HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA (PATTERN MAKING) DENGAN TEKNIK KONSTRUKSI DI SMK NEGERI 1 IV ANGKEK KAB.

dokumen-dokumen yang mirip
MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

Fashion And Fashion Education

PERSEPSI SISWI KELAS X TATA BUSANA TENTANG KOMPETENSI MEMBUAT POLA TEKNIK KONSTRUKSI DI SMKN 3 SUNGAI PENUH JULITA HARMAIDA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

KEBIASAAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KRIA TEKSTIL DENGAN TEKNIK BORDIR DI SMK NEGERI 8 PADANG JURNAL

KEBIASAAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KRIA TEKSTIL DENGAN TEKNIK BORDIR DI SMK NEGERI 8 PADANG JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH.

Muhammad Iqbal 1, Zulkifli Naansah 2, Yusri Abdul Hamid 2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTEK PEMANGKASAN RAMBUT SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK NEGERI 3 PAYAKUMBUH JURNAL

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

ANALISIS FAKTOR DISIPLIN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI HASIL MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH IDEAL WANITA DEWASA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 10 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

HUBUNGAN DISIPLIN DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGOLAH MAKANAN INDONESIA 1 DI SMK NEGERI 3 KOTA SOLOK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KONSTRUKSI POLA BUSANA DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

HAMBATAN PELAKSANAAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MATA PELAJARAN PRODUKTIF TATA BUSANA SMKN 1 LEMBAH GUMANTI MIA MARGARETTA

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLADI SMK NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI RINA SUSANTI

PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANGAN INDUSTRI (PLI) PADA MAHASISWA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

KESIAPAN SISWA TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH SEBELUM PRAKTEK KERJA INDUSTRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENGARUH KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI MAN 2 BATUSANGKAR E-JURNAL

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengolahan data hasil tes dan angket mengenai Kontribusi Hasil Belajar

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

E-JURNAL. Oleh : NECI DESWITA SARI

HUBUNGAN CARA BELAJAR DAN KELENGKAPAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh IRA DWI ANANDA ERNI MUSTAKIM BAHARUDDIN RIZAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEKS) telah membawa

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI MENJAHIT DI JURUSAN DESAIN KRIA TEKSTIL (DKT) SMK NEGERI 4 PARIAMAN LENI MARTIN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN KESAN SISWA TERHADAP PELAKSANAAN METODE DISKUSI MODEL COOPERATIVE LEARNING

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DI SMK N 2 WONOSARI

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN STUDI BANDING DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU JURUSAN TEKNIK MESIN SMK NEGERI 2 SOLOK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Sistem Rem Siswa

MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMANGKASAN RAMBUT DASAR KOMPETENSI KEAHLIAN TATA KECANTIKAN RAMBUT SMK N 3 PAYAKUMBUH

Mutia Oktavia 1, Titi Sriwahyuni 2, Sukaya² Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

PENGARUH HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEKANBARU

PENGEMBANGAN VIDEO ANIMASI TUTORIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT AUTOCAD DASAR

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

Penulis 1: Dwi Yanu Mardi S. Penulis 2: Sri Palupi, M.Pd

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR

MINAT SISWA SMK N 3 PAYAKUMBUH UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR PASTRY AND ART MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA UNIVERSITAS NEGERI PADANG MARISA AYU SAPUTRI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

Transkripsi:

HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA (PATTERN MAKING) DENGAN TEKNIK KONSTRUKSI DI SMK NEGERI 1 IV ANGKEK KAB. AGAM YANI DWI NINGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012

PERSETUJUAN PEMBIMBING HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA (PATTERN MAKING) DENGAN TEKNIK KONSTRUKSI DI SMK NEGERI 1 IV ANGKEK KAB. AGAM YANI DWI NINGSIH Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Yani Dwi Ningsih untuk persyaratan wisuda periode September 2012 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing

HAMBATAN-HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEMBUAT POLA (PATTERN MAKING) DENGAN TEKNIK KONSTRUKSI DI SMK NEGERI 1 IV ANGKEK KAB. AGAM Yani Dwi Ningsih, Yenni Idrus I, Izwerni II Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FT Universitas Negeri Padang Email: yanidwiningsih@yahoo.com Abstrak Penelitian ini berawal dari kenyataan yang terjadi di SMK Negeri 1 IV Angkek Kabupaten Agam, dimana banyak siswa yang belum mampu membuat pola dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dalam mengambil ukuran badan dan pembuatan pola pada mata pelajaran membuat pola dengan teknik konstruksi. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Tata Busana yang berjumlah 24 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran angket atau kuesioner yang berjumlah 50 item. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik persentase dan tingkat capaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan-hambatan belajar siswa pada mata pelajaran membuat pola dengan teknik konstruksi di SMKN 1 IV Angkek Kabupaten Agam masih cukup. Hal ini terlihat dari tingkat capaian dari mengukur badan sebesar 76,77% dan pembuatan pola sebesar 78,84%, ini berarti siswa masih menemukan hambatan-hambatan dalam mata pelajaran membuat pola. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk guru dan siswa. Kata kunci: Hambatan Belajar, Membuat Pola (Pattern Making), Teknik Konstruksi Abstract This study originated from the fact that occurred in SMK Negeri 1 IV Angkek Agam District, where many students are not able to make the patterns correctly. This study aims to find out how big the obstacles faced by students in taking body size and pattern making on subjects making patterns with construction techniques.

Population and samples in this study were students of class XI dressmaking subjects totaling 24 people. Data collection in this study conducted by distributing questionnaires or questionnaires totaled 50 item. Data analysis technique used is the percentage of technique and performance levels. The results show that constraints on the subjects students create patterns with construction techniques in SMKN 1 Agam District IV Angkek still pretty. This is evident from the level of achievement of the measure gain of 76.77% and 78.84% for pattern making, this means that students still find obstacles in subjects making patterns. Expected results of this study for teachers and students. Keyword : Obstacles study, Pattern Making, Construction Techniques. I Staf Pengajar Jurusan Kesejahteraan Keluarga, UNP II Staf Pengajar Jurusan Kesejahteraan Keluarga, UNP A. Pendahuluan Pendidikan sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu Negara. Pada dasarnya tujuan pendidikan dinegara kita menghendaki tiga aspek perubahan yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) serta nilai dan sikap (afektif) dalam diri individu yang mengalami proses pendidikan. Pendidikan kejuruan adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional yang mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik secara kreatif dan produktif dengan lingkungan sosial, budaya, ekonomi dan teknologi serta memiliki pengetahuan dan keterampilan kejuruan yang sesuai dengan persyaratan berbagai lapangan kerja atau menciptakan kesempatan kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan

kejuruan yang menyelenggarakan berbagai program studi Keahlian yang disesuaikan dengan kompetensi kebutuhan lapangan kerja. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0490/U/1992, pasal 2 yang dikutip oleh Maizarti (2009:20) menjelaskan tentang tujuan SMK. Pendidikan SMK bertujuan : 1. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar. 2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar. 3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. 4. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional. SMK Negeri 1 IV Angkek Kab. Agam adalah salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas yang handal dan kompetitif. SMK Negeri 1 IV Angkek memiliki 8 keahlian yaitu: Kria Kayu, Kria tekstil, Akuntansi, Tata Busana, Desain Komunikasi Visual, Teknik Komputer Jaringan, Multimedia dan Administrasi Perkantoran. Mata pelajaran yang diajarkan di SMK Negeri 1 IV Angkek adalah kelompok normatif, adaptif dan produktif, (Data Kurikulum SMK: 2010).

Dalam kelompok mata pelajaran produktif keahlian jurusan Tata Busana terdapat beberapa mata pelajaran yaitu : menggambar busana (fashion drawing), membuat pola (pattern making), membuat busana wanita, membuat busana pria, membuat busana anak, membuat busana bayi, memilih bahan baku busana, membuat hiasan busana (embroidery) dan mengawasi mutu busana, (Spektrum Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 28). Didalam pembuatan pola (pattern making) terdapat dua kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa yaitu : menguraikan macam-macam teknik pembuatan pola dan membuat pola, (Spektrum: 2008). Membuat pola busana dengan teknik konstruksi (Pattern Making) yang merupakan kompetensi produktif yang diajarkan di SMK. Menurut Porrie (1994:1): bahwa Kontruksi pola busana adalah salah satu mata pelajaran dibidang studi Tata Busana yang merupakan inti dari pengetahuan tentang pembuatan pola, tanpa pola, pembuatan busana dapat dilaksanakan tetapi kup dari busana tersebut tidak akan memperlihatkan bentuk feminin seseorang. Pola merupakan suatu hal yang paling pokok di dalam pembuatan pakaian. Menurut Purnomo (1984: 1) mengatakan bahwa pola yang baik berarti cocok dengan si pemakai dan akan menambah baiknya penampilan. Selanjutnya menurut Atmadja (1982: 66) mengemukakan: Pembuatan pakaian menggunakan pola yang baik dan ukuran yang tepat, sangat menentukan keserasian letak dan duduknya pakaian pada badan. Apabila seseorang menghendaki hasil jahitan pakaian

yang memuaskan, maka ia harus terampil membuat atau memilih pola yang tepat sesuai dengan model yang dikehendaki. Secara garis besar ruang lingkup pokok bahasan yang diajarkan atau dipelajari dalam Spektrum Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2008 adalah : Standar kompetensi Membuat Pola (Pattern Making): Kompetensi Dasarnya, a). Menguraikan macam-macam teknik pembuatan pola (Teknik Konstruksi), b). Membuat pola. Adapun standar kompetensi dari Pembuatan Pola dengan Teknik Konstruksi : Kompetensi Dasarnya, a). Mengambil ukuran badan, b). Menggambar/membuat pola, c). Mengubah pecah pola sesuai desain, d). Memeriksa pola, e). Menggunting pola, f). Melakukan uji coba pola, g). Menyimpan pola. Dari ruang lingkup pokok pembahasan diatas penulis membatasi dua kompetensi dasar untuk diteliti yaitu mengambil ukuran badan dan menggambar/membuat pola. Belajar adalah masalah setiap orang, karena hampir semua orang mempunyai kecakapan, keterampilan, pengetahuan dan sikap tersebut dimodifikasi serta berkembang karena belajar. Tanpa belajar manusia akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tuntutan hidup, kehidupan dan penghidupan yang senantiasa berubah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, siswa sering dihadapkan pada kendala-kendala atau hambatan yang merupakan faktor-faktor yang dapat dipengaruhi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi berasal dari dalam diri (internal) dan dari luar diri

(eksternal). Faktor yang bersumber dari dalam diri (internal) seperti inteligensi, bakat, minat, perhatian, motivasi, kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor yang bersumber dari luar diri (eksternal) seperti dari lingkungan sekolah seperti kurikulum, metode mengajar, hubungan guru dengan murid, sarana dan prasarana (Slameto, 2010 : 64). Berdasarkan pengamatan dilapangan ternyata nilai mata pelajaran/kompetensi membuat pola dengan teknik konstruksi pada siswa tata busana di SMK Negeri 1 IV Angkek Kab. Agam masih rendah. Hal ini diketahui dari rata-rata nilai laporan mingguan dan semester siswa untuk mata pelajaran/kompetensi membuat pola dengan teknik konstruksi belum mencapai ketuntasan belajar dimana nilai tuntas yang harus dicapai 7,00. Hambatan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik dan munculnya kelainan perilaku siswa, baik yang berkapasitas tinggi maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern siswa dan ekstern siswa. Hambatan adalah segala sesuatu yang menghalangi, merintangi, menghambat yang ditemui manusia atau individu dalam kehidupannya sehari-hari yang datangnya silih berganti, sehingga menimbulkan hambatan bagi individu yang mengalaminya untuk mencapai tujuan, ( Hamalik,1983: 72). Hambatan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak kedalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku. Gejala hambatan itu dimanifestasikan secara langsung dalam berbagai bentuk tingkah laku. Tingkah laku dimanifestasikan dengan adanya hambatan tertentu, biasanya

akan terlihat dalam aspek-aspek motoris, kognitif dan afektif baik itu ke dalam proses maupun hasil belajar yang dicapai. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui seberapa besar hambatanhambatan yang dihadapi siswa dalam mengambil ukuran badan dan pembuatan pola (badan, lengan dan rok) dengan teknik konstruksi pada mata pelajaran membuat pola di SMK Negeri 1 IV Angkek. B. Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat deskriftif kuantitatif, dimana hanya menggambarkan, menjelaskan dan menginterprestasikan data sebagaimana adanya. Data yang terkumpul diklasifikasi atau dikelompok-kelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan. Penelitian ini mempunyai satu variabel tunggal, yaitu hambatan-hambatan belajar siswa pada mata pelajaran membuat pola (pattern making) dengan teknik konstruksi dengan indikator yaitu: Mengambil ukuran badan dan Pembuatan pola (badan, lengan dan rok) teknik kontruksi yang tepat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI (dua) jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 IV Angkek yang berjumlah 24 orang. Jumlah populasi yang dijadikan sampel adalah siswa kelas XI (dua) jurusan Tata Busana di SMK Negeri 1 IV Angkek yang bejumlah 24 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, dimana data diambil langsung dari objek penelitian dengan penyebaran angket (kuesioner). Instrumen penelitian yang digunakan untuk

mengukur variabel ini adalah angket dengan model skala likert yang digunakan untuk mengukur hambatan dan kesulitan yang dihadapi dengan jawaban yang mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif. Uji validitas instrumen dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Untuk mengukur validitas digunakan rumus Pearson Product Moment (Arikunto, 2006: 170): r xy = Ν XY X Y {N X 2 X) 2 }{N Y 2 Y 2 } Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006: 196) r 11 = k k 1 1 σ b 2 σ t 2 Hasil penelitian di analisis dengan perhitungan statistik deskriptif, yaitu menggunakan rumus persentase seperti dikemukakan Sudjana (2005: 50), yaitu: Tingkat ketercapaian = skor rata rata skor ideal x 100% Skor ideal = Banyak item X Option C. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terlihat hambatanhambatan belajar siswa pada mata pelajaran membuat pola (Pattern Making) dengan teknik konstruksi di SMKN N 1 IV Angkek Kabupeten Agam meliputi mengambil ukuran badan dan pembuatan pola. Agar penelitian ini

lebih bermakna dan jelas maksudnya sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan maka untuk lebih jelasnya akan dibahas masing-masing permasalahan. 1. Hambatan-hambatan belajar siswa pada mata pelajaran membuat pola dalam mengambil ukuran badan Berdasarkan analisis terhadap indikator mengambil ukuran badan diketahui terdapat hambatan dalam membuat pola, Dapat dilihat pada tingkatan persen hambatan mengenai indikator mengambil ukuran badan pada siswa kelas XI (dua) program keahlian Tata Busana, berada pada kategori/kriteria cukup. Dengan persentase pencapaian 76,77% dan ratarata 3,07. Sesuai dengan teori Arikunto (2003:57) dalam pernyataannya bahwa Kategori Persentase Pencapaian 65% - 79%, berada pada kategori/kriteria cukup. Kesimpulan hasil penelitian hambatan belajar siswa dalam mengambil ukuran badan pada kategiri/kriteria cukup, artinya siswa menemukan hambatan dalam mempelajari mengambil ukuran badan. 2. Hambatan-hambatan belajar siswa pada mata pelajaran membuat pola Berdasarkan analisis terhadap indikator membuat pola, diketahu terdapat hambatan dalam membuat pola, dapat dilihat pada tingkatan persen hambatan mengenai indikator membuat pola pada siswa kelas XI (dua) program keahlian Tata Busana, berada pada kategori/kriteria cukup.

Dengan pencapaian persentase 78,84% dan rata-rata 3,15. Sesuai dengan teori Arikunto (2003: 57) dalam pernyataannya bahwa Kategori Persentase Pencapaian 65% - 79% berada pada pada kategori/kriteria cukup. Kesimpulan hasil penelitian hambatan siswa dalam mempelajari pembuatan pola berada pada kategori/kriteria cukup. Artinya siswa sudah mulai sedikit menguasai dengan baik dalam membuat pola. Adapun hasil rekapitulasi dari hambatan-hambatan belajar siswa pada mata pelajaran membuat pola di SMKN N 1 IV Angkek Kabupaten Agam adalah sebagai berikut: Tabel 18: Rekapitulasi Hambatan-Hambatan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) dengan teknik konstruksi di SMKN N 1 IV Angkek Kabupaten Agam No Indikator Rata-Rata TCR Kriteria 1 Mengambil Ukuran Badan 3,07 76,77 Cukup 2 Pembuatan Pola 3,15 78,84 Cukup Dari tabel 18 di atas dapat dilihat Hambatan-Hambatan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pola (Pattern Making) dengan teknik konstruksi di SMKN N 1 IV Angkek Kabupaten Agam secara umum masih Cukup. Hal ini berarti bahwa hambatan-bambatan belajar siswa dapat di atasi dengan cara memperbaiki cara pengambilan ukuran badan dan pembuatan pola sesuai dengan materi yang telah dipelajari.

D. Kesimpulan dan Saran 1. Hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar pada mata pelajaran membuat pola dengan indikator mengambil ukuran badan berada pada tingkat capaian responden dengan skor 76,77% berada pada kategori cukup. 2. Hambatan yang dihadapi siswa dalam belajar pada mata pelajaran membuat pola dengan indikator pembuatan pola berada pada tingkat capaian responden dengan skor 78,84% berada pada kategori cukup. Sehubungan dengan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang kesuksesan proses pembelajaran membuat pola. Diharapakan kepada guru hendaknya mampu mengenali masalah siswa dan mengatasi masalah atau hambatanhambatan yang dihadapi siswa dalam mempelajari pelajaran membuat pola (Pattern Making) sehingga siswa dapat menguasai materi yang diberikan oleh guru dan meningkatkan hasil belajar siswa. Diharapkan kepada siswa agar lebih meningkatkan motivasi belajar dalam membuat pola dan serius mempelajari materi yang diberikan dan mengulangi materi dirumah. Catatan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing 1 Dra. Yenni Idrus, M. Pd dan Pembimbing II Dra. Izwerni

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik.Jakarta : PT. Asdi Mahastya. Atmadja, Roesmini Soeria. 1982. Tata Laksana Pakaian-Pakaian. Bandung : Angkasa. Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Porrie, Muliawan. 1994. Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Poernomo, Syahandi. Rusli, Kartini. 1984. Konstruksi Pola. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Spectrum. 2008. Subdit Pembelajaran. SMK Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung.: Transito UU Republik Indonesia No. 0490 Tahun 1992. Sistem Pendidikan Nasional. (Dikutip dari Maizarti, (2009:20), Tujuan SMK).