam maupun diluar rumah. Dari begitu banyaknya perkembangan yang terjadi ini, hal yang mau dikatakan adalah sosok istri yang dijelaskan dalam Amsal 31:10-31 merupakan sosok istri yang sudah tidak ada atau tidak relevan lagi dengan zaman sekarang. Apalagi banyak gerkan-gerakan emansipasi wanita yang ditunjukan untuk memperjuangkan hak-hak seorang perempuan agar kedudukan dan pernanya sama dengan laki-laki. Pandangan-pandangan aliran feminisme yang telah berkembang bahkan membuka mata manusia tentang peran dan kedudukan perempuan. Sosok istri yang digambarkan dalam Alkitab khsusnya Amsal 31:10-31 sudah tidak cocok dalam kehidupan dimasa sekarang. 4.2 Refleksi Teologi Menurut saya dibalik penjelasan dan pembahasan tentang kedudukan perempuan dalam Amsal 31:10-31 tidak hanya ingin menunjukan bahwa kedudukan dan peran perempuan semacam itu sudah tidak sesuai dengan zaman sekarang, lalu pertanyaannya adalah untuk apa penulisan ini dibuat?. Penjelasan mengenai perempuan yang pada akhirnya menarik kesimpulan bahwa kedudukan dan peran perempuan sesuai dengan masyrakat agraris pada masa itu ingin mengatakan bahwa walaupun kedudukan perempuan semacam itu sudah tidak ada lagi di era modern sekarang ini tetapi dua hal yang saya mau katakan adalah, Yang Pertama, setiap orang diberikan hikmat dan akal budi dari Tuhan untuk melakukan segala sesuatu termasuk seorang Istri. Seorang Istri diberikan hikmat dan akal budi dari Tuhan untuk melayani keluarganya dengan sebaik-baiknya

dengan hikmat dan akal budi yang telah diberikan Tuhan itu. jadi tidak ada alasan bahwa walaupun kedudukan seorang istri tidak lagi seperti itu dimasa sekarang serta banyak hal yang dapat dilakukan istri diluar rumah, bahkan pekerjaannya pun bisa lebih tinggi derajatnya dibandingkan laki-laki atau suami, tidak bearti seorang istri tidak lagi mengurus dan melayani keluarga. Hal ini dapat diatasi dengan pembagian peran antara suami dan istri untuk menyesuaikan dan samasama bekerja untuk keluarga. karena, tanggung jawab terhadap keluarga dikerjakan oleh dua pihak bukan hanya satu. Dan hal yang kedua, yang paling penting adalah Takut akan Tuhan merupakan hal yang paling dasar yang harus ada dalam diri seorang Istri. Takut akan Tuhan merupakan awal dari segala hikmat dan akan budi (Amsal 1:7), tanpa rasa ini semua hal yang dilakukan tidak akan berhasil. Harus diingat juga bahwa seorang istri yang cakap melakukan tugas dan tanggung jawabnya bukan karena beban tetapi karena dia Takut akan Tuhan dan menikmati pekerjaan yang dia lakukan. Dalam penulisan ini tidak ada hal yang ingin menjatuhkan derajat seorang istri justru ingin menunjukan bahwa kekuatan dan peran seorang istri yang tidak bisa dipandang sebelah mata serta nilai yang istimewa untuk mejadi seorang istri yang melakukan tugasnya diluar maupun didalam rumah dengan rasa Takut akan Tuhan. Dengan begitu dia bisa melayani keluarganya dengan hikmat dan rasa Takut akan Tuhan. Bukan tidak mungkin keluarga itu akan bertumbuh dan berjalan sesuai kehendak Tuhan.