PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN ANALISIS RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

ANALISIS ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA KERUPUK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

ANALISIS KEBERADAAN RHODAMIN B PADA IKAN CAKALANG FUFU YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini merupakan deskriptif laboratorium yaitu dengan

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin

ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO

ANALISA KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK YANG BEREDAR DI MASYARAKAT TAHUN 2011

BAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.

ANALISIS PENGGUNAAN RHODAMIN B PADA CABE GILING BASAH YANG DIJUAL DI PASAR KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT YANG BEREDAR DI PASAR PAGI SAMARINDA. Eka Siswanto Syamsul, Reny Nur Mulyani, Siti Jubaidah

ANALISIS ZAT WARNA METHANYL YELLOW DALAM MINUMAN ES SIRUP DI KAWASAN KOTA MANADO. Esti Santi Sigar, Gayatri Citraningtyas, Adithya Yudistira

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B DALAM KERUPUK BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

THE IDENTIFICATION OF SYNTHETIC DYES IN RENGGINANG CRACKERS BY PAPER CHROMATOGRAPHY. Jatmiko Susilo, Agitya Resti Erwiyani, Lelie Amaliatusshaleha

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B PADA KUE BERWARNA MERAH DI PASAR ANTASARI KOTA BANJARMASIN

INTISARI ANALISIS KUALITATIF RHODAMIN B PADA LIPSTIK BERWARNA MERAH YANG DIJUAL DI PASAR ANTASARI BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB 3 METODE PENELITIAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF ASAM RETINOAT PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 5, No. 2 Juni Identifikasi rhodamin B pada kembang gula yang beredar di Kota Jambi ABSTRAK

ANALISIS ZAT HIDROQUINON PADA KRIM PEMUTIH WAJAH YANG BEREDAR DI KOTA MANADO ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

Nina Jusnita 1, Lioba Sripadma Septifani Nandu 2 Fakultas Farmasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK

ANALISIS RHODAMIN B PADA MAKANAN JAJANAN ANAK DI SEKITAR SDN 2 DAN SDN 3 KOTA PEKANBARU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN KADAR ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS DAN KERUPUK DI KOTA MEDAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

Identification Of Rhodamin B On Lipsticks In The Market In Palu City

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

IDENTIFIKASI ZAT WARNA RHODAMIN B PADA LIPSTIK BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI PASAR RAYA PADANG ABSTRACT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA TARTRAZIN DALAM MINUMAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BAHAN KIMIA BERBAHAYA PADA KRIM PENCERAH WAJAH YANG BEREDAR DI KOTA SAMARINDA. Muhammad Ardan*, Risna Agustina, Muhammad Amir Masruhim

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

Nurmaya Effendi, Mamat Pratama, Husna Kamaruddin. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong

3 Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi dan Penetapan Kadar Rhodamin B pada Terasi yang Dijual di Pasar Ciawitali Kabupaten Garut. Mamay 1, Acep Gunawan 2.

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA

ANALISIS RHODAMIN B PADA SIRUP BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET BENZOAT PADA SAUS TOMAT PRODUKSI LOKAL YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO ABSTRAK

INTISARI IDENTIFIKASI METHANYL YELLOW PADA MANISAN BUAH NANAS

IDENTIFIKASI ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH PIPI DAN EYE SHADOW DENGAN METODE KLT DAN KCKT

3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DAN PENGAWET NATRIUM BENZOAT DALAM SAUS TOMAT P DARI PASAR X SURABAYA TIMUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

3 Metodologi Penelitian

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B PADA JAJANAN KUE BERWARNA MERAH MUDA YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

ANALISIS UJI KUALITATIF MERKURI PADA SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Isolat Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10 hasil penelitian terdahulu

Transkripsi:

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 2493 ANALISIS RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO Lidya Valda Mamoto. Fatimawali Gayatri Citraningtyas Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Rhodamin B is a synthetic dye that banned for use in cosmetics and is certified as a hazardous material according to Minister of Health of Indonesian Republic No. 376/Menkes/Per/1990 because it cause liver damage, kidney and lymph glands damage, followed with anatomy changes such as organ enlargement. Rhodamin B dye is often used for food and beverage products. The study was conducted to identify Rhodamin B in lipstick in the market of Manado City. Samples was taken from 3 main market in Manado city, namely Karombasan market, Pasar 45 market, and Bersehati market. Samples were soaked with amonia solution, then using wool yarn to extract rhodamin B dye, followed by identification using thin layer chromatography (TLC) then detected with UV light 254 and 366 nm. Rhodamin B was evaluated using UVVis spectrophotometry. The result shows that 9 examined samples doesn t contain rhodamin B Keywords : Rhodamin B, Lipstick, thin layer chromatography (TLC), UVVis Spectrophotometry. ABSTRAK Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik dan dinyatakan sebagai bahan yang berbahaya menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 376/Menkes/Per/1990 karena dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan limfa diikuti perubahan anatomi berupa pembesaran organ. Rhodamin B seringkali digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan, minuman, obatobatan dan kosmetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar rhodamin B pada lipstik yang beredar di pasaran Kota Manado. Sampel lipstik diambil dari 3 pasar besar yang ada di Kota Manado yaitu Pasar Karombasan, Pasar 45, dan Pasar Bersehati. Sampel direndam dengan amonia untuk menarik zat warna rhodamin B menggunakan benang wol, dilanjutkan dengan identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV 254 nm dan 366 nm. Pembacaan kadar rhodamin B menggunakan spektrofotometri UV Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel yang diperiksa tidak teridentifikasi adanya zat warna rhodamin B. Kata Kunci : Rhodamin B, Lipstik, KLT dan Spektrofotometri UVVis. 61

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 2493 PENDAHULUAN Di zaman modern ini penggunaan kosmetik untuk menambah estetika semakin meningkat. Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi kulit supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, 1998). Salah satu produk kosmetika yang sering digunakan khususnya bagi para wanita yaitu lipstik. Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada bibir (Mukaromah, 2008). Menurut Tranggono dan Latifah (2007), bahanbahan utama dalam lipstik yaitu lilin, minyak, lemak, acetoglycerides, zatzat pewarna, surfaktan, antioksidan, bahan pengawet, bahan pewangi. Pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu, pewarna alami merupakan zat warna yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah. Seperti zat warna hijau dari daun suji dan zat warna orange dari wortel. Sedangkan pewarna sintetis berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia contohnya seperti rhodamin B. Bahan pewarna ditambahkan dalam lipstik untuk menambah daya tarik konsumen terhadap produk tersebut, akan tetapi banyak oknumoknum yang tidak bertanggungjawab menambahkan pewarna berbahaya pada sediaan lipstik seperti rhodamin B. Adanya produsen yang masih menggunakan rhodamin B pada produknya disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai mengenai bahaya penggunaan bahan kimia tersebut pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Selain itu, rhodamin B sering digunakan sebagai pewarna karena harganya relatif lebih murah, warna yang dihasilkan lebih menarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik daripada pewarna alami. Ciriciri produk yang mengandung rhodamin B adalah warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warnanya terlihat tidak homogeny (rata), adanya gumpalan warna pada produk, pada produk tidak mencantumkan kode, label, merek, informasi kandungannya, atau identitas lengkap lainnya. Pemerintah Indonesia melalui peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) No.239/MenKes/Per/V/1985 menetapkan 30 lebih zat pewarna berbahaya, salah satunya rhodamin B. Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan kertas. Rodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang berpendar (berfluoresensi). Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Kromatografi adalah teknik pemisahan diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponenkomponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran Kromatografi Lapis Tipis. Spektrofotometri UV/Vis Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet oleh suatu molekul yang dapat menyebabkan eksitasi electron dalam orbital molekul tersebut dari tingkat energy dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi (Khopkar, S. M., 1990). Penggunaan rhodamin B tentunya berbahaya bagi kesehatan. Penumpukkan rhodamin B dilemak dalam jangka waktu yang lama jumlahnya terus menerus bertambah di dalam tubuh dan dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh sampai mengakibatkan kematian (Agus et 62

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 2493 al., 2007). Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan pengujian analisis kandungan rhodamin B yang beredar di pasar Kota Manado menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Spektrofotometri UVVis. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif laboratorik, yaitu dengan melakukan observasi pada sampel lipstik yang dicurigai mengandung rhodamin B yang dilarang untuk digunakan dan dilanjutkan dengan melakukan analisis sampel di Laboratorium (Notoatmodjo, 2010 ; Widana dan Yuningrat, 2007). Sebagai subyek penelitian adalah 1 K : sampel lipstik pada penjual satu dari pasar karombasan, 2 K : sampel lipstik pada penjual dua dari pasar karombasan, 3 K : sampel lipstik pada penjual tiga dari pasar karombasan, 1 B : sampel lipstik pada penjual satu dari pasar bersehati, 2 B : sampel lipstik pada penjual dua dari pasar bersehati, 3 B : sampel lipstik pada penjual tiga dari pasar bersehati, 1 45: sampel lipstik pada penjual satu dari pasar 45, 2 45 : sampel lipstik pada penjual dua dari pasar 45, 3 45: sampel lipstik pada penjual tiga dari pasar 45. Prinsip kerja dalam identifikasi zat warna rhodamin B pada cakalang fufu akan menggunakan identifikasi secara kromatografi lapis tipis (KLT) dan spektrofotometri UVVis. Alatalat yang digunakan dalam penelitian ini ialah Erlenmeyer (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), timbangan analitik (Preeisa XB 220A), corong, labu takar (Pyrex), gelas kimia (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), pipet tetes, pipet kapiler, sendok tanduk, batang pengaduk (Pyrex), kertas saring (Whatman No. 1), lempeng kromatografi lapis tipis (Merck), benang wol, hot plate (Health Thermostatic Magnetic Stirre), oven, chamber (Pyrex), dan spektrofotometer UVVis (PG Instrument T 80 UVVis). Adapun bahanbahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah lipstik yang berwarna merah yang dijual bebas di 3 pasar besar di kota Manado, aquades, larutan HCl (Merck), larutan amonia (Merck), nbutanol (Merck), etil asetat (Merck), asam asetat (Teknis), etanol 70%. Tahap pertama, tahap pengambilan dan penyiapan sampel. Sampel diambil di tiga pasar yang ada di Kota Manado yaitu Pasar Karombasan, Pasar Bersehati dan Pasar 45, dimana disetiap Pasar diambil pada 3 penjual lipstik. Tahap kedua, tahap ekstraksi dan pemurnian yang dilakukan dengan menggunakan prosedur berdasarkan penelitian dari Utami dan Suhendi tahun 2009 yang mengambil acuan dari Djalil dkk tahun 2005. a. Sebanyak 1 gram sampel (lipstik) dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian direndam dalam 10 ml larutan amonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) selama semalaman. b. Larutan disaring filtratnya dengan menggunakan kertas saring whatman no. 1. Larutan dipindahkan kedalam gelas kimia kemudian dipanaskan diatas hot plate. Residu dari penguapan dilarutkan dalam 10 ml air yang mengandung asam (larutan asam dibuat dengan mencampurkan 10 ml air dan 5 ml asam asetat 10%). c. Benang wol dengan panjang 15 cm dimasukkan ke dalam larutan asam dan dididihkan hingga 10 menit, pewarna akan mewarnai benang wol, kemudian benang wol diangkat dan dicuci dengan aquades. Kemudian benang wol dimasukkan kedalam larutan basa yaitu 10 ml amonia 10% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) dan didihkan. d. Benang wol akan melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam larutan basa. Larutan basa yang didapat selanjutnya akan digunakan sebagai cuplikan sampel pada analisis kromatografi lapis tipis. Tahap ketiga, tahap pembuatan larutan baku untuk pembuatan linieritas kurva kalibrasi. Larutan baku rhodamin B dibuat dengan konsentrasi 200 ppm. Dari 63

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 2493 larutan baku ini dibuat larutan baku dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 5; 6; 7,5 ppm. Pelarut yang digunakan larutan HCl 0,1 N (Putri, 2009). Tahap keempat, tahap identifikasi sampel. Lempeng KLT berukuran 20 x 20 cm diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 100 0 C selama 30 menit. Sampel ditotolkan pada lempeng KLT dengan menggunakan pipa kapiler pada jarak 2 cm dari bagian bawah plat, jarak antara noda adalah 1,5 cm. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Lempeng KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang lebih terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak berupa n butanol : etil asetat : amonia (10:4:5). Dibiarkan hingga lempeng terelusi sempurna, kemudian lempeng KLT diangkat dan dikeringkan. Diamati warna secara visual dan dibawah sinar UV, jika secara visual noda berwarna merah jambu dan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm berfluoresensi kuning atau orange, hal ini menunjukkan adanya rhodamin B (Ditjen POM, 2001; Djalil et al dalam Utami dan Suhendi, 2009; Putri, 2009). Tahap kelima, Penetapan Kadar Zat Warna Rhodamin B. Penetapan kadar rhodamin B dilakukan dengan spektrofotometri cahaya tampak pada panjang gelombang 400800 nm. Sedangkan untuk menghitung kadar rhodamin B dalam sampel 37 dihitung dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi : y = ax ± b. PEMBAHASAN Pemeriksaan Kualitatif Rhodamin B Pada Sampel Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitatif rhodamin B pada sampel diperoleh data, seperti ditunjukkan pada lampiran 1. Hasil identifikasi pewarna rhodamin B pada lipstik dengan metode kromatografi lapis tipis, pada larutan baku rhodamin B menghasilkan warna noda merah jambu secara visual dan di bawah sinar UV 254 nm dan 366 nm berfluoresensi kuning atau orange, dengan tinggi bercak pada lempeng yaitu 16 cm dan tinggi eluen 17 cm dan nilai R f 0,94. Untuk ke 9 sampel lipstik tidak menunjukkan bercak yang sama dengan bercak baku rhodamin B serta tidak menunjukkan adanya noda pada lempeng KLT. Penetapan Kadar 1. Panjang Gelomabang Maksimum Larutan Rhodamin B Penentuan panjang gelombang maksimum larutan baku rhodamin B dengan konsentrasi 3 ppm diperoleh panjang gelombang 558 nm. 2. Kurva Kalibrasi Larutan Rhodamin B Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis y = 0.1275x + 0.0081 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,981. Meskipun tidak teridentifikasi adanya zat pewarna rhodamin B pada 9 sampel lipstik, namun diperlukan sikap kehatihatian dalam pemakaian lipstik yang berwarna merah pekat yang dijual bebas dipasaran. Menurut Cahyadi (2008) bahan pewarna sintetis yang dilarang di Indonesia yang didasarkan pada Permenkes RI No.722 /Menkes/ Per/ IX/ 1988 tentang bahan pewarna, tidak diizinkan menggunakan zat warna rhodamin B karena pewarna ini hanya digunakan untuk pewarna industri tekstil seperti kain, kertas dan cat. Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan berbahaya. Senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh (Depkes, 1999). Dari 9 sampel yang dianalisis tidak teridentifikasi adanya zat warna rhodamin B untuk sampel 3 dari pasar karombasan, sampel 2 dan sampel 3 dari pasar bersehati telah mencantumkan nomor batch sesuai 64

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 2493 dengan Keputusan Kepala Badan POM Republik Indonesia No. HK. 00. 05. 4. 1745 tentang Kosmetik dan Kode kosmetik. Untuk 6 sampel yang lain tidak mencantumkan nomor batch pada kemasan produk tersebut. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada 9 sampel lipstik yang beredar di pasar Kota Manado tidak teridentifikasi adanya zat warna Rhodamin B yang diidentifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Spektrofotometri UVVis. SARAN 1. Disarankan untuk tetap adanya sikap kehatihatian dalam memilih kosmetik lipstik agar tidak dapat membahayakan kesehatan konsumen. 2. Diperlukan penelitian selanjutnya tentang zat warna rhodamin B pada kosmetik lain yang berwarna merah. 3. Lanjutkan penelitian rhodamin B menggunakan metode lain. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke3. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonim. 1985. Permenkes RI No. 239/Menkes/Per/1985 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. Departemen Kesehatan, Jakarta. Anonim. 1990. Permenkes RI No. 376/Menkes/Per/1990 tentang Bahan, Zat Warna, Pengawet dan tabir Surya pada Kosmetika. Jakarta: Departemen Kesehatan. Anonim. 1990. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. Departemen Kesehatan, Jakarta. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke4. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Cahyadi, W. 2006. Kajian dan Analisis Bahan Tambahan Pangan.Edisi Pertama. Bumi Aksara, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1992. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, Tentang Bahan Tambahan Makanan. Edisi II, Jilid II 1992. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Ditjen POM RI. 2001. Metode Analisis PPOMN. Ditjen POM, Jakarta. Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Mukaromah A. H., Maharani E. T. 2008. Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Lipstik Berwarna Merah. Universitas Muhamrnadiyah, Semarang. Notoadmojo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Tranggono, R. I., dan F. Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta. Utami, W dan Suhendi, A. 2009. Analisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Penelitian Sains dan Toksikologi, Vol.10, No.2, halaman 148155, Surakarta. 65

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 2493 LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil pemeriksaan kualitatif rhodamin B pada sampel No. Kode Sampel Visual Sinar UV 254 dan 366 1. Baku pembanding rhodamin B Merah jambu Orange Tinggi Bercak (cm) 16 Harga R f 0,94 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1 B 2 B 3 B 1 45 2 45 3 45 1 K 2 K 3 K Lampiran 2. Lempeng KLT yang menunjukkan adanya rhodamin B pada sampel Lampiran 3. Kurva Kalibrasi Larutan Rhodamin B dengan berbagai konsentrasi secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 558 nm 1.2 Absorbansi 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 y = 0.1275x + 0.0081 r = 0.981 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Konsentrasi (ppm) 66

Filename: 11 Directory: C:\Documents and Settings\User\My Documents Template: C:\Documents and Settings\User\Application Data\Microsoft\Templates\Normal.dotm Title: Subject: Author: lidya Keywords: Comments: Creation Date: 5/1/20139:43:00 PM Change Number: 19 Last Saved On: 5/7/20131:32:00 PM Last Saved By: User Total Editing Time: 189 Minutes Last Printed On: 5/7/20131:32:00 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 6 Number of Words: 2,432 (approx.) Number of Characters: 13,867 (approx.)