Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE



dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENGAWASAN MUTU dan KEAMANAN PANGAN

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Untuk menjamin makanan aman

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

PENGOLAHAN UMBI PORANG (ILES-ILES)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN INSTAN JAHE MERAH DI KOTA MANADO

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

PEWARNA ALAMI UNTUK PANGAN

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Nyoman Semadi Antara, Ph.D.

PENGOLAHAN UMBI GADUNG

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

PENGOLAHAN UMBI GANYONG

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA. Modul 4

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

BAB I PENDAHULUAN. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK PENDIDIKAN VOKASI

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Pengendalian infeksi

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT. Modul Pelatihan. Pembuatan Jam. Pusat Studi Ketahanan Pangan Universitas Udayana 1/1/2012

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pangan Asal Hewan Keamanan Pangan Asal Hewan

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) SEBAGAI PERSYARATAN DASAR UNTUK PRODUKSI PANGAN HEWANI YANG AMAN, SEHAT, UTUH DAN HALAL (ASUH)**

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH POTONG UNGGAS

Lampiran 1. Kuesioner Higiene Perorangan Pedagang KUESIONER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

Regulasi sanitasi Industri Pangan

BAB I PENDAHULUAN. makanan (foodborne illnesses) pada orang yang mengonsumsinya. Lebih dari 250

BUKU PEDOMAN KESELAMATAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi

TROPICAL CURRICULUM PROJECT

PERILAKU DAN APLIKASI PENGGUNAAN PESTISIDA SERTA KELUHAN KESEHATAN PETANI DI DESA URAT KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

PENANGANAN DAGING KURBAN

1. Tujuan. 1. Ingin menjadi perusahaan kelas dunia

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB IX SANITASI PABRIK

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) untuk Industri Rumah Tangga

Transkripsi:

TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE Nyoman Semadi Antara Pusat Studi Ketahanan Pangan Universitas Udayana 2012

DISCLAIMER This publication is made possible by the generous support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID). The contents are the responsibility of Texas A&M University and Udayana University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project partners and do not necessarily reflect the views of USAID or the United States Government.

Panduan Personal Hygiene Sebagai orang yang bekerja dengan atau di sekitar makanan (termasuk sayursayuran), maka diperlukan standar hygiene pekerja yang tinggi. Higiene pekerja harus terlaksana dengan membuat keyakinan untuk menjaga pekerja dan pakaiannya bersih dengan mengikuti prosedur pencucian khusus. Pekerja mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan produk pangan (sayuran) yang aman, dan hygiene pekerja yang baik merupakan salah satu hal yang penting dibutuhkan untuk menjaga produk makanan aman dari kontaminasi mikroba. Dengan menjaga kebersihan pekerja dan mengikuti aturan kebersihan di tempat kerja, berarti menjaga produk makanan (sayuran) bebas dari kontaminasi potensial, seperti: Salmonella, Listeria, dan Staphylococcus (Staph). Pentingnya Kesehatan Pekerja Penjaminan kesehatan karyawan meningkatkan produktivitas pekerja dan mendukung pencegahan sayur-sayuran terkontaminasi oleh mikroba pathogen yang pindah dari orang yang sakit atau luka. Dengan demikian, penjaminan kesehatan pekerja yang baik dan stabil merupakan kunci untuk keamanan pangan dan operasi ekonomi yang sukses dalam jangka waktu panjang. Perhatian: Kesehatan pekerja yang baik dilakukan untuk produktivitas yang lebih baik serta keamanan pangan yang baik dalam proses operasional. Usaha-usaha sebaiknya difokuskan pada (1) menyediakan para pekerja dengan lingkungan kerja yang aman dan program kesehatan dengan tujuan pencegahan penyakit; dan (2) perhatian atau pengurusan secara memadai terhadap pekerja yang sakit atau luka untuk mencegah kontaminasi pathogen ke produk sayuran atau perpindahan penyakit ke orang lain. Higiene Pekerja Prosedur hygiene yang baik merupakan unsur krusial dari keamanan pangan pada setiap operasi produksi sayur-sayuran segar. Oleh karena itu, kebutuhan

praktek-praktek baik untuk menetapkan dan memasukkan program pelatihan untuk seluruh karyawan. Sesuai dengan fungsi pekerja, tanggung jawab dan area aktivitas, tingkat pengetahuan dan kepedulian akan sangat bervariasi. Area yang menjadi pertimbangan untuk hygiene pekerja adalah sebagai berikut: a. Pertolongan pertama pada kecelakaan, Luka yang terbuka merupakan ancaman kontaminasi yang cepat dan harus segera mendapat penanganan. Perlengkapan pertolongan kepada kecelakaan harus tersedia di semua tempat. b. Pencucian tangan Pstikan mencuci tangan sesering mungkin dan setelah terjadi kontaminasi yang potensial. Prosedur pencucian tangan yang benar meliputi pemakaian sabun terhadap tangan yang sudah dibasahkan, kemudian gosok tangan selama minimal 20 detik, selanjutnya dibilas dengan air bersih, dan keringkan tangan dengan lap kertas yang kemudian digunakan untuk mematikan air. Latih dan periksa secara regular semua karyawan engenai prosedur pencucian tangan. c. hygiene personal, Mandi dan cuci tangan yang teratur, tetap menjaga kuku tangan bersih dan pendek. Gunakan toilet yang ada di tempat kerja. Gunakan pakaian yang bersih dan juga hairnet. d. Pengurusan pekerja sakit;

Pekerja yang dengan tanda-tanda tidak sehat (diare, muntahmuntah, pusing, demam, sakit perut) harus diberikan pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan produk sayur-sayuran. Pekerja harus secara ketat mengikuti hygiene personal yang benar untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau perpindahan penyakit. Pekerja harus dilatih untuk mengenal gejala penyakit dan melaporkannya kepada supervisor. e. Air minum. Air minum yang ada untuk pekerja harus memenuhi standar air minum dan tersedia di semua tempat kerja. Pastikan pekerja bebas memperoleh air minum yang benar untuk mencegah terjadi penyakit dan resiko kontaminasi. Pentingnya pekerja mengerti dan melakukan hygiene yang memadai dengan jelas tidak dapat terlalu ditekankan. Pekerja dapat dengan tidak sengaja mengkontaminasi sayur-sayuran, pasokan air dan peralatan, dan memindahkan penyakit ke pekerja lain atau konsumen. Praktek hygiene juga harus diikuti oleh pengunjung, inspector, dan pekerja perawatan dari luar fasilitas. Sanitasi Stasiun Lapangan Pekerja di lapangan harus mendapatkan fasilitas sanitasi yang memadai untuk mencegah resiko pencemaran mikroba yang serius terhadap produk sayuran. Setiap fasilitas yang tidak memadai merupakan ancaman terjadinya kontaminasi dari tanah, air, hasil pertanian, dan pekerjanya itu sendiri. Beberapa praktek baik berikut perlu dipertimbangkan: a. Toilet harus jauh dari tempat hasil panen dan sumber air, namun maksimum 400 m dari areal kerja. b. Hubungkan toilet dengan tempat penampungan kotoran atau system pengelolaan limbah dan dilakukan perawatan yang rutin terhadap system pembuangannya.

c. Pastikan toilet terjangkau oleh pekerja dan ijinkan penggunaan toilet kapanpun diperlukan. d. Bangun sejumlah toilet yang memadai minimal 1 toilet untuk 20 orang pekerja dengan jenis kelamin yang sama. e. Fasilitas sanitasi dipastikan memadai dan dalam keadaan bersih. Lengkapi dengan air bersih, sabun dan lap kertas. Standar Higiene Pekerja Standar hygiene pekerja merupakan tulang punggung dari praktek baik penanganan pangan, karena resiko utama kontaminasi pangan berasal dari penangan (pekerja) pangan. Organisme bahaya ada dalam maupun pada tubuh pekerja dapat berkembang sampai pada jumlah yang cukup untuk menginfeksi, memberikan kondisi yang baik, dan kontak dengan makanan atau permukaan yang digunakan untuk menyiapkan makanan. Setiap perusahaan atau pekerja yang menyadari bahwa nama baik harus menempatkan penekanan yang memadai pada hygiene makanan untuk melindungi reputasinya dan kesehatan pelanggannya. Sangat disadari bahwa pengelolaan usaha pada sisi komersial lebih mudah dibandingkan dengan pengelolaan orang di dalam suatu usaha. Namun demikian di bawah ini akan dijelaskan kebutuhan dasar dari standar hygiene personal/pekerja. Mempekerjakan Personel dan Training Seluruh pekerja sebelum resmi menjadi pekerja dirancang untuk mengikuti aturan dan system perusahaan, dari bagaimanan mereka dibayar sampai aturanaturan hygiene. Sistem penerimaan pekerja harus dirancang dengan landasan kuat untuk mengikat kuat dan setia antara pekerja dan perusahaan. Kebutuhan pelatihan dan pemahaman mengenai hygiene pekerja harus dijelaskan, dan hubungan antara hygiene yang jelek dan keracunan pangan dijelaskan kepada pekerja. Pengertian mengenai praktek baik budidaya (GAP/Good Agriculture Practices) dan praktek baik penanganan hasil panen (GHP/Good handling

Practices) juga harus dijelaskan kepada orang yang akan menjadi pekerja. Pada saat dilakukan audit, bagaimana sistem tersebut dilakukan sangat diperlukan. Berdasarkan standar keamanan pangan (PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan) dinyatakan bahwa Pedoman Cara Produksi Pangan Segar yang Baik adalah cara penanganan yang memperhatikan aspekaspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. Mencegah tercemarnya pangan segar oleh cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan dari udara, tanah, air, pakan, pupuk, pestisida, obat hewan atau bahan lain yang digunakan dalam produksi pangan segar; atau b. Mengendalikan kesehatan hewan dan tanaman agar tidak mengancam keamanan pangan atau tidak berpengaruh negatif terhadap pangan segar. Pelatihan terhadap pekerja adalah wajib dilakukan untuk semua pekerja di dalam perusahaan. Pelatihan dapat diperoleh sebelum bekerja, ditunjukkan dengan sertifikat pelatihan, maupun setelah menjadi pekerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Dan harus pula diingat bahwa seluruh pekerja yang memasuki areal penanganan produk harus mendapatkan pelatihan mengenai hygiene, termasuk pekerja mekanik, kontaktor, dan jasa kebersihan. Catatan atau rekaman pelatihan harus dilakukan untuk setiap pekerja, dan dijaga kemutakhirannya dari pekerja mulai bekerja dan selama bekerja menangani produk sayuran segar. Kebijakan perusahaan/kelompok tani mengenai pelatihan setiap pekerja harus ada dan dapat ditunjukkan dokumennya pada saat dilakukan audit oleh inspector untuk tujuan sertifikasi produk. Standar Umum Personel dan Pakaian Pakaian Pelindung Seluruh pekerja, kontraktor, dan pengunjung yang datang ke areal penanganan produk harus diberikan pakaian pelindung. Perusahaan menjamin kebersihan dari pakaian pelindung yang digunakan. Pakaian pelindung harus dipastikan tidak ada

kantong pada bagian luar yang bias menjadi media masuknya benda asing ke areal penanganan produk. Penggunaan satu atau dua (maksimum) kantong dalam akan lebih baik, dan pekerja harus diberikan pelatihan bahwa hanya benda yang dibutuhkan dalam penanganan sayur segar yang boleh dibawa masuk ke areal penanganan produk. Secara ideal, pakaian pelindung diganti pada setiap pergantian pekerja atau lebih sering apabila terkena kotoran seperti tanah. Pakaian sebaiknya berwarna terang, sering diganti, dan terbuat dari bahan yang mudah dicuci dan tetap terjaga bersih Penutup Kepala Headgear dan hairnet merupakan bagian penting dari pakaian pekerja yang sebaiknya dirancang nyaman dipakai oleh pekerja. Penutup kepala tersebut dirancang untuk dapat menutup seluruh rambut, namun tetap dipastikan ada ruang yang memadai untuk kenyamanan pemakaian. Kenyamanan diperlukan untuk mencegah pekerja menyentuh kepala, leher, atau bagian rambut, yang dapat berpindahnya bakteri ke produk. Selain itu, harus disediakan penutup jenggot untuk pekerja yang berjenggot. Sarung Tangan Ada dua jenis sarung tangan, yaitu sarung tangan karet yang dapat digunakan berulang-ulang dan sarung tangan yang sekali pakai (disposable). Sarung karet bervariasi ketebalannya, yang tebal biasanya digunakan apabila menangani bahan kimia (pestisida) atau bahan yang dapat mengiritasi tangan. Sarung tangan ini harus dicuci atau diganti secara teratur untuk menjamin tetap higienis dan tidak menyebabkan tangan terinfeksi yang dapat mengkontaminasi produk. Demikian pula penggunaan sarung karet yang tipis harus selalu dipantau dan diganti secara regular, karena penggunaan yang terlalu lama akan memberikan kondisi pertumbuhan mikroba selama digunakan. Apabila menggunakan sarung tangan yang disposable juga selalu harus dicuci dan diganti secara regular. Sarung tangan yang rusah atau robek segera diganti

dengan sarung tangan yang baru untuk menghindari kontak langsung permukaan tangan dengan produk. Perlu diketahui bahwa penggunaan sarung tangan bukan meniadakan standar pencucian tangan yang dilakukan sesering mungkin. Semua sarung tangan yang disposable sebaiknya digunakan pada area yang selalu bersentuhan dengan produk. Perhiasan dan Alroji Perhiasan (anting, kalung, gelang, dan cincin) dan alroji sebaiknya tidak digunakan selama penanganan produk. Apabila ada perhiasan yang harus digunakan oleh pekerja (seperti cincin kawin dan perhiasan lainnya yang berhubungan dengan adat dan budaya), pastikan perhiasan tersebut tidak mudah terlepas. Pekerja yang harus menggunakan perhiasan harus dipastikan bahwa pada saat mencuci tangan kulit yang tersembunyi di bawah cincin dapat tercuci dengan bersih. Penggunaan cat kuku tidak dilakukan oleh pekerja yang bekerja di areal penanganan produk. Demikian pula, penggunaan pewangi atau bahan aftershave yang kuat di areal penanganan produk sebaiknya dilarang karena dapat mengkontaminasi produk. Sepatu Pelindung Sepatu yang digunakan pekerja merupakan bagian penting diperhatikan karena menjadi sumber kontaminasi. Sol (bagian bawah) sepatu harus tercuci dan tersanitasi dengan menggunakan pencuci kaki. Gunakan konsentrasi pensanitasi (sanitizer) sesuai dengan standar dan dilakukan pergantian secara regular. Pastikan bahwa pekerja sudah terlatih untuk mencuci tangan setelah menggunakan sepatu pelindung tersebut. Air Minum Air minum yang disediakan untuk pekerja sebaiknya mendapat perhatian, terutama peralatan yang mendukung penyediaan air minum tersebut. Seperti

dispenser, gelas, dan meja harus selalu dijaga tetap bersih dan tersanitasi dengan baik. Penggunaan gelas sekali pakai (disposable) sebaiknya digunakan di dalam areal penanganan produk. Standar Kebersihan dan Higiene Pekerja Seluruh pekerja harus memahami dan menerapakan hal-hal berikut: a. Semua pekerja, ketika baru tiba di tempat bekerja, harus dengan kuku yang pendek dan bersih. Kebiasaan menggigit kuku tidak diperkenankan di dalam area penanganan produk. b. Pelapis atau cat kuku tidak diperkenankan digunakan. c. Apabila sakit, pekerja sebaiknya tidak bekerja.. d. Pencucian tangan harus dilakukan pada saat: Setelah menggunakan toilet, Sebelum memasuki area penanganan produk, Setelah menangani sampah dan setelah mengambil produk yang rusak Tangan kelihatan kotor, Pekerja mengetahui tangannya terkontaminasi, Segera setelah bersentuhan dengan hewan. e. Tetap menjaga pakaian secara keseluruhan bersih, dan memakai pakaian pelindung yang tersedia. Tidak jaduh ke produk dan terbawa di dalam produk. f. Selalu menjaga rambut tertutup, sehingga rambut maupun ketombe. Jangan menyisir atau merapikan rambut di areal penganan produk. g. Hindari menggunakan cincin dan gelang pada saat sedang menangani produk. Cincin kawin dapat digunakan sebagai perkecualian, namun tetap memperhatikan bahwa cincin tersebut tidak mudah lepas. h. Tutup semua luka secara sempurna dengan penutup tahan air.

i. Usahakan jangan merokok, namun apabila harus merokok selalu keluar dari areal penanganan produk dan segera mencuci tangan sebelum kembali ke areal kerja. j. Apabila menghadapi kondisi berikut laporkan ke manajemen: Infeksi hepatitis (virus hepatitis A) Diare Muntah-muntah, Demam, Sakit tenggorokan, Luka pada kulit. k. Jangan batuk dan bersin pada saat menangani produk sayuran. l. Bersihkan areal kerja setelah selesai bekerja. Fasilitas Pencuci Tangan Fasilitas pencuci tangan harus tersedia dan mencukupi untuk semua pekerja serta berada tidak jauh dari areal penanganan produk. Sabun untuk tangan harus tersedia pada setiap unit pencuci tangan, dan secara ideal menggunakan sabun cair tanpa pewangi. Pada tempat yang intensif kontak dengan produk, juga harus tersedia cairan sterilant alkohol (alcohol based hand sterilant liquid or gel) yang digunakan dengan mengusapkan ke tangan setelah tangan dikeringkan. Untuk mengeringkan tangan, di dalam fasilitas pencuci tangan harus tersedia lap kertas atau pengering elektris (electronic hot air blower).