PENYUSUNAN NERACA BATUBARA DAN GAMBUT. Oleh : Eddy R. Sumaatmadja

dokumen-dokumen yang mirip
EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI TAHUN 2015

EXECUTIVE SUMMARY PEMUTAKHIRAN DATA DAN NERACA SUMBER DAYA ENERGI

Anatomi Sumber Daya Batubara Serta Asumsi Pemanfaatan Untuk PLTU di Indonesia

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL B A D A N G E O L O G I PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI

KONSEP PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI BAHAN GALIAN TERTINGGAL DAN BAHAN GALIAN BERPOTENSI TERBUANG PADA WILAYAH USAHA PERTAMBANGAN. Oleh : Tim Penyusun

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

POTENSI DAN WILAYAH KERJA PERTAMBANGAN PANAS BUMI DI INDONESIA

MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application)

Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung, Maret 2015

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

KETERSEDIAAN SUMBER DAYA ENERGI UNTUK PENGEMBANGAN KELISTRIKAN DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

PEMANFAATAN LOW RANK COAL UNTUK SEKTOR KETENAGA LISTRIKAN

4. URUSAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

Pendahuluan. Distribusi dan Potensi. Kebijakan. Penutup

*) KPP Energi Fosil, PMG, Jl. Soekarno Hattta No. 444, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SNI Standar Nasional Indonesia. Pengawasan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

KODE : F2.39. Pemanfaatan Batubara Peringkat Rendah Untuk Membuat Semi-Kokas Dengan Penambahan Bahan Hidrokarbon

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN MUSI BANYUASIN

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI. Eddy R. Sumaatmadja

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG WILAYAH PERTAMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

SNI Standar Nasional Indonesia. Tata cara umum penyusunan laporan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

PENYELIDIKAN EKSPLORASI BAHAN GALIAN

KESIAPAN DATA POTENSI PANAS BUMI INDONESIA DALAM MENDUKUNG PENYIAPAN WILAYAH KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010

BUKU MANUAL APLIKASI DATA PENYELIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. (per-januari 2011). Menyebabkan cadangan minyak akan habis dalam

IV. GAMBARAN UMUM. panas yang berlangsung sangat lama. Proses pembentukan (coalification)

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN PENYUSUNAN POTENSI SERTA NERACA SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif disamping minyak

BAB I PENDAHULUAN. prinsip input/ masukan data, managemen, analisis dan representasi data.

INVENTARISASI BATUBARA PEMBORAN DALAM DAERAH SUNGAI SANTAN-BONTANG KABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2003 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Indonesia Economy : Challenge and Opportunity

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEMAKMURAN, PENYELAMATAN SDA UNTUK KESEJAHTERAAN BERSAMA: PRAKTIK BAIK DAN AKSI KOLEKTIF

NERACA BAHAN BAKAR BATUBARA SAMPAI DENGAN TAHUN 2040

MAKALAH MANAJEMEN TAMBANG KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang pertambangan umum yang. dengan tugas dekonsentrasi dibidang pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Prospek dan Tantangan Batubara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. provinsi, dengan tugas Dekonsentrasi dibidang pertambangan. dekonsentrasi di bidang energi dan sumber daya mineral.

Yogyakarta, September 2011 Penulis,

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

FORMULIR ISIAN DATABASE SUMBER DAYA BATUBARA

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

OPTIMALISAI PEMANFAATAN BATUBARA INDONESIA DENGAN KONSEP `CUSTOM PLANT`

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Minerba One Map Indonesia

PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Biro Keuangan Kementerian ESDM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2003 TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN ENERGI DAN

PEDOMAN PELAPORAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 38 % dan sisanya tersebar di wilayah lain (Sugiyono Agus).

KAJIAN NILAI INSENTIF UNTUK PENGUSAHAAN BATUBARA MUTU RENDAH DI INDONESIA

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. Batubara merupakan salah satu tambang yang berpotensi untuk. dimanfaatkan lebih lanjut oleh pemerintah selain minyak dan gas bumi.

POTENSI DEEP SEATED COAL DI INDONESIA. Fatimah, Asep Suryana dan Sigit Arso Wibisono

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

POTENSI BATUBARA DI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Salah satu sumberdaya alam Indonesia dengan jumlah yang

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1603 K/40/MEM/2003 TENTANG PEDOMAN PENCADANGAN WILAYAH PERTAMBANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 39 TAHUN 2003 SERI B NOMOR 8

Neraca Sumberdaya dan Cadangan Mineral di Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Peningkatan Penerimaan Pajak dan Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ditulis oleh Aziz Rabu, 07 Oktober :16 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 11 Oktober :06

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Transkripsi:

PENYUSUNAN NERACA BATUBARA DAN GAMBUT Oleh : Eddy R. Sumaatmadja Kelompok Program Penelitian Energi Fosil ABSTRACT Coal is a strategic fossil fuel and has important role in national energy-mix. Information on coal resources and reserves becoming important not only for national energy planning but also for the development of the regions. The compilation of Indonesia Low Rank Coal Distribution Map was carried out to find out coal quality, resources and reserves in every province in Indonesia. These data, eventually, become a valuable information for development planning in every province throughout Indonesia. Data was collected from Government investigation reports as well as from private company reports. It consists of coal quality, resources and reserves of each group of calorie. Indonesia Low Rank Coal Distribution Map was then created based on these data. Based on coal calorific values, the Indonesia coal resources of 2006 have been estimated as 64,480 billion tons, which can be classified into : Low rank coal: 15.677,62 million tons (24,32%) Medium rank coal: 37.550,12 million tons (58,23%) High rank coal: 10.554,64 million tons(16,37 %) Very high rank coal: 698,10 million tons(1,08%) The Indonesia Coal reserves of 2006 have beed calculated as about 9.010,13 billion tons. The Indonesian Peat Resources of 2006 have been estimated as 8,221 bilion tons, which can be classified into : Peat resources of Sumatera 5,356 bilion ton Peata resources of Kalimantan 2,864 bilion ton Peat resources of Sulawesi 0.001 bilion ton SARI Batubara adalah bahan galian strategis dan merupakan salah satu bahan baku energi nasional yang mempunyai peranan besar dalam pembangunan nasional. Informasi sumberdaya dan cadangan batubara menjadi hal penting dalam merencanakan strategi kebijaksanaan bidang energi nasional. Penyusunan Peta Sebaran Batubara dan Gambut Indonesia ini dilaksanakan untuk mengetahui kualitas, sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia di masing-masing provinsi yang memiliki endapan batubara, sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh daerah, terutama untuk perencanaan pengembangan energi batubara di masing-masing provinsi. Pengumpulan data berasal dari laporan hasil penyelidikan APBN, DIK-S, serta laporan hasil penyelidikan pihak swasta. Berdasarkan laporan tersebut kemudian dibuat neraca batubara dan gambut Indonesia. Dalam neraca tersebut memuat data mengenai, kualitas, sumberdaya dan cadangan batubara dan gambut.. Sumberdaya batubara Indonesia tahun 2005 adalah sebesar 64.480 milyar ton yang terdiri dari Kalori rendah <5100 kal/gr, adb 15.677,62 juta ton (24,32%) Kalori sedang 5100 6100 kal/gr, adb 37.550,12 juta ton (58,23%) Kalori tinggi 6100 7100 kal/gr, adb 10.554,64 juta ton (16,37 %) Kalori sangat tinggi >7100 kal/gr, adb 69.10 juta ton (1,08%) Cadangan batubara Indonesia yang tercantum berdasarkan laporan beberapa perusahaan pemegang ijin usaha PKP2B adalah sebesar 9.010,13 juta ton

Sumberdaya Gambut Indonesia tahun 2006 adalah sebesar 8.221 juta ton yang terdiri dari : Sumberdaya Gambut P. Sumatera sebesar 5,356 jutar ton Sumberdaya Gambut P. Kalimantan sebesar 2,864 milyar ton Sumberdaya Gambut P. Sulawesi sebesar 0,001 milyar ton sumberdaya batubara yang dapat dipakai sebagai PENDAHULUAN acuan untuk mengembangkan potensi sumberdaya batubara dan gambut pada masing - masing Latar Belakang daerah di wilayah Indonesia. Kegiatan eksplorasi batubara dan gambut di Pembuatan peta sebaran batubara berdasarkan Indonesia semakin meningkat terutama sejak nilai kalori dengan tujuan untuk mengetahui tahun 1985, baik yang dilakukan oleh instansi sebaran kualitas batubara diseluruh Indonesia pemerintah maupun swasta. Hal ini disebabkan sehingga diharapkan dapat membantu dalam karena semakin meningkatnya kebutuhan menentukan kebijaksanaan di bidang energi batubara, baik untuk kebutuhan dalam negeri terutama energi batubara dan gambut secara maupun untuk dieksport. Endapan batubara dan nasional. gambut di Indonesia cukup melimpah terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan, serta sebagian kecil di Pulau Jawa, Papua dan Sulawesi. Batubara di Indonesia berdasarkan data 2005, kalori rendah (24,36%), kalori sedang (61,42%), kalori tinggi (13,08%) dan kalori sangat tinggi (1,14%) dengan jumlah sumberdaya sebesar 61.273,99 milyar ton; sedangkan sumberdaya gambut sekitar 8.221.40 juta ton. Selain itu dengan semakin meningkatnya permintaan batubara dengan berbagai kualitas, maka dirasakan sangat perlu dibuat suatu neraca sumberdaya, cadangan yang dikaitkan dengan kalori, sehingga dapat mengetahui dimana saja kualitas batubara dan gambut yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan. Pembuatan Neraca Sumberdaya Batubara dan Gambut Indonesia, merupakan kegiatan lanjutan tahun 2004; mengacu pada Keppres No. 13 Tahun 2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2004 tentang : Tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Pertambangan dan Energi bidang Pertambangan Umum. Selain itu modifikasi dari US System (ASTM (ASA), International System (UN-ECE) dan Amandemen I-SNI 13-50414-1998. Maksud dan Tujuan Maksud pembuatan peta sebaran batubara berdasarkan kalori ini adalah untuk mengetahui dan melengkapi data sumberdaya, cadangan dan kualitas batubara dan gambut Indonesia secara nasional sampai dengan tahun 2006 yang merupakan kelanjutan kegiatan tahun 2005; Sebagai media informasi mengenai data Waktu Pelaksanaan dan Tahap Pekerjaan Pembuatan neraca batubara dan gambut dilaksanakan selama 4 bulan yaitu mulai bulan Agustus hingga Desember 2006. Pelaksanaan pekerjaan dibagi menjadi tahapan-tahapan sebagai berikut : Pengumpulan data dan pengecekan ulang data-data dari berbagai sumber Evaluasi data-data yang telah dikumpulkan Pembuatan peta geologi/formasi pembawa batubara, yang merupakan peta dasar pekerjaan selanjutnya Pemasukan data-data yang telah dievaluasi kedalam peta geologi yang telah disiapkan Penyusunan neraca sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan nilai kalori Evaluasi draf akhir Pembuatan Peta Sebaran Batubara dan Gambut Peralatan yang dibutuhkan Dalam pembuatan Peta Sebaran Batubara dan Gambut, diperlukan beberapa peralatan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, diantaranya : 3 (tiga) unti komputer lengkap, yaitu 1 (satu) unit untuk pembuatan peta geologi seluruh Indonesia skala 1 : 250.000, 1 (satu) unit untuk pemasukan data-data kedalan peta geologi dan 1 (satu) unit untuk penyusunan data data kualitas batubara. 1 (satu) unit printer untuk pencetakan peta ukuran A0 1 (satu) unit untuk pencetakan ukuran A4 atau A3 Kertas ukuran A4, A3 dan A0 secukupnya

USB Hasil yang diharapkan Hasil yang diharapakan dari kegiatan ini adalah dapat mengetahui jumlah sumberdaya/cadangan batubara dan gambut secara menyeluruh serta dapat mengetahui perubahan jumlah sumberdaya dan cadangan batubara dan gambut setipa tahunnya. Selain itu dapat mengetahui pula wilayah provinsi mana yang mempunyai kandungan batubara dan gambut yang cukup potensial sehingga dapat membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan energi secara nasional, Khususnya batubara dan gambut. PELAKSANAAN PEKERJAAN Pengumpulan Data dan Tahapan Pekerjaan Dalam melakukan pekerjaan penyusunan neraca batubara dan gambut 2006, tentunya diperlukan terlebih dahulu pengumpulan data yang kemudian akan dilakukan pengerjaannya melalui tahapantahapan pekerjaan seperti tertulis dibawah ini : 1. Pengumpulan data internal seperti : Pencarian Laporan di Perpustakaan Unit Ploting daerah penyelidikan di peta skala kecil (<1 : 250.000) Evaluasi dan pencatatan 2. Pengumpulan data pemegang IUP seperti : Pengiriman surat permintaan neraca ke pemegang IUP yang terdaftar. Ploting wilayah IUP di peta skala kecil. (<1 : 250.000) Evaluasi dan pencatatan 3. Pengumpulan data daerah otonom seperti : Pencarian Laporan penyelidikan batubara di daerah Ploting daerah penyelidikan di peta skala kecil. (<1 : 250.000) Evaluasi dan pencatatan 4. Pengumpulan data dari unit evaluasi seperti : Pencarian Laporan hasil penyelidikan batubara dari perusahaan pemegang ijin PKP2B. Ploting daerah penyelidikan di peta skala kecil (<1 : 250.000) Evaluasi dan pencatatan 5. Pembuatan Buku Neraca Batubara yang berisi Tabulasi nilai kalori, sumberdaya dan cadangan batubara sesuai daerah administrasi Ploting data dalam skala kecil hingga menjadi print master. Pencetakan Lingkup Pekerjaan Metod a yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Titik berat dalam pelaksanaan kegiatan adalah pengumpulan data sekunder yang berasal dari sumber data yang telah dipublikasikan baik instansi pemerintah maupun swasta, Sedangkan data primer dapat diambil langsung dari lapangan yang dianggap perlu dan kemudian dilakukan analisis kualitas di laboratorium. Lingkup pekerjaan penyusunan neraca ini dibagi menjadi beberapa kegiatan diantaranya : 1. Pengolahan data tekstual yang berasal dari laporan penyelidikan APBN dan DIK-S serta laporan pihak swasta (PKP2B), dimana data yang diperlukan meliputi kualitas, sumberdaya dan cadangan batubara. 2. Pengolahan data Spasial yang mencakup analisa peta dasar, peta geologi, kualitas, sumberdaya dan cadangan batubara untuk tiap lokasi yang data tekstualnya telah didata dalam pekerjaan pada pengolahan data tekstual yang kemudian dilakukan digitasi peta untuk penentuan batas poligon dan pembuatan layout peta digital. 3. Hasil pekerjaan akan berupa sistem informasi geografis (SIG) yang terbentuk dalam suatu peta digital tematik yang informasinya mencakup berbagai hal yang berhubungan dengan keterdapatan sumberdaya dan cadangan batubara. Pembuatan Neraca Batubara dan Gambut Indonesia, mengacu pada : US System (ASTM (ASA) International System (UN-ECE) Amandemen I-SNI 13-50414-1998 Keppres No. 13 Tahun 2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2003 tentang : Tarif atas jenis penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Pertambangan dan Energi bidang Pertambangan Umum. Berdasarkan acuan tersebut dibuat dasar pembagian kualitas batubara Indonesia, yaitu :

Batubara Kalori Rendah, adalah jenis batubara yang paling rendah peringkatnya, bersifat lunak-keras, mudah diremas, mengandung kadar air tinggi (10-70%), memperlihatkan struktur kayu, nilai kalorinya < 5100 kal/gr (adb). Batubara Kalori Sedang, adalah jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi, bersifat lebih keras, mudah diremas tidak bias diremas, kadar air relatif lebih rendah, umumnya struktur kayu masih tampak, nilai kalorinya 5100 6100 kal/gr (adb). Batubara Kalori Tinggi, adalah jenis batubara yang peringkatnya lebih tinggi, bersifat lebih keras, tidak mudah diremas, kadar air relatif lebih rendah, umumnya struktur kayu tidak tampak, nilai kalorinya 6100-7100 kal/gr (adb). Batubara Kalori Sangat Tinggi, adalah jenis batubara dengan peringkat paling tinggi, umumnya dipengaruhi intrusi ataupun struktur lainnya, kadar air sangat rendah, nilai kalorinya >7100 kal/gr (adb). Kualitas ini dibuat untuk membantasi batubara kalori tinggi. HASIL KEGIATAN Data Laporan Seperti telah disebutkan diatas bahwa data laporan yang dikumpulkan berasal dari laporan hasil penyelidikan APBN, DIK-S dan laporan hasil penyelidikan perusahaan swasta pemegang ijin PKP2B, KP dan KKB yang melakukan kegiatan penyelidikan batubara di tiap provinsi. Provinsi Lokasi dimana adanya keterdapatan batubara. Kualitas Batubara Kualitas batubara berdasarkan nilai kalori meliputi Kalori : Batubara Kalori Rendah, nilai kalorinya < 5100 kal/gr (adb). Batubara Kalori Sedang, nilai kalorinya 5100 6100 kal/gr (adb). Batubara Kalori Tinggi, nilai kalorinya 6100-7100 kal/gr (adb). Batubara Kalori Sangat Tinggi, nilai kalorinya >7100 kal/gr (adb). Sumberdaya Batubara Jumlah Sumberdaya batubara dan gambut yang dihasilk an atau dilaporkan dalam laporan penyelidikan, perhitungan cadangan mengacu ke Amandemen I-SNI 13-50414-1998 terutama data dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh DIM / PMG, sedangkan untuk data perusahan diambil sesuai dengan apa yang dilaporkan oleh perusahaan tersebut. Khusus untuk daerah Sumatera Selatan, perhitungan sumberdaya batubara yang dipakai adalah hasil penyelidikan DIM / PMG; kerena wilayah ini sudah diselidiki dengan melakukan inventarisasi batubara bersistim. Sedangkan data gambut berdasarkan hasil penyelidikan DIM /PMG. Cadangan Batubara Jumlah cadangan batubara yang dilaporkan sebagai hasil penyelidikan lapangan suatu perusahaan pamegang ijin PKP2B dan KP batubara. Pengolahan Data Seluruh data yang berasal dari laporan kegiatan penyelidikan batubara, baik sebagai hasil penyelidikan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral maupun pihak swasta kemudian diolah dalam bentuk tabel yang meliputi : Sumber Data Sumber data berasal dari perusahaan pemegang ijin usaha PKP2B, KP atau nama instansi pemerintah yang melakukan penyelidikan batubara. Evaluasi Data Berdasarkan data-data tersebut disusun neraca batubara dan gambut berdasarkan nilai kalori. Perhitungan sumberdaya batubara berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan baik oleh Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral / Pusat Sumber Daya Geologi maupun oleh perusahaan swasta hingga tahun 2005, diketahui bahwa sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia sebesar 64.480 milyar ton dengan perincian sebagai berikut :

Kalori rendah <5100 kal/gr, adb 15.677,62 juta ton (24,32%) Kalori sedang 5100 6100 kal/gr, adb 37.550,12 juta ton ( 58,23%) Kalori tinggi 6100 7100 kal/gr, adb 10.554,64 juta ton (16,37 %) Kalori sangat tinggi >7100 kal/gr, adb 698,10 juta ton (1,08%) (0,99%) Berdasarkan tahapan penyelidikan yang telah dilakukan, perhitungan sumberdaya batubara dibagi menjadi 4 (empat) katagori yaitu terukur, tertunjuk, tereka dan hipotetik; dengan perincian sebagai berikut : Sumberdaya Batubara Terukur 12.951,15 Juta ton Sumberdaya Batubara Tertunjuk 12.930,52 juta ton Sumberdaya Batubara Tereka 35.159,28 juta ton Sumberdaya Batubara Hipotetik 3.446,24 juta ton Dari hasil perhitungan batubara Indonesia tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2005 ada kenaika n sebesar 3.206, 49 juta ton. Penambahan ini berasal dari data hasil inventarisasi oleh PMG tahun 2006 dan data dari perusahan pemegang wilayah KP ataupun PKP2B. Sumberdaya batubara terbesar terdapat di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 23.869,34 juta ton, Sumatera Selatan 23,668,56 juta ton, yang merupakan provinsi penghasil batubara utama di Indonesia. Cadangan batubara Indonesia berdasarkan data laporan perusahaan penambangan batubara sebesar 9.010,13 milyar ton, terdapat penambahan sebesar 2.251,23 juta ton, yang berasal data baru maupun data sebelumnya yang belum dilaporkan. Jumlah cadangan batubara ini semestin ya jauh lebih besar lagi seandainya semua perusahan yang sudah melakukan FS melaporkan potensi cadangannya, terutama di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Keadaan ini sangat mempengaruhi terhadap besarnya sisa cadangan batubara terbukti setelah dikurangi jumlah produksi. Sumberdaya gambut berdasarkan data-data hasil penyelidikan DIM sampai tahun 2006 sekitar 8.221 juta ton (berat), ada penambahan sekitar 111 juta ton apabila dibandingkan dengan tahun 2005 yang berasal dari hasil inventarisasi DIM tahun 2005. Data mengenai kalori, sumberdaya dan cadangan batubara dan Gambut Indonesia secara terinci dapat dilihat dalam Tabel 1 sampai Tabel 26 (terlampir) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan sumberdaya batubara dari seluruh laporan yang terkumpul, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sumberdaya batubara Indonesia tahun 2005 adalah sebesar 64.480 milyar ton yang terdiri dari : Sumberdaya Batubara Terukur12.951,15 Juta ton Sumberdaya Batubara Tertunjuk 12.930,52 juta ton Sumberdaya Batubara Tereka 35.159,28 juta ton Sumberdaya Batubara Hipotetik 3.446,24 juta ton 2. Cadangan batubara Indonesia yang tercantum berdasarkan laporan beberapa perusahaan pemegang ijin usaha PKP2B adalah sebesar 9.010 milyar ton. 3. Hasil perhitungan sumberdaya tahun 2006 apabila dibandingkan dengan hasil perhitungan tahun 2005 ada kenaikan sebesar 2.251,23 juta ton yang berasal data baru maupun data sebelumnya yang belum dilaporkan. 4. Sumberdaya Gambut Indonesia Berdasarkan data yang sebesar 8.221 juta ton (berat) terdiri dari: Sumberdaya Gambut P. Sumatera sebesar 5.356 milyar ton Sumberdaya Gambut P. Kalimantan sebesar 2.864 milyar ton Sumberdaya Gambut P. Sulawesi sebesar 0,001 milyar ton 5. Dari hasil data-data yang dihimpun dihasilkan suatu laporan berupa buku Neraca Batubara dan Gambu t Indonesia yang dibagi berdasarkan seluruh Indonesia, pulau dan provinsi.

Saran Untuk penyempurnaan neraca sumberdaya dan cadangan batubara dan Gambut Indonesia ini : 1. Sebaiknya dibuat suatu standar pelaporan sumberdaya dan cadangan batubara yang mengacu ke SNI Amandemen I-SNI 13-50414-1998; sehingga dengan demikian cara perhitungan dan pelaporannya seragam. 2. Adanya kerjasama antar instansi yang terkait, sehingga dapat saling tukar menukar informasi. 3. Perlu adanya keterbukaan dari perusahaan PKP2B maupun KP untuk melaporkan hasil kegiatan yang dilakukannya. 4. Perusahaan-perusahaan diwajibkan melaporkan cadangan yang jelas sehingga akan lebih jelas berapa umur tambang tersebut dan juga hal ini terkait dengan pemasukan keuangan bagi pemerintah.

Tabel 1. Kualitas, Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia, 2006 Kualitas Sumberdaya (Juta Ton) Jumlah Cadangan (Juta Ton) Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total % Total Kalori Rendah 326.55 9,014.88 2,765.07 3,571.12 15,677.62 24.32 4,872.03 Kalori Sedang 2,341.94 19,691.11 9,479.30 6,044.47 37,550.12 58.23 244.36 Kalori Tinggi 687.64 5,970.36 680.35 3,216.29 10,554.64 16.37 1,579.82 Kalori Sangat Tinggi 90.11 482.93 5.80 119.27 698.10 1.08 123.92 TOTAL SUMBERDAYA BATUBARA INDONESIA 3,446.24 35,159.28 12,930.52 12,951.15 64,480.48 100.00 9,010.13 Catatan : 1. Batas Kedalaman dihiutung sampai 100m 2. Kualitas Batubara berdasarkan kelas nilai kalori (Keppres No. 13 Tahun 2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 203. Kelas Sumberdaya batubara 4. Kelas Cadangan a. Kalori Rendah < 5100 kal/gr a. Terukur Hasil Eksplorasi Rinci Proven b. Kalori Sedang 5100-6100 kal/gr b. Tertunjuk Hasil Eksplorasi Pendahuluan Probable c. Kalori Tinggi > 6100-7100 kal/gr c. Tereka Hasil Prospeksi d. Kalori sangat Tinggi > 7100 kal/gr d. Hipotetik Hasil Survey Tinjau

Tabel 2. Kualitas, Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia Tiap Pulau, 2006 No. Provinsi Kelas Kualitas Kriteria (Kal/gr, adb) Hipotetik Tereka Sumberdaya ( Juta Ton) Tertunjuk Terukur Jumlah Cadangan (Juta Ton) 1 2 3 4 5 7 Kalori Rendah <5100 0.00 0.82 0.00 0.00 0.82 0.00 Jawa Kalori Sedang 5100-6100 5.47 2.86 0.00 2.09 10.42 0.00 Kalori Tinggi 6100-7100 0.00 2.97 0.00 0.00 2.97 0.00 Jumlah Sumberdaya Batubara Jawa 5.47 6.65 0.00 2.09 14.21 0.00 Kalori Rendah <5100 326.55 7,922.67 2,673.28 2,727.51 13,650.01 4,335.70 Sumatera Kalori Sedang 5100-6100 408.96 3,702.36 9,018.93 562.91 13,686.47 210.62 Kalori Tinggi 6100-7100 28.45 953.51 448.04 303.72 1,733.72 120.11 Kalori Sangat Tinggi > 7100 0.00 27.32 0.00 14.37 41.69 14.00 Jumlah Sumberdaya Batubara Sumatera 763.96 12,605.86 12,140.25 3,608.51 29,111.89 4,680.43 Kalori Rendah <5100 0.00 1,084.31 91.79 843.61 2,019.71 536.33 Kalimantan Kalori Sedang 5100-6100 1,838.11 15,821.76 428.05 5,426.37 23,514.28 2,232.68 Kalori Tinggi 6100-7100 659.19 4,994.60 231.53 2,912.57 8,797.89 1,459.71 Kalori Sangat Tinggi > 7100 90.11 430.08 5.80 104.90 630.88 109.92 Jumlah Sumberdaya Batubara Kalimantan 2,587.40 22,330.74 757.17 9,287.45 34,962.77 4,338.64 Kalori Rendah <5100 0.00 1.98 0.00 0.00 1.98 0.00 Sulawesi Kalori Sedang 5100-6100 0.00 131.03 32.31 53.10 216.44 0.06 Kalori Tinggi 6100-7100 0.00 13.90 0.78 0.00 14.68 0.00 Jumlah Sumberdaya Batubara Sulawesi 0.00 146.91 33.09 53.10 233.10 0.06 Kepulauan Maluku Kalori Rendah <5100 0.00 2.13 0.00 0.00 2.13 0.00 Jumlah Sumberdaya Batubara Sulawesi 0.00 2.13 0.00 0.00 2.13 0.00 Kalori Sedang 5100-6100 89.40 33.11 0.00 0.00 122.51 0.00 Papua Kalori Tinggi 6100-7100 0.00 5.38 0.00 0.00 5.38 0.00 Kalori Sangat Tinggi > 7100 0.00 25.53 0.00 0.00 25.53 0.00 Jumlah Sumberdaya Batubara Papua 89.40 64.02 0.00 0.00 153.42 0.00 JUMLAH SUMBERDAYA INDONESIA, 2005 3,446.24 35,159.28 12,930.52 12,951.15 64,480.48 9,010.13 Catatan : 1. Batas Kedalaman dihiutung sampai 100m 2. Kualitas Batubara berdasarkan kelas nilai kalori (Keppres No. 13 Tahun 2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2003) 3 Kelas Sumberdaya batubara 4. Kelas Cadangan a. Kalori Ren< 5100 kal/gr a. Terukur Hasil Eksplorasi Rinci Proven Hasil FS b. Kalori Sed5100-6100 kal/gr b. Tertunjuk Hasil Eksplorasi Pend Probable Hasil Pra FS c. Kalori Ting> 6100-7100 kal/gr c. Tereka Hasil Prospeksi d. Kalori san > 7100 kal/gr d. Hipotetik Hasil Survey Tinjau ers