BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rahmawati, 2010). Dalam menyusui diperlukan cara-cara sederhana untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli, 2009).

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. postpartum yang terdiri dari tiga fase yaitu fase dependen (taking in), fase

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Goals (MDGs) dengan indikator menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. persalinan (WHO, 2008) merupakan periode penting bagi ibu dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. Payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ASI EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BAYI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. indikator dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs).

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlunya kesehatan dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode postpartum merupakan proses yang harus dilewati oleh wanita

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menurunkan angka kematian bayi dan anak. Pada tahun 2008 angka

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menyusui adalah cara normal memberikan nutrisi pada bayi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO) merekomendasikan untuk pemberian ASI eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir dengan melewati beberapa tahapan (Bahiyatun, 2008).

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

pengenceran dengan air matang dan kemudian diberikan pada bayi sedangkan dalam bahasa Inggris juga terdapat hal yang serupa misalnya artificial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seorang ibu yang didefinisikan sebagai penyatuan sperma dan ovum kemudian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

AYAH ASI (BREASTFEEDING FATHER) TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES. Abstrak. Abstract

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyusui adalah suatu proses alamiah. Banyak ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa membaca mengenai ASI (Proverawati & Rahmawati, 2010). Dalam menyusui diperlukan cara-cara sederhana untuk mencapai kesuksesan menyusui, antara lain, menyusu di areola, percaya diri, meningkatkan frekuensi menyusui, dukungan yang optimal, konsumsi makanan dan minuman yang sehat serta rileks ketika menyusui (Proverawati & Rahmawati, 2010). Salah satu cara mencapai kesuksesan menyusui adalah adanya kepercayaan diri. Sering orang bingung dengan istilah kepercayaan diri dan self-efficacy. Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki oleh individu dan keyakinan tersebut membuatnya mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidup ( Hakim & Thursan, 2002). Kemudian menurut Bandura self efficacy meliputi keyakinan terhadap kemampuan diri untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha mencari solusi apabila muncul masalah dalam proses mencapai tujuannya (Bandura, 1997). Self-efficacymenyusui merupakan keyakinan seorang ibu pada kemampuannya untuk menyusui bayinya dan memprediksi akan menyusui atau tidak, seberapa besar usaha yang dikeluarkan untuk menyusui, keinginan untuk

2 meningkatkan pola pikir atau merusak pola pikir dan cara untuk mengatasi kesulitan dalam menyusui (Dennis, 1999). Ada empat sumber utama informasi yang mempengaruhi sel-efficacy menyusui yaitu: prestasi kerja (pengalaman menyusui sebelumnya), pengalaman perwakilan (melihat orang lain menyusui), persuasi lisan (dukungan suami dan keluarga dalam menyusui) dan respon fisiologis ( kelelahan, stress dan kecemasan) (Dennis, 1999). Ibu postpartum sering mengalami kesulitan diawal menyusui seperti kelelahan, ASI sedikit, puting susu lecet, dan sebagainya. Kesulitan pada awal menyusui anak pertama mempengaruhi keputusan ibu untuk melanjutkan menyusui atau tetap menyusui pada anak selanjutnya, maka dari itu diperlukan support atau dukungan dalam menyusui (Andrew & Harvey, 2011). Dukungan keluarga akan sangat dibutuhkan ibu untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam menghadapi dan memecahkan masalah menyusui sehingga mencegah penghentian menyusui secara dini (Yusria, 2011). Pengaruh dukungan sosial yang positif telah banyak dibuktikan, sebuah studi longitudinal di Amerika Serikat terhadap 203 ibu menyebutkan bahwa wanita yang terus menyusui sampai 6 minggu postpartum memiliki pasangan, ibu dan bidan yang mempunyai pandangan lebih mendukung terhadap menyusui dibandingkan wanita yang tidak melanjutkan menyusui sampai 6 minggu. Perilaku dan praktik menyusui ibu dipengaruhi oleh orang-orang khusus di dalam jaringan sosial ibu termasuk diantaranya ayah bayi, nenek, teman dekat dan tenaga professional (Swanson & Power, 2005).

3 Dukungan sosial terhadap ibu menyusui adalah perilaku yang mendukung pemberian ASI dari orang lain di dalam jaringan sosial yang dipercaya akan bermanfaat bagi dirinya (Williams et al., 2004). Ibu memperoleh dukungan saat ibu menerima pelayanan, perhatian, penghargaan, pengertian, saran, dorongan dan bantuan secara praktis yang diberikan tenaga professional, keluarga dan teman (Meedya et al., 2010). Selain dukungan dalam menyusui pengalaman melihat orang lain menyusui juga mempengaruhi proses menyusui (Hoddinott et al., 2010). Pengalaman melihat orang lain menyusui mempengaruhi minat wanita dalam Wanita yang tidak pernah menyusui, namun pernah melihat orang menyusui lebih berminat untuk menyusui anaknya dibandingkan wanita yang tidak pernah melihat orang menyusui (Hoddinott et al., 2010). Pada masa pasca melahirkan ada perubahan dalam aspek fisik yaitu ibu postpartum rentan mengalami kelelahan. Hal ini disebabkan oleh proses persalinan yang mengeluarkan banyak energi, infeksi, kurang istirahat dalam keseharian, tekanan untuk dapat melakukan semua aktivitas, gangguan tidur malam hari, nyeri, stress yang berhubungan dengan peran baru, anemia dan aktivitas social (kebiasaan jagong bayi) (Troy & Pelish, 1995). Kelelahan ibu merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap pencapaian step 6 program Baby Friendly Initiative yaitu program tidak ada makanan atau minuman selain ASI Untuk bayi (Jones, 2011). Pasca melahirkan ibu juga mengalami perubahan pada aspek psikologis dapat berupa depresi.terdapat 3 jenis depresi postpartum yaitu, postpartum blues,

4 postpartum depression dan postpartum psychosis(munoz, Agruss, Haeger & Sivertsen, 2006).Dimana ada 3 jenis depresi postpartum yaitu, postpartum blues, postpartum depression dan postpartum psychosis(munoz, Agruss, Haeger & Sivertsen, 2006).Depresi postpartumdapat terjadi sejak hari pertama sampai hari kesepuluh setelah persalinan( Pillitteri, 2005). Pada penelitian di bidang obstetric menyebutkan bahwa dari 2500 kelahiran setiap tahunnya bisa diperkirakan 7 kasus depresi setiap minggu ( Cogil, 1994). Penyebab depresi postpartum antara lain, riwayat depresi, masa kanak-kanak bermasalah, stress di rumah, harga diri rendah atau kuraang mendapatkan dukungan yang efektif dari orang terdekat (Pillitteri, 2005). Pada ibu yang mengalami depresi postpartum muncul rasa sedih, merasa lelah yang berlebihan, ketidak mampuan berhenti menangis, peningkatan kecemasan mengenai kesehatannya serta anaknya, perasaan tidak aman atau tidak bersedia ditinggal sendirian atau tidak dapat membuat keputusan dan gejala-gejala psikosomatis misalnya mual, muntah dan diare (Pillitteri, 2005). Beberapa penelitian menunjukan bahwa depresi postpartum berdampak pada proses Ibu yang mengalami depresi postpartum beresiko lebih tinggi menghentikan pemberian ASI eksklusif (Akman et al.,2008 cit. Jager et al., 2012). Ketika masa onset, 82% ibu yang mengalami depresi postpartum berhenti menyusui (Henderson et al., 2003 cit. Jager et al., 2012). ASI merupakan makanan yang penting dan terlengkap untuk bayi. ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa, kasein, asam amino, antibodi terhadap kuman, virus, dan jamur. Menyusui dapat meningkatkan perkembangan bayi dan

5 memberikan manfaat bagi kesehatan bayi, selain itu juga meningkatkan keterikatan antara ibu dan bayi (Proverawati & Rahmawati, 2010). World Health Organization (WHO), merekomendasikan menyusui dilanjutkan setidaknya sampai jangka waktu 2 tahun, sementara menyapih makanan tambahan dimulai setelah 6 bulan ASI eksklusif. Di Indonesia cakupan pemberian ASI eksklusif mencapai 61,5%. Pencapaian provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam pemberian ASI eksklusif sudah di atas rata-rata Indonesia yaitu 71%. Namun DIY masih menduduki peringkat delapan se- Indonesia. Peringkat pertama diduduki oleh Nusa Tenggara Barat dengan selisih 8,7 % dari Yogyakarta. Hasil SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2012 menunjukan bahwa 50,8 % bayi umur 0-1 bulan mendapat ASI ekslusif (tanpa tambahan makanan atau minuman lain). Namun ibu yang memberikan tambahan susu lain pada usia yang sama sebanyak 31,5 % (Kementrian kesehatan, 2010). Proses menyusui dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, faktor fisik, sosial budaya, pengetahuan dan psikologis (Soetjiningsih, 2009). Pada ibu postpartum selain fisik yang masih lemah juga mengalami perubahan status emosi, dimana perubahan emosi berupa kecemasan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi self-efficacy ibu dalam menyusui (Dennis, 1999). Hasil penelitian yang dilakukan di Brazil bagian selatan menunjukan bahwa ibu yang memiliki sindrom depresi postpartum merasa kurang percaya diri dalam menyusui (Zubaran & Foresti, 2013). Ibu yang mengalami peningkatan gejala depresi postpartum memiliki resiko lebih tinggi untuk penghentian menyusui

6 eksklusif dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami gejala depresi postpartum (Jager et al., 2012). Self-efficacy penting untuk segera ditingkatkan setelah melahirkan karena pengungkapan kesulitan dalam awal menyusui berhubungan dengan ketidakefektifan menyusui eksklusif (Jager et al., 2012). Efikasi diri ibu berhubungan dengan lama pemberian ASI saja, yaitu efikasi diri ibu yang rendah mempunyai resiko untuk terjadinya pemberian ASI saja <60 hari 1,93 kali dibandingkan dengan efikasi diri ibu yang tinggi (Zakiah, Rasyad & Sujatno, 2012). Self-efficacy penting dalam proses menyusui namun penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy menyusui masih terbatas. Sebuah penelitian di Inggris menbuktikan bahwa pengalaman menyusui, pengalaman orang lain, persuasi verbal dan timbulnya emosi mempengaruhi self-efficacy menyusui (Entwistle et al., 2009). Di Indonesia sendiri masih belum ada penelitian tentang faktor yang mempengaruhi self-efficacy RSUP Dr. Sardjito merupakan rumah sakit pusat di Yogyakarta yang menyediakan pelayanan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum. Pertolongan dan perawatan postpartum dilakukan di Ruang Bougenville 2. Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di bagian rekam medis RSUP Dr. Sardjito peneliti mendapatkan data jumlah ibu melahirkan di RSUP Dr. Sardjito. Peneliti melakukan penelitian di Ruang Bougenville 2 karena berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa prevalensi depresi postpartum di Ruang Anggrek RSUP Dr. Sardjito mencapai 33,4 % (Udayani, 1998), 71,66% dan 24,32 % dengan tingkatan ringan sedang (Isdinawati, 2000; Herlina, 2008).

7 Persentase pemberian susu tambahan pada bayi usia 0-1 bulan di Yogyakarta yang mencapai 31,5%, prevalensi depresi postpartum sebesar 33,4% di RSUP Dr. Sardjito, pentingnya self-efficacy dalam menyusui dan terbatasnya penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan self-efficacy di Indonesia menjadi latar belakang peneliti akan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan self-efficacy ibu dalam menyusui Di RSUP Dr. Sardjito. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan self-efficacy menyusui di RSUP Dr. Sardjito. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan self-efficacy menyusui di RSUP Dr. Sardjito. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran depresi postpartum di RSUP Dr. Sardjito. b. Untuk mengetahui gambaran kelelahan pasca melahirkan di RSUP Dr. Sardjito. c. Untuk mengetahui gambaran self-efficacy ibu dalam d. Untuk mengetahui hubungan usia dengan self-efficacy e. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan self-efficacy f. Untuk mengetahui hubungan jumlah anak dengan self-efficacy

8 g. Untuk mengetahui hubungan pengalaman menyusui dengan self-efficacy h. Untuk mengetahui hubungan melihat orang lain menyusui dengan selfefficacy i. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami/keluarga dengan selfefficacy j. Untuk mengetahui hubungan tingkat kelelahan postpartum dengan selfefficacy k. Untuk mengetahui hubungan depresi postpartum dengan self-efficacy l. Untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan berhubungan dengan self-efficacy D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahun khususnya dalam lingkup keperawatan maternitas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan self-efficacy 2. Manfaat praktis a. Dapat memberikan informasi dan gambaran bagi pelaksana program KIA tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan self-efficacy menyusui sehingga dapat diperoleh suatu gambaran kondisi atau keadaan yang terkait dengan faktor self-efficacy

9 b. Dapat dijadikan ilmu masukan bagi pelaksana program KIA mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan self-efficacy menyusui sehingga dapat diupayakan kegiatan atau program dalam meningkatkan self-efficacy c. Dapat memberikan pengetahuan informasi kepada masyarakat dan pembaca mengenai self-efficacy E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Self-Efficacy Menyusui di Ruang Bougenville 2 RSUP Dr. Sardjito belum pernah dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Zubaran dan Foresti (2012) dengan judul The Correlation Between Breastfeeding Self-Efficacy and Maternal Postpartum Depression in Shouthern Brazil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self-efficacy menyusui dengan gejala depresi postpartum. Persamaannya adalah jenis rancangan penelitian yaitu crosssectional, dan menggunakan kuesioner BSES-SF (Breast-feeding Self-Efficacy ScaleShort Form). Perbedaanya adalah variabel, tempat penelitian dan waktu penelitian. Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas self-efficacy menyusui dan variabel terikat depresi postpartum. Variabel yang akan diteliti menggunakan variabel bebas pengalaman menyusui, pengalaman melihat orang lain menyusui, dukungan suami/keluarga, kelelahan postpartum, dan

10 depresipostpartumsedangkan variabel terikatnya yaitu self-efficacy Tempat penelitian ini adalah Brazil bagian Selatan. Pada penelitian ini data diambil pada minggu kedua sampai minggu keduabelas postpartum sedangkan peneliti akan melakukan pengambilan data pada hari pertamapostpartumdi RSUP Dr. Sardjito. 2. Penelitian oleh Wijayanti (2011) dengan judul Gambaran Tingkat Kelelahan dan Manajemen Kelelahan Berdasarkan Tiredness Management Guide (TMG) Selama Periode Postpartum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelelahan yang dialami ibu postpartum dan manajemen kelelahan berdasarkan TMG selama periode postpartum. Persamaannya adalah instrumennya yaitupostpartum Fatigue Scale (PFS). Sedangkan perbedaannya adalah variabel penelitian dan lokasi penelitian. Variabelpenelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu tingkat kelelahan ibu postpartum sesuai dengan sumber yang berpotensi menyebabkan kelelahan berdasarkan TMG, serta manajemen atau cara mengatasi kelelahan tersebut berdasarkan intervensi yang ada di TMG. Variabel yang akan diteliti menggunakan variabel bebas pengalaman menyusui, pengalaman melihat orang lain menyusui, dukungan suami/keluarga, kelelahan postpartum, dan postpartum blues sedangkan variabel terikatnya yaitu self-efficacy Lokasi penelitian ini di Rb Aisyah Muntilan dan BKIA Siti Khadijah Salam, sedangkan lokasi yang akan diteliti oleh peneliti adalah diruang Bougenville 2 RSUP Dr. Sardjito.

11 3. Penelitian oleh Entwistle, Kendall dan Mead (2009) dengan judul Breastfeeding Support The Importance of Self-Efficacy for Low-Income Women. Tujuan penelitian ini adalah untuk memunculkan hasil interview kualitatif dan menexplorasi gambaran pengalaman dari kelompok wanita berpendapatan rendah dalam penjelasan kerangka teori self-efficacy. Persamaannya adalah meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan selfefficacy. Sedangkanperbedaannya adalah jenis dan lokasi penelitian. Jenis rancangan penelitian ini adalah kualitatif sedangkan jenis rancangan penelitian peneliti adalah deskriptif analitik korelasional. Penelitian ini dilakukan di Inggris sedangkan penelitian peneliti akan dilakukan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. 4. Penelitian oleh Yunifah (2009) dengan judul Hubungan Kualitas Hidup dengan Depresi Pada Ibu Postpartum Di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas hidup dengan depresi ibu postpartum di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.Persamaannya adalah menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI). Sedangkanperbedaannya adalah variabel bebas dan variabel terikatnya. Variabel bebas penelitian ini adalah kualitas hidup sedangkan variabel bebasa pada penelitia yang akan dilakukan adalah pengalaman menyusui, pengalaman melihat orang lain menyusui, dukungan suami/keluarga, kelelahan postpartum dan depresi postpartum.variabel terikat pada penelitian ini adalh depresi ibu postpartum sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah self-efficacy