ALAT PIROLISIS TEMPURUNG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET BIOMASSA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

Konversi Tongkol Jagung Menjadi Bio-Oil dengan Katalis Zeolit Alam

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

Uji Kinerja Screw Pyrolyzer untuk Produksi Arang Sekam Padi

UNJUK KERJA PIROLISATOR UNTUK MEMPRODUKSI GAS ASAP CAIR ( LIQUID SMOKE GASES ) SEBAGAI BAHAN PENGAWET DARI BIOMASSA LAPORAN AKHIR PENELITIAN

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

PENGARUH TOREFAKSI TERHADAP SIFAT FISIK PELLET BIOMASSA YANG DIBUAT DARI BAHAN BAKU TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

SCALE UP PROTOTYPE SCREW PYROLYSER UNTUK PIROLISIS SAMPAH KOTA TERSELEKSI

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

Pengaruh Jenis Bahan pada Proses Pirolisis Sampah Organik menjadi Bio-Oil sebagai Sumber Energi Terbarukan

6/23/2011 GASIFIKASI

BAB III METOLOGI PENELITIAN

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI. Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 ABSTRACT

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis minyak pada pertengahan 1970-an, harga bahan bakar minyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

PIROLISIS Oleh : Kelompok 3

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

PENGARUH LAJU ALIRAN AGENT GAS PADA PROSES GASIFIKASI KOTORAN KUDA TERHADAP KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKAN

TEKNIK PENGOLAHAN BIO-OIL

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

UJI ULTIMAT DAN PROKSIMAT SAMPAH KOTA UNTUK SUMBER ENERGI ALTERNATIF PEMBANGKIT TENAGA

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

PENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis

BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

SKRIPSI PERFORMANSI CO-GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKAR TEMPURUNG KELAPA DAN BATU BARA

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

PEMBUATAN BIO-OIL DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT MELALUI PIROLISASI

STUDI PENINGKATAN YIELD TAR MELALUI CO-PIROLISA BATUBARA KUALITAS RENDAH DAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN DESTALATOR DAN ANALISA KANDUNGAN SULFUR MINYAK DIESEL LIMBAH PLASTIK LDPE HASIL PIROLISIS

Transkripsi:

38 ALAT PIROLISIS TEMPURUNG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET BIOMASSA NK. Caturwati 1*, Endang Suhendi 2, Eko Prasetyo 3 1,3 Jurusan Teknik Mesin; 2 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman km.3 Cilegon. *Email : n4wati@untirta.ac.id Abstrak Kelangkaan bahan bakar fosil disertai peningkatan kebutuhan energi memaksa kita untuk mengembangkan sumber-sumber energi lain diluar energi fosil sebagai bahan baku energi. Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah agroindustri Indonesia dewasa ini yang ketersediaannya cukup melimpah. Pemanfaatan tempurung kelapa sawit sebagai bahan bakar dalam bentuk briket cukup menjanjikan untuk dikembangkan. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan alat pirolisis tempurung kelapa sawit dalam skala laboratorium dengan menggunakan metode VDI 2221 dengan temperatur pirolisis yang dapat di atur : 250 C, 300 C, 350 C dan 400 C. Untuk proses pirolisis selama 1 jam menghasilkan produk char (padatan) sebagai bahan baku briket dengan nilai kalor yang cukup tinggi sebesar 7070,335 kalori/gram. Kata kunci : metode vdi 2221, pyrolisis, tempurung kelapa sawit, 1. PENDAHULUAN Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan, dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia sehingga fase padat berubah menjadi fase gas. Proses ini merupakan proses penguraian melalui pemanasan dengan jumlah oksigen yang sangat terbatas. Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu padatan (Char), cairan (Biooil), dan gas (H2, CO, CO2, dan CH4). Padatan (char) hasil pyrolisis tempurung kelapa sawit merupakan bahan baku briket dengan nilai kalor yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini dilkukan pembuatan alat pyrolisis dengan menggunakan alat pemanas listrik. Selain dihasilkan produk char, juga diperoleh cairan (bio-oil) dari hasil kondensasi gas hasil pyrolisis yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku pengawet. Perancangan yang dilakukan menggunakan pendekatan dengan metode VDI 2221, yang merupakan suatu metode penyelesaian masalah dengan mengoptimalkan penggunaan material, teknologi dan aspek ekonomi yang dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu : Penjabaran tugas perancangan. Perancangan konseptual. Perancangan wujud Perancangan detail Berdasarkan Encyclopedia of Energy Technology and the Environment, pirolisis didefinisikan sebagai proses dekomposisi panas untuk memproduksi gas, cairan organik (tar), dan padatan sisa (char). Pirolisis biasanya dipahami sebagai dekomposisi panas yang terjadi pada kondisi bebas oksigen, tetapi pirolisis yang oksidatif hampir selalu menjadi bagian yang terkaitan dari proses pembakaran dan gasifikasi. Gas, cairan dan padatan hasil pirolisis dapat digunakan sebagai bahan bakar, dengan atau tanpa pengolahan lebih lanjut dan sebagai bahan baku dari industri kimia dan material. Bahan-bahan yang cocok sebagai umpan proses pirolisis antara lain batu bara, biomassa, plastik, karet, dan kandungan selulosa (50%) dari sampah perkotaan (Serio, 2004). Proses pirolisis dikategorikan menjadi 4 tipe yaitu (Goyal, dkk., 2006) : a. Pirolisis lambat b. Pirolisis Cepat c. Pirolisis Kilat d. Pirolisis Katalitik Biomassa ISSN 2407-7852

Produk Pirolisis; Pirolisis biomass menghasilkan produk yang mengandung cairan, gas dan arang padat (Char). Produk utama hasil pirolisis biomass adalah produk cair dengan perolehan mencapai 75% dari umpan kering (kadar air umpan kurang dari 10% berat). Perbandingan produk tersebut bergantung pada jenis umpan, temperatur pirolisis, laju pemanasan, dan waktu tinggal. Tetapi pada umumnya terdiri atas 40 65%-w cairan organik, 10 20%-w char, 10 30%-w gas dan 5 15%-w air dengan basis umpan kering. Kebanyakan reaktor pirolisis membutuhkan umpan yang mengandung 5 15%-w air.(diebold, 1999). 1. METODOLOGI PENELITIAN Metode perancangan yang digunakan dalam pembuatan alat pirolisis ini adalah metode VDI 2221 (Verein Deutscher Ingenieure), Persatuan Insinyur Jerman. Tahapan yang harus dilakukan adalah : 2.1 Tugas Perancangan Tugas utama adalah membuat sebuah alat pirolisis dengan fungsi mendekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen, dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu padatan (Char), cairan dan gas. Pembuatan pirolisis ini juga diharapkan dapat dibuat dengan material yang sederhana agar bernilai ekonomis. 2.2 Perancangan Konseptual Setelah penjabaran tugas perancangan jelas dibuat selanjutnya dilakukan perancangan konseptual dengan membuat beberapa skema varian yang sesuai dengan tujuan dari tugas perancangannya. Beberapa skema varian yang mungkin dibuat adalah : Varian 1 Gambar 1. Skema varian 1 Pada skema varian 1 ini sistem pemanas (reaktor) menggunakan tungku pembakaran, dimana bahan bakar yang digunakan dapat berupa kayu bakar, minyak maupun gas. Namun temperatur proses pyrolisis tidak dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Varian 2 Gambar 2. Skema varian 2 Flywheel Jurnal Teknik Mesin Untirta 39

Skema pada varian 2 menggunakan tungku pembakaran luar. Namun dengan sistem ini temperatur proses pyrolisis tidak dapat diatur sesuai kebutuhan. Varian 3 Gambar 3. Skema varian 3 Pada skema varian 3 yang menggunakan elemen pemanas berupa kawat nikelin berbentuk spiral yang dililitkan melingkar pada wadah reaktor dan dialiri arus listrik, kemudian disertai termokopel untuk mengatur suhu reaktor. Dengan rancangan varian 3 maka pengaturan temperatur proses ini menjadi lebih mudah dilakukan. 2.3 Perancangan Wujud 40 ISSN 2407-7852

Gambar 4. Diagram alir perancangan Proses perancangan wujud alat dilakukan dengan mengikuti diagram alir seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Proses perancangan wujud dimulai dari pemilihan bahan pada baian-bagian alat utama antara lain : 1. Bahan Reaktor Sehubungan dengan temperatur yang cukup tinggi serta perubahan komposisi kimia pada saat dekomposisi bahan baku, maka material pemanas (reaktor) terbuat dari bahan stainless steel, karena tahan temperatur tinggi serta tidak mudah ter korosi. 2. Kondensor Material untuk kondensor gas hasil pyrolisis adalah stainless steel dengan jenis surface condensor tipe vertical condensor, karena dapat dibuat dan dipasang dengan mudah. 3. Kawat Pemanas Material kawat pemanas dipilih kawat nikelin dengan koefisien muai sebesar 23x10-5 m/ C yang merupakan bahan dengan resistivitas tinggi [A. A. Ngr Dharma Putra, dkk, 2009] 4. Pompa Mengingat kapasitas pompa yang diperlukan untuk mengalirkan air pendingin pada sistem kondensor yang cukup kecil maka digunakan pompa aquarium jenis P3900 dengan spesifikasi 220/240 volt, 50 Hz, 43 watt, Hmax 2,5 M, Flmax 2800 L/h 5. Regulator listrik Regulator/stabilizer adalah alat penstabil tegangan listrik untuk menjaga agar sistem pemanas tidak cepat rusak. Setelah pemilihan bahan dilakukan desain prototype dengan menggunakan perangkat lunak. Dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan software solidwork. Desain Reaktor Desain Kondensor Gambar 5. Desain pemanas Gambar 6. Desain kondensor Flywheel Jurnal Teknik Mesin Untirta 41

Desain Kerangka Desain Kontrol panel Gambar 7. Desain rangka pirolisis Gambar 8. Kontrol panel Desain Keseluruhan Gambar 9. Skema keseluruhan alat pyrolisis 2.4 Pembuatan Alat Pirolisis Setelah pemilihan beberapa komponen yang sesuai denga spesifikasi yang akan dibuat maka selanjutnya adalah merakit komponen tersebut menjadi satu bagian, akan tetapi sebelum merakit diperlukan komponen lain sebagai penunjang agar alat yang akan dibuat sesuai dengan desain yang telah dibuat. 42 ISSN 2407-7852

Ada beberapa tahap pembuatan yang dilakukan untuk membuat alat pirolisis ini, diantaranya adalah sebagai berikut : Pembuatan pemanas Bagian luar tabung diberi lapisan keramik yang bagian dalam (bersentuhan dengan tabung stainless steel) diberi alur melingkar sebagai alur penempatan kawat nikelin yang bertindak sebagai pemanas. Ikat lapisan luar keramik dengan kawat agar kuat. Kemudian dilapisi potongan-potongan bata tahan api pada bagian terluar sebagai isolator panas. Dan terakhir melapisinya dengan bahan seng agar kuat Gambar 10. Pemanas (Reaktor) Pembuatan kondensor Kondensor dipergunakan untuk mengubah sebagian unsur-unsur gas hasil pyrolisis menjadi cairan. Bahan stainless steel dipergunakan dalam pembuatan kondensor karena tahan temperature tinggi dan tahan korosi. Jenis kondensor yang dipergunakan adalah surface condensor tipe vertical condenser Hasil perakitan Gambar 11 Kondensor Gambar 12. Alat Pyrolisis perakitan Flywheel Jurnal Teknik Mesin Untirta 43

Gas filter merupakan saringan gas buang hasil akhir pyrolisis setelah sebagian unsure di cairkan oleh kondensor agar aman dibuang ke udara bebas. 2. UJI PERFORMA ALAT. Pengujian alat pirolisis ini dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Bahan baku yang digunakan limbah tempurung kelapa sawit. Pengujian dilakukan dengan variasi waktu pirolisis 1; 1,5 dan 2 jam dan temperatur pirolisis mulai dari 250, 300, 350 dan 400 0C dengan laju pemanasan rata-rata 4,15 0C/menit. 2.1 Data Hasil Pengujian Jumlah bahan baku awal 500 gram tempurung kelapa sawit dilakukan pengujian dengan memvariasikan temperatur pemanas pirolisis kemudian padatan yang dihasilkan setelah 1 ; 1,5 dan 2 jam proses pirolisis ditimbang. Data padatan (Char) yang didapat dimuat dalam tabel 1. Tabel 1. Massa padatan (Char) hasil proses pirolisis. Data di atas dibuat grafik seperti dibawah ini. Gambar 13. Pengaruh temperatur pirolisis terhadap massa padatan (Char) Pengaruh temperatur terhadap massa padatan (Char) hasil pirolisis terlihat pada grafik diatas, dimana semakin tinggi temperatur pirolisis maka semakin sedikit massa padatan (Char) yang dihasilkan. Setiap kenaikan temperatur pada proses pirolisis akan disertai dengan penurunan massa padatan (Char) biomassa, kenaikan temperatur pirolisis mengakibatkan meningkatnya energi panas untuk mendekomposisi biomassa terutama kandungan zat mudah terbangnya (volatilematter) sehingga terjadi perubahan biomassa pada kondisi sebelum dan setelah pirolisis. 3.2 Nilai Kalor Padatan (Char) Yang Dihasilkan 44 ISSN 2407-7852

Untuk mengetahui nilai kalor padatan (Char) yang dihasilkan dari alat pirolisis tersebut penulis menguji dengan menggunakan Bom Calorimeter. Pengujian dilakukan di laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta. Nilai kalor dimuat dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil pengujian nilai kalor dengan waktu pyrolisis1 jam 3. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengujian alat pirolisis dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Alat pirolisis ini layak digunakan untuk proses karbonisasi biomassa menjadi bahan baku pembuatan briket. 2. Semakin tinggi temperatur pirolisis yang diberikan maka produk padatan (Char) yang dihasilkan semakin sedikit. Nilai kalor dari limbah tempurung kelapa sawit hasil pirolisis untuk proses temperatur 250-400 0 C pada waktu 1 jam pirolisis dengan nilai 6942,531 kal/gr - 7070,335 kal/gr. kal/gr Daftar Pustaka Goyal, H.B., Seal, D., Saxena, R.C., 2006. Bio-Fuels from Thermochemical Conversion of Renewable Resources : A Review. India Institute of S Petroleum. India. Serio, M., Wojtowiez, S. Charpenay, 2004, Pyrolisis, Chapter in Encyclopedia of Energy Technology and The Enviromental, John Wiley & Sons, New York. A A Ngr Dharma Putra, I Gst Ag Gd Mega Perbawa, Putu Rusdi Ariawan, 2009, Penghantar Bahan Listrik. Jurusan Teknik Elektro Universitas Udayana, Jimbaran- Bali. Diebold, J. P.1999. Overview of Fast Pyrolisis of biomassa for the Production of Liquid Fuel, USA Flywheel Jurnal Teknik Mesin Untirta 45