STRATEGI PENYELESAIAN RUMAH TINGGAL ISLAMI BERLAHAN SEMPIT DI KAMPUNG CEMANI (Desain Kreatif Perumahan Berbasis Keterbatasan)

dokumen-dokumen yang mirip
SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

POLA INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI MANIFESTASI HIJAB PADA RUMAH TINGGAL KETURUNAN ARAB DI KELURAHAN PASAR KLIWON

PENERAPAN KONSEP HIJAB PADA RUMAH TINGGAL PERKOTAAN

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II METODE PENELITIAN

EVALUASI PURNA HUNI MASJID ULIL ALBAB KAMPUS 2 UMS

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

kompetensi dasar Peta Konsep bagian tempat atau bangunan Kata Kunci

EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)

contoh rumah minimalis sederhana

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENYUSUNAN ARAHAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DI KABUPATEN SLEMAN

PENERAPAN ARSITEKTUR ISLAMI PADA KAMPUS ISLAM (Studi Kasus pada Kenyamanan Ruang KM/WC di Kampus UMS)

MODEL RUMAH-C3 (CEDHAK-CILIK-CIUT) SEBAGAI SOLUSI GREEN BUILDING PADA RUMAH TINGGAL DI PERKOTAAN

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

BAB III KAMPUNG DI KOTA SURAKARTA

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

NASKAH PUBLIKASI PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ISLAM

POLA TATA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KAWASAN PUSAT KOTA PALU

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN 7.1. Ringkasan Temuan

BAB III METODE PENELITIAN

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

Renny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

Penduduk. Baciro ,62. Demangan ,16. Klitren ,75. Kota Baru ,74. Terban 80 9.

BAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persoalan Perancangan

ARTIKEL PUBLIKASI PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUS UMS SEBAGAI DESTINASI WISATA KREATIF BERBASIS EDUKASI

DAFTAR ISI. Hal. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PURNA HUNI SIRKULASI DAN FASILITAS TERMINAL KARTASURA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tipologi Rumah Tinggal dengan Harga Rp Juta di Yogyakarta

III. METODE KAJIAN. 3.1 Batas Kajian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari orangorang

EKSPLORASI DENAH RUMAH TINGGAL DI LAHAN MAGERSARI

BAB VI HASIL RANCANGAN

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

KAJIAN KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH TINGGAL DENGAN MODEL INNERCOURT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP NIDN

Siti Sarwati Departement of Architecture, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Jalan, 16424, Depok, Indonesia

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

REGOL PAGAR RUMAH TRADISIONAL DI LAWEYAN SURAKARTA

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

IDENTIFIKASI KARAKTER BANGUNAN ISLAMI PADA PESMA PUTRI KH MAS MANSUR UMS

Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng

Universitas Sumatera Utara

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH POLA PENATAAN RUANG RUMAH DERET TERHADAP PENGOPTIMALAN ANGIN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi

GENDER DALAM TERITORI

BAB I PENDAHULUAN. Kerap kali istilah Rumah ku, istanaku sering diucapkan,kata-kata yang

RUMAH SUSUN PENJARINGAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA

IDENTIFIKASI POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DI LASEM, JAWA TENGAH

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KENAMPAKAN ALAM MELALUI METODE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JEMAWAN JATINOM, KLATEN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

METODE PERANCANGAN RUMAH DAN LINGKUNGANNYA BERDASARKAN ARSITEKTUR ISLAM 1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dengan perilaku dan satunya dilaksanakan melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

TERITORI RUANG PADA RUMAH PRODUKTIF BATIK DI KAUMAN, PEKALONGAN JAWA TENGAH

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pada dasarnya hunian tidak dapat dilihat sebagai tempat hidup saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. sebagai salah satu kegiatan penelitian Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

HANIFAH KUMALA DEWI A

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

Pendapatan terbesar Kota Sleman terbesar diperoleh. untuk rumah susun harus mencari lahan yang memang

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING 2010/2011

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. ( Informed Concent ) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Skabies pada Santri di

KARAKTERISTIK TERITORIALITAS RUANG PADA PERMUKIMAN PADAT DI PERKOTAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK ADI TK MTA 1 KEBAKKRAMAT

BAB III METODE PENELITIAN

TA Sekolah Alam Gunungpati

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian bergerak dipandu oleh sebuah landasan teori dalam menggali informasi

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

Transkripsi:

STRATEGI PENYELESAIAN RUMAH TINGGAL ISLAMI BERLAHAN SEMPIT DI KAMPUNG CEMANI (Desain Kreatif Perumahan Berbasis Keterbatasan) Muhammad Haedar Anas 1, Yusuf Eko Utomo 2 dan Qomarun 3 1,2,3 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 Email: mhaidaranas@gmail.com Abstrak Latar belakang riset ini adalah banyaknya masyarakat di perkotaan yang harus membangun rumah tinggal di lahan yang sempit. Selain harus dapat memenuhi berbagai ruang-ruang untuk kebutuhan tempat tinggalnya, maka rumah berlahan sempit tersebut juga harus memenuhi aspek arsitektur Islami, jika rumah tersebut hadir di perkampungan Islam atau penghuninya menghendaki demikian. Untuk menemukan alternatif penyelesaian permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tentang rumah tinggal berlahan sempit pada kampung Islam, dengan studi kasus di Cemani, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode rasionalistik, sementara kompilasi data dilakukan dengan sampling-purposif. Riset dilakukan pada rumah-rumah yang berlahan di bawah 100m² dan berada dalam satu gang yang sama. Pengamatan dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 2015. Hasil riset ini menunjukkan ada 3 model penyelesaian, yaitu: (1) model sharing space, dalam arti masyarakat menggunakan ruang secara bersama-sama dalam satu gang (contoh: ruang parkir bersama dan ruang jemur bersama); (2) model flexibel room, yaitu masyarakat menggunakan ruang dalam rumahnya secara multifungsi (contoh: ruang tamu dan tempat sepeda, ruang keluarga dan tempat jahit, ruang dapur dan tempat jemur); dan (3) model hidden room, yaitu masyarakat menggunakan ruang dalam rumah secara berganti-ganti sesuai kebutuhannya (contoh: tempat tidur di sofa, tempat belajar lesehan, tempat mengaji-sholat di kamar). Sementara itu, konsep hijab yang menjadi cirikhas arsitektur Islami, masih tetap dipertahankan di Kampung Cemani, yaitu pembatasan ruang yang berdasarkan atas muhrim dan jenis kelamin (contoh: pintu masuk rumah, kamar tidur, ruang tamu). Kesimpulan dari riset ini adalah upaya kreatif justru bisa lahir dari kondisi yang terbatas, sementara rekomendasinya adalah diperbanyak penggalian dan terapan desain kreatif berbasis keterbatasan. Kata kunci: arsitektur islami; lahan sempit; cemani; desain kreatif Pendahuluan Seiring dengan perkembangan zaman, maka tingkat kepadatan penduduk di perkotaan semakin tinggi dan akhirnya persedian lahan terbuka menjadi semakin sedikit, seperti juga terlihat pada Kampung Cemani. Dengan kata lain, masyarakat kota sekarang harus dihadapkan kepada kenyataan tentang keterbatasan lahan untuk membuat rumah tinggal. Pada sisi yang lain, rumah-rumah tersebut juga harus memenuhi konsep-konsep Islam karena penghuni rumah yang mempunyai paradigma hidup (way of life) Islam saat ini cenderung berupaya mewujudkannya ke dalam bangunan (Hawwa, 2003). Untuk generasi sekarang, rumah dengan luas lahan di bawah 100 m2 telah menjadi fakta yang harus diterima, meskipun hal itu tidak pernah terbayangkan oleh generasi-generasi sebelumnya, yang terbiasa dengan rumah-rumah berlahan di atas 600 m2. Rumah sebagai tempat tinggal, pada umumnya mempunyai ruang-ruang sebagai berikut: ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang makan, dapur, KM/WC, tempat cuci, tempat jemur dan garasi. Selain harus menyediakan ruang-ruang tersebut, maka rumah ditata memenuhi konsep-konsep Islam, karena hal itu sebagai perwujudan dari penghuninya yang beragama Islam (Qomarun, 2003). Kampung Cemani terletak di perbatasan antara Solo-Sukoharjo (lihat Gambar 1). Berdasarkan wilayah administratifnya, Kampung Cemani berada di dalam wilayah Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah (Pemkab Sukoharjo, 2011). Kampung ini terkenal sebagai kampung Islam karena banyak pondok pesantren berdiri di sana. Sebagian masyarakat Solo menamakan Kampung Cemani dengan sebutan Kampung Ngruki, karena terdapat pondok pesantrennya yang tua dan terkenal, yaitu Pondok Pesantren Ngruki. Pada kampung ini juga terletak Pondok Pesantren Al Mu min yang didirikan oleh Abu Bakar Ba asyir, seorang tokoh Islam yang selalu dihubunghubungkan dengan kasus terorisme, baik di tingkat nasional maupun internasional (id.wikipedia.org, 2015). Masyarakat yang bertempat tinggal di Cemani sampai saat ini masih sangat kental dengan agama Islam, dan bahkan konsep hijabnya selalu diupayakan terwujud dalam bangunan. Bagaimana cara masyarakat Cemani dalam A-1

memenuhi ketersediaan ruang-ruang seperti tersebut di atas dan juga mampu memenuhi syariat Islam, meskipun lahannya sangat terbatas? Paper berikut ini akan berupaya menjelaskan jawabannya. Gambar 1. Peta Lokasi Kampung Cemani yang Berada di Perbatasan Solo-Sukoharjo (Sumber: www.wikimapia.com, 2015) A-2

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma rasionalistik, dalam artian selalu mengandalkan adanya indra-logika etika, dan selalu berproses reflektif, yaitu bergerak mondar-mandir antara dunia teori-empiri, induktif-deduktif, konvergensi-divergensi, sentral-periferal, instrumental-substansial (Muhadjir, 1993). Metode penelitian dilakukan dengan 3 langkah utama, yaitu: (1) cara mendapatkan data; (2) cara menganalisis data; dan (3) cara mengambil kesimpulan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan kajian pustaka; analisis data dilakukan dengan pemetaan kawasan, pemetaan ruang, pemetaan perilaku dan penyusunan master sheet; sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan dengan pemaknaan implisit-eksplisit-ekstrapolatif. Observasi lapangan dan wawancara dilakukan untuk memperoleh data primer (seperti: denah rumah, tampak rumah, potongan rumah, detil ruang interior dan eksterior), sedangkan kajian pustaka dilakukan untuk mendapatkan data sekunder (seperti: peta lokasi, statistik wilayah, kondisi kampung). Berdasarkan fokus penelitiannya, objek riset ini adalah rumah-rumah di Cemani yang lahannya sempit, yaitu di bawah 100 m2. Berdasarkan hasil survei lapangan, maka dalam kawasan Cemani terdapat puluhan gang dan ratusan rumah. Sesuai sifat penelitian rasionalistik yang ingin mencari makna dibalik rerata, maka pengambilan objek riset dilakukan dengan metode purposive-sampling, yaitu mengambil objek riset yang sesuai dengan kasusnya (Gulo, 2002). Cara pengambilan data dilakukan dengan memilih beberapa rumah berlahan sempit (<100m2) dari rumah-rumah yang ada dalam satu gang yang sama. Berdasarkan hasil survei, maka dari 10 gang yang ada di Cemani diambil 1 gang saja, yaitu Gang Walet (lihat Gambar 2). Selanjutnya, dari dalam Gang Walet itu, diambil data rumah yang luas lahannya di bawah 100 m2. Berdasarkan observasi lapangan, maka akhirnya diperoleh 13 rumah sebagai objek penelitian (lihat Tabel 1). No Gambar 2. Foto Gang Walet dan Peta Lokasinya di Kampung Cemani Tabel 1. Daftar objek riset rumah tinggal islami berlahan sempit di gang Walet, Cemani Nama Kepala Keluarga Luas Lahan (M²) Nama-Nama Ruang 1. Bpk Edi 13x4=52 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 2. Bpk Sukarsi 13x4=52 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 3. Bpk Hartani 13x4=52 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 4. Bpk Mulyono 13x4=52 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 5. Bpk Sabardi 13x4=52 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 6. Bpk Suyadi 13x6=78 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 7. Bpk Sutarto 13x6=78 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 8. Bpk Samingan 13x6=78 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 9. Bpk Karsi 13x7=91 Carport, Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC, Kerja 10. Bpk Miskimin 13x7=91 Carport, Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC, Kerja 11. Bpk Anto 13x7=91 Carport, Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC, Kerja 12. Bapak Yakub 13x6=78 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC 13. Ibu Siti 13x6=78 Teras, Tamu, Keluarga, Makan, Tidur-1, Tidur-2, Dapur, KM/WC A-3

Pembahasan Berdasarkan survei lapangan dan wawancara, maka telah diperoleh 13 data rumah Islami berlahan sempit. Selanjutnya data riset itu diolah dan disusun untuk menjadi gambar-gambar arsitektur dan lembar kerja. Berdasarkan keragaman luasan ruang dan lahannya, maka berikut ini disajikan gambar-gambar tentang situasi Gang Walet dan denah rumah-rumah yang menjadi objek riset: Gambar 3. Situasi Gang Walet dan lokasinya di kawasan Cemani Gambar 4. Denah rumah islami berlahan sempit tipe 52 A-4

Gambar 5. Denah rumah islami berlahan sempit tipe 78 Gambar 6. Denah rumah islami berlahan sempit tipe 91 (sumber: survei, 2015) A-5

Berdasarkan data survei lapangan yang telah disusun dalam bentuk dokumen arsitektur dan lembar kerja, maka terlihat bahwa setiap rumah (lihat Gambar 4-6) pasti mempunyai ruang tidur-1, tidur-2, teras, ruang tamu, ruang makan, dapur dan KM/WC; sedangkan untuk carport dan ruang kerja hanya dimiliki oleh rumah tipe 91. Selain itu, setiap rumah memiliki 2 pintu masuk, kecuali rumah tipe 52. Dari denah rumah juga terlihat bahwa setiap rumah tidak menyediakan tempat jemur pakaian di bagian belakangnya, karena lahan terbukanya sudah tidak ada. Namun demikian, setelah dilihat pada gambar situasi kawasan (lihat Gambar 3), maka dapat terlihat bahwa tempat jemur terdapat pada kavling yang terbuka. Selain itu, pada kavling yang terbuka juga digunakan warga untuk garasi bersama. Jadi, masyarakat Cemani menggunakan kavling terbuka untuk ruang bersama (sharing space), yaitu tempat jemur dan parkir bersama, seperti terlihat pada gambar foto berikut ini: Gambar 7. Strategi sharing space: cara mengatasi keterbatasan lahan dengan membuat ruang bersama (contoh: kavling terbuka untuk ruang jemur dan parkir bersama) (sumber: survei, 2015) Pada foto di atas dapat terlihat, bahwa pakaian yang dijemur di tempat jemur bersama adalah khusus pakaian luar (kaos, baju, celana panjang, handuk), sementara untuk pakaian dalam dijemur di bagian interior rumah (teras, bibir jendela, belakang pintu). Sementara itu, untuk menghemat ruang, maka warga menggunakan ruang-ruang yang ada secara multifungsi (flexible room), seperti ruang tamu dan tempat sepeda, ruang keluarga dan tempat jahit, ruang dapur dan tempat jemur. Selain itu, warga juga menggunakan ruang secara bergantian sesuai kebutuhan (hidden room), seperti ruang keluarga dan ruang tamu menjadi tempat tidur bagi laki-laki pada malam hari, ruang teras menjadi tempat jemur jika pagi-siang hari, ruang keluarga menjadi tempat mengaji dan belajar jika malam hari, ruang tidur menjadi tempat sholat untuk wanita jika waktu sholat telah tiba, KM/WC menjadi tempat cuci jika anggota keluarga telah selesai kegiatan bersuci, serta ruang dapur menjadi tempat setlika jika telah selesai memasak. Gambar 8. Strategi flexible room: cara mengatasi keterbatasan lahan dengan membuat ruang multifungsi (contoh: ruang tamu dan tempat sepeda; ruang keluarga dan tempat jahit) A-6

Gambar 9. Strategi Hidden Room: Cara Mengatasi Lahan dengan Penggunaan Ruang Tambah Secara Bergantian (Contoh: Ruang Tidur dan Ruang Sholat; Ruang Dapur dan Tempat Setlika) Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka penelitian ini menemukan 3 strategi yang dilakukan oleh masyarakat Cemani dalam menyelesaikan permasalahan rumah Islami yang berlahan sempit, yaitu: (1) model sharing space, dalam arti masyarakat menggunakan ruang secara bersama-sama dalam satu gang (contoh: ruang parkir bersama dan ruang jemur bersama); (2) model flexibel room, yaitu masyarakat menggunakan ruang dalam rumahnya secara multifungsi (contoh: ruang tamu dan tempat sepeda, ruang keluarga dan tempat jahit, ruang makan dan tempat setlika); dan (3) model hidden room, yaitu masyarakat menggunakan ruang dalam rumah secara berganti-ganti sesuai kebutuhannya (contoh: tempat tidur menjadi tempat sholat, ruang keluarga menjadi tempat tempat mengaji, ruang tamu menjadi tempat tidur). Sementara itu, konsep hijab yang menjadi cirikhas arsitektur Islami, masih tetap dipertahankan di Kampung Cemani, meskipun rumahnya kecil. Selanjutnya, penelitian ini menyimpulkan bahwa desain kreatif justru dapat muncul dari kondisi yang terbatas, sementara rekomendasinya adalah perlu diperbanyak penggalian dan penerapan desain kreatif berbasis keterbatasan, baik keterbatasan sumber daya alam, SDM, modal maupun sumber daya buatan Pada sisi yang lain, untuk keperluan ilmiah, perlu dilakukan penelitian lanjut di daerah Kauman Solo ataupun Kauman Jogja untuk kasus yang sama, sehingga temuan bisa diuji dan disempurnakan lagi. Daftar Pustaka Gulo, W., 2002. Metodologi Penelitian, Grasindo, Jakarta. Hawwa, Sa id, 2003. Panduan Menata Rumah Islami, Robbani Press, Jakarta. Muhadjir, Noeng, 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik dan Realisme Methaphisik, Rake Sarasin, Yogyakarta. Pemkab Sukoharjo, 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukoharjo, 2011-2031, Bappeda Sukoharjo. Sukoharjo. Qomarun, 2004. Eksplorasi tentang Islam, Arsitektur dan Arsitektur Islami, Prosiding Simposium Nasional Arsitektur Islam, UMS, Surakarta. Website: https://id.wikipedia.org/wiki/cemani,_grogol,_sukoharjo, diakses 01-08-2015. https://www.google.co.id/maps/place/cemani,+grogol,+kabupaten+sukoharjo,+jawa+tengah, diakses 01-08-2015. A-7