Lokakarya Fungsional Non Peneft Tentukan padang penggembalaan atau jenis tanaman yang akan diambil sampelnya kemudian ambil beberapa jenis tanaman yan

dokumen-dokumen yang mirip
Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Bahan-bahan Terdiri dari pakan hijauan segar, diantaranya rumput raja, rumput gajah, jerami, sobsi, arachis dan batang pisang. Metode Persiapan Contoh

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Cara pengeringan. Cara pengeringan akan menentukan kualitas hay dan biaya yang diperlukan.

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 997 Selain itu, nilai tambah produk olahan dan sisa produk olahan pada akhirnya akan bisa menaikkan pendapatan petan

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

Cara uji berat isi beton ringan struktural

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

KESUBURAN TANAH Jangan terlalu Kesuburan fisik: miring * Struktur tanah * Kedalaman Kesuburan kimia: * Unsur hara yang Tersedia dalam Tanah

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH PISANG SEBAGAI PAKANTERNAK

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat Prosedur Larutan Peroksida Pemilihan Jenis Leguminosa Persiapan Media Tanam

TATA CARA PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

MATERI DAN METODE. Materi

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

MATERI DAN METODE. Materi

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

PENGARUH UMUR DAN PANJANG CACAHAN RUMPUT RAJA TERHADAPEFISIENSI BAGIANYANGTERMAI{AN DOMBA DEWASA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

III. BAHAN DAN METODE

Lokakarya Fungsiona! Non Peneliti 1997 Bahan Mated Pakan Ternak (Homogen) IKadar Air I Bahan Kering Kandungan Organik Abu (An-Organik) I Mikro Mineral

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Alat dan Bahan Metode Proses Pembuatan Pelet

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi. Setiap ternak ruminansia membutuhkan makanan berupa hijauan karena

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

Temu Teknis Fungsionol non Penelh 000 dengan dosis yang tinggi pula yaitu 40 ton pupuk kandang, 900 kg urea, 450 kg TSP dan 450 kg KCL per ha/ tahun.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Berdasarkan masalah tersebut maka dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur pemotongan terhadap produksi berat segar dan kuali

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Cara pengawetan yang akan dilakukan dalam percobaan ini adalah dalam bentuk basah (kadar air tinggi). Salah satu masalah pengawetan dalam bentuk basah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai September 2013 di Desa

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB I PENDAHULUAN. pengeringan hingga kadar airnya menurun dan tahan terhadap. mikroba dan jamur, sehingga bisa disimpan dalam waktu cukup

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian di Lapangan dan Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Asam Sianida (HCN) Kulit Ubi Kayu Sebagai Pakan Alternatif. Oleh : Sri Purwanti *)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

BAB III PERANCANGAN PROSES

IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

3 METODE PENELITIAN 3.1 Survei Limbah Organik Susu Bubuk 3.2 Penelitian Lapang

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

1. PENDAHULUAN. perbaikan kualitas sumberdaya manusia. Untuk mendukung pengadaan ikan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2013 di lokasi peternakan Sapi Bali yakni

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGAMBILAN SAMPLE BAHAN PAKAN TERNAK UNTUK DIANALISA Sjamsimar Djamal Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor PENDAHULUAN Dalam suatu usaha peternakan balk yang berskala kecil maupun industri peternakan, pakan memegang peranan yang amat penting dan merupakan salah satu faktor produksi yang menentukan keberhasilan usaha tersebut. Ketersediaan pakan balk kualitas maupun kuantitas harus dapat menjamin serta mendukung bagi kelangsungan usaha. Kualitas pakan atau bahan pakan akan ditentukan oleh kandungan nilai gizi dari bahan itu sendiri, dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan gizi suatu komoditas ternak perlu diketahui terlebih dahulu kandungan nilai gizi pakan yang diberikan dengan cara menganalisa sampel dari pakan atau bahan tersebut. Analisa sampel bahan pakan pada dasarnya dapat dilakukan terhadap semua bahan baik hijauan maupun bahan-bahan lainnya. Dalam pengambilan sampel untuk dianalisa, terdapat hal-hal yang tidak boleh diabaikan diantaranya bahwa sampel tersebut harus benar-benar mewakili bahan-bahan secara keseluruhan dan tercampur secara merata. Selain itu, analisa tersebut perlu ditunjang oleh alat-alat laboratorium yang balk serta memadai sehingga diperoleh data yang akurat. Analisa bahan pakan ternak secara kimiawi perlu dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi nilai gizi yang terkandung dalam suatu bahan pakan ternak. Analisa kimia ini dilakukan dengan cara pengambilan sample yang benar-benar mewakili bahan- bahan pakan secara keseluruhan. Analisa tersebut perlu ditunjang oleh alat-alat laboratorium yang balk sehingga diperoleh data/ hasil analisa yang akurat. PENGAMBILAN BAHAN SAMPEL Rumput atau hijauan yang tidak diketahui umurnya Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk mengambil sampel rumput atau hijauan di lapangan, padang penggembalaan atau ditempat Iainnya adalah sebagai berikut : 191

Lokakarya Fungsional Non Peneft Tentukan padang penggembalaan atau jenis tanaman yang akan diambil sampelnya kemudian ambil beberapa jenis tanaman yang ada dari beberapa plat/tempat yang berbeda. Tanaman yang diambil harus mewakili dari jenis tanaman yang ada. Pengambilan sampel tanaman hendaknya pada batas kira-kira sampai dimana tanaman itu dapat dimakan ternak. Rumput atau hijauan yang akan dijadikan sampel harus diambil dalam keadaan segar. Untuk memudahkan pada proses pengeringan, rumput atau hijauan dipotong-potong kira-kira berukuran 5 cm Hijauan yang berasal dari tanaman yang berbatang seperti daun nangka,turi dan lain-lain, sebaiknya batang dibuang terlebih dahulu. Hasil-hasil pengambilan tadi dikumpulkan kemudian dicampur dan diaduk sampai merata, untuk menentukan berat basah sampel tersebut harus segera ditimbang untuk menghindari pengurangan kadar air karena penguapan. Setelah ditimbang lalu dikeringkan sampai kadar airnya mencapai 15-20%. Pengeringan bahan dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut 1. Menggunakan alat pengering seperti ; dryer/oven dengan temperatur 60 C selama + 48 jam. 2. Pengeringan dengan sinar matahari sekering mungkin agar tidak sampai berjamur atau busuk Kelebihan dan kekurangan kedua cara tersebut yaitu pengeringan dengan oven waktu yang dibutuhkan Iebih cepat dan kualitas sampel akan terjamin, sedangkan pengeringan dengan sinar matahari adaiah waktu akan tergantung kepada cuaca dan keutuhan sampel tidak akan terjamin. Oven Waktu Iebih cepat Sampel Iebih terjamin Sinar Matahari Sampel ada yang terbuang ter tiup angin. W aktu tergantung kepada cuaca Setelah kering (kadar air 15-20%), dilakukan timbangan. Untuk mendapatkan berat kering, dibungkus dengan baik Ialu dikirim ke laboratorium untuk di analisa. 1 9 2

Lokakarya Fungsional Non Penelidi B. Rumput/tanaman pakan yang diketahui umurnya 1. Rumput padangan Tentukan satu petak rumput yang luasnya + 100m2 yang kesuburan tanahnya kira-kira merupakan rata-rata dan kesuburan padangan seluruhnya. Petak itu harus dipagar agar tidak diganggu oleh ternak yang digembalakan disekitar petak tersebut. Rumput yang ada dalam pagar itu dipotong rata. Pemagaran dapat juga dilakukan pada waktu padang itu ditinggalkan ternak yaitu saat ternak digembalakan kepadang rumput lain (rotational grazing). Rumput yang ada didalam pagar tidak usah dipotong, tetapi dibiarkan tumbuh terus dengan demikian kita dapat mengambil sampel sesuai dengan keperluan misalnya pada umur 30, 40, 50 hari dan seterusnya pada umur 30,40 50 hari dan seterusnya. Setelah rumput berumur 30 had sehabis dipotong atau ditinggalkan ternak, kemudian di-potong sedikit-sedikit pada beberapa tempat yang representatif. Hasilnya dikerjakan dengan cara seperti pada pada proses pengambilan sampel yang diuraikan di atas. Berat bersih dari penimbangan sampel ini disebut berat kering pada umur 30 hari. Demikian seterusnya apabila kita akan menganalisa sampel pada umur tanaman hijauan yang berbeda. 2. Rumput potong Dari areal pertanaman yang ada ditentukan beberapa rumpun dari beberapa tempat yang representatif. Umur tanaman adalah sama sesuai dengan yang dikehendaki, misalnya 30 atau 40 hari. Rumpun yang terpilih itu dipotong dalam waktu yang bersamaan. Rumput liar disekitar rumpun percontohan perlu dibersihkan. Rumpun yang terpilih untuk sampel harus diberi tanda, dan dibiarkan tumbuh terus. Pada umur yang dikehendaki dari masing-masing rumpun itu diambil 1 atau 2 batang.beberapa hari kemudian, sesuai dengan umur yang dikehendaki dari rumpun yang sama dipotong rumpun 1 atau 2 batang, demikian seterusnya. Hasil dari setiap pengambilan itu dipotong-potong sepanjang ± 5 cm untuk memudahkan dalam proses pengeringan dan penyimpanan. Untuk menganalisa kandungan gizi dari rumput tersebut dapat dilakukan seperti pada cara-cara yang diuraikan pada bagian 1. 3. Tamaman Pakan Ternak lainnya Pengambilan contoh dapat dilakukan seperti pada rumput potong. Umur yang diambil adalah umur pada waktu tunas mulai keluar. 1 9 3

Lokakarya Fungsiona/ Non PensAW Cara pengiriman sampel Apabila sampel pakan telah dikeringkan dan dibungkus dengan baik, lalu dikirim ke alamat/laboratorium. Pada tiap-tiap sampel harus dilengkapi dengan keterangan sebagai berikut : 1. Nama rumput/tanaman : Kalau dari padangan dan rumputnya bermacam-macam sebut saja rumput padangan. 2. Umur rumput /tanaman 3. Nomor kode 4. Tanggal pengambilan contoh 5. Berat timbangan basah dan kering - Berat basah gram - Berat kering gram 6. Pengeringan dilakukan dengan : - Alat pengering 60 0 C + 48 jam - Matahari 7. Tanggal pengiriman 8. Nama/alamat pengirim : Atas nama Dinas,Lembaga,Kantor dan sebagainya. 9. Keterangan-keterangan lain ditulis dalam surat pengantar Padatan/Konsentrat Selain rumput atau hijauan, analisis sampel juga dilakukan terhadap bahan padatan seperti berbagai jenis tepung, bahan makanan hewan, pupuk, bungkil (bahan ikutan pabrik) dan lain-lain, banyaknya bahan yang dapat diambil sebagai sampel adalah 5-10 ton. Dari jumlah ini diambil sejumlah sampel dari berbagai tempat dan dijadikan satu serta dicampur sampai merata. Dari campuran tersebut diambil lagi sampel yang lebih kecil dan diaduk sampai rata. Setelah itu baru diambil sampel sebanyak 0,5 kg untuk dikirim ke laboratorium. Apabila sampel yang akan diambil dari bahan dalam jumlah besar, maka pertama-tama bahan tersebut harus diaduk rata, kemudian disebarkan dalam bentuk empat persegi dan ditarik garis diagonal. Dua kuadran yang terletak berhadapan disingkirkan dan dua kuadran yang tinggal disatukan kembali, dicampurkan lagi sebaik-baiknya. Bagian-bagian kasar yang mungkin masih ada dihaluskan. Cara ini diulang bila perlu sampai beberapa kali hingga diperoleh contoh yang seragam/homogen untuk dikirimkan. Untuk bahan-bahan yang dibungkus dalam karung diambil satu sampel dari tiap karung (tergantung dari jumlah partai dan keseragaman bahan-bahan yang hendak diperiksa ). Sampel-sampel itu dicampur sampai rata. Setelah itu baru diambil sampel untuk dikeringkan dan dianalisa. Pengambilan sampel dari zat-zat yang bersipat penarik air seperti dari jenis pupuk harus dilakukan secepat mungkin 194

Lokakarya Fungsional Non Peneliti Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membungkus sample, yaitu bahan yang dipakai harus dapat menjamin keamanan sample, artinya pembungkus menjamin tidak akan terjadi perubahan pada sample itu sejak diambil sampai saatnya dianalisa. Karena itu bahan yang bersipat menarik air atau melepaskan (Hygroskopis) hendaknya dipergunakan pembungkus yang rapat udara seperti stoples yang tertutup baik atau kaleng yang mempunyai tutup tekan. Setiap sample/contoh diberi label yang berisi - Nama bahan - Kode - Berat basah dan berat kering - Tempat pengambilan - Tanggal pengambilan - Tanggal pengiriman - Nama/alamat pengirim - Keterangan-keterangan lain ditulis dalam surat pengantar. KESIMPULAN Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengambilan sample untuk menganalisa nilai gizi suatu bahan pakan harus dilakukan dengan balk sehingga diperoieh data hasil analisa yang balk dan akurat. Tahapan-tahapan proses pengambilan sampel rumput atau hijauan balk yang diketahui maupun yang tidak diketahui umur tanaman pada dasarnya adalah sama. Pengambilan sampel dari bahan-bahan padatan, harus diperhatikan agar bahan-bahan tersebut tercampur secara merata. DAFTAR BACAAN Askar,S.dan D. Lubis 1985. Penuntun Analisa Bahan Makanan Ternak. Laboratorium Makanan Ternak. Balai Penelitian Ternak Bogor. Siregar,M.E., R. Susanto dan A.Djajanegara. 1972. Petunjuk Pengambilan Contoh Bahan Makanan Ternak dan Cara Pengirimannya Untuk dianalisa. Lembaran L.P.P. LembagaPenelitian Peternakan Bogor. Sudjadi,M. dan I.M.Widjik. 1983. Penuntun Analisa Tanaman. Buletin Teknik Penelitian tanah. No. 1/1983. Pusat Penelitian Tanah Bogor. Somaatmadja,D. 1966. Arti dan Biaya-biaya Djasa,Pengujian dan Penelitian Pada Balai Kimia.Direktorat Djenderal Perindustrian Ringan PN. PR. NURIKSA. YASA. Balai Penelitian Kimia Bogor. 195