PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERIAN HEALTH EDUCATION MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN PADA ANAK PRASEKOLAH ABSTRAK

Dadang Kusbiantoro Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cuci tangan mengunakan sabun telah menjadi salah satu gerakan yang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

PENGARUH PENYULUHAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN SRIBITAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

PENGARUH EDUKASI SOSIODRAMA TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN SISWA SD MUHAMMADIYAH KALANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

*Mulyo Aji Sulistyo,**Imam Fathoni,***Leo Yosdimyati R

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

Anwar Hadi *, Umi Hanik Fetriyah 1, Yunina Elasari 1. *Korespondensi penulis: No. Hp : ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit,langkahlangkah

PERBEDAAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN DEMONSTRASI PADA ANAK KELAS V SD DI SDN PAGU I KECAMATAN PAGU

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas hidupnya harus berkembang dengan baik terutama anak-anak

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pra experimental dengan rancangan pretestposttest

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PERBEDAAN EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TATAP MUKA DENGAN MEDIA SOSIAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN ANAK PRA SEKOLAH TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI TK MINASAUPA

EFEKTIFITAS TERAPI AROMA TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KABUN TAHUN 2015

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

GAMBARAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK ANAK DI TPA SHOLIHAH KALURAHAN JOYOTAKAN SURAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA LAGU TERHADAP PRAKTIK MENCUCI TANGAN

PERILAKU MASYARAKAT TENTANG RUMAH SEHAT DI DUSUN NGUMPAK DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN DIARE PADA SISWA KELAS V SDN TRIHARJO SLEMAN TAHUN 2015

Dyna Apriany Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Jawa Barat

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

PERBEDAAN PERILAKU SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN DI SD NEGERI TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri

ABSTRACT. : Clean And Healthy Lifestyle, Washing Hands With Soap, Knowledge, Attitude, Actions

BAB I PENDAHULUAN. keinginan buang air besar, rasa tidak nyaman pada perianus dan inkontinensia

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE PEMUTARAN VIDEO TENTANG PHBS CUCI TANGAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

Anih Kurnia ABSTRAK. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MULTIMEDIA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SD KELAS III DI SDN 2 JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

ABSTRACT ABSTRAK. Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Transkripsi:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI 157 KOTA PALEMBANG TAHUN 2014 NIKSON SITORUS, LUCI FRANSISCA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN ABSTRAK Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung.tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditulari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan dan sikap cuci tangan pakai sabun di SDN 157 Kota Palembang. Desain penelitian ini bersifat pra-eksperimen dengan one-group pre-test post-test desaign dengan besar sampel 71 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengetahuan siswa SDN 157 tentang cuci tangan pakai sabun (p:0.012< 0.05) dan ada pengaruh pendidikan terhadap sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa SDN 157 (p:0.001<0.05). Penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi puskesmas setempat untuk meningkatkan pendekatan kerjasama dengan pihak sekolah dalam hal pemanfaatan UKS dan penyuluhan khususnya tentang cuci tangan pakai sabun. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih. Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci Tangan Pakai Sabun. Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mencuci tangan secara baik dan benar. Pentingnya membudayakan cuci tangan pakai sabun secara baik dan benar juga didukung oleh World Health Organization (WHO). Data WHO menunjukkan setiap tahun rata-rata 100 ribu anak di Indonesia meninggal dunia karena diare. Kajian WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga 47%. Data dari Subdit diare Kemenkes juga menunjukkan sekitar 300 orang diantara 1000 penduduk masih terjangkit diare sepanjang tahun. Penyebab utama diare adalah kurangnya perilaku hidup sehat di masyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih yang mengalir Kesadaran masyarakat Indonesia untuk cuci tangan pakai sabun (CTPS) terbukti masih sangat rendah, tercatat rata-rata 12% masyarakat yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS). Penyebab utama diare adalah kurangnya perilaku hidup sehat di masyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih yang mengalir. Perilaku CTPS terbukti merupakan cara yang efektif untuk upaya preventif. Dalam jangka pendek, upaya preventif melalui CTPS dipandang paling strategis untuk mengurangi kerugian dampak sanitasi buruk, untuk itu perilaku CTPS perlu digalakkan untuk menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan, jumlah anak sekolah diperkirakan mencapai 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 73 juta orang. Dengan jumlah ini, maka anak usia sekolah merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi nya. Sekolah merupakan tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu dan berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah dengan upaya promotif dan preventif. Perilaku CTPS yang tidak benar masih tinggi ditemukan pada anak usia 10 tahun ke bawah.

Karena anak pada usia-usia tersebut sangat aktif dan rentan terhadap penyakit, maka dibutuhkan kesadaran dari mereka bahwa pentingnya perilaku sehat cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Panduan CTPS DepKes RI, 2008) Sekolah Dasar (SD) Negeri 157 Kota Palembang memiliki lebih dari 1000 siswa, ada kelas pagi dan ada kelas siang. SDN 157 ini juga tepat berada di pemukiman padat penduduk dan berada persis dipinggir jalan raya. Secara sosial ekonomi, siswa-siswi SDN 157 ini lebih banyak berada pada kelas menegah kebawah. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap siswa SD tentang Cuci Tangan Pakai Sabun di SDN 157 Kota Palembang Tahun 2014? 2. Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap anak SD tentang cuci tangan pakai sabun sebelum dilakukan pendidikan di SDN 157 Kota Palembang 2. Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap anak SD tentang cuci tangan pakai sabun sesudah dilakukan pendidikan di SDN 157 Kota Palembang 3. Diketahuinya efektivitas pendidikan terhadap pengetahuan dan sikap anak SD tentang cuci tangan pakai sabun di SDN 157 Kota Palembang C. Manfaat Penelitian 1.Bagi Peneliti Agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan dan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang berharga dan dapat diaplikasikan dalam bidang pendidikan dan pengajaran di Poltekkes Kemenkes Palembang. 2 Bagi Tempat Penelitian Menambah informasi tentang gambaran pengetahuan dan sikap siswa SD tentang cuci tangan pakai sabun. Menambah informasi yang benar tentang arti penting dan tata cara cuci tangan pakai sabun melalui pendidikan. KERANGKA KONSEP A. Alur Penelitian Pretest Perlakuan Posttest O1 X O2 Pengetahuan dan Sikap sebelum pendidikan tentang CTPS Pendidikan Kesehatan Pengetahuan dan sikap sesudah pendidikan tentang CTPS B. Hipotesis 1. Ada pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan tentang CTPS anak SD di SDN 157 Kota Palembang 2. Ada pengaruh pendidikan terhadap sikap tentang CTPS anak SD di SDN 157 Kota Palembang. METODE PENELITIAN 1. Desain penelitian Penelitian ini termasuk penelitian praeksperimen dengan one-group pre-test post-test desaign 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V di SDN 157 Kota Palembang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: a. Kriteria Inklusi 1) Siswa SD kelas IV dan V 2) Hadir pada saat penelitian 3) Berpartisipasi dalam penelitian 4) Bersedia mengikuti pretest dan posttest b. Kriteria Eksklusi. 1) Mengundurkan diri Sesuai kriteria diatas maka didapatkan sampel sebesar 71 orang. 3. Tehnik pengumpulan data Pengumpulan data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada setiap sampel yang bersedia menjadi responden. 4. Tehnik analisa data Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat berupa frekuensi dan presentase dan analisis bivariat menggunakan uji peringkat bertanda wilcoxon

HASIL PENELITIAN A. Analisa Univariat 1. Karakteristik Responden. a. Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1 Distrubusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di SD N 157 Kota Palembang. Jenis Kelamin Frekuensi ase (%) Laki-laki 20 28.2 Perempuan 51 71.8 Total 71 100 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 71 responden diketahui bahwa lebih dari separuh responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 51 (71.8%). 2. Gambaran Pengetahuan tentang CTPS Tabel 2. Gambaran Perbedaan Pengetahuan tentang CTPS sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan Ukuran Statistik Pengetahuan Sebelum Pengetahuan Sesudah Mean (95%CI) 7.1 (6.82-7.38) 8,55(8.21-8.89) Median 7 9 Standar Deviasi 1.19 2.05 Minimum 4 4 Maksimum 9 10 Dari tabel 2 diatas terlihat bahwa rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan 7.1 (6.82-7.38) dengan standar deviasi 1.19 meningkat menjadi 8.55 (8.21-8.89) dengan standar deviasi 2.05 setelah dilakukan pendidikan 3. Gambaran Sikap tentang CTPS Tabel 3. Gambaran Perbedaan Sikap tentang CTPS sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan Ukuran Statistik Sikap Sebelum Sikap Sesudah Mean (95%CI) 8.85(8.55-9.14) 9.34(9.10-9.58) Median 9 10 Standar Deviasi 1.2 1.0 Minimum 5 5 Maksimum 10 10 Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa rata-rata sikap sebelum dilakukan pendidikan 8.85 (8.55-9.14) dengan standar deviasi 1.2 meningkat menjadi 9.34 (9.10-9.58) dengan standar deviasi 1.0 B. Analisa Bivariat Sebelum dilanjutkan ke analisa bivariat maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data menggunaka uji kolmogorov smirnof. Berdasarkan hasil uji normalitas bahwa variabel pengetahuan sebelum, pengetahuan sesudah, sikap sebelum dan sikap sesudah distribusi datanya tidak normal ( p value =0.00 < 0.05). Karena datanya tidak normal maka analisa bivariat yang digunakan adalah statistik non parametrik yaitu uji peringkat bertanda wilcoxon. 1. Gambaran pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan cuci tangan yang benar pada siswa SDN 157 Kota Palembang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4 Pengaruh Pendidikan terhadap pengetahuan cuci tangan yang benar pada siswa SD N 157 Kota Palembang Tahun 2014. Pengeta huan Freku ensi Pre Test ase (%) Freku ensi Post Test ase (%) Baik 26 36.6 39 54.9 Kurang 45 63.4 32 45.1 Total 71 100 71 100 P 0.0 12 Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 71 responden diperoleh hasil pretest menunjukkan pengetahuan siswa kurang mengenai cuci tangan yaitu 45 (63,4%) responden. Setelah dilakukan intervensi penyuluhan, sebagian besar responden menunjukkan hasil baik pada posttest yaitu 39 (54.9%) responden. Hasil uji statistik uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan siswa SD tentang cuci pakai sabun pada siswa SD N 157 Kota Palembang dengan signifikasi p = 0.012 dengan : 0.05 2. Gambaran pengaruh pendidikan terhadap sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa SDN 157 Kota Palembang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Pengaruh pendidikan terhadap sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa SDN 157 Kota Palembang tahun 2014 Sikap Frekue nsi Pre Test ase (%) Frekue nsi Post Test ase (%) Baik 25 35.2 41 57.7 Buruk 46 64.8 30 42.3 Total 71 100 71 100 0.0 01 Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 71 responden diperoleh hasil pretest menunjukkan sikap cuci tangan pakai sabun siswa yang buruk yaitu 46 (64.8%) responden. Setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatn, sebagian besar responden menunjukkan hasil baik pada posttest yaitu 41 (57.7%) responden. Hasil uji statistik uji wilcoxon menunjukkan ada pengaruh pendidikan terhadap sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa SD N 157 Kota Palembang dengan signifikasi p = 0.001 dengan : 0.05. PEMBAHASAN A. Pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa SDN 157 Kota Palembang. Salah satu factor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut Mubarak (2007) adalah pengalaman. Pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang mungkin akan menambah sesuatu. Dalam hal ini, umur merupakan wujud dari pengalaman yang nantinya akan menambah wawasan pengetahuan menjadi lebih banyak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 71 responden diperoleh hasil pretest menunjukkan pengetahuan siswa kurang mengenai cuci tangan pakai sabun yaitu 45 (63,4%) responden. Setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatn, sebagian besar responden menunjukkan hasil baik pada posttest yaitu 39 (58.9%) responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswa sebagian besar kurang sebelum dilakukan penyuluhan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa tentang mencuci tangan. Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Kurangnya pengetahuan juga disebabkan karena kurangnya informasi, keterangan dan pemberitahuan yang menimbulkan kesadaran (Notoatmodjo,2010). Selain itu, usia juga P mempengaruhi tingkat pengetahuan. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. (Notoatmodjo,2010) Setelah dilakukan pendidikan pengetahuan siswa meningkat. Hal ini disebabkan karena siswa telah mengalami proses untuk mengetahui sesuatu (Bakhtiar,2005). Siswa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami sesuatu dan mendapatkan pengalaman yang didapat dari orang lain (Potter dan Perry,2005). Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan, baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu dalam upaya mewujudkan derajat optimal. Pengetahuan yang diperoleh baik secara langsung maupun dari pengalaman orang lain selalu memiliki tingkatan-tingkatan seiring dengan bertambah dan berkembangnya pengetahuan itu. Pada saat memperoleh pengetahuan seseorang akan memulai pengetahuannya dalam proses sekedar tahu, yang kemudian meningkat menjadi pemahaman setelah memperoleh informasi yang cukup untuk mengembangkan pengetahuan itu. Dan seiring dengan proses interaksi yang berlangsung dinamis dan terusmenerus menjadikan pengetahuan yang didapat menjadi sesuatu yang akhirnya menyatu dengan individu tersebut dan sedikit banyak akan mempengaruhi pola perilakunya. (Dainur, 2012) Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan terhadap t pengetahuan siswa SD tentang cuci tangan pakai sabun di SDN 157 Kota Palembang. Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan. Hal ini sependapat dengan pendekatan Green dalam Tampubolon (2009) bahwa dengan pendekatan edukasional dapat merubah perilaku seseorang termasuk pengetahuan, dimana intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan untuk merubah perilaku. Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan Sumarmi tahun 2013 yang membuktikan bahwa metode penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan siswa SD Inpres Baraya 1 Kota Makassar setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan pre-test (p:0.002) Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Dewi Listyowati (2013) yang menunujukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan siswa kelas v tentang cuci tangan pakai sabun di SDN Pengasinan IV kota tahun 2012 (p : 0.000<0.05). Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ratna Wati yang mengatakan ada pengaruh penyuluhan PHBS terhadap peningkatan pengetahuan siswa SD kelas 5 di SDN Bulukantil Surakarta tahun 2010 (p:0.000 <0.05) Pendidikan telah dilaksanakan dengan mengembangkan kegiatan penyuluhan yang

meliputi 3 komponen berupa : penyebarluasan informasi, pengembangan potensi masyarakat dan pengembangan petugas. Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan banyak akal mempunyai pengetahuan lebih luas dan pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Perkembangan mental intelektual responden disebut masa intelektual karena keterbukaan dan keinginan responden untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Pemberian pendidikan tentang mencuci tangan pakai sabun meningkatkan pengetahuan mencuci tangan responden secara maksimal. Peningkatan tersebut terbukti signifikan secara statistik. B. Pengaruh pendidikan terhadap sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa SDN 157 Kota Palembang Tahun 2014 Hasil penelitian sikap cuci tangan menunjukkan bahwa dari 71 responden diperoleh hasil pretest menunjukkan sikap cuci tangan siswa yang buruk yaitu 46 (64,8%) responden. Setelah dilakukan intervensi pendidikan, sebagian besar responden menunjukkan hasil baik pada posttest yaitu 41 (57.7%) responden. Perubahan sikap ini disebabkan siswa tersebut mau memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan melalui pendidikan. Penelitian ini menemukan bahwa sikap siswa sebagian besar buruk sebelum dilakukan penyuluhan, kebanyakan dari siswa mencuci tangan tidak menggosok permukaan tangan dan sela-sela jari-jari serta tidak menggunakan sabun. Ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara mencuci tangan yang benar. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan kurangnya pengetahuan siswa tentang cara mencuci tangan pakai sabun yang benar. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmodjo,2010). Setelah dilakukan pendidikan sikap cuci tangan siswa menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena pengetahuan siswa meningkat sehingga sikap siswa meningkat. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan melibatkan perubahan-perubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran dalam menyikapi suatu masalah secara objektif, cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungan aktifitasnya dan menceritakan pengalaman merupakan proses kognitif dan perkembangan sikap pengetahuan seseorang. (Notoatmodjo,2010). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan terhadap sikap cuci tangan pakai sabun pada siswa. Perilaku manusia tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus) baik dalam dirinya (internal) maupun dari luar individu (eksternal). (Sunaryo,2006). Adanya stimulus atau rangsangan berupa penyuluhan menjadikan perilaku siswa menjadi meningkat. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan,baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku siswa dalam upaya mewujudkan derajat optimal. Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut (Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini, pendidikan merupakan stimulus atau objek yang diharapkan dapat member pengaruh pada responden untuk bersikap sesuai dengan pesan atau isi dari penyuluhan yang diberikan. Sikap responden menganalisis bahwa informasi berperan dalam menunjang perubahan perilaku seseorang. Diantara bebrapa faktor yang mempengaruhi perubahan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, media massa, institusi atau lembaga pendidikan atau lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Penelitian ini sejalan seperti yang dikemukakan WHO dalam Notoatmodjo (2007), salah satu strategi untuk perubahan perilaku adalah pemberian informasi guna meningkatkan pengetahuan sehingga timbul kesadaran yang pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuaannya tersebut. Salah satu upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan adalah penyuluhan. Perubahan sikap pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan keyakinan/kepercayaan yang didapatkan dari hasil penginderaan, yang salah satunya didapatkan melalui pendidikan atau proses belajar. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Dewi Listyowati (2013) yang menunujukkan bahwa ada peningkatan sikap siswa kelas v tentang cuci tangan pakai sabun di SDN Pengasinan IV kota Bekasi tahun 2012 (p : 0.001<0.05). Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ratna Wati yang mengatakan ada pengaruh penyuluhan PHBS terhadap peningkatan sikap siswa SD kelas 5 di SDN Bulukantil Surakarta tahun 2010 (p:0.000 <0.05) Pemberian pendidikan tentang mencuci tangan pakai sabun meningkatkan sikap mencuci tangan responden secara maksimal. Peningkatan tersebut terbukti signifikan secara statistik. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini meliputi: 1. Ada pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan siswa SD tentang cuci tangan pakai sabun 2. Ada pengaruh pendidikan terhadap sikap cuci tangan yang benar pada siswa SD.

B. Saran 2. Bagi sekolah Disarankan pihak sekolah terutama guru dapat mengajarkan/mengulangi cara mencuci tangan pakai sabun yang benar kepada siswa dilakukan dengan pendekatan sesuai dengan tahap perkembangan psikologis masing-masing siswa. Disarankan juga pihak sekolah dapat menjalin kerjasama dengan pihak puskesmas terdekat untuk menjalankan program UKS lainnya. Pada siswa Kelas V di SDN Bulu Kantil Surakarta, KTI. Digilib UNS.ac.id ( diunduh tanggal 8 November 2014) Sumarmi. 2013, Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku Cuci Tangan Yang Benar Pada Siswa Sd Inpres Baraya 1 Kota Makassar 2013, STIKES Tanawali Persada. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Perlu penelitian lanjutan dengan desain kasus kontrol untuk menggali factorfaktor yang dapat mempengaruhi perilaku cuci tangan pakai sabun,misalnya :kebiasaan keluarga, lingkungan, informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi, dll. DAFTAR PUSTAKA Cuci tangan pakai sabun untuk cegah penyakit. Juli 2012. www.digilib unimus.ac.id Hastono Sutanto P. 2007. Analisis Data Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Depok Kementerian Kesehatan RI. 2010 Buku Panduan Hari Cuci tangan Pakai sabun Sedunia. 14 Juli 2014. www.depkes.go.id/panduan CTPS Listyowati D. 2012. Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikpa dan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa kelas 5 di SDN Pengasinan IV Kota Bekasi tahun 2012. Skripsi FKM UI. Digilib ui.ac.id (diunduh tanggal 8 November 2014) Mubarak, W. I. Chayatin, S. (2009). Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 2010. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam & Efendi, Ferry. 2003. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Wati R. 2011, Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci tangan