Etika Birokrasi Dalam Mewujudkan Prinsip Pemerintahan Yang Baik. ( Suatu Studi di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan ).

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

SUBSTANSI DAN KONTEN NILAI DASAR, KODE ETIK DAN KODE PERILAKU ASN

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

VISI DAN MISI BIB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BENGKALIS, 25 JULI 2017

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

Reformasi Birokrasi dalam Pencapaian Good Governance

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

MALINAU. Desi Natalena S 1

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. moral dan mental yang baik, profesional, serta sadar akan tanggung jawabnya

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 13 Tahun : 2014

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia dimaksudkan untuk mewujudkan cita-cita

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH di BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN. Oleh : Elvis Laoh ABSTRAK

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. utama roda pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE. Oleh :

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan

KINERJA ORGANISASI PEMERINTAH Oleh : AGUS RONALDI

Profesionalisme Aparatur Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Publik Di Kantor Kelurahan Simpang Raya Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA.

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

Revitalisasi Nilai Int-FLL (Integrity and Five Leadership Level) Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik KOPRI

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. professional. Semua ini bertujuan agar organisasi memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

BAB I PENDAHULUAN. Nepotisme). Banyaknya kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini menjadikan

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN PNS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

STANDAR ETIKA PUBLIK. Nana Rukmana D. Wirapradja NRDW- STANDAR ETIKA PUBLIK

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pergeseran dimensi pembangunan yang menitikberatkan pada pertumbuhan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Pelaksanaan pengawasan diantaranya: b. Tindak lanjut hasil pengawasan sangat diperlukan dalam rangka

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi sehingga mempengaruhi orientasi dan nilai hidup di segala bidang;

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 11/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

Transkripsi:

Etika Birokrasi Dalam Mewujudkan Prinsip Pemerintahan Yang Baik. ( Suatu Studi di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan ). Oleh Sofny Tarumingkeng 090813028 ABSTRAKSI Aparatur pemerintah tentu mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan menentukan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan guna mencapai tujuan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik. Proses penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat berlangsung dengan efisien dan efektif bila didukung oleh manusia-manusia pelaksananya yang memiliki kualitas, terutama pada aparat pemerintah sebagai pelaksana utamanya. Birokrasi sebagai suatu sistem pengorganisasian aparatur negara dengan tugas yang sangat luas dan kompleks sangatlah diperlukan dalam pengendalian operasi manajemen pemerintahan, namun kinerja birokrasi dan rutinitas kegiatan pejabat dan aparat birokrasi sering menyebabkan masalah baru. Etika penting dalam birokrasi. Pertama, masalah yang ada dalam birokrasi semakin lama semakin komplek. Kedua, keberhasilan pembangunan yang telah meningkatkan dinamika dan kecepatan perubahan dalam lingkungan birokrasi. Pemerintah memiliki pola perilaku yang wajib dijadikan sebagai pedoman atau kode etik berlaku bagi setiap aparaturnya. Sangat dibutuhkan Etika dari para aparat ketika menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga bisa berdampak pada penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan publik yang baik. Kata Kunci : Etika, Birokrasi, Pemerintahan yang baik PENDAHALUAN Pemerintah belakangan ini sedang giat melakukan berbagai agenda reformasi birokrasi dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan yang produktif, efisien, efektif, dan ekonomis. Untuk itu Pemerintah telah menyiapkan berbagai instrumen peraturan pemerintah dan kebijakan lainnya terkait dengan pedoman penyelenggaraan reformasi birokrasi. Salah satu instrumen tersebut antara lain dengan telah dikeluarkannya PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS sebagai pengganti PP No. 30 Tahun 1980. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ruh dan semangat yang diusung dalam penerbitan peraturan

pemerintah disiplin pegawai ini adalah dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, Profesyonal, dan bermoral sebagai penyelenggarah pemerintahan yang menerapkan prinsipprinsip kepemerintahan yang baik (good governance). Etika birokrasi berkaitan erat dengan moralitas dan mentalitas aparat birokrasi dalam melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri yang tercermin dalam fungsi pokok pemerintahan: fungsi pelayanan, pengaturan/regulasi dan fungsi pemberdayaan masyarakat. Etika penting dalam birokrasi. Melihat realita yang terjadi saat ini, masih banyak aparat di lapangan yang etika kerjanya perlu dipertanyakan, tapi penyebab hal ini tentu saja tidak semata mata buruknya moral si aparat, melainkan masih banyak unsur utama lain yang membentuknya. Banyak contoh kasus mengenai kinerja etika kerja aparat di lapangan yang sudah menjadi rahasia umum. Etika kerja di sini merupakan ekspresi spontan yang dilakukan pegawai terhadap segala sesuatu yang terkait dengan pekerjaannya yang sesuai dengan ajaran dan pandangan moral yang dimiliki aparat. Kecamatan Maesaan merupakan Kecamatan yang belum lama ini di mekarkan. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, yang menjadi masalah dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan Maesaan yaitu tentang masalah Etika. Aparat sering tidak Profesonal dalam menjalankan tugas mereka, ketidak seriusan dari para aparat ketika menjalankan tugas membuat pelayanan di kecamatan ini menjadi lamban. sangat dibutuhkan Etika dari para aparat ketika menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga bisa berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang baik. PEMBAHASAN A. Profesionalisme kerja

Untuk tercapainya suatu tujuan yang diinginkan dalam suatu pekerjaan tentunya pekerja tersebut harus memiliki kualitas atau skil yang dimilikinya dalam bidang tertentu. Begitu juga dalm suatu instansi atau kantor kita harus memiliki pegawai yang mempunyai pengalaman, Kualitas serta Skill dalam bidang-bidang tertentu, maka itulah yang disebut PofesIonalisme kerja. Ciri-ciri Profesionalisme: 1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi. Dalam suatu instansi atau kantor sangat dubutuhkan pegawai yang memiliki ketrampilan yang tinggi dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam instansi atau kantor tersebut. Di instansi tersebut juga pasti memerlukan peralatan yang di butuhkan seperti komputer dan peralatan lainnya, dan untuk mengoprasikan alat-alat itu tentunya harus digunakan oleh orang-orang yang tau atau yang mahir dalam menggunakan peralatan tersebut. Menurut Camat Maesaan, memang benar keterampilan sangat penting bagi setiap pegawai, namun yang terjadi di kantor kecamatan disini mereka belum terampil dalam melaksanakan tugas mereka, seringkali mereka nanti bekerja ketika sudah didesak untuk segera menyelesaikan pekerjaan mereka, bahkan kebanyakan pegawai di sini masih kurang paham tentang pekerjaan yang akan mereka laksanakan. kalau kemahiran dalam mengoperasikan komputer, rata-rata pegawai di kantor kecamatan Maesaan sudah memiliki kemahiran dalam mengoperasikan komputer karena para pegawai di sini seringkali kalau datang ke kantor sering membawa Laptop sendiri, jadi saya rasa mereka sudah mempelajari bagai mana menggunakan peralatan komputer yang ada di kantor Camat Maesaan.

2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan. Tercapainya suatu tujuan dalam instansi atau kantor, di karenakan para pegawai memiliki kecerdasan dan memiliki ilmu atau tingkat pendidikan yang baik, bahkan memiliki pengalaman dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Sekcam, para pegawai disini ratarata berpendidikan sarjana (strata 1), dan bahkan pegawai di sini kebanyakan sudah lama bekerja di kantor kecamatan maesaan, namun kalau kita tidak memiliki ilmu yang sesuai dengan pekerjaan kita saya rasa pasti kurang maksimal. Hal ini yang terjadi di kantor di kecamatan maesaan, penempatan pegawai di setiap bidang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka miliki, ya saya rasa itu yang kurang karena walaupun mereka memiliki ilmu ataupun gelar yang tinggi namun tidak sesuai dengan Job yang ada, pasti pekerjaan mereka tidak akan maksimal. B. Disiplin Kerja Pegawai Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sesuatu tujuan selain sangat ditentukan oleh dan mutu Profesionalitas juga ditentukan oleh disiplin dari para anggotanya. Bagi aparatur pemerintahan disiplin tersebut mencakup unsur-unsur ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat. Jenis-jenis pelanggaran yang di langgar oleh para pegawai di kantor kecamatan Maesaan adalah : 1. Pelanggaran tentang ketentuan jam kerja. Berdasarkan wawancara dengan Plt Sekretaris Kecamatan Maesaan Ibu JN, mengenai ketentuan jam kerja, memang setiap hari ada pegawai yang datang ke kantor sudah lewat

waktu yang di tentukan, yang sebenarnya jam masuk kantor 07.30 WITA, namun ada pegawai yang datang jam 8 dan 9, dan bahkan ada yang pulang sebelum waktunya pada jam 17.30. ini sangat berdampak pada efisiensi kinerja dari Instansi Pemerintah ini. 2. Tidak Masuk Kantor Dari hasil wawancara dengan bapak OM, beliau mengatakan saya sering melihat di kantor kecamatan seperti kekurangan pegawai, setiap kali pergi ke kantor kecamatan maesaan saya hanya melihat sedikit pegawai saja. Kemudian peneliti juga mewawancarai pak Camat untuk mengetahui mengapa pegawai di kantor Kecamatan Maesaan kurang, dan pak Camat langsung merespon pertanyaan Peneliti, beliau mengatakan memang setiap hari ada saja pegawai yang tidak masuk kantor ada yang punya alasan karena ada urusan Pribadi ataupun tanpa alasan yang jelas. Secara otomatis sikap seperti ini mencerminkan pegawai itu sendiri belum menyadari akan kewajibannya sebagai abdi negara. 3. Pelaksanaan tugas yang tidak efisien Dari hasil wawancara dengan Kasie Pengawasan dan Ketertiban Ibu DS, mengatakan, di kantor ini telah ditetapkan target untuk penyelesaian setiap tugas yang telah diberikan kepada setiap staf dan pegawai, tetapi kebanyakan mereka menunda-nunda pekerjaan. Sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam memasukkan laporan 4. Pakaian ( Seragam ) Berdasarkan Peraturan Kedinasan yang ada di Kab. Minahasa Selatan, setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memasang Atribut-atribut Misalnya Lambang Minsel, Lambang Dinas, dan Papan Nama PNS. Namun banyak pegawai di kantor kecamatan Maesaan yang ditemui memakai Seragamnya tidak memakai Logo/Lambang Dinas, Papan Nama, Logo Minsel. Hal ini karena kurangnya kesadaran dari Pegawai itu sendiri. C. Tanggung Jawab dalam Melaksanakan Tugas

Dalam menjalankan tugasnya, seorang aparatur harus menghindarkan diri dari anggapan saya sekedar melaksanakan perintah atasan sebagai wujud rasa tanggung jawabnya atas pekerjaan. Jadi dalam hal ini ada rasa kepedulian yang tinggi dari aparatur terhadap keberhasilan dari suatu pekerjaan. Karena pabila dalam menjalankan suatu tugas atau pekerjaan seorang aparatur hanya berprinsip sekedar menjalankan suatu perintah atasan, maka bukan tidak mungkin pekerjaan itu tidak akan sempunah hasilnya. Berdasarkan wawancara dengan bapak RT, mengatakan pegawai di kantor kecamatan Maesaan sebagian besar melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab, meskipun dengan perbandingan yang kecil dengan pegawai yang kurang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan wawancara dengan Informan, masih sangat diperlukan dari pegawai yang ada di kantor Kecamatan Maesaan untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab agar penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan baik, dengan tingkat pelayanan yang prima kepada masyarakat dan dapat mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good Governance). Kesimpulan Berdasarkan hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai Etika Birokrasi dalam mewujudkan Prinsip Pemerintahan yang baik ( Good Governance) di Kantor Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan, maka Peneliti mendapatkan kesimpulan sebagai berikut : - Pegawai di kantor kecamatan Maesaan ternyata belum sepenuhnya menjalankan tugas mereka secara Profesional, sehingga berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan pada instansi yang bersangkutan. - Disiplin begitu penting dalam mewujudkan Pemerintahan yang baik, namun yang terjadi di kantor kecamatan Maesaan ternyata disiplin belum juga sepenuhnya di

jalankan karena ternyata masih banyak pegawai yang melanggar aturan-aturan yang telah di buat di kantor kecamatan Maesaan sehingga berdampak pada pelayanan terhadap masyarakat. - Rasa tanggung jawab haruslah dimiliki setiap aparatur Pemerintah, dan yang terjadi di kantor kecamatan Maesaan para pegawai memiliki rasa tanggung jawab dalam menjalankan tugas, meskipun masih ada sebagian kecil yang tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam bekerja. Saran Dengan mengacu pada pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut : - Dengan melihat kenyataan semakin rapuhnya kepercayaan pada masyarakat terhadap aparatur pemerintah di era reformasi ini, maka revitalisasi moral harus di mulai dari sisi individual aparatur pemerintah itu sendiri. dengan moral dan perilaku yang etis yang di mulai dari perilaku aparatur secara individu, maka tentunya akan berdampak pada kualitas pelayanan aparatur pada masyuarakat secara umum sehingga akan dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. - Salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah etika Birokrasi dan di dalam pengembangannya tidak semata-mata mengondoktarnasikan apa yang boleh atau tidak boleh dikerjakan seseorang aparatur pemerintah, tetapi lebih dari pada itu ialah upaya yang terus menerus dilakukan untuk meningkatkan profesyonalisme aparatur itu sendiri agar tindakan dan perilakunya mencerminkan ethical reflecsion yang bermanfaat bagi penyempurnaan pelayanan kepada masyarakat dan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik ( Good Governance ). DAFTAR PUSTAKA

Albrow, Martin, Birokrasi,(Ahli bahasa M. Rusli dan Totok Daryanto), Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya, 1999 Agus Dwiyanto (ed). 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta: Gadja mada University Press Agus Dwiyanto, 2003. Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia. Yogyakarta: Gadja Mada University Press. Blau, Peter.M dan Meyer, Marshall. W. 2000. Birokrasi dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Batinggi, A. 1999. Manajemen Pelayanan Umum, Materi Pokok: IPEM 4429 Universitas Terbuka. Castles, Lance, Nurhadiantono Suyano. 1986. Birokrasi Kepemimpinan dan Perubahan Sosial di Indonesia, Surakarta : Hapsara. Keraf, A.S., 1991. Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Yogyakarta: Kanisius Mas oed, Mochtar. 1994. Politik, Birokrasi dan Pembangunan. Edisi I. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Santoso, Priyo Budi. 1993. Birokrasi Pemerintah Orde Baru. Cetakan I. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sarundajang S.H., Arus Balik Kekuasaan Pusat Ke Daerah, 2005 Soeprapto, Riyadi. 2003. Etika Birokrasi Pemerintahan dan Akuntabilitas Sektor Publik. Malang: Riyaji Press. Widodo, Joko. 2001. Good Governance. Telaah dari Dimensi: Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi. Surabaya: Insan Cendekia.