BAB III. Deskripsi Instansi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DESKRIPSI INSTANSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai. 1. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B

BAB III METODE PENULISAN. Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung berlokasi di jalan Yos Sudarso

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

Analisis penerimaan dan potensi cukai pada. kantor pelayanan bea dan cukai tipe a. Surakarta periode Disusun oleh:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari berbagai sektor salah satunya adalah pajak.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM. tersebut bediri pada pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Kota selatpanjang dan

BAB III DISKRIPSI INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENERBITAN IJIN PEMBONGKARAN BARANG IMPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN. Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 TELUK NIBUNG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 116/PMK.04/2005 TENTANG

Menimbang : Mengingat :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS FASILITAS PERPAJAKAN PADA KAWASAN BERIKAT TERHADAP PENINGKATAN EKSPOR TAHUN SE-KARISIDENAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat kita bahas melalui topik tersebut. Pada kesempatan ini, penulis ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Pelayanan Segera (Rush Handling) Abstrak


Tanggal Penetapan: 28 Juli 2016 Tanggal Revisi Revisi ke-

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. Menimbang :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu fungsinya adalah sebagai fasilitator perdagangan harus dapat membuat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 23 /BC/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rully Anggraini NIM F

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kantor wilayah DJBC Jawa Barat

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 118/KMK. 04/2004 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KOP SURAT PEMOHON (PIHAK YANG BERHAK)

BAHAN AJAR TEKNIS KEPABEANAN PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI KEPABEANAN DAN CUKAI. Drs. AHMAD DIMYATI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyelesaian Terhadap Barang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 38/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACK...ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan L

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 62/PMK.04/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.04/2014 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

FUNGSI DAN PERAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BEACUKAI Oleh: Margo Hadi Pura 1

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 240/PMK.06/2012 TENTANG

BMN YANG SELAIN DARI APBN

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

P - 34/BC/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

1 of 6 18/12/ :44

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI PER-20/BC/2006 Ditetapkan tanggal 30 Nopember 2006

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 615/PMK.04/2004 TENTANG TATALAKSANA IMPOR SEMENTARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Direktorat Jendral Pajak bersamaan dengan 12 Kantor Pelayanan Pajak Madya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

Transkripsi:

BAB III Deskripsi Instansi A. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Suakarta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Surakarta berada di bawah naungan Kementrian Keuangan Republik Indonesia. KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta berdiri sejak zaman Kolonial Hindia dengan nama Taback Accyns, yang berarti kanotr Cukai Tembakau. Cukai tembakau dimulai pada tahun 1932. Setelah kemerdekaan, Taback accyns Kantor Cabang Surakarta kemudian diganti dengan nama Kantor Cukai Cabang Surakarta yang berkedudukan di jalan Slamet Riyadi No. 3 Surakarta. Pada Tahun 1957 Kantor Cukai Cabang Surakarta dinaikkan statusnya menjadi Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B Surakarta yang bertempat di Jalan Bawean No. 23 Pasar Legi, Banjarsari, Surakarta. Kemudian lokasi kantor dipindahkan lgi ke Jalan Dr. Lambuan Tobing No. 35 Surakarta. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 32/KMK.01/1998 tanggal 4 Februari 1998 Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B meningkat statusnya menjadi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta. Kemudian tanggal 2 November 1998 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta dipindahkan ke Jalan LU Adi Sucipto No. 36 Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Surakarta. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.68/PMK.01/2007 tanggal 26 Juni 2007 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta dinaikkan statusnya dan berubah nama menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta. Berdasarkan status baru tersebut, tugas instansi ini adalah melakukan pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 28

29 Perubahan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai dari Tipe A3 menjadi Tipe Madya Kepabeanan adalah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tanggal 08 April 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B. KPPBC adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memberikan pelayanan prima serta pengawasan yang efektif kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai dengan mengimplementasikan cara kerja yang cepat, efisien, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan pengguna jasa dengan dukungan instansi yang terkait. B. Visi dan Misi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Suakarta Visi KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta Menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai bertaraf Internasional dalam pengawasan dan pelayanannya. Misi KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta Pelayanan yang terbaik dengan hati serta profesional kepada masyarakat, lingkungan serta pengguna jasa kepabeanan dan cukai. Motto KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta Leladi Kanthi Ati lan Setiti (Pelayanan dengan Hati dan Teliti secara Profesional).

C. Struktur Organisasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Suakarta (14) Kelompok jabatan fungsional 30 Sumber: Data dari KPPBC TMP B Surakarta

31 D. Deskripsi pekerjaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Suakarta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta terdiri dari: a. Sub Bagian Umum Sub Bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian keuangan dan rumah tangga Kantor Pengawasan dan Pelayanan, pengawasan dan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja, penyulluhan dan publikasi peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai, pelaporan dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan mastarakat, serta penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas. Dalam melaksanakan tugas, Subbagian Umum menyelenggarakan fungsi: 1) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas. 2) Pengawasan pelaksaan tugas dan evaluasi kinerja. 3) Perumusan laporan pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat serta pelayanan informasi kepabeanan dan cukai. 4) Pelaksaan urusan keuangan, anggaran, kesejahteraan pegawai, serta rumah tangga dan perlengkapan. Sub Bagian Umum terdiri dari: a) Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan kepegawaian, pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja, penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas, perumusan laporan pelaksana tindak lanjut laporan hasil pemeriksa aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat serta pelayanan informasi kepabeanan dan cukai. b) Urusan Keuangan Urusan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, anggaran dan kesejahteraan pegawai.

32 c) Urusan Rumah Tangga Urusan Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan. b. Seksi Penindakan dan Penyidikan Seksi Penindakan dan Penyidikan mempunyai tugas melakukan intelijen, patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai, penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai serta pengelolaan dan pengadministrasian saran operasi, sarana komunikasi dan senjata api. Dalam melaksanakan tugas, Seksi Penindakan dan Penyidikan menyelenggarakan fungsi: 1) Pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penyampaian informasi dan hasil intelijen di bidang kepabeanan dan cukai. 2) Pengelolaan pangkalan data intelijen di bidang kepabeanan dan cukai. 3) Pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai. 4) Penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai. 5) Pemeriksaan sarana pengangkut. 6) Pengawasan pembongkaran barang. 7) Perhitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor dan denda administrasi terhadap kekurangan dan kelebihan bongkar, serta denda administrasi atas pelanggaran lainnya. 8) Penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan dan barang bukti. 9) Pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai. 10) Pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai. 11) Pengelolaan dan pengadministrasian saran operasi, sarana komunikasi dan senjata api Kantor Pengawasan dan Pelayanan. Seksi Penindakan dan Penyidikan terdiri dari:

33 a) Sub Seksi Intelijen Sub Seksi Intalijen mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengelohan, penyajian, dan penyampaian informasidan hasil intelejen, analisis laporan pemeriksaan sarana pengangkut, laporan pembongkaran dan penimbunan barang, dan pengawasanlainnya serta pengeloloaan pangkalan data intelejen. b) Sub Seksi Penindakan dan Sarana Operasi Sub Seksi penindakan dan sarana operasi mempunyai tugas melakukan pelayanan pemeriksaan sarana pengangkut, patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang undangan di bidang kepabean dan cukai serta pengawasan pembongkaran barang, serta pengelolaan dan pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi dan senjata api kontor pengawasan dan pelayanan. c) Sub Seksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan Sub seksi penyidikan dan barang hasil penindakan mempunyai tugas melakukan penyidikan tindakan pidana di bidang kepabean dan cukai, penghitungan bea masuk, pajak dalam rangka impor dan denda administrasi terhadap kekurangan atau kelebihan bongkar dan denda administrasi terhadap kekurangan atau kelebihan bongkar dan denda administrasi atas pelanggaran lainnya, pemantau tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai, pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan, serta penatausahaan dan pengurusan barang hasil penindakan dan barang bukti. c. Seksi Perbendaharaan Seksi Perbendeharaan mempunyai tugas melakukan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan pungutan negara lainnya yang

34 dipungut oleh Direktorat Jenderal, pelayanan kepabeanan atas sarana pengangkut dan pemberitahuan pengangkutan barang. Dalam melaksanakan tugas Seksi Perbendaharaan menyelenggarakan fungsi: 1) Pengadministrasian penerimaan bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal. 2) Pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk, jaminan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), jaminan dalam rangka keberatan dan banding serta jaminan lainnya. 3) Penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, pengurusan permintaan dan pengembalian pita cukai. 4) Penagihan dan pengembalian bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbun pabean, pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Diraktorat Jenderal serta pengadministrasian dan penyelesaian premi. 5) Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean dan pungutan negara lainnya yang telahjatuh tempo. 6) Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, serta administrasi pelelangan. 7) Pengadminstrasian dan penyelesaian surat keterangan impor kendaraan bermotor. 8) Penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, cukai dan pungutan negara lainnya. 9) Penerimaan dan penatausahaan rencana kedatangan sarana pengangkut dan jadwal kedatangan sarana pengangkut. 10) Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian, penelitian dan penyelesaian manifest kedatangan dan keberangkatan sarana pengangkut serta pelayanan pemberitahuan pengangkut barang.

35 11) Perhitungan denda administrasi terhadap keterlambatan penyerahan dokumen sarana pengangkut. d. Seksi Perbendaharaan terdiri dari: 1) Sub Seksi Adminstrasi Penerimaan dan Jaminan Sub Seksi Adminstrasi Penerimaan dan Jaminan mempunyai tugas melakukan administrasian penerimaan bea masuk, cukai, denda adminstrasi,bunga, sewa tempat penimbun pabean, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, dan penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, dan pengurusan pita cukai, pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan impor kendaraan bermotor, penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, cukai, dan pungutan negara lainnya, pelayanan fasilitas pembebasan, penangguhan bea masuk, penundaan pembayaran cukai, pengadministrasian jaminan dan pemrosesan jaminan penangguhan bea masuk, jaminan PPJK, jaminan dalam rangka keberatan dan banding serta jaminan lainnya. 2) Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengambilan Sub Seksi Administrasi Penagihan dan Pengambilan mempunyai tugas melakukan penagihan kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal, penerbitan dan pengadministrasian surat teguran, surat paksa, penyitaan, dan pengadministrasian pelelangan serta pengadministrasian dan penyelesaian premi, pengadministrasian pengembalian bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, pita cukai, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Diraktorat Jenderal. 3) Sub Seksi Adminstrasi Manifest Sub Seksi Adminstrasi Manifest mempunyai tugas melakukan penerimaan dan penatausahaan rencana kedatangan sarana pengangkut dan jadwal kedatangan dan keberangkatan sarana pengangkut,

36 pelayanan pemberitahuan pengangkutan barang, serta perhitungan denda administrasi terhadap keterlambatan penyerahan dokumen sarana pengangkut. e. Seksi Kepabeanan dan Cukai Seksi Kepabeanan dan Cukai mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai. Seksi yang menangani Kepabeanan dan Cukai paling banyak 4 (empat). Dalam melaksanakan tugas, Seksi Kepabeanan dan Cukai menyelenggarakan fungsi: 1) Pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai. 2) Penelitian pemberitahuan impor, ekspor, dokumen cukai dan Pengusaha Barang Kena Cukai. 3) Pemeriksaan barang, pemeriksaan badan dan pengoperasian sarana deteksi. 4) Penelitian pemberitahuan klasifikasi barang, tarif bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, pungutan dalam rangka ekspor, dan pungutan negara lainnya. 5) Penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk, dan nilai pabean. 6) Pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dari kawasan pabean. 7) Pelayanan dan pengawasan pemasukan, penimbunan dan pemuatan barang ekspor ke sarana pengangkut. 8) Pelaksanaan urusan pembukuan dokumen cukai. 9) Pelaksaan urusan pemusnahan dan penukaran pita cukai. 10) Pemeriksaan Pengusaha Barang Kena Cukai, buku daftar dan dokumen yang berhubungan dengan barang kena cukai. 11) Pelaksanaan pengawasan dan pemantauan produksi, harga dan kadar barang kena cukai. Sub Seksi Kepabeanan dan Cukai masing-masing membawahi Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai. Subseksi yang menangani Hanggar Pabean dan Cukai paling banyak 2 (dua).

37 Sub Seksi Hanggar Pabean dan Cukai mempunyai tugas melakukan pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan, penelitian pemberitahuan impor dan ekspor, pemeriksaan barang, pemeriksaan badan dan pengoperasian sarana deteksi, penelitian pemberitahuan klasifikasi barang, tarif bea masuk, nilai pabean dan fasilitas impor serta penelitian kebenaran perhitungan bea masuk, pajak dalam rangka impor, pungutan dalam rangkaekspor, dan pungutan negar lainnya, penetapan klasifikasi barang, tari bea masuk, dan nilai pabean, pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dari kawasan pabean, pelayanan dan pengawasan pemasukan, penimbunan dan pemuatan barang ekspor ke saranapengangkut, pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang cukai, penatausahaan dan penelitian pemberitahuan dokumen cukai dan pungutan negara lainnya, pelaksaan urusan pembukuan dokumen cukai, pelaksanaan urusan pemusnahan dan penukaran pita cukai, pemeriksaan Pengusaha Barang Kena Cukai, buku daftar dan dokumen yang berhubungan dengan barang kena cukai, serta pelaksaan pengawasan dan pemantauan produksi, harga dan kadar barang kena cukai. f. Seksi Tempat Penimbunan Seksi Tempat Penimbunan melakukan pelayanan teknis dan fasilitas kepabeanan di Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean. Dalam melaksanakan tugas, Seksi Tempat Penimbunan menyelenggarakan fungsi: 1) Pengadministrasian perijinan tempat penimbunan pabean. 2) Pengelolaan tempat penimbunan pabean. 3) Penatausahaan penimbunan, pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean. 4) Pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean. 5) Pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pencacahan barang di Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean.

38 6) Pelaksanaan urusan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasi negara, dan barang yang menjadi milik negara. 7) Penyiapan pelelangan atas barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara dan barang yang menjadi milik negara. 8) Pelaksanaan urusan pemusnahan barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai, dan barang yang menjadi milik negara dan atau busuk. g. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perudang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlianya. Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor. Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. E. Kinerja Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Suakarta Peraturan pada KPPBC TMP B Surakarta antara lain: - Hari dan jam kerja : Senin S/d Jumat dan 07.30 17.00 WIB - Seragam : Seragam Bea dan Cukai ( warna biru tua) - Jumlah Pegawai : 101 orang Rincian: - Eselon III : 1 Orang - Eselon IV : 12 Orang

39 - Eselon V : 28 Orang - Pelaksana : 60 Orang Jumlah : 101 Orang - Reward : Apabila Tim Penyidik telah menyelesaikan kasus tentang cukai atau apapun pegawai akan mendapatkan uang bonus pekerjaan. - Punishman : Apabila pegawai telat masuk kantor dan apabila pegawai keluar kantor dengan alasan pribadi di luar jam istirahat.