BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

II KAJIAN PUSTAKA. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2008:1.4) Dalam proses pembelajaran apabila penguasaan siswa terhadap materi yang

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

Apa itu CTL? M n e g n a g p a a p a h a h r a us u s C TL

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

BAB II KAMAN PUSTAKA. A. Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemahaman Peredaran Darah. mempertinggi, sedangkan kemampuan. artinya kecakapan.

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) DAN TEORI BANDURA. A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

YUNICA ANGGRAENI A

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mendidik generasi penerus bangsa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Matematika Sekolah dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I. kedewasaan. Purwanto (2007: 10) menyatakan pendidikan ialah pimpinan yang

FIELD STUDY: PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MATERI-MATERI FISIOGRAFIS 1

Fitriana Rahmawati STKIP PGRI Bandar Lampung. Abstrak. n 1 +n 2 2

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKTIF DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU ` NI NYOMAN SATYA WIDARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran dalam Satyasa (2007:3) diartikan sebagai semua benda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam KTSP, terdapat standar kompetensi yang menuntut siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme Belajar merupakan komponen penting dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan atau pengalaman. Teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara individual menemukan dan menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisikannya bila perlu. Menurut Asri Budiningsih (2005:61), Teori belajar konstuktivisme mengakui bahwa siswa akan dapat menginterpretasikan informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latar belakang dan minatnya. Hal ini berarti pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran siswa harus aktif sehingga siswa menjadi pusat kegiatan belajar di kelas. Teori belajar konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Menurut pandangan Piaget dan Vigotsky adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar dan juga tentang penggunaan kelompok kelompok belajar dengan kemampuan anggotanya yang beragam, sehingga terjadi perubahan

8 konseptual. Piaget menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun di dalam pikiran siswa. Menurut Asri Budiningsih (2005:97), Keaktifan siswa menjadi unsur yang amat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Aktivitas mandiri adalah jaminan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Proses pembelajaran konstruktivisme Piaget menekankan pada kegiatan internal individu terhadap objek yang dihadapi dan pengalaman yang dimiliki sesorang. Konsep belajar konstruktivisme Vigotsky mengartikan bahwa belajar adalah adanya sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Menurut Asri Budiningsih (2005:124), dua elemen penting itu adalah: Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar. Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya. Konstruktivisme Vigotsky menekankan pada interaksi sosial dan melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan sosial. Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vigotsky menekankan pentingnya interaksi dengan teman sebaya melalui pembentukan kelompok belajar. Kelompok belajar memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif dan kesempatan untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan siswa kepada teman sebaya. Hal ini nantinya akan membantu siswa untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas dan melihat ketidaksesuaian pandangan diri mereka sendiri.

9 2.2. Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Howey R, Keneth dalam bukunya Rusman (2010:190), Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif atau nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Belajar melalui apa yang dialami dan apa yang dipelajari akan lebih bermakna jika dibanding dengan pembelajaran yang berorientasi penguasaan materi. Pembelajaran yang berorientasi dengan penguasaan materi telah terbukti berhasil dalam evaluasi dalam jangka pendek tetapi gagal dalam membekali peserta didik memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang. Pendekatan Contextual Teaching and Learning disingkat menjadi CTL adalah model pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan. 2.2.1. Prinsip Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu model pembelajaran sehingga dalam implementasinya memerlukan perencanaan yang mencerminkan konsep dan prinsip Contextual Teaching and Learning

10 (CTL). Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik sendiri yang membuat adanya perbedaan dalam membuat desain atau skenario yang sesuai dengan model yang akan diterapkan. Untuk mewujudkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang ideal menurut Rusman (2010:193), terdapat tujuh prinsip kontekstual yang harus dikembangkan oleh guru, yaitu : 1. Konstruktivisme (Contructivism) Pengetahuan bukan seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi makna melalui pengalaman yang nyata. Oleh karena itu, dalam CTL strategi untuk membelajarkan siswa menghubungkan antara setiap konsep dengan kenyataan merupakan unsur yang diutamakan dibandingkan dengan penekanan terhadap seberapa banyak pengetahuan yang harus diingat oleh siswa. 2. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri. Model atau sistem pembelajaran yang membantu siswa baik secara individu maupun kelompok belajar untuk menemukan sendiri sesuai dengan pengalaman masing-masing. 3. Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampuasn guru dalam menggunakan pertanyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran. 4. Masyarakat belajar (Learning Community) Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari temanteman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community, bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain melalui berbagai pengalaman (sharing). 5. Pemodelan (Modeling) Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model itu, memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh cara mengerjakan sesuatu, dengan begitu guru memberi model tentang bagaimana cara belajar.

11 6. Refleksi (reflection) Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam hal belajar dimasa yang lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. 7. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengidentifikasi bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena gambaran tentang kemajuan belajar itu diperlukan disepanjang proses pembelajaran, mak assessment tidak dilakukan diakhir periode seperti akhir semester. Program pembelajaran yang dirancang oleh guru dalam bentuk tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran siswa harus tercermin penerapannya dari ketujuh komponen CTL dengan jelas. Adanya ketujuh komponen tersebut maka setiap guru memiliki persiapan yang utuh mengenai rencana yang akan dilaksanakan dalam membimbing kegiatan belajar-mengajar di kelas. 2.2.2. Skenario Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Desain atau skenario merupakan pedoman atau alat kontrol dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan CTL guru harus manyusun desain terlebih dahulu. Intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut menurut Rusman (2010:199), dalam pembelajarannya dapat dilakukan sebagai berikut:

12 1. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus dimilikinya. 2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topic yang diajarkan. 3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan. 4. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, Tanya jawab, dan lain sebagainya. 5. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bida melalui ilustrasi, model, bahkan yang sebenarnya. 6. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 7. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa. 2.2.3. Tahap-tahap Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Pembelajaran dengan model berbasis CTL terdiri dari lima tahap seperti yang dikemukakan oleh Nurhadi dalam bukunya Kunandar (2007:358) sebagai berikut : Tabel 2.2.3 Tahap Pembelajaran dengan Model Berbasis CTL Tahapan Tahap 1 : Orientasi kepada masalah Tahap 2 : siswa Kegiatan Guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru membantu siswa mendefinisikan dan Mengorganisasi siswa untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

13 Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual kelompok Tahap 4 : dan Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya. Guru membantu siswa merencanakan dan Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, menyajikan karya Tahap 5 : Menganalisis hasil dan video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan mengevaluasi proses proses-proses yang mereka gunakan. pemecahan masalah Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

14 4. Ciptakan masyarakat belajar. 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. 2.3. Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Dalam Kurikulum SMK Melakukan Prosedur Administrasi merupakan salah satu pembelajaran produktif pada program keahlian administrasi perkantoran. Melakukan Prosedur Administrasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai cara menulis berbagai surat baik surat bisnis maupun surat dinas. Tujuan akhir setelah mempelajari Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi siswa harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam membuat surat dan menyimpannya dengan baik dan benar. 2.3.1. Melakukan Surat Menyurat Melakukan Surat Menyurat adalah salah satu pokok bahasan di dalam kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi. Pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat menyangkut berbagai jenis surat salah satunya adalah surat bisnis.

15 2.3.2. Surat Bisnis Surat Bisnis adalah surat yang dibuat oleh organisasi yang mencari keuntungan (profit oriented), yang isinya berkaitan dengan kegiatan organisasi dalam melakukan transaksi bisnis. 2.3.3. Surat Permintaan Penawaran Surat Permintaan Penawaran adalah surat yang berasal dari calon pembeli kepada pihak penjual yang isinya meminta keterangan daftar harga barang-barang atau jasa yang hendak dibeli dari penjual. Di dalam surat permintaan penawaran yang resmi, biasanya calon pembeli meminta keteranga-keterangan tentang: (1). Nama, jenis, tipe, ukuran, kapasitas, model barang; (2). Cara pembayaran; (3). Cara penyerahan/pengiriman barang; (4). Keterangan teknis dan perawatannya; (5). Contoh barang; dan (6). Kemudahan-kemudahan yang mungkin diperoleh pembeli seperti service, garansi, fasilitas, dan lain-lain. Selain daftar harga, dalam surat permintaan penawaran dapat juga diminta keterangan-keterangan yang lengkap berhubungan dengan barang yang dipesan berupa: sample, leaflet, booklet, brosur/prospectus, dan katalogus. 2.3.4. Surat Penawaran Surat Penawaran adalah surat dari penjual kepada calon pembeli, yang isinya menawarkan barang atau jasa. Isi pokok sebuah surat

16 penawaran yang baik adalah sebagai berikut: (1). Menyebutkan nama, jenis, mutu, kualitas barang yang ditawarkan; (2). Menyebutkan harga satuan; (3). Menyebutkan cara pembayaran yang dikehendaki; (4). Menyebutkan cara penyerahan barang; (5). Menyebutkan besarnya potongan (bila ada); (6). Menyebutkan kemudahan-kemudahan lainnya, misalnya garansi service gratis, dan lain-lain. 2.4. CTL Dalam Pembelajaran Administrasi Perkantoran Pokok Bahasan Melakukan Surat Menyurat Mata pelajaran yang ada pada program keahlian Administrasi Perkantoran adalah mata pelajaran yang membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan pemahaman dalam pembelajarannya. Khususnya mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat. Pokok bahasan ini sangat berkaitan erat dengan kehidupan seharihari. Oleh karena itu, model pembelajaran yang cocok diterapkan pada pokok bahasan ini adalah model pembelajaran CTL. Sesuai dengan pendapat Elaini B. Johnson (2010:57) yang mengatakan bahwa : Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Hal ini penting diterapkan agar informasi yang diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan, tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan diterapkan dalam tugas pekerjaan.

17 Berdasarkan pernyataan tersebut, maka konteks layak mendapat perhatian penting. Melalui konteks tersebut pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih mudah untuk mengerti karena pengetahuan tidak hanya untuk dihafal. 2.5. Kerangka Pikir Kerangka dasar penelitian disusun berdasarkan permasalahan pada Bab I, penyusunannya adalah sebagai berikut: Kondisi Awal Belum menerapkan model pembelajaran CTL Aktivitas dan hasil belajar siswa Siklus I Tindakan Menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model CTL Planning, Acting, Observing, Reflecting Siklus II Planning, Acting, Observing, Reflecting Aktivitas dan hasil belajar siswa Aktivitas dan hasil belajar siswa Sesuai dengan indicator keberhasilan Kondisi Akhir Melalui pembelajaran dengan menggunakan model CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

18 2.6. Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian ini adalah bahwa penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Perkantoran pokok bahasan Melakukan Surat Menyurat Kelas X.3 Program Keahlian Administrasi Perkantoran Semester 1 Tahun Pelajaran 2011-2012 SMK Kristen Salatiga untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.