BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh pengguna informasi. Akuntansi menghasilkan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. digunakan informasi dari laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. refrensi penulisan pada penelitian sekarang. Berikut ini adalah uraian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu yang mrendukung penelitian ini : 1. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Financial Accounting Standards Board (FASB) (1978), Statement of Financial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan dan bagaimana perubahan unsur unsur itu dari tahun ke tahun untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis menjadi pemicu yang kuat bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. efektif, efisien, berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Laba Fokus utama laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan hasil operasi suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi. Informasi laba ini sangat berguna bagi pemilik, investor. Laba yang mengalami peningkatan merupakan kabar baik (good news) bagi investor, sedangkan laba yang mengalami penurunan merupakan kabar buruk (bad news) bagi investor (Wijayati, 2005). Salvatore (2001:70) menyatakan, Laba yang tinggi merupakan tanda bahwa konsumen menginginkan output industri lebih banyak. Laba yang tinggi memberikan insentif bagi perusahaan untuk meningkatkan output dan lebih banyak perusahaan yang akan masuk ke industri tersebut dalam jangka panjang Menurut Simorangkir (1993) dalam Hapsari (2003) pertumbuhan laba yaitu perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pertumbuhan laba yang baik mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik yang pada akhirnya akan meningkatan nilai perusahaan, karena biasanya dividen yang akan dibayar di masa yang akan datang sangat bergantung pada kondisi perusahaan. Dengan demikian, mengetahui pertumbuhan laba yang diperoleh perusahaan sangat penting bagi pemakai laporan keuangan karena dengan mengetahui pertumbuhan laba, mereka dapat menentukan apakah terdapat peningkatan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Hanafi (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) Besarnya perusahaan. 2) Umur perusahaan. 3) Tingkat Leverage. 4) Tingkat penjualan. 5) Perubahan laba masa lalu. Namun begitu pertumbuhan laba juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya kebebasan manajerial (manajerial discreation) yang memungkinkan manajer memilih 8

9 metode akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba. Perusahaan dengan laba bertumbuh dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehigga memberikan peluang lebih besar didalam menghasilkan profitabilitasnya. Prediksi pertumbuhan laba sering digunakan oleh investor, kreditur dan pemerintah untuk memajukan usahanya. Laba bersih yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih setelah pajak. Rumus pertumbuhan laba yaitu sebagai berikut : Di mana: Y it = pertumbuhan laba pada periode t Y it = laba perusahaan i pada periode t Y it-1 = laba perusahaan i pada periode t-1 2.2 Karakteristik Perusahaan 2.2.1 Umur Perusahaan Menurut Umur perusahaan merupakan hal yang dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya, umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi bukti bahwa perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. bahwa : Menurut Rosyati dan Sabeni dalam Handono (2010:47) mengemukakan Perusahaan yang sudah lama berdiri, kemungkinan sudah mempunyai banyak pengalaman. Semakin lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian akan mempengaruhi adanya informasi asimetri dan memperkecil ketidakpastian di masa mendatang.

10 Sedangkan Amelia J (2007) mengemukakan bahwa: Pengukuran umur perusahaan yaitu Umur perusahaan diukur berdasarkan lama berdirinya perusahaan dengan menghitung jumlah tahun sejak perusahaan tersebut berdiri sampai tahun perusahaan listing sebagaimana yang akan dilakukan pada penelitian ini. Umur perusahaan menunjukan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut.investor secara khusus akan lebih percaya terhadap perusahaan yang sudah terkenal dan lama berdiri dibandingkan dengan perusahaan yang relatif baru. Pada penelitian ini, umur perusahaan diukur mulai tanggal beroperasinya perusahaan (tahun berdiri) hingga tahun penelitian. Umur Perusahaan = Tahun Penelitian Tahun Berdiri 2.2.2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan (size) adalah skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya size hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan size ini didasarkan kepada total aset perusahaan. Menurut Riyanto (2008:313), Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva. Menurut Scott dalam Torang (2012:93), Ukuran organisasi adalah suatu variabel konteks yang mengukur tuntunan pelayanan atau produk organisasi. Sedangkan Mallert dalam Kusnia (2013:33) mendefenisikan, Ukuran organisasi adalah seperangkat kebijaksanaan yang ditetapkan dengan baik yang harus dilaksanakan oleh perusahaan yang bersaing secara global. Prasetyantoko (2008:257) mengemukakan, Untuk melakukan pengukuran terhadap perusahaan, aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan,

11 semakin besar aset biasanya perusahaan tersebut semakin besar. Selanjutnya, Yogiyanto (2007:282) menyatakan, Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka untuk menetukan ukuran perusahaan pada penelitian ini digunakan ukuran aktiva. Ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Logaritma digunakan untuk memperhalus asset karena nilai dari asset tersebut yang sangat besar dibanding variabel keuangan lainnya. Ukuran Perusahaan = Log(Total Aktiva) 2.2.3 Struktur Modal Struktur modal biasanya diukur dengan leverage karena untuk mengetahui seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang perusahaan. Menurut Harahap (2009:306), Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban totalnya. Semakin tinggi angka rasio total utang atau total aktiva maka semakin beresiko. Dengan kata lain rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Kasmir (2014:157) Debt to Equity Ratio adalah : Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang. Termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

12 Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Menurut Kasmir (2014:158) : Debt to Equity Ratio merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoristis menunjukan rasio suatu perusahaan sehingga berdampak pada ketidakpastian pertumbuhan laba. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang membandingkan utang perusahaan dengan total ekuitas. Debt to Equity Ratio = Total Utang/ Debt Ekuitas/ Equity Debt to Equity Ratio yang tinggi dengan nilai >1 mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin tinggi berartit beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Sebaliknya tingkat Debt to Equity Ratio yang rendah menunjukan kinerja yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi.

2.3 Penelitian Terdahulu Berikut ini akan dilampirkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yang ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Nama dan No. Tahun Penelitan 1 Aprilianti, Ayu (2014) Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Hasil Persamaan Penelitian Perbedaan Penelitian Dependen : Pertumbuhan Laba Independen : -Ukuran Perusahaan -Umur Perusahaan -Leverage -Profitabilitas -Ukuran dan umur tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba secara parsial -DER berpengaruh terhadap pertumbuhan laba secara parsial Variabel independen yang digunakan Ukuran, Umur dan DER dan dependen pertumbuhan laba -Populasi dan Sampel yang digunakan perusahan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI periode 2010-2013 -Terdapat variabel Profitabilitas. 8

9 2 Yohanas, Wendy (2014) Dependen: -Pertumbuhan Laba Independen: -Ukuran Perusahaan -Solvabilitas -Profitabilitas Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Menggunakan variabel independen ukuran perusahaan dan dependen pertumbuhan laba -Terdapat variabel Solvabilitas dan Profitabilitas -Populasi yang digunakannya perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 3 Gunawan, Ade dan Sri Fitri Wahyuni (2013) Dependen: -Pertumbuhan Laba Independen: -TATO -Fix Assets Turnover -Invetory Turnover -CR -DER -DAR Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Menggunakan Variabel independen DER dan dependen pertumbuhan laba -Populasi dan sampel yang digunakan perusahaan perdagangan di indonesia -terdapat lebih dari 3 variabel independen

10 4 Cahyaningrum, Ndaru Hesti (2012) Dependen: Pertumbuhan Laba Independen: -Working Capital to Asset (WCTA) -Debt to Equity Ratio (DER) -Total Asset Turnover (TATO) -Net Profit Margin (NPM) DER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba secara parsial Menggunakan Variabel -Terapat lebih dari 3 variabel independen DER dan independen dependen pertumbuhan laba -Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011 5 Hartini, Windi (2012) Dependen: Pertumbuhan laba Independen: DER, CR, OPM, GPM, WCTA, ROA Secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Menggunakan variabel independen DER dan dependen Pertumbuhan Laba -Terdapat lebih dari 3 variabel independen. -Menggunakan CSR sebagai variabel pemoderasi

11 6 Dwimulyani, Susi dan Shirley (2007) Dependen: Pertumbuhan Laba Independen: Rasio laba kotor atas penjualan, Rasio kewajiban atas total aktiva, Ukuran perusahaan Ukuran berpengaruh pertumuhan laba perusahaan terhadap Menggunakan variabel independen ukuran perusahaan dan dependen pertumbuhan laba -Terdapat variabel rasio laba kotor dan rasio kewajiban -Populasi dan sampel yang digunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ

2.4 Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono (2009:189), Kerangka pemikiran merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang teridentifikasi sebagai masalah yang diteliti. 2.4.1 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba Umur perusahaan adalah lamanya suatu perusahaan berdiri, apakah perusahaan telah lama atau baru berdiri. Secara teoristis perusahaan yang telah lama berdiri diasumsikan akan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada perusahaan yang baru berdiri. Perusahaan yang telah lama berdiri akan meningkatkan labanya karena adanya pengalaman dari manajemen sebelumnya dalam mengelola usahanya, sehingga perusahaan yang telah lama berdiri memiliki dorongan untuk melakukan pertumbuhan laba. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aprilianti, Ayu (2014) menyatakan, umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Ho : Umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ha : Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pertumbuhan Laba Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang dapat menunjukan kondisi perusahaan. Ukuran perusahaan disinyalir sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwimulyani, Susi dan Shirley (2007) menyatakan bahwa, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Penentuan ukuran perusahaan ini berdasarkan kepada total aset perusahaan. Perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar pula untuk melakukan pertumbuhan laba dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini dilakukan karena fluktuasi laba yang besar memnunjukan risiko yang besar dalam investasi sehingga mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Yohanas, Wendy (2014) menyatakan, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. 8

9 Ho : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ha : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2.4.3 Pengaruh Struktur Modal terhadap Pertumbuhan Laba Struktur modal dapat dihitung dengan Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan atau berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Debt to Equity Ratio memiliki dampak baik yang buruk, karena tingkat utang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar maka akan mengurangi laba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Hartini, Windi (2012) menyatakan, DER berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan, Ade dan Sri Fitri Wahyuni (2013) yang menyatakan juga bahwa, DER berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Namun penelitian keduanya bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum, Ndaru Hesti (2012) yang menyatakan, DER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Ho : Struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Ha : Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

10 Umur Perusahaan (X1) Ukuran Perusahaan (X2) H2 H3 H4 Pertumbuhan Laba (Y) Struktur Modal (X3) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan gambar kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa variabel independen yaitu Umur Perusahaan (X1), Ukuran Perusahaan (X2) dan Struktur Modal (X3) mempengaruhi variabel dependen yaitu Pertumbuhan Laba (Y) baik secara simultan maupun secara parsial. H1 2.5 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1 = Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal secara simultan berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba. H2 = Umur Perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. H3 = Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba. H4 = Struktur Modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Laba.