Penggunaan Teknologi Web Service. pada Sistem Registrasi PPJK

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI WEB SERVICE PADA SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN WEB SERVICE

WEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12

Web Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

By : Agung surya permana ( )

Arsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE (SOA)

TUGAS SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB. PHP Web Service. Nama : Ilham NIM : Kelas : 6B. Daftar isi

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TATAKERJA REGISTRASI PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Basis Data Terdistribusi didefinisikan sebagai sebuah collection of multiple,

Firewall & WEB SERVICE

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 65/PMK.04/2007 TENTANG PENGUSAHA PENGURUSAN JASA KEPABEANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa STMIK AMIKOM Purwokerto

BAB 1 Service Oriented Architecture 1.1 Evolusi SOA

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK APLIKASI PELAYANAN KESEHATAN BERBASIS SERVICE-ORIENTED ARCHITECTURE

Teknik Informatika S1

Implementasi Service-Oriented Architecture dengan Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM KEAMANAN DATA PADA WEB SERVICE MENGGUNAKAN XML ENCRYPTION

Prosiding SNaPP2012Sains, Teknologi, dan Kesehatan. Ari Muzakir

APLIKASI BERBASIS WEB

Basis Data 2. Database Client / Server. Arif Basofi, S.Kom. MT. Teknik Informatika, PENS

IMPLEMENTASI WEB-SERVICE UNTUK PEMBANGUNAN SISTEM KARTU RENCANA STUDI (KRS) ON-LINE

1. PENDAHULUAN Saat ini, dua teknologi paling populer yang digunakan pada Internet adalah dan World Wide Web. Pada beberapa tahun yang akan

PENERAPAN SOA SEBAGAI ALTERNATIF PENGINTEGRASIAN MULTI SISTEM INFORMASI

FORM DESKRIPSI APLIKASI SAAT INI

PERANCANGAN DAN UJI COBA KEAMANAN PADA JALUR TRANSPORT WEB SERVICE MENGGUNAKAN METODE XML SIGNATURE DAN XML ENCRYPTION

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seluler (mobile) seperti telepon pintar (smartphone) dan komputer tablet. Android

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tablet layar sentuh (touchscreen) yang berbasis Linux. Seiring perkembangannya

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran tertentu, sedangkah menurut (Hall, 2007) mengatakan sistem adalah. adalah sebuah sistem harus lebih dari satu bagian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. pendapat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Membagi tanggung jawab bersama sama untuk mencapai tujuan.

PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Hasil Survey Webserver oleh Netcraft [NET17]

SISTEM CEISA TPB. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

komprehensip dan menjadi rujukan bagi rumah sakit PKU Muhammadiyah di

BAB I PENDAHULUAN. sistem lain. Dalam hal tersebut, database yang tersebar di suatu instansi atau

Rancang Bangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Paradigma Pengembangan Terintegrasi Menggunakan Enterprise Service Bus (ESB)

Lebih kompatibel dengan Windows karena memang IIS adalah keluaran Microsoft.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi semakin pesat sampai saat ini dengan terus dikembangkannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Pemanfaatan web service untuk integrasi data pada sistem informasi eksekutif

Pemrograman Aplikasi Berbasis Sistem Komputer. KTP Online. Nama : Andreas NIM : Departemen Teknologi Informasi

Berikut merupakan salah satu contoh dari pesan SOAP (SOAP Message):

BAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.

IMPLEMENTASI WEB SERVICE UNTUK SISTEM PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN

Pemanfaatan dan Implementasi Library XMLSEC Untuk Keamanan Data Pada XML Encryption

Dasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 24/BC/2007 TENTANG MITRA UTAMA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

PEMROGRAMAN WEB. Agussalim

Pemanfaatan Web Service Sebagai Integrasi Data Farmasi di RSU Banyumas (Web Service Useness as a Pharmacy Data Integration in RSU Banyumas)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Proposal. Sistem Informasi Manajemen Perusahaan (SIMPRUS) ~ 1 ~

PRAKTIKUM. Rekayasa Web. Modul 6: Restful API Server & Client Codeigniter. Laboratorium Teknik Informatika Universitas Pasundan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI REKAM MEDIS BERBASIS MOBILE

Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Juni 2011

Sistem Informasi Praktik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Berbasis Web

Daftar Isi. User Manual. Aplikasi e-inkaber untuk Customer VERSI 2.2

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi.

[PROPOSAL PENAWARAN]

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Service Oriented Architecture (SOA) Konsep Service Oriented 2-1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERGUDANGAN DI CV. GRAHA EKSOTIKA BERBASIS WEB SERVICE

[PROPOSAL PENAWARAN]

Daftar Isi. User Manual. Aplikasi e-inkaber untuk Petugas BC VERSI 2.1

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. disesuaikan dengan desain sistem yang sudah dibuat. Rancang Bangun sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan. Data Warehouse sebagai sarana pengambilan keputusan, merupakan

KOP PERUSAHAAN. Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA. Kepada : Yth. Kepala KPU... Di...

NOMOR : KEP-03/BC/2003 NOMOR : 01/DAGLU/KP/I/2003 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI IMPORTIR

BAB III PERANCANGAN SISTEM E-PROCUREMENT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SINGLE SIGN ON (SSO) MENGGUNAKAN STANDAR SAML PADA SISTEM INFORMASI UNIKOM

TEKNOLOGI APLIKASI WEB BERBASIS SERVER

DAFTAR ISI. Halaman. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...ix. DAFTAR GAMBAR...x. 1.1 Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang

Xcode Intensif Training. Advanced ethical web. hacking & security

BAB IV DESKRIPSI SISTEM. manual. Manual di sini mempunyai arti bahwa belum adanya sebuah sistem yang

PROSES, OBJEK DAN LAYANAN TERDISTRIBUSI

DISTRIBUTED OBJECT CORBA & RMI. Sistem terdistribusi week 13

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAF WebProjector. Dynamic Application Form. Application Server. Service Control Manager (SCM) DB Connector RDBMS

SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI BARANG BERBASIS WEB SERVICE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN WEB SERVICES PADA INTEGRASI DATA FARMASI DI RSU BANYUMAS

Implementasi PHP Web Service Sebagai Penyedia Data Aplikasi Mobile

Gambar 5 Kerangka penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2 Bab 2

Keamanan Sistem World Wide Web

Transkripsi:

Makalah Sistem Aplikasi Penggunaan Teknologi Web Service pada Sistem Registrasi PPJK Disusun Oleh : Khilmi Mubarok NIP 060098070 Pranata Komputer Pertama pada Dit. IKC DJBC

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI 1 ABSTRAK 2 BAB I PENDAHULUAN 3 A. Latar Belakang 3 B. Tujuan Penulisan 4 C. Metode Penelitian 5 D. Sistematika Penulisan 5 BAB II ALUR PROSES REGISTRASI PPJK 6 A. Gambaran Umum 6 B. Alur Proses Registrasi PPJK 7 C. Alur Proses FrontEnd 8 D. Alur Proses BackEnd 9 BAB III PENGGUNAAN TEKNOLOGI WEB SERVICE 11 A. Gambaran Umum Teknologi Web Service 11 B. Unsur-Unsur dalam Web Service 12 C. Keuntungan Penerapan Web Service 13 D. Aspek Keamanan Web Service 14 BAB IV PENERAPAN WEB SERVICE DALAM SISTEM REGISTRASI 15 PPJK A. Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK 15 B. Penggunaan Web Service dalam Sistem Registrasi PPJK 16 C. Web service sebagai service / business layer Sistem Registrasi 20 PPJK BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 23 A. Kesimpulan 23 B. Saran 24 DAFTAR PUSTAKA 25 LAMPIRAN 1

ABSTRAK Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berusaha menata kembali pengelolaan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) dengan mewajibkan setiap PPJK melakukan registrasi. Untuk mempermudah proses registrasi tersebut dibuat Sistem Registrasi PPJK. Alur proses dalam registrasi PPJK mensyaratkan adanya komunikasi data dari semua Kantor Wilayah DJBC dengan kantor Pusat. Untuk memenuhi hal ini diperlukan satu teknologi yang menjawab kebutuhan tersebut dengan kendala bandwith jaringan yang terbatas. Perkembangan teknologi telah banyak memudahkan pekerjaan kita dalam menyelesaikan masalah. Salah satunya adalah teknologi web service untuk proses komunikasi data. Penerapan web service memiliki beberapa keuntungan yaitu komunikasi data melalui http atau Internet protocol yang terbuka, di support oleh pemain utama dalam dunia TI seperti Microsoft, SUN, IBM, W3C, Oracle. Web service dibangun berdasarkan text base document dengan format XML, sehingga untuk komunikasi data relatif lebih ringan dibandingkan dengan aplikasi yang mengakses langsung database melalui suatu jaringan. Dalam Sistem Registrasi PPJK, Web service merupakan sarana utama yang digunakan dalam pertukaran database. Disamping sebagai sarana pertukaran data dan integrasi aplikasi, web service juga digunakan sebagai business layer dalam Sistem Registrasi PPJK. Di dalam business layer inilah bisnis proses aplikasi dituangkan sehingga aplikasi menjadi lebih modular, mempermudah maintenance dan pengembangan. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini DJBC sedang melakukan berbagai pembenahan dalam setiap kegiatannya. Salah satu pembenahan yang dilakukan oleh DJBC adalah menata ulang Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, yang diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006, dalam dalam hal importir atau eksportir tidak dapat melakukan sendiri pengurusan pemberitahuan pabean, importir dan eksportir tersebut dapat menguasakan kepada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan. Disini dapat dilihat bahwa PPJK mempunyai peranan yang penting dalam pelayanan kepabeanan kepada masyarakat, sehingga dipandang perlu untuk menyempurnakan ketentuan yang mengatur persyaratan untuk menjadi Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan antara lain keharusan memiliki kejelasan dan kebenaran kedudukan, identitas pengurus dan penanggung jawab, dan kompetensi ahli kepabeanan. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut adalah diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 65/PMK.04/2007 tentang Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-22/BC/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok dan Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan. Peraturan ini mewajibkan semua PPJK untuk melakukan registrasi ke Tim Registrasi PPJK Kantor Pusat DJBC. PPJK baru dapat melaksanakan kegiatan kepabeanannya apabila telah memiliki Nomor Pokok yang diterbitkan oleh DJBC. Registrasi merupakan upaya untuk menertibkan PPJK yang jumlahnya semakin banyak, yang tidak jarang ada PPJK yang menyalahgunakan usahanya untuk melakukan kegiatan illegal terutama dibidang kepabeanan. Untuk mendukung pelaksanaan registrasi PPJK, Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai sebagai unit yang mempunyai tugas melaksanakan otomasi sistem dan prosedur Kepabeanan dan Cukai, membuat Sistem Registrasi PPJK. Sistem ini dibuat untuk memudahkan PPJK dalam pengajuan registrasi, memudahkan pegawai dalam proses persetujuan registrasi dan menghindarkan terjadinya kolusi antara PPJK dan pegawai DJBC selama proses 3

tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya sistem yang handal, aman dan mudah digunakan baik oleh PPJK dan oleh pegawai. Berdasarkan Rekomendasi Blue Print IT DJBC yang dikeluarkan oleh Daya Makara UI, Sistem dibuat secara terpusat (centralized). Dengan model ini, semua data dan proses dilakukan di Server Kantor Pusat. Sistem ini membutuhkan komunikasi data yang handal, sedangkan kondisi infrastruktur jaringan yang dimiliki oleh DJBC saat ini kurang memadai. Hal ini memicu pengembangan sistem yang centralized tetapi tetap bisa berjalan meskipun dalam kondisi jaringan yang minimal, sehingga harus dicari teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang demikian pesat, muncul metode-metode baru yang memecahkan berbagai masalah, antara lain teknologi web service. Sistem Registrasi PPJK dikembangkan dengan menggunakan teknologi tersebut. Pemilihan ini didasarkan pada kebutuhan akan adanya aplikasi yang mudah digunakan, mudah diakses di berbagai tempat, komunikasi data yang baik dalam kondisi jaringan terbatas dan keamanan sistem yang baik. Kemudahan yang diinginkan dari sisi PPJK adalah aplikasi yang mudah digunakan, informatif dan mudah diakses. Sedangkan dari sisi pegawai menginginkan aplikasi yang terjaga kerahasiaan datanya, kejelasan alur kerja, kemudahan komunikasi data antara satu tempat dengan tempat yang lain dan tersedianya tools atau alat yang memudahkan mereka dalam proses analisa pengajuan registrasi. Dari beberapa hal di atas, maka penulis ingin memberi gambaran atas penggunaan teknologi web service dalam makalah dengan judul Penggunaan Teknologi Web Service pada Sistem Registrasi PPJK B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran obyektif tentang pemanfaatan teknologi web service dalam Sistem Registrasi PPJK. Dengan melihat gambaran sistem ini, diharapkan dapat dilihat kelebihan dan kekurangan dari penerapan teknologi tersebut, sehingga bisa dilihat apakah dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang selama ini dihadapi oleh DJBC yaitu terutama terkait masalah komunikasi data. Semoga aplikasi lain yang akan dikembangkan kemudian dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari 4

Sistem Registrasi PPJK sehingga tercipta aplikasi yang lebih baik dan handal di kemudian hari. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah Deskriptif. Artinya menjelaskan alur proses pada sistem Registrasi PPJK baik dari sisi PPJK maupun dari sisi pegawai, dan menjelaskan gambaran tentang teknologi web service, serta penerapannya dalam Sistem Registrasi PPJK. D. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan B. Tujuan Penulisan C. Metode Penulisan D. Sistematika Penulisan BAB II ALUR PROSES REGISTRASI PPJK A. Gambaran Umum B. Alur Proses Registrasi PPJK C. Alur Proses Front End D. Alur Proses Back End BAB III PENGGUNAAN TEKNOLOGI WEB SERVICE A. Gambaran Umum Teknologi Web Service B. Unsur-Unsur dalam Web Service C. Keuntungan Penerapan Web Service D. Aspek Keamanan Web Service BAB IV PENERAPAN WEB SERVICE DALAM SISTEM REGISTRASI PPJK A. Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK B. Penggunaan Web Service dalam Sistem Registrasi PPJK C. Web service sebagai service / business layer Sistem Registrasi PPJK BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran 5

BAB II ALUR PROSES REGISTRASI PPJK A. Gambaran Umum Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P- 22/BC/2007 tanggal 04 Juli 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok dan Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan, dalam pasal 3 disebutkan bahwa setiap PPJK harus memiliki nomor identitas berupa Nomor Pokok PPJK dalam rangka akses kepabeanan baik secara manual maupun secara elektronik. Ada hal-hal baru yang tercantum dalam peraturan tersebut dimana kewajiban PPJK untuk melakukan registrasi harus memenuhi persyaratan Existence, responsibility, competence, dan auditable. Selain itu, nomor pokok PPJK berlaku diseluruh Kantor Pelayanan dan Pengawasan (KPPBC) diseluruh Indonesia. Hal baru lainnya adalah kewajiban PPJK yang lebih detail, yaitu kewajiban menggunakan perangkat dan modul sistem Pertukaran Data Elektronik (PDE) untuk pembuatan dan penyerahan pemberitahuan pabean, serta pengenaan sanksi kepada PPJK secara bertahap mulai dari blokir dan pencabutan. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya peraturan tersebut, seperti adanya database seluruh PPJK, dimana didalamnya terdapat profil masing-masing PPJK. Dengan adanya profil PPJK tersebut, maka dapat diterapkan manajemen risiko yang lebih komprehensif untuk pelayanan dan pengawasan kepabeanan atas barang impor dan barang ekspor, yang pada akhirnya akan memperlancar arus barang impor maupun ekspor. Berdasarkan hal-hal tersebut dibuatlah Sistim Registrasi PPJK untuk memudahkan PPJK dalam melaksanakan registrasi, memudahkan pelaksanaan analisis bagi pegawai Bea Cukai dalam proses registrasi tersebut serta memudahkan integrasi dengan Sistem Pelayanan yang sudah ada. Secara umum pihak-pihak yang terlibat dalam Sistem Registrasi PPJK adalah : 1. PPJK 2. Kantor Wilayah DJBC 3. Direktorat Teknis Kepabeanan 4. Direktorat Pencegahan dan Penyidikan 6

Berikut ini adalah Context Diagram dari Sistem Registrasi PPJK : PPJK Data Registrasi Report & Status Registrasi Kanwil Data PPJK Report Penlap Sistem Registrasi PPJK Data PPJK Persetujuan Registrasi Direktorat Teknis Persetujuan Registrasi Update Profil Direktorat P2 Gambar 1 : Context Diagram Sistem Registrasi PPJK B. Alur Proses Registrasi PPJK Alur dalam Sistem Registrasi PPJK dibuat seperti Alur Sistem Registrasi Importir. Hal ini dilakukan mengingat proses yang dilakukan antara Registrasi PPJK dan Registrasi Importir hampir sama. Perbedaannya adalah unit pelaksana tugas untuk Registrasi PPJK adalah Direktorat Teknis Kepabeanan, sedangkan Registrasi Importir adalah Direktorat Audit. Disamping itu dengan melihat pengalaman dalam penerapan Sistem Registrasi Importir selama ini, diharapkan Sistem Registrasi PPJK dapat dibuat lebih baik. Dilihat dari pengembangan sistem, Sistem Registrasi PPJK dibagi menjadi dua macam aplikasi, yaitu : 1. Front end (Web based) : aplikasi yang digunakan oleh PPJK untuk mengisi form registrasi dan mengirimkannya ke DJBC yang dibuat web based (diakses melalui internet public). Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya. 2. Back end (Smart Client) : aplikasi yang digunakan oleh pegawai DJBC untuk melakukan pemeriksaan dan analisa dari data registrasi PPJK untuk diberikan keputusan penerimaan atau penolakan registrasi (diakses melalui intranet DJBC) 7

Gambaran lengkap dari Alur Proses Registrasi PPJK dapat dilihat pada Gambar 2 Alur Proses Registrasi PPJK PPJK System Sekretariat Kanwil Analis Supervisor P2 Registrasi User Email Validasi & Create User Website (Front End) Inhouse (Back End) Login Valid? T Isi Formulir Registrasi Y Input Referensi Sertifikat Ahli Kepabeanan Simpan Form Submit Data Simpan di Temp Validasi T Valid? Cetak Formulir & Tanda Terima Y Penilaian Awal T Tunjuk Kanwil Y Perlu Penlap? Tunjuk Ptgs Penlap Penlap Analisa Data Input Hasil Penlap Rekomendasi Review Status Penolakan Create No Agenda Penolakan T Setuju? Status Penerimaan Create No Agenda Penerimaan Y Penilaian Registrasi Penilaian (Skor) Pelayanan Distribusi Data Ke KPU/KPBC Distribusi Data Gambar 2 : Alur Proses Registrasi PPJK C. Alur Proses Front end Alur proses Front end dapat dilihat pada gambar 2 (yang berwarna gelap). Detil proses pada aplikasi Front End ini adalah sebagai berikut : 1. Registrasi/pendaftaran user Untuk dapat masuk ke dalam Sistem Registrasi, PPJK harus terlebih dahulu melakukan registrasi user untuk mendapatkan user dan password ke dalam sistem yang akan dikirim melalui email. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses registrasi, kerahasiaan data PPJK dapat tetap terjaga. Hanya PPJK yang bersangkutan yang bisa mengetahui proses registrasi yang dilakukannya. 2. Login user Setelah mendapatkan user dan password melalui email, PPJK dapat melakukan login ke dalam sistem untuk selanjutnya melakukan pengisian 8

formulir registrasi. Dalam proses ini sistem akan melakukan validasi user untuk mencocokkan data antara isian user dan password dari PPJK dengan data yang ada di database. 3. Pengisian Formulir Registrasi Formulir isian registrasi PPJK terdiri dari 5 (lima) macam form, yaitu : Data Umum Perusahaan Data Penanggung Jawab / Pengurus Data Keuangan dan Perpajakan Data Penyelenggaraan Pembukuan Data Lainnya Mengingat jumlah formulir yang diisi cukup banyak, sistem memberikan fasilitas penyimpanan sementara. User dapat mengisi formulir sebagian, menyimpannya, dan keluar dari sistem. Pada waktu berikutnya user dapat melanjutkan pengisian formulir yang telah dilakukannya sebelumnya dengan terlebih dahulu melakukan login user. 4. Pengiriman/Submit data Apabila pengisian semua formulir telah selesai, PPJK melakukan submit data ke dalam database. 5. Melihat Respon Registrasi Untuk mengetahui status registrasi, PPJK dapat melihat respon proses registrasi melalui website. PPJK bisa mengetahui tahapan proses yang dilaluinya mulai pada saat submit data sampai registrasi tersebut diterima atau ditolak oleh Bea Cukai. D. Alur Proses Back end Alur proses Back end dapat dilihat pada gambar 2 (yang berwarna terang). Detil proses pada aplikasi Back End ini adalah sebagai berikut : 1. Penilaian Awal oleh Sistem Data yang disubmit oleh PPJK melalui website akan diberikan nilai awal oleh sistem. Penilaian awal ini dimaksudkan untuk membantu analis dan supervisor untuk memberikan rekomendasi / keputusan atas registrasi yang diajukan. 2. Penunjukan Kanwil Penlap 9

Sekretariat Tim Registrasi akan menunjuk Kantor Wilayah DJBC yang akan melakukan Penelitian Lapangan sesuai alamat yang diisi oleh PPJK yang masuk dalam wilayah kerjanya. 3. Penunjukan Petugas Penlap Koordinator Penlap Kanwil akan mellakukan input data Surat Tugas penelitian lapangan. 4. Input Hasil Penlap Setelah penelitian lapangan dilakukan, hasilnya diinput melalui aplikasi, sehingga data hasil penlap tersebut bias dibaca oleh analis maupun supervisor di Kantor Pusat. 5. Analisa dan Rekomendasi Analis Analis di Kantor Pusat bertugas menganalisa data registrasi dari PPJK dibandingkan dengan data hasil penelitian lapangan dari Kanwil. Analisa yang dilakukan meliputi analisa ERCA (Eksistensi, Responsibility, Capability, Auditibility). Analis memberikan rekomendasi kepada supervisor apakah registrasi tersebut diterima atau ditolak. 6. Review dan Keputusan Supervisor Supervisor memutuskan apakah registrasi yang diajukan diterima atau ditolak berdasarkan dari rekomendasi dari analis. Supervisor dapat melihat semua data dari mulai proses registrasi, penelitian lapangan dan rekomendasi analis. 7. Penilaian Registrasi oleh Sistem Registrasi yang diterima akan diberikan penilaian registrasi oleh system. Penilaian dihitung berdasarkan isian registrasi oleh PPJK digabungkan dengan hasil penelitian lapangan oleh Kanwil. 8. Penilaian Pelayanan oleh Direktorat Pencegahan dan Penyidikan (P2) Berdasarkan hasil keputusan supervisor, Direktorat Pencegahan dan Penyidikan menentukan nilai pelayanan untuk PPJK untuk dipakai sebagai profiling PPJK dalam Sistem Aplikasi Pelayanan (SAP) Bea dan Cukai. 9. Distribusi data registrasi ke KPU/KPPBC Data hasil keputusan P2 akan didistribusikan ke semua SAP KPU/KPPBC 10

BAB III TEKNOLOGI WEB SERVICE A. Gambaran Umum Teknologi Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta object-object dan method-method yang dimilikinya yang terletak di suatu server yang terhubung ke internet sehingga dapat diakses menggunakan protocol HTTP dan SOAP (Simple Object Access Protocol ). Kelebihan penggunaan web service adalah format yang digunakan standar yaitu menggunakan format XML (Extensible Markup Language), sehingga dapat dipergunakan untuk mengintegrasikan berbagai system yang berbeda-beda platform maupun arsitektur. Disamping itu web service mempunyai kelebihan lain yaitu kemudahannya dalam pengiriman data, karena secara umum web service menggunakan protocol TCP/IP dan HTTP sebagai sarana komunikasinya. Seperti diketahui protocol HTTP merupakan protocol yang umum dipakai di internet. Berikut ini adalah gambaran konsep web service yang bisa diterapkan untuk pengintegrasian berbagai sistem dengan perbedaan hardware ataupun platform : Gambar 3 : XML Web service (Sumber : msdn.microsoft.com) 11

Pada intinya karakteristik dari Web Service adalah sebagai berikut : Merupakan application logic yang dapat diakses dan dipublikasikan menggunakan standard Internet (TCP/IP, HTTP, Web). Dideskripsikan dalam format XML. Diidentifikasikan dengan Universal Resources Identifier (URI) Bersifat Loosely coupled, self-contained, modular dan terbuka (nonproprietary) Digunakan untuk mendukung interoperabilitas interaksi machine-tomachine melalui jaringan Internet/Intranet. B. Unsur-Unsur dalam Web Service Untuk membentuk web service, terlebih dahulu harus dipahami unsurunsur yang terdapat dalam web service, yaitu : Extensible Markup Language (XML) : web service dibentuk diatas XML yang memiliki format yang standar dan independen. Tag-tag dalam XML akan menjelaskan mengenai informasi dan struktur suatu dokumen. Berikut ini contoh format XML : <DOCUMENT> <NPWP>012345678901234</NPWP> <NM>PT. AIRIN</NM> <KTR>040300</KTR> <ALM>JL A.YANI BYPASS JAKARTA TIMUR</ALM > </DOCUMENT> Simple Object Access Protocol (SOAP) : mengatur bagaimana web service menerima request dan respon. <?xml version="1.0" encoding="utf-8"?> <soap:envelope xmlns:xsi="http://www.w3.org/2001/xmlschema-instance" xmlns:xsd="http://www.w3.org/2001/xmlschema" xmlns:soap="http://schemas.xmlsoap.org/soap/envelope/"> <soap:body> <Get_PPJK xmlns="http://tempuri.org/"> <Key>string</Key> </Get_Gudang> </soap:body> </soap:envelope> Web Service Definition Language (WSDL) : menjelaskan method atau fungsi yang ada dari suatu web service, juga menjelaskan parameter apa saja yang 12

ada dan hasil yang akan didapat pada saat meng-invoke web service. WSDL mendeskripsikan service dengan menggunakan elemen sebagai berikut : o Type : tipe data yang digunakan sebagai argumen dan return type o Message : merepresentasikan definisi data yang ditransmisikan o Port type : sekumpulan operasi yang didukung oleh satu atu lebih endpoint o Binding : mendefinisikan protokol dan format pertakaran data untuk operasi yang didefinisikan oleh Port type o Port : menspesifikasikan end-point yang digunakan untuk binding o Service : koleksi end-point yang berkaitan yang disediakan oleh Web service o Operation : mendefinisikan kemampuan yang didukung oleh servis tertentu Universal Description, Discovery and Integration (UDDI) : merupakan directory services dimana kita bisa mencari suatu web service berdasarkan keyword atau kategori tertentu. C. Keuntungan Penerapan Web Service Web service dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pengembangan aplikasi N-tier, dimana dipisahkan antara server database, aplikasi dan client. Beberapa keuntungan lain yang didapat dari penerapan web service yaitu: Dengan format XML yang telah menjadi salah satu standar pertukaran data, penggunaan web service akan banyak memudahkan untuk pertukaran data dalam berbagai sistem dengan berbeda platform. Apabila kita membuat web service dengan teknologi Java, maka fungsi-fungsi yang ada dalam web service tersebut dapat kita baca dengan menggunakan sistem lain yang berbeda sama sekali dari Java, misalkan menggunakan.net ataupun PHP. Web service di support oleh pemain utama dalam dunia TI seperti Microsoft (NET), SUN (Open Net Environment - ONE), IBM (Web Service Conceptual Architecture - WSCA), W3C (Web Service Workshop), Oracle (Web Service Broker), Hewlett-Packard (Web Service Platform). Dalam penerapan N-tier, untuk layer bisnis atau apllication logic dapat diterapkan dengan web service, sehingga di sisi client kita tidak direpotkan dengan instalasi layer bisnis seperti halnya dll, corba, atau jenis yang lain. 13

Dengan web service, method atau function yang telah kita buat dapat dipergunakan berulang kali bahkan untuk keperluan aplikasi yang berbeda (reusable function). Penerapan lebih jauh dari web service adalah Service Oriented Architecture (SOA) dengan web service sebagai dasarnya. Web service dibangun berdasarkan text base document dengan format XML, sehingga untuk komunikasi data relatif lebih ringan dibandingkan dengan aplikasi yang mengakses langsung database melalui suatu jaringan. Apabila kita menerapkan web service untuk aplikasi yang menggunakan desktop application based, kita tidak perlu melakukan instalasi konektor database seperti misalnya menggunakan ODBC, OLEDB, ataupun jenis data provider lain. Dengan jumlah client yang cukup banyak, tentunya akan sangat merepotkan apabila kita harus melakukan instalasi satu persatu untuk konektor database. Dengan menggunakan web service kita cukup menambahkan web service reference di client, sedangkan untuk koneksi databasenya hanya perlu dilakukan di server web servicenya. Komunikasi data melalui web service dilakukan melalui http atau Internet protocol terbuka lainnya. Hal ini sangat memudahkan karena protocol tersebut adalah protocol yang umum dipakai. D. Aspek Keamanan Web Service Mengingat web service dibuat dengan memanfaatkan protocol http, maka web service memiliki kerentanan yang sama seperti halnya website biasa. Hal ini dapat diatasi dengan memperhatikan aspek-aspek keamanan pada saat kita membuat web service. Aspek-aspek tersebut antara lain : Authentication : menggunakan Public Key Infrastructure, atau active directory Authorization : membatasi hak control akses terhadap data Confidentiality : melakukan enkripsi pada isi message Data Integrity : menerapkan Secure Security Layer/SSL pada saat proses komunikasi data dalam jaringan Non-Repudiation : menggunakan teknologi digital signature dan timestamping dan menerapkan audit log dalam setiap transaksi. 14

BAB IV PENERAPAN WEB SERVICE DALAM SISTEM REGISTRASI PPJK A. Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK Pada dasarnya sistem Registrasi PPJK dibuat secara terpusat (centralized system). Hanya untuk layer client dibuat desktop application. Seperti disebutkan sebelumnya, Sistem Registrasi PPJK dibagi dalam dua macam aplikasi yaitu aplikasi front end (web based application) dan aplikasi back end (smart client application). Gambaran lengkap dari sistem tersebut adalah sebagai berikut : Server Web Public (LAMP) Firewall Internet PPJK Server Database (Oracle) XML Server Web Service (DotNet) LAN/WAN Firewall Smart Client (DotNet) Pegawai BC Gambar 4 : Konfigurasi Sistem Registrasi PPJK Dari gambar di atas dapat dilihat ada 5(lima) bagian yang saling terhubung antara lain : 1. Server Database Database yang digunakan untuk aplikasi backend adalah Oracle 9i, dan terletak di Kantor Pusat DJBC. Database di gunakan dengan menggunakan konsep sentralisasi, dimana seluruh transaksi sistem yang dilakukan dari seluruh Indonesia semua direkam ke dalam satu database tersebut. 2. Server Web service Untuk mempermudah proses mediasi antara server public, smart client application dengan database server, disediakan satu server mediasi untuk web service. Web service dibuat dengan menggunakan teknologi.net 15

Framework dengan menggunakan IIS sebagai web servernya. Server ini juga digunakan sebagai server Smart Client Application. Proses melakukan publish dan update aplikasi dilakukan melalui server ini. 3. Server Web Public Untuk Web Public menggunakan server dengan konfigurasi LAMP (Operating System : Linux, Web Server : Apache, Database : MySQL, dan bahasa pemrograman : PHP) 4. Web Browser (untuk PPJK) Aplikasi web dapat diakses oleh PPJK dengan menggunakan web browser yang ada sesuai dengan pilihan PPJK seperti Internet Explorer, Mozilla/Firefox, Opera, dan lain-lain. 5. Smart Client Application Aplikasi untuk Backend dibuat dengan menggunakan teknologi smart client dengan menggunakan.net. Dengan menggunakan teknologi ini, proses update aplikasi dapat dilakukan secara otomatis, dimana setiap kali user membuka aplikasi, sistem akan melakukan pengecekan ke server di pusat untuk melihat apakah ada update aplikasi atau tidak. Kalau ada update, sistem akan mendownload update terbaru sebelum aplikasi dijalankan. Dalam aplikasi ini tidak terdapat databasenya sama sekali karena proses komunikasi data dengan database dilakukan melalui web service dengan menambahkan web service reference pada aplikasi ini. B. Penggunaan Web Service dalam Sistem Registrasi PPJK Dalam Sistem Registrasi PPJK web service merupakan sarana utama yang digunakan dalam pertukaran database. Beberapa hal yang dikembangkan dalam Sistem Registrasi PPJK terkait teknologi web service adalah : 1. Web service untuk transfer data Front End Operasional Aplikasi Front End adalah menggunakan database MySQL, sedangkan untuk database Back end menggunakan Oracle, sehingga diperlukan mediasi untuk pertukaran data antara database MySQL dan Oracle. Untuk lebih memudahkan proses mediasi tersebut maka dibuatlah web service sebagai layer mediasinya. Alasan digunakannya media web service adalah sebagai berikut : 16

Security Melalui web service, akses data antara aplikasi ke database tidak dilakukan secara langsung. Proses mediasi melalui web service mengakibatkan database tidak terekspos secara langsung keluar. Apabila terdapat lubang keamanan dari sisi aplikasi, tidak dengan serta merta database bisa diakses secara langsung. Dengan demikian proses ini relatif lebih aman bila dibandingkan dengan aplikasi yang terhubung langsung ke database. Perbedaan platform server dan aplikasi Dengan konfigurasi sistem yang memiliki perbedaan platform server didalamnya yaitu Server dengan Operating system Linux (frontend) dan bahasa pemrograman PHP dengan Server dengan Windows dengan bahasa pemrograman.net (backend), penggunaan web service adalah satu pilihan yang tepat sebagai sarana mediasi pertukaran data. Keterbukaan format XML menjadikannya mudah untuk digunakan di berbagai platform dan bahasa pemrograman. Perbedaan database Database yang digunakan pada aplikasi front end adalah MySQL, dan di sisi backend adalah Oracle. Karena perbedaan database inilah untuk komunikasi data digunakan web service sebagai integratornya. Hal ini dilakukan mengingat antara MySQL dan Oracle tidak dapat dibuat database link diantara kedua database tersebut. Web service yang dibuat untuk aplikasi front end terdiri dari berberapa function/method yang secara umum meliputi : Function transfer data dari aplikasi frontend ke dalam database back end (dari database MySQL ke database Oracle) Function Pengiriman respon registrasi dari aplikasi backend ke database front end (dari database Oracle ke database MySQL) 2. Web service untuk proses Back end Aplikasi back end dibuat menggunakan konsep Smart Client. Proses koneksi data tidak dilakukan secara langsung ke database, melainkan melalui suatu mediasi yaitu web service. Hal ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, antara lain : 17

Luasnya cakupan geografis user User yang memakai sistem registrasi PPJK meliputi seluruh Kantor Wilayah DJBC di seluruh Indonesia, sehingga perlu dicarikan cara komunikasi dengan database yang paling efisien. Web service dapat diakses dengan hanya menggunakan protokol http, yang relatif lebih mudah diakses sehingga masalah cakupan geografis user yang besar bisa diatasi. Kondisi jaringan yang kurang memadai Indonesia memiliki keterbatasan infrastruktur jaringan dimana hanya di beberapa tempat di Indonesia saja yang memiliki bandwith yang besar. Dengan kondisi kanwil yang tersebar, jaringan milik Bea Cukai ke semua Kanwil dan Direktorat cukup beragam, antara lain : o terkoneksi dengan Lan (100 Mbps) : 2 kanwil, 2 Direktorat o terkoneksi dengan MPLS (512 Kbps) : 1 KPU o terkoneksi dengan MPLS (128 Kbps) : 8 kanwil, 1 KPU o terkoneksi dengan VPN dial (64 Kbps) : 6 kanwil Mengingat banyak kanwil menggunakan VPN dial dengan maksimal koneksi 64 kbps, tidak dimungkinkan untuk melakukan koneksi ke database secara langsung. Penggunaan web service dan aplikasi smart client sangat sesuai dengan kondisi seperti ini. Komunikasi antara server dan client hanya dalam hal komunikasi data dengan menggunakan text based (XML format) sehingga ringan dari sisi bandwith jaringan. Sedangkan untuk interface tidak perlu mengambil dari server karena telah terinstall sebelumnya di client. Proses update di komputer client yang membutuhkan koneksi ke server hanya terjadi apabila ada update di sisi smart client application. 3. Aspek Keamanan Web service Penerapan aspek keamanan pada web service Sistem Registrasi PPJK dilakukan dengan memakai header pada setiap akses terhadap function/method yang dibuat. Setiap kali client melakukan request kepada web service, server akan mengecek apakah header yang dikirimkan oleh client benar atau tidak. Apabila header yang dikirimkan salah, maka request tidak akan diproses. 18

Pengecekan header dinilai sudah cukup untuk menghindari adanya penetrasi dari pihak luar yang ingin memasuki data untuk tujuan buruk ataupun denial of service (DOS) yaitu melakukan request web service secara terus menerus. Serangan DOS dimaksudkan untuk menghabiskan sumber daya server sehingga tidak mampu melayani request yang banyak pada saat bersamaan. Pengamanan sederhana seperti ini dilakukan mengingat web service yang dibuat tidak diekspos ke public internet, dan hanya di-consume oleh internal application sebagai sarana untuk mediasi sistem. 4. Point to point web service Skema web service yang digunakan dalam Sistem Registrasi PPJK adalah point to point web service seperti terlihat pada gambar di bawah ini : Gambar 5 : Point to point web service Web service yang dibuat khusus diperuntukkan bagi aplikasi smart client dan aplikasi web registrasi PPJK. Client yang mengakses web service terhubung langsung ke server web service tanpa melalui semacam service hub seperti halnya pada penerapan Service Oriented Architecture (SOA). Fungsi / service yang dibuat belum bisa digunakan oleh aplikasi lain seperti halnya SOA. Salah satu alasan dipilihnya skema seperti ini adalah pada saat pengembangan aplikasi, belum ada aplikasi lain yang mengimplementasikan web service, sehingga belum ada service-service lain yang bisa digunakan oleh Sistem registrasi PPJK. Disamping itu untuk implementasi SOA, 19

diperlukan adanya service hub yang tentu saja membutuhkan resource lebih untuk mengembangkannya. C. Web service sebagai service / business layer Sistem Registrasi PPJK Sistem Registrasi PPJK dibuat berdasarkan arsitektur yang menggunakan beberapa layer didalamnya. Pembentukan layer ini dimaksudkan untuk mempermudah maintenance dan pengembangan aplikasi, modular dan diarahkan kepada service oriented architecture yang akan menjadi landasan kebijakan IT di DJBC. Berikut ini adalah gambar dari arsitektur Sistem Registrasi PPJK : Gambar 6 : Arsitektur Sistem Registrasi PPJK Sistem Registrasi PPJK dibuat dalam tiga layer utama yaitu : Database layer : tempat penyimpanan data transaksi registrasi PPJK (DBPPJK) dan manajemen user aplikasi (DBUser) Service Layer : pada layer ini ditempatkan proses bisnis dari aplikasi dimana apllication logic yang terkait dengan proses bisnis backend ditempatkan disini. Terdapat dua macam service yang dibuat yaitu User Service (untuk manajemen user) dan PPJK service (untuk proses 20

transaksi PPJK). Pada masing-masing layer di Service layer ini terdapat tiga sub layer yaitu : o Web service interface : interface dari web service yang menyediakan berbagai fungsi/method yang diperlukan bagi aplikasi lain. o Business process : layer tempat application logic o Data Access layer : layer yang berhubungan langsung dengan database Application Layer : pada layer ini sebenarnya merupakan aplikasi yang diakses langsung oleh user, dimana di dalamnya terdapat beberapa layer seperti : o presentation layer : form, report o business logic layer : application logic pada level presentation o data access layer : berhubungan dengan database lokal o service agent : web service reference untuk berhubungan dengan web service di service layer o database untuk web based application : local database untuk transaksi registrasi di web Penggunaan web service sebagai service layer berfungsi sebagai mediator antara database dan aplikasi serta proses bisnis sistim. Beberapa keuntungan penggunaan web service sebagai layer bisnis proses dalam Sistem Registrasi PPJK adalah : memudahkan maintenance program : apabila ada update yang berkaitan dengan proses bisnis, yang perlu diupdate hanyalah layer service yang berada di server pusat sedangkan client tidak perlu melakukan update. Proses bisnis yang diletakkan di server pusat akan lebih memperkuat sisi security program, karena client tidak bisa mengakses secara langsung logika bisnis di server tanpa melalui web service interface. Proses komunikasi antara client dan server terjadi antara service agent di sisi client dan web service interface di sisi server. Penterjemahan fungsi business layer pada web service adalah dengan membuat fungsi-fungsi atau method-method yang digunakan dalam aplikasi 21

sebagai landasan bisnis proses aplikasi tersebut, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini : Gambar 7 : Daftar web method dalam Sistem Registrasi PPJK Pada sisi client juga terdapat bisnis proses aplikasi. Akan tetapi bisnis proses di client tidak terkait langsung dengan database, melainkan lebih kepada pengaturan tampilan form ataupun report. Sedangkan bisnis proses pada web service merupakan logika bisnis aplikasi yang mengakses langsung ke database, melakukan insert update, dan delete data. Bisnis proses dalam web service ini mengatur hal-hal yang menjadi aturan dalam aplikasi seperti kewenangan user, log aplikasi, serta penterjemahan logika bisnis ke dalam logika program. 22

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari beberapa materi yang disampaikan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Setiap PPJK harus memiliki nomor identitas berupa Nomor Pokok PPJK dalam rangka akses kepabeanan baik secara manual maupun secara elektronik. Untuk mendapatkan Nomor Pokok PPJK, PPJK harus melakukan registrasi melalui Sistem Registrasi PPJK. 2. Sistem Registrasi PPJK dibagi menjadi dua macam aplikasi, yaitu : a. Front End (Web based) : aplikasi yang digunakan oleh PPJK untuk mengisi form registrasi dan mengirimkannya ke DJBC yang dibuat web based (diakses melalui internet public). Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan PHP dan MySQL sebagai databasenya. b. Back End (Smart Client) : aplikasi yang digunakan oleh pegawai DJBC untuk melakukan pemeriksaan dan analisa dari data registrasi PPJK untuk diberikan keputusan penerimaan atau penolakan registrasi (diakses melalui intranet DJBC) 3. Integrasi antara Front End dan Back End Apllication dibuat melalui web service. Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objectobject dan method-method yang dimilikinya yang terletak di suatu server yang terhubung ke internet sehingga dapat diakses menggunakan protocol HTTP dan SOAP ( Simple Object Access Protocol ). 4. Penerapan web service memiliki beberapa keuntungan yaitu komunikasi data melalui http atau Internet protocol yang terbuka, di support oleh pemain utama dalam dunia TI seperti Microsoft, SUN, IBM, W3C, Oracle. Web service dibangun berdasarkan text base document dengan format XML, sehingga untuk komunikasi data relatif lebih ringan dibandingkan dengan aplikasi yang mengakses langsung database melalui suatu jaringan. 5. Dalam Sistem Registrasi PPJK, Web service merupakan sarana utama yang digunakan dalam pertukaran database. Web service yang dibuat dalam sistem ini adalah : 23

a. Web service untuk transfer data FrontEnd : web service ini dibuat dengan alasan Security, perbedaan platform server dan aplikasi, serta adanya perbedaan database b. Web service untuk proses Backend dibuat dengan alasan luasnya cakupan geografis user, serta kondisi jaringan yang kurang memadai. 6. Disamping sebagai sarana pertukaran data dan integrasi aplikasi, web service juga digunakan sebagai business layer dalam Sistem Registrasi PPJK. Di dalam business layer inilah bisnis proses aplikasi dituangkan sehingga aplikasi menjadi lebih modular, mempermudah maintenance dan pengembangan. B. Saran Aplikasi yang dikembangkan oleh DJBC selama ini lebih bersifat distribute application, dimana di setiap Kantor Pelayanan DJBC terdapat server aplikasi dan database. Meskipun untuk beberapa segi aplikasi ini mempunyai keunggulan seperti tidak bergantung pada ketersediaan jaringan intranet (aplikasi yang lebih independent), aplikasi yang dikembangkan dengan model seperti ini menyulitkan untuk keperluan maintenance (updating) dan collecting data. Penerapan web service dalam Sistem Registrasi PPJK adalah salah satu terobosan baru dalam pengembangan Sistim Informasi di DJBC. Hal ini sebenarnya bisa dikembangkan lebih jauh dengan pengembangan Service Oriented Architecture (SOA) dalam perencanaan Sistim Informasi DJBC ke depan. Dengan konsep SOA dengan web service yang menjadi dasar pengembangannya, service-service yang telah dibuat dapat dipakai ulang (reuse). Konsep ini akan mempermudah pengembangan aplikasi baru karena beberapa service telah tersedia, dapat dipakai ulang. Proses-proses yang sama yang dipakai oleh beberapa aplikasi / bisnis proses dapat disamakan, sehingga menciptakan standarisasi bisnis proses. Dengan SOA maintenance program juga akan lebih mudah karena perbaikan atas fungsi-fungsi tertentu hanya perlu dilakukan di satu proses. 24

DAFTAR PUSTAKA Hadiwinata, Mario. 2005. Pemrograman XML Web Service dengan VB.Net, Project Otak, http://otak.csharpindonesia.net. Hashimi, Sayed Y., Steffan, Scott J., 2005. Pro Service-Oriented Smart Clients with.net 2.0, Appress, California-USA Rusiawan, FX. Dwi I. 2003. Tinjauan Aspek Keamanan Sistim Web Service, Program Studi Magister Teknologi Informasi - Dept. Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 65/PMK.04/2007 tentang Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan, Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-22/BC/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Nomor Pokok dan Pengawasan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan. 25