BAB 2 DATA DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran

BAB 2 DATA DAN ANALISA

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan :

Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

II TINJAUAN PUSTAKA Restoran

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

(Diferentiated Marketing)

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Amir dalam bukunya yang berjudul Sukses Memiliki Restoran Tanpa Modal

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa yang sesuai dengan selera konsumen. Pada era

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Wawancara terhadap owner Sate Tomang: Bapak Adrio Wirjadi. Bagaimana restoran ini berdiri? restoran ini dinamakan Sate Tomang.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Restoran KFC Cabang Kota Gorontalo merupakan satu-satunya cabang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. harus siap menghadapi situasi yang semakin bersaing. Perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.

BAB II PROMOSI RUMAH MAKAN DAPUR KERATON Sejarah Rumah Makan Dapur Keraton

BAB I PENDAHULUAN. dan juga banyak diminati pasaran masyarakat era globalisasi. Gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. Wikipedia merupakan istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. ini banyak yang memiliki rutinitas padat. Wanita atau istri yang juga bekerja, jalan-jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. proses memasak. Menurut Barbaran dan Durocher (2010), secara garis besar ada 6

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi, dan masih banyak lagi. Semakin ketatnya persaingan bisnis jasa, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Logo Bebek Kaleyo Sumber : 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang dinilai dari

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya teknologi dan bertumbuhnya perekonomian dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB I PENDAHULUAN. Rebranding Usaha Pindang Bandeng Presto Sari Rasa Pak Kumis

VI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dahulu, usaha di bidang industri kuliner banyak diminati oleh para

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam makanan terdapat komposisi seperti karbohidrat, lemak dan protein.

BAB I PENDAHULUAN. mengusung konsep makanan cepat saji (fast food) dan restoran spesialis. Restoran

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan disertai dengan selera konsumsi mereka yang semakin meningkat,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada bidang penjualan makanan yang memiliki usaha berupa Warung Angkringan

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB.I PENDAHULUAN. untuk membentuk sebuah identitas (image) dan harga yang sekarang semakin

BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana hal tersebut tidak hanya mengakibatkan perubahan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam persaingan di segala bidang. Melihat kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini banyak sekali kemajuan dan perubahan yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Gambar 2.1

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Medan semakin marak terjadi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beragam akibat adanya trend kuliner yang kemudian mendorong pengusaha untuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Transkripsi:

3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber yaitu: Wawancara dengan Ibu Ratna (Pemilik dari resto PENDOPO 21). Wawancara dengan pihak lain dari PENDOPO 21: Tony (Supervisor), Vera (Marketing) dan karyawan PENDOPO 21. Wawancara dengan pengunjung PENDOPO 21. Kuesioner secara online dan langsung. Website : - www.pendopo21.com 2.1.1 Hasil Wawancara Wawancara dilaksanakan dengan Ibu Ratna Prihatiningsih, selaku pemilik restoran PENDOPO 21. Kemudian wawancara dilanjutkan dengan Tony yang menjabat sebagai Supervisor dan Vera yang menjabat sebagai Marketing. Berikut hasil wawancara: PENDOPO 21 mulai didirikan pada tahun 2009 di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sebuah restoran dengan masakan khas Jawa Tengah yang dioperasikan oleh keluarga besar dari Ibu Ratna Prihatiningsih. Tony dan Vera sudah menjabat selama 3 tahun. Yang dirasakan selama bekerja di PENDOPO 21 adalah bekerja dengan sangat enjoy, bersosialisasi dengan para tamu, mendapatkan banyak pengalaman, dan mempererat hubungan dalam keluarga. Total karyawan yang ada di PENDOPO 21 adalah kurang lebih 60 orang. Selama bekerja, mereka pun menemukan kendala yang dihadapi yaitu dalam hal menaikkan harga. Dalam benak konsumen, makanan tradisional adalah makanan yang pasti enak dan murah. Sehingga persaingan harga dihubungkan antara harga restoran dan kaki lima. Kebanyakan konsumen menuntut sebuah resto untuk memiliki harga yang setara dengan harga makanan di kaki lima. Namun, PENDOPO 21 memiliki kualitas makanan, kebersihan tempat serta pelayanan lebih baik, sehingga agak sulit untuk menaikkan lagi harga makanan dan minuman. Masalah lain yang dihadapi adalah penurunan penjualan. Pada situasi dan kondisi tertentu, biasanya PENDOPO 21 dapat mengalami masa kurang baik, sehingga dibutuhkan promosi yang unik dan menjanjikan, sehingga dapat menarik konsumen kembali. Saat ini, solusi yang digunakan adalah bekerjasama dengan perusahaan tertentu, seperti penggunaan voucher dan diskon apabila bertransaksi menggunakan kartu kredit BNI. Promosi lain

4 yang dilakukan adalah penyebaran flyer ke rumah-rumah, website dan iklan di majalah Yok Makan. Suasana restoran PENDOPO 21 pada hari kerja (Senin-Jumat) cukup ramai di jam makan siang dan makan malam saja, sedangkan pada akhir minggu (Sabtu dan Minggu) ramai dari siang hingga malam hari. Bahkan ketika akhir minggu menjelang, kesibukan para karyawan melebihi hari biasa karena jumlah pesanan delivery yang banyak dan jumlah orang yang makan dine in pada waktu yang bersamaan. Target konsumen rata-rata sudah berkeluarga dan orang kantoran di kawasan Kelapa Gading dan luar Kelapa Gading dengan kisaran usia dari 25-35 tahun. Mayoritas yang mengkonsumsi makanan tradisional Jawa Tengah di PENDOPO 21 adalah makan keluarga, arisan, ulang tahun bahkan kerap kali dijadikan tempat untuk meeting. Total cabang PENDOPO 21 ada 3. Namun memiliki tujuan untuk membuat cabang kembali di luar Kelapa Gading, yaitu kawasan Jakarta Selatan. Menurut Tony dan Vera, desain sangat berperan penting dan berpengaruh dengan tingkat penjualan karena jika desain kurang mendukung, konsumen pun merasa kurang percaya dan malas untuk mencoba masakan tradisional karena kurang menjanjikan. Penampilan sangat penting dalam penjualan. Pelayanan dan penampilan dari karyawan pun sangat berperan penting. Omzet penjualan yang dihasilkan dari PENDOPO 21 adalah sekitar 6-7 juta per hari. Harga makanan dan minuman sekitar Rp.21.000,- hingga Rp. 32.500,-. Untuk kompetitor dari PENDOPO 21 di kawasan Kelapa Gading itu sendiri adalah Dapur Mbok ku dan Soto Kudus Blok M. Sedangkan untuk diluar Kelapa Gading adalah Dapur Solo (Sunter), Dapur Selera (Semanggi, Jakarta Selatan), Gula Merah (Setiabudi, Jakarta Selatan), Restoran Remboelan (Plaza Senayan) dan Klangenan. Kelebihan PENDOPO 21 dengan restoran Jawa Tengah lainnya adalah memiliki keunikan sendiri, kualitas, etnik Jawa Tengah yang ditonjolkan dan resep makanan yang merupakan resep keluarga. PENDOPO 21 memiliki nilai yang wajib diterapkan hingga saat ini yaitu SQC (Service, Quality, Cleanliness). Selain itu, wawancara dilakukan dengan karyawan PENDOPO 21 yang menjabat sebagai kasir dan pramusaji. Mereka cukup puas dapat bekerja di PENDOPO 21 karena dapat berinteraksi langsung dengan tamutamu, memiliki banyak teman dan pastinya banyak dari para pegawai adalah tulang punggung keluarga. Tempat tinggal dari karyawan pun beragam, ada yang tinggal di kost dan ada juga yang berada di luar Kelapa Gading. Mereka cukup senang karena memiliki bos yang baik. Menurut mereka, ketika restoran sedang ramai, terutama di hari weekend, mereka dapat pulang lebih larut dari biasanya. Jam operasional restoran adalah dari pukul 9 pagi hingga 10 malam.

5 Selanjutnya wawancara dilakukan dengan pengunjung resto PENDOPO 21 bernama Stella (mahasiswa, 20 tahun) dan Learry (pengusaha, 31 tahun). Mereka sering makan di restoran PENDOPO 21 dikarenakan rasa dari makanannya yang enak dan tempatnya yang nyaman. Suasananya tradisional karena desain interiornya berupa kayu-kayu. Walau makanannya makanan tradisional, namun harganya cukup mahal. Dilihat dari segi desain, yang kurang mendukung adalah buku menu. Buku menu tidak memperlihatkan cukup foto dimana kita dapat melihat bagaimana kira-kira tampilan dari makanan yang akan dipesan. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak tahu persis bahwa makanan yang dipesan adalah makanan khas Jawa Tengah. Dari segi desain, sampai saat ini mereka masih menilai bahwa logo kurang diolah baik sehingga brand kurang melekat di benak konsumen dan terkadang mereka pun lupa nama restoran PENDOPO 21, tetapi ingat dengan cita rasa makanannya. Biasanya mereka makan bersama teman-teman organisasi pada saat weekend. Gambar 2.1.1 Foto bersama setelah wawancara

6 2.1.2 Hasil Kuesioner Metode untuk memperoleh data tidak hanya melalui wawancara, namun dilakukan juga riset dengan memberikan kuesioner secara online dan langsung. Jumlah responden adalah 85 orang. Setelah melakukan kuesioner, didapatkan hasil secara kuantitas. Kuesioner dilakukan berhubungan erat dengan masalah yang akan dianalisa untuk mencapai tujuan. Terdapat sepuluh pertanyaan yang diajukan kepada 48 orang perempuan dan 37 orang laki-laki. Mayoritas adalah target yang berusia 22 hingga 35 tahun yang terdiri dari mahasiswa, karyawan kantoran dan orang yang sudah berkeluarga. 67% dari responden tidak tahu mengenai masakan Jawa Tengah. Karena dilatarbelakangi oleh kesibukan pekerjaan di Jakarta, maka mayoritas dari responden lebih sering pergi keluar makan sambil berkumpul bersama keluarganya daripada makan di rumah setiap minggunya. Namun dari hasil riset, 73% responden jarang makan makanan daerah dalam sebulan. Identitas visual atau brand image seperti logo, packaging dan desain keseluruhan sangat mempengaruhi para responden dalam memilih suatu restoran. Karena tanpa desain yang baik, kurang mengundang selera makan bagi para target konsumennya. Dari 69% dari responden tidak pernah ke restoran PENDOPO 21 dan bagi yang sudah pernah ke PENDOPO 21 pun merasa bahwa logo PENDOPO 21 pun kurang menarik. Faktor utama yang menjadi pertimbangan bahwa sebuah restoran berkualitas adalah cita rasa makanan, brand, desain, pelayanan serta kenyamanan dari restoran. Sedangkan faktor pendukung lainnya adalah kebersihan makanan, variasi menu makanan, harga, lokasi yang strategis dan suasana yang ramai. Dan pada kenyataannya, brand image sangat berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Apabila tidak memiliki brand yang cukup kuat, maka target konsumen akan berpindah pada suatu brand yang lebih baik dan lebih memiliki gengsi yang tinggi. 2.2 Konsep Restoran Restoran merupakan salah satu bisnis yang meyediakan penjualan makanan dan minuman. Restoran dapat didefinisikan sebagai tempat bagi para konsumen untuk menikmati hidangan dimana tempat tersebut juga menyediakan jasa pelayanan dengan tarif tertentu untuk makanan beserta pelayanannya. Walaupun pada umumnya, restoran menyajikan makanan dan minuman di tempat, tidak jarang restoran juga menyediakan fasilitas delivery service untuk memudahkan konsumen mendapatkan hidangan tanpa harus repot untuk datang ke restoran. Usaha restoran dapat dilihat dari tempatnya, biasanya restoran menetap di tempat tertentu sehingga dapat memberikan pelayanan kepada para konsumennya. Terlebih restoran yang sudah berkembang, membuka lagi cabang restorannya di kawasan lain sehingga

7 dapat menarik perhatian target konsumen di kawasan lain untuk mengingkatkan penjualan. Restoran merupakan sebuah tempat makan dimana makanannya disajikan setelah konsumen melakukan pemesanan. Asal muasal nama restoran berasal dari bahasa Perancis yang diadaptasi oleh bahasa Inggris yaitu restaurant yang memiliki makna memulihkan. Menurut Torsina (2000) dan Ginting (2009) terdapat beberapa jenis dan bentuk restoran, yaitu: 1. Family Conventional Disebut juga sebagai restoran keluarga. Restoran tersebut mementingkan faktor suasana dan makanan yang enak. Harga juga merupakan faktor penting, harga yang ditawarkan cukup terjangkau serta dekorasi yang cukup sederhana pula. 2. Fast Food Jenis restoran ini memiliki keterbatasan menu yang disajikan, harga makanannya relatif mahal dan mengutamakan kecepatan hidangan yang disajikan dan banyaknya pelanggan. Makanan dapat dikonsumsi di tempat (dine in) atau dibungkus untuk dikonsumsi di luar restoran (take away). Contoh restoran fast food di Indonesia adalah KFC dan McDonald. 3. Cafetaria Cafetaria biasanya berada di lokasi-lokasi perkantoran atau pusat perbelanjaan. Menu yang disajikan berganti-ganti setiap harinya namun memiliki harga yang terjangkau. Menu-menu yang disajikan terbatas. 4. Gourmet Restaurant Yang diutamakan dalam restoran ini adalah penyajian, pelayanan makanan dan minuman yang sifatnya khusus. Restoran tersebut masuk dalam golongan mewah dan diperuntukkan bagi golongan VIP karena harga makanan dan pelayanan yang dihidangkan tergantung dari kualitas. 5. Speciality Restaurant Jenis restoran ini menyajikan menu yang khusus, khas, berkualitas dan menarik perhatian konsumen, sehingga harga yang ditawarkan relatif mahal. Tempat dan lokasinya jauh dari pusat kota dan keramaian. Target pasar yang ingin dicapai adalah para wisatawan atau untuk acara keluarga, teman dan acara kantor dalam suasana yang khas dan unik. 6. Etnik Masakan dari daerah (suku atau negara) merupakan faktor utama yang ingin ditonjolkan oleh pemilik restoran. Menu makanan yang

8 disajikan cukup spesifik, seperti masakan Jawa Tengah, Manado, Cina, India, Korea, Jepang, dan lain-lain. Pakaian seragam dari pelayannnya, dekorasi tempat dan ruangan menggambarkan suasana dari etnik tertentu. 7. Coffee Shop Restoran jenis ini memiliki ciri khas yaitu tempat duduk yang berganti-ganti dengan cepat sehingga memberikan kesan tidak formal dan pelayanan cepat saji. Lokasi utama dibangunnya coffee shop adalah di sekitar gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu yang disajikan yaitu coffee break. 8. Snack Bar Merupakan salah satu restoran yang menawarkan pesanan take out dan biasanya ditargetkan untuk orang yang ingin jajan dan makan makanan ringan. Dengan memanfaatkan tempat yang kecil, namun memiliki jumlah penjualan yang sangat banyak. 9. Drive In / Drive Thru or Parking Restoran ini menyediakan sistem pembelian antar hingga ke dalam mobil. Pesanan diantarkan ke dalam mobil untuk dimakan sementara di dalam mobil atau untuk take away. Lokasi sesuai dengan tempat parkir mobil dan motor. 10. Buffet Buffet menyediakan fasilitas makan sepuasnya dengan satu harga. Display makanan yang disajikan sangat berpengaruh pada penjualan dan promosi. PENDOPO 21 merupakan salah satu restoran dengan kategori etnik karena restoran PENDOPO 21 menyajikan makanan khas dari daerah Jawa Tengah dan menghadirkan suasana restoran yang berkonsep Jawa Tengah. Masakan yang disajikan berupa Soto Kudus, Nasi Pindang Ayam, sambel khas, dan lain-lain. 2.3 Makanan Tradisional Makanan Tradisional merupakan makanan khas dari daerah dan etnik tertentu. Resep makanan berasal dari warisan turun temurun. Sekarang ini, makanan tradisional sudah membudaya dan bersifat bersaing di kalangan masyarakat. Dapat dilihat dari perkembangannya saat ini, makanan tradisional merupakan komoditas yang memiliki suatu prospek yang baik untuk dikembangkan dan secara umum dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara umum.

9 Makanan tradisional dapat dijumpai dimana saja, termasuk di restoran. PENDOPO 21 merupakan salah satu restoran Jawa Tengah yang menjadikan kualitas dan mutu masakan tradisional menjadi lebih baik, sehingga memberikan nilai tambah dibandingkan makanan tradisional lainnya. 2.4 Wisata Kuliner Definisi wisata kuliner menurut Cholin Michael Hall (2003) dalam bukunya yang berjudul Food Tourism Around the world: development, management and markets, mengatakan bahwa wisata yang berhubungan dengan makanan merupakan kebutuhan yang berbeda diantara turis dimana mereka menghabiskan atau mengkonsumsi makanan adalah merupakan bagian dari pengalaman perjalanan wisata mereka dan pemilihan aktivitas, event dan destinasi yang dilakukannya tentunya juga dipengaruhi oleh ketertarikan mereka pada makanan setempat yang ada. Menurut Edward Inskeep (1991) pada bukunya yang berjudul Tourism Planning, An Integrated and Sustainable Development Approach di New York menyatakan bahwa masakan lokal mencerminkan sejarah dan kebudayaan daerah dan dapat dijadikan atraksi untuk banyak turis. Sebagai tambahan asalkan makanan yang disajikan berkualitas untuk turis, berupaya untuk promosi beberapa keunikan masakan daerah, sebagian besar turis menikmati atau paling tidak mencoba masakan lokal. Menurut Agus Listiyono dalam situs http://liawisatakulinerteori.blogspot.com, wisata kuliner adalah citarasa yang dimaknai dengan kepekaan lidah untuk merasai enak, lezat, atau tidaknya suatu makanan yang menjadi obyeknya.

10 2.5 Latar Belakang Perusahaan 2.5.1 Logo Perusahaan Perusahaan : PENDOPO 21 Logo Perusahaan Gambar 2.5.1 Logo Pendopo 21 Alamat : Kelapa Hybrida Raya Blok RBI No. 21 Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara Indonesia Telepon : (021) 4514255 ; (021) 4514256 E-mail : info@pendopo21.com Website : www.pendopo21.com Cabang 1 : Food Sensation FC 05 Mall Kelapa Gading 1, Jakarta Utara Cabang 2 : Mall Artha Gading LT 2F/ A1 / 21-23 Jakarta Utara

11 2.5.2 Sejarah Perusahaan PENDOPO 21 terwujud dari keinginan untuk membagi kelezatan masakan-masakan dari Jawa Tengah, khususnya Kudus dan Semarang yang ditujukan kepada para penggemar kuliner di Jakarta maupun perantauan dari Jawa Tengah yang merindukan masakan khas daerahnya. Semoga kehadiran PENDOPO 21 pada tanggal 31 Juli 2009 dapat memuaskan. Sajian utama dan andalan PENDOPO 21 adalah Nasi Soto Ayam Kudus dan Nasi Pindang Ayam, Nasi Liwet Semarang, Ayam Goreng Penyet 21, dan lain-lain. Menu yang kami buat berdasarkan resepresep istimewa dari daerahnya masing-masing. PENDOPO 21 juga menyediakan berbagai fasilitas tambahan berupa pelayanan catering dan lunch box. 2.5.3 Visi & Misi Perusahaan Visi Menjadi resto yang terkenal dengan ciri khas masakan dari Jawa Tengah. Misi - Memperkenalkan menu makanan unik khas Jawa Tengah dengan lengkap. - Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. - Komunikasi yang baik dengan pelanggan sehingga tercipta komunikasi dua arah yang baik. - Membuat promosi yang menarik. - Mengutamakan SQC ( Service, Quality, Cleanliness ). 2.5.4 Filosofi Perusahaan Restoran PENDOPO 21 didirikan oleh seorang wanita yang sudah berkeluarga bernama Ratna Prihatiningsih. Ibu Ratna Prihatiningsih adalah seorang yang berasal di Semarang, Jawa Tengah. Nama restorannya diperkenalkan dengan nama PENDOPO 21. PENDOPO berasal dari nama sebuah aula ciri khas Jawa Tengah dimana tempatnya biasanya digunakan untuk kumpul dan bersantai bersama keluarga. 21 berasal dari tanggal lahir Ibu Ratna Prihatiningsih, angka kegemaran, nomor alamat dari restoran pusat dan kantor PENDOPO 21 serta nomor dari alamat cabang di Mall Artha Gading. Ibu Ratna Prihatiningsih sendiri sangat menggemari masakan yang berasal dari rumah asalnya di Semarang, Jawa Tengah dan ingin memperkenalkan masakan Jawa Tengah di Jakarta. Selain itu, Ibu Ratna Prihatiningsih ingin membuat suasana dalam restoran seperti di pendopo untuk menarik perhatian dari konsumen.

12 2.5.5 Suasana Restoran Gambar 2.5.2 PENDOPO 21 Pusat Gambar 2.5.3 Suasana PENDOPO 21 Pusat Gambar 2.5.4 Suasana PENDOPO 21 Mall Artha Gading

13 2.5.6 Menu Utama PENDOPO 21 menghadirkan puluhan menu makanan sampai paket makanan, namun ada beberapa produk utama menu makanan dari restoran PENDOPO 21, sebagai berikut: Soto Ayam Kudus Ayam Penyet Pendopo 21 Nasi Pindang Ayam Nasi Liwet Semarang Gambar 2.5.5 Foto Produk Makanan 2.6 Khalayak Sasaran 2.6.1 Target Utama 1. Geografis : Domisili di Jakarta Utara, khususnya kawasan Kelapa Gading. 2. Demografis : 25-35 tahun. SES B-A. Pria dan Wanita. 3. Psikografis : - Penggemar masakan Jawa Tengah. - Memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi, senang berkumpul bersama teman dan keluarga. 2.6.2 Target Sekunder 1. Geografis : Domisili di luar Kelapa Gading, kota-kota besar di Jakarta. 2. Demografis : diatas 35 tahun. SES B-A. Pria dan Wanita. 3. Psikografis : - Penggemar masakan Jawa Tengah, rindu dengan masakan kampung. - Memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi, senang berkumpul bersama keluarga.

14 - Makan bersama klien untuk urusan bisnis. 2.7 Analisa SWOT Strength ( Kekuatan ) - Sebuah resto yang memiliki nilai budaya dan resep khas turun temurun dari Jawa Tengah. - Pengalaman dalam bidang kuliner Jawa Tengah. - Makanan yang tersedia selalu fresh setiap hari. - Menghadirkan fasilitas lain, yaitu delivery, catering dan lunch box. - Kualitas, pelayanan serta kebersihan restoran yang menjanjikan. - Harga yang terjangkau dan tempat yang strategis. Weakness ( Kelemahan ) - Identitas visual yang kurang kompetitif dengan resto lain yang terletak di kawasan surga makanan. - Memiliki 3 buah logo. - Angka 21 pada nama restoran yang kurang memiliki konsep kuat. - Tagline pada brand yang menggunakan bahasa asing, bahasa Inggris. Authentic Javanese Foods. - Aplikasi tidak sintaktik. - Jumlah outlet yang masih sedikit sehingga brand kurang dikenal di masyarakat Jakarta secara umum. - Tidak adanya kemasan tertentu untuk makanan take away. Opportunities ( Peluang ) - Menjadi resto yang memiliki ciri khas unik, yaitu Jawa Tengah. Threat ( Ancaman ) - Kompetitor yang memiliki banyak outlet sehingga lebih dikenal oleh masyarakat di Jakarta. - Gaya hidup masyarakat di Jakarta yang memerlukan kebutuhan yang lebih besar.

15 2.8 Analisis Logo Gambar 2.8.1 Logo PENDOPO 21 Logo PENDOPO 21 terdiri dari logogram dan logotype. Terdapat gambar atap dari pendopo (aula berkumpul untuk keluarga dan untuk bersantai). Terdapat tulisan Pendopo 21 yang berwarna orange dan font type sans-serif yang berbeda. Angka 21 pada logo berasal dari tanggal lahir pemilik resto, angka kegemarannya, nomor restoran pusat dan kantor PENDOPO 21 serta nomor dari alamat cabang di Mall Artha Gading. Tagline yang ditambahkan adalah Authentic Javanese Foods untuk memberikan informasi tambahan mengenai resto. Namun bahasa yang digunakan kurang efektif karena menggunakan bahasa asing, bahasa Inggris. Frame pada logo memberikan kesan batik tradisional Indonesia. Semua elemen dari logo diberikan efek glow. Pengaplikasiannya menggunakan 3 buah logo yang berbeda, sehingga brand kurang berdampak pada target konsumen.

16 2.8.1 Desain Gambar 2.8.2 Menu Makanan Gambar 2.8.3 Brosur khusus Catering