: Dra. Hani Yuliasih, M.Si/Kabag.Set Komisi II DPR RI

dokumen-dokumen yang mirip
: Dra. Hani Yuliasih, M.Si/Kabag.Set Komisi II DPR RI

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

Hari/Tanggal : Senin/24 September 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

LAPORAN SINGKAT TIMUS/TIMSIN RUU TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

Hari/Tanggal : Senin/22 Oktober 2012 : Pukul WIB s.d Selesai

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

2018, No Pengadilan Tinggi diberi kewenangan untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tindak pidana pemilu; c. bahwa dengan berlakunya ke

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

PERSIAPAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SERENTAK TAHUN 2015

ADVOKASI HUKUM SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN IDA BUDHIATI ANGGOTA KPU RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU TENTANG PERTANAHAN KOMISI II DPR RI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

SINERGI PEMERINTAH DALAM RANGKA MENDUKUNG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2015

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

- 3 - Pasal II Peraturan Komisi ini berlaku pada tanggal diundangkan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

2015, No tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Kampanye Pemilihan Umu

- 2 - c) Rekapitulasi DPTb-1 tingkat kecamatan 24 Oktober Oktober 2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT PANJA PENGAWASAN TENAGA HONORER KOMISI II DPR RI

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Daftar Isi Undang undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

POLA PENEGAKAN HUKUM PEMILU Oleh: Arief Budiman Ketua KPU RI Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, 12 Desember 2017

2016, No Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Prog

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran N

PEI{GADILAI{ TIIYGGI MEDAN JL. PENGADILANNO. l0 TELP: F-AX. :

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

- 2 - Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

2017, No Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2

Tabel A Tahun 3 Tahun Musnah 2

- 4 - Pasal II Peraturan KPU ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA. NOMOR : 5/Kpts/KPU-Kab /IV/2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUMM PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 98 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

-3- MEMUTUSKAN: Pasal I

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BENGKULU

IJIN LUAR NEGERI PEJABAT NEGARA ALASAN PENTING BAGI PEJABAT NEGARA & DPRD PROVINSI, KAB/KOTA DASAR HUKUM

PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN 22 Mei a. SOSIALISASI KEPADA MASYARAKAT 30 April Februari 2017

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN. Tahun Sidang : Masa Persidangan : III Rapat ke :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- 3 - Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI II DPR RI

1. PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN 18 Februari Mei PENYUSUNAN PERATURAN/ PEDOMAN TEKNIS

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LANDAK KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LANDAK. NOMOR: 42/Kpts/KPU-Kab /2016

Rabu, 24 September 2014

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III BAWASLU DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA PEMILU. A. Kewenangan Bawaslu dalam Menyelesaikan Sengketa Pemilu

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

Transkripsi:

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA RUU PILKADA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria) ------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang : 2013-2014 Masa Persidangan : III Rapat Ke : -- Jenis Rapat : Rapat Panja Sifat Rapat : Terbuka Hari/Tanggal : Rabu/26 Februari 2014 Waktu : Pukul 14.00 WIB s.d Selesai Tempat : Ruang Rapat Komisi II DPR RI (Gd. Nusantara / KK.III) Acara : Membahas Substansi RUU tentang Pilkada. Ketua Rapat : Drs. Agun Gunandjar Sudarsa,Bc.IP,M.Si/Ketua Komisi II DPR RI Sekretaris Rapat Hadir I. PENDAHULUAN : Dra. Hani Yuliasih, M.Si/Kabag.Set Komisi II DPR RI : A. Tamu: 1. Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri beserta jajarannya. 2. Kementerian Hukum dan HAM RI. 3. Kementerian Keuangan 4. Komite I DPD RI. B. 11 dari jumlah 25 Anggota Panja RUU Pilkada Komisi II DPR RI 1. Rapat Panja RUU Pilkada Komisi II DPR RI pada hari Rabu tanggal 26 Februari 2014 dibuka pukul 14.45 WIB yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPR RI, Drs. Agun Gunandjar Sudarsa, Bc.IP,M.Si dan dinyatakan terbuka untuk umum. 2. Ketua Rapat menyampaikan agenda Rapat Panja dengan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, Kementerian Hukum dan HAM RI dan Kementerian Keuangan serta Komite I DPD RI yakni terkait dengan membahas substansi RUU tentang Pilkada. 3. Dirjen Otonomi Daerah menyampaikan beberapa hal terkait substansi RUU tentang Pemilihan Kepala Daerah diantaranya yakni: a. Terkait pilkada serentak: 1) Pemilihan serentak tahap pertama pada tahun 2015 untuk seluruh gubernur, bupati/walikota yang berakhir masa jabatan tahun 2015. 2) Pemilihan serentak tahap kedua pada tahun 2018 untuk gubernur, bupati/walikota yang berakhir masa jabatannya tahun 2016, 2017 & 2018 dan pada tahun 2016 & 2017 diisi penjabat sampai dengan terpilih gubernur, bupati/walikota defenitif tahun 2018

3) Pelaksanaan pemilihan gubernur, bupati/walikota serentak secara nasional pertama kali dimulai tahun 2020 b. Terkait dengan kompensasi gubernur, bupati/walikota yang masa jabatan tidak penuh. 1) Bagi gubernur, bupati/walikota yang dilantik & masa jabatannya 2018-2020 maka tidak dihitung satu periode jabatan & diberikan hak pensiun penuh satu periode 2) Bagi gubernur, bupati/walikota yang berakhir tahun 2018 dan tahun 2020 masa jabatannya berkurang dikarenakan pemilihan serentak, diberikan uang sebesar gaji pokok dikalikan jumlah bulan yang tersisa serta mendapat hak pensiun penuh c. Terdapat alternatif pengisian wakil gubernur/bupati/walikota 1) Mekanisme pengangkatan oleh pemerintah (gubernur, bupati/ walikota) 2) Mekanisme pengangkatan oleh DPRD Wakil gubernur dalam hal ini : 1) Melaksanakan fungsi administratif 2) wakil gub/bupati/walikota diangkat bukan dipilih tidak satu paket 3) berasal dari pns atau non pns d. Terkait dengan substansi tidak memiliki konflik kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dengan petahana diantaranya yakni: 1) Tidak mempunyai ikatan perkawinan 2) Bagi yang mempunyai ikatan dengan petahana dapat maju sebagai kandidat calon jika telah melalui selang waktu satu priode masa jabatan 3) Tidak mempunyai ikatan garis keturunan ke atas, kebawah dan kesamping dengan petahana 4) Pembatasan tempat pencalonan bagi yang mempunyai ikatan dengan petahana e. Terkait dengan penyelesaian pelanggaran kode etik 1) Pelanggaran terhadap etika penyelenggara pemilihan gubernur, bupati dan walikota yang berpedomankan sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara pemilihan gubernur, bupati dan walikota. 2) Pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihan gubernur, bupati dan walikota diselesaikan oleh dewan kehormatan penyelenggara pemilihan gubernur, bupati dan walikota. f. Terkait dengan penyelesaian pelanggaran administrasi 1) Jika KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS atau peserta pemilihan gubernur, bupati dan walikota tidak menindaklanjuti rekomendasi bawaslu provinsi dan/atau panwas kabupaten/kota, maka bawaslu provinsi dan/atau panwas kabupaten/kota memberikan sanksi peringatan lisan atau peringatan tertulis 2) KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti rekomendasi Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota & menyelesaikan sesuai dgn tingkatannya

3) Bawaslu Provinsi dan/atau Panwaslu Kabupaten/Kota membuat rekomendasi atas hasil kajian terkait pelanggaran administrasi pemilihan gubernur, bupati dan walikota 4) Pelanggaran administrasi pemilihan gubernur, bupati dan walikota adalah pelanggaran yang meliputi tata cara, prosedur, dan mekanisme yang berkaitan dengan administrasi pelaksanaan pemilihan gubernur, bupati dan walikota dalam setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati dan walikota di luar tindak pidana pemilihan gubernur, bupati dan walikota dan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihan gubernur, bupati dan walikota g. Penyelesaian Sengketa Pemilihan 1) Sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota adalah sengketa yang terjadi antar peserta pemilihan gubernur, bupati dan walikota dan sengketa peserta pemilihan gubernur, bupati dan walikota dengan penyelenggara pemilihan gubernur, bupati dan walikota sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota 2) Sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota yang berkaitan dengan penetapan calon gubernur, bupati dan walikota diselesaikan terlebih dahulu di Bawaslu Provinsi dan/atau Panwas Kabupaten/Kota 3) Jika sengketa pemilihan gubernur, bupati dan walikota yang berkaitan dengan penetapan calon gubernur, bupati dan walikota tidak dapat diselesaikan, para pihak yang merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. h. Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara Sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara pemilihan gubernur, bupati dan walikota antara calon gubernur, bupati dan walikota dengan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota sebagai akibat dikeluarkannya keputusan KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota 1) Pengajuan gugatan atas sengketa Tata Usaha Negara pemilihan gubernur, bupati dan walikota ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN), setelah seluruh upaya administratif di Bawaslu Provinsi dan/atau Panwas Kabupaten/Kota 2) Dalam memeriksa, mengadili, dan memutus sengketa Tata Usaha Negara pemilihan gubernur, bupati dan walikota dibentuk majelis khusus yang terdiri dari hakim khusus yang merupakan hakim karier di lingkungan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan Mahkamah Agung Republik Indonesia 3) Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara hanya dapat dilakukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia 4) Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia bersifat final dan mengikat serta tidak dapat dilakukan upaya hukum lain i. Penyelesaian Tindak Pidana Pemilihan Tindak pidana pemilihan gubernur, bupati dan walikota adalah tindak pidana pelanggaran dan/atau kejahatan terhadap ketentuan tindak pidana pemilihan gubernur, bupati dan walikota sebagaimana diatur dalam undang-undang pemilihan gubernur, bupati dan walikota.

1) Penyidikan oleh polri & menyampaikan berkas ke penuntut umum 2) Berkas dilimpahkan ke pengadilan negeri 3) Sidang pemeriksaan perkara tindak pidana pemilihan gubernur, bupati dan walikota dilakukan oleh majelis khusus. 4) Dapat melakukan banding ke pengadilan tinggi 5) Putusan pengadilan tinggi merupakan putusan terakhir dan mengikat serta tidak dapat dilakukan upaya hukum lain j. Penyelesaian Sengketa/Perselisihan Hasil 1) Penyelesaian sengketa/perselisihan hasil pemilihan bupati/walikota diselesaikan di Pengadilan Tinggi 2) Penyelesaian sengketa/perselisihan hasil pemilihan gubernur diselesaikan di Mahkamah Agung k. Dana penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati/walikota dari APBN, namun dapat didukung melalui APBD. Transparansi pencalonan melalui uji publik 1) Diselenggarakan oleh panel terdiri 5 0rang 2) Meliputi kompetensi & integritas 3) Dilaksanakan secara terbuka sebelum pendaftaran calon l. Pengaturan kampanye Difasilitasi dan diselenggarakan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk menghindari kapitalisasi pemilihan gubernur, bupati & walikota 1) Pembiayaan oleh APBN Untuk seluruh metode kampanye antara lain: Debat publik Penyebaran bahan kampanye Pemasangan alat peraga Iklan Rapat umum 2) Pembiayaan di luar APBN Kegiatan pertemuan tebatas Tatap muka/dialog II. KESIMPULAN 1. Disepakati untuk pembahasan substansi RUU tentang Pilkada yang akan datang, menggunakan 2 draft RUU yang didalamnya terdapat 2 materi substansi yakni mekanisme pemilihan kepala daerah secara langsung dan mekanisme pemilihan kepala daerah oleh DPRD.

2. Disepakati terhadap materi pembahasan substansi RUU tentang Pilkada yang belum mendapatkan kesepakatan, diharapkan kepada masing-masing fraksi, telah terdapat keputusannya dan disampaikan dalam Rapat Timus/Timsin yang akan datang. 3. Disepakati terhadap hasil pembahasan RUU tentang Pilkada akan disampaikan dalam Rapat Kerja untuk Pengambilan Tingkat I dengan Pemerintah pada tanggal 5 Maret 2014 dan selanjutnya disampaikan dalam Rapat Paripurna untuk Pengambilan Keputusan Tingkat II pada tanggal 6 Maret 2014. III. PENUTUP Rapat ditutup hari Rabu, Pukul 16.50 WIB. KETUA RAPAT, Ttd Drs. AGUN GUNANDJAR SUDARSA, Bc.IP,M.Si A-219