CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013

dokumen-dokumen yang mirip
3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta Dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

TAR== LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta Dan Kabupaten Subang

BUPATI GARUT RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT

, ,00 10, , ,00 08,06

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BUKITTINGGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2009 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2013 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan ( Lembaran Negara Republik

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURANDAERAH KOTABATU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 9 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA SERANG TAHUN ANGGARAN 2011

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Transkripsi:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 BAB I P E N D A H U L U A N Reformasi manajemen keuangan pemerintah merupakan salah satu agenda yang terus dilaksanakan Pemerintah Indonesia, termasuk pembaharuan landasan hukum. Pembaharuan ini dimulai dengan dikeluarkannya satu paket peraturan perundang-undangan di bidang keuangan, yaitu Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Selanjutnya juga dengan terbitnya regulasi otonomi daerah yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mendorong aparatur Negara untuk mewujudkan administrasi pemerintahan yang baik, sehingga apa yang disebut Good Governance dapat tercapai. Semangat reformasi yang mengandung substansi materi tentang keterbukaan ini, tidak hanya dituntut oleh masyarakat atau lembaga-lembaga non pemerintah, tetapi keterbukaan (transparansi) selama beberapa Tahun terakhir ini telah menjadi komitmen semua pihak, termasuk di dalamnya para penyelenggara pemerintahan negara, mulai dari pusat, provinsi, pemerintah kabupaten sampai dengan pemerintahan unit terkecil yaitu desa. Salah satu upaya konkrit yang semestinya dilakukan guna mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah laporan keuangan pemerintah yang disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang berterima umum dan disampaikan tepat waktu. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan agar Bupati menyampaikan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD kepada DPRD, berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, dengan melampirkan Laporan Keuangan Perusahaan Daerah. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang dilengkapi dengan 2 (dua) lampiran yaitu: Lampiran I Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual dan Lampiran II Standar Akuntansi Pemerintahan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 9

Berbasis Kas Menuju Akrual, sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, maka Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung Tahun 2013 disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Lampiran II Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju Akrual yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Untuk kerangka dan Penjabaran Laporan Realisasi Anggaran disusun sesuai dengan format APBD berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sedangkan rekapitulasinya (laporan konsolidasian) disusun secara konversi antara Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. A. MAKSUD DAN TUJUAN Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu maupun manajemen entitas pelaporan, karena Laporan Keuangan dapat dimungkinkan mengandung informasi yang mempunyai potensi kesalahpahaman diantara pembacanya. Untuk menghindari kesalahpahaman tersebut, laporan keuangan harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang berisi informasi dengan tujuan untuk memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan. CaLK adalah bagian dari Laporan Keuangan yang merupakan lampiran dari Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. Peraturan Daerah dimaksud pada hakekatnya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD oleh eksekutif dan legislatif kepada publik atau para pihak pembayar pajak dan yang secara normatif adalah pemilik segenap kekayaan negara yang dikelola oleh para pemegangnya di daerah. Sedangkan maksud dan tujuan disusunnya Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD dalam bentuk Laporan Keuangan adalah guna sekurang-kurangnya memberikan informasi secara nyata tentang realisasi anggaran, neraca, arus kas, beserta catatan laporan keuangan kepada pengguna yaitu masyarakat, legislatif, lembaga pemeriksa/pengawas, fihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah provinsi maupun pemeritah pusat. B. LANDASAN HUKUM 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 10

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 11

17. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4972); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272); 21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 22. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 4 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2005 Nomor 4) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 12 Tahun2007 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 4 Tahun 2005 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyar Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2007 Nomor 12); 23. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 11 Tahun 2008 tentang Kedudukan Keuangan Bupati dan Wakil Bupati (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 11); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 13); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 14); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 15) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 6); 27. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 16 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 16) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Inspektorat, dan Lembaga Teknis Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 12

Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 7); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 17 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 17); 29. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 18); 30. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Nomor 2); 31. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2009 Nomor 17); 32. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penyuluhan Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 8); 33. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 21); 34. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 23 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 25); 35. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 24 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 26); 36. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2012 tentang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Nomor 15); 37. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 26 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Nomor 26); 38. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 25 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Nomor 25) 39. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 10 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2013 Nomor 10) 40. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 41. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013; Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 13

C. SISTEMATIKA Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) Kabupaten Temanggung Tahun Anggaran 2012, secara sistematis terdiri dari: Bab I : Pendahuluan Bab II : Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target KinerjaAPBD Bab III : Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Bab IV : Kebijakan Akuntansi Penyusunan Neraca Per 31 Desember 2013 Pemerintah Kabupaten Temanggung Bab V : Penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan Bab VI : Penjelasan atas Informasi-informasi nonkeuangan Bab VII : Penutup Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 14

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD A. INDIKATOR EKONOMI MAKRO Ekonomi makro merupakan bagian dari kesejahteraan dan pemerataan ekonomi yang dapat dilihat dari beberapa sisi yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB Perkapita, Pengeluaran Riil Perkapita, Pertumbuhan Ekonomi sebagai berikut: 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkembangan indikator ekonomi makro di Kabupaten Temanggung tidak terlepas dari kondisi pertumbuhan ekonomi nasional. Perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dalam skala nasional sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di daerah. Salah satu indikator ekonomi makro daerah adalah PDRB. 2. PDRB Perkapita Secara konsepsional PDRB per kapita merupakan hasil bagi antara nilai nominal PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB perkapita merupakan nilai rata-rata pendapatan dari hasil seluruh sektor produksi dan tidak menggambarkan rata-rata pendapatan masyarakat secara riil. Perkembangan PDRB selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel II.1. TabelII.1. PDRB, PDRB PERKAPITA, LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI, DAN EKSPOR KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2010-2012 No. Indikator 1. PDRB Harga berlaku (Juta Rp) Perkembangan (%) Harga Konstan Th.2000 (Juta Rp)Perkembangan (%) 2. PDRB/Kapita Harga berlaku (Juta Rp) Perkembangan (%) Harga Konstan Th.2000 (Juta Rp) Perkembangan (%) Tahun 2010 (Rp) 5.069.020,30 12,58 2.409.386,40 4,31 7.064.501,89 12,04 3.357.870,71 3,81 Tahun 2011 (Rp) 5.603.983,71 10,55 2.521.439,02 4,65 7.738.502,63 9,69 3.481.837,83 3,83 Tahun 2012 (Rp 6.198.351,81 10,61 2.648.488,46 5,04 8.482.526,56 9,65 3.624.491,54 4,13 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,31 4,65 5,04 4. Inflasi (%) 7,35 2,42 2,42 5. Ekspor Kayu Olahan (US $) 132.774.615,00 143.410.272,48 143.410.272,48 Eksport Kopi (Rp) 60.000.000.000,00 104.406.750.000,00 104.406.750.000,00 Tabel I.1 menunjukkan adanya peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku pada setiap tahun. Pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Temanggung atas dasar harga berlaku telah mencapai nilai Rp6.198.351,81 juta, menempati ranking ke 28 dari 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah. Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar Rp5.603.983,71 juta sehingga terjadi pertumbuhan sebesar 10,61%. Perbandingan nilai PDRB atas dasar harga berlaku di wilayah Karesidenan Kedu, Kabupaten Temanggung menempati ranking keempat setelah Kabupaten Magelang, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 15

PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tahun 2010 PDRB per kapita sebesar Rp7.064.501,89 dan pada tahun 2012 menjadi Rp8.482.526,56. PDRB perkapita atas dasar harga konstan pada tahun 2008 sebesar Rp3.357.870,71 dan pada tahun 2012 menjadi Rp3.624.491,54. Menurut PDRB harga konstan, andil terbesar tahun 2012 adalah sektor Pertanian sebesar 29,85% sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang memberikan sumbangan sebesar 29,83%. Andil terbesar kedua adalah sektor Industri Pengolahan yang memberikan sumbangan sebesar 19,96% sedikit lebih rendah jika dibandingkan tahun 2011 sebesar 20,09%. Berikutnya adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan yang memberikan sumbangan sebesar 17,01% mengalami penurunan 0,09% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang memberikan andil sebesar 17,10%. Sedangkan andil terkecil diberikan oleh sektor Pertambangan dan Penggalian yang hanya memberikan sumbangan sebesar 0,68%. Struktur ekonomi Kabupaten Temanggung atas dasar harga konstan dapat dilihat pada tabel II.2. 3. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, ini menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Temanggung dari tahun ke tahun semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi yang lebih mendekati keadaan riil atau telah menghilangkan pengaruh inflasi diperoleh dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung untuk tahun 2012 sebesar 5,04%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2011 yang sebesar 4,65%. Tabel II.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Temanggung Atas dasar harga konstan Tahun 2010-2012 (Tahun Dasar 2000) No. Sektor Tahun (%) 2010 2011 2012 1 Pertanian 3,66 0,70 5,11 2 Pertambangan dan penggalian -5,76-6,58-9,44 3 Industri Pengolahan 3,78 6,28 4,36 4 Listrik dan Air Bersih 8,86 5,76 9,14 5 Bangunan 2,8 5,31 8,21 6 Perdagangan, Hotel dan RM 3,37 4,74 4,50 7 Pengangkutan dan Komunikasi 6,20 9,72 4,92 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,10 7,37 5,75 9 Jasa-jasa 7,29 8,18 5,61 PDRB 4,31 4,65 5,04 Pada tabel II.2 diperlihatkan laju pertumbuhan seluruh sektor ekonomi atas dasar harga konstan tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Pada tahun 2012 hampir semua sektor tumbuh positif kecuali sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami pertumbuhan minus 9,44% dikarenakan tidak adanya kawasan pertambangan dan penggalian di Kabupaten Temanggung. Dari delapan sektor yang mengalami pertumbuhan positif, ada lima sektor yang mengalami pertumbuhan diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 16

Temanggung yang sebesar 5,04%. Kelima sektor tersebut adalah sektor Listrik dan Air Bersih yang mencapai 9,14%, sektor Bangunan sebesar 8,21%, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,75%, sektor Jasa-jasa 5,61% dan sektor Pertanian 5,11%. Untuk tiga sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan positif tetapi di bawah rata-rata pertumbuhan kabupaten adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi 4,92%, sektor Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan 4,5% dan sektor Industri Pengolahan sebesar 4,36%. Satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan minus di tahun 2012 adalah sektor Pertambangan dan Penggalian minus 9,44%, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang pertumbuhan minus 6,58%. Kondisi ini terjadi karena ditutupnya beberapa lokasi penambangan pasir yang ada di Kabupaten Temanggung karena dipandang sudah mencapai tahap membahayakan lingkungan di sekitar penambangan. Sektor Pertanian pada tahun 2012 tumbuh sebesar 5,11% lebih tinggi daripada tahun 2011 yang tumbuh sebesar 0,70%. Naiknya pertumbuhan sektor Pertanian mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Temanggung, karena sektor ini memberikan kontribusi terbesar sebanyak 32,57%. Bila di tahun 2011 pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sub sektor Kehutanan yang mencapai 10,77%, pada tahun 2012 sub sektor ini justru mengalami pertumbuhan negatif yaitu minus 8,24%. Tabel II.3 Struktur PDRB Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2012 (Berdasar Harga Berlaku) No. Sektor Tahun (%) 2010 2011 2012 1 Pertanian 33,11 32,75 32,57 2 Pertambangan dan penggalian 1,05 0,96 0,86 3 Industri Pengolahan 17,68 17,26 17,61 4 Listrik dan Air Bersih 1,05 1,05 1,06 5 Bangunan 5,6 5,52 5,60 6 Perdagangan, Hotel dan RM 16,65 16,63 16,63 7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,23 5,28 5,16 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,11 4,23 4,19 9 Jasa-jasa 15,52 16,32 16,32 JUMLAH 100 100 100 Pada tahun 2012, sumbangan terbesar untuk PDRB atas dasar harga berlaku adalah dari sektorpertanian sebesar 32,57%. Pada tahun 2012 peran sektor pertanianmengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena di tahun 2011 sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar 32,75%. Kontribusi terbesar kedua diberikan oleh sektor industri pengolahan 17,61% dan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan rumah makan dengan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 17

memberikan andil sebesar 16,63%. Sedangkan sumbangan terkecil adalah dari sektor pertambangan dan penggalian yakni sebesar 0,86%. Dari distribusi antar sektor terlihat bahwa ke sembilan sektor selama lima tahun terakhir memperlihatkan peranannya dari waktu ke waktu terhadap total PDRB. Kontribusi sektor Pertanian, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan serta sektor Pertambangan dan Penggalian memiliki kecenderungan menurun dalam dua tahun terakhir, sedangkan kontribusi sektor Industri Pengolahan, sektor Bangunan, dan sektor Listrik dan Air Bersih cenderung meningkat walaupun dengan peningkatan yang relatif kecil. Secara keseluruhan dalam lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti. Sebagai perbandingan berikut tabel realisasi Angaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Temanggung TA 2009, TA 2010, dan TA 2011. Tabel II.4 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2010-2012 No. Uraian Tahun (Rp) 2010 2011 2012 1 Pendapatan 675.659.734.845 823.479.890.034 966.815.573.681 2 Belanja 662.203.879.316 816.160.548.955 956.324.159.986 Surplus/(defisit) 13.455.855.529 7.319.341.079 10.491.413.695 3 Pembiayaan a. Penerimaan Pembiayaan 40.192.735.521 46.485.138.890 46.248.247.504 b. Pengeluaran Pembiayaan 7.427.192.600 9.647.659.020 14.963.113.944 Jumlah pembiayaan netto 32.765.542.921 36.837.479.870 31.285.133.560 SILPA 46.221.398.450 44.156.820.949 41.776.547.255 B. KEBIJAKAN KEUANGAN Kebijakan Keuangan yang meliputi Kebijakan Perencanaan Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Daerah Kabupaten Temanggung Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2013 terdiri dari: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama 2 (dua) tahun terakhir, tahun berkenaan, dan rencana Tahun Anggaran 2013 menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan pada setiap tahunnya pada komponen PAD sebagaimana tabel II.5. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 18

Tabel II.5 Realisasi PAD 2 Tahun Terakhir, Anggaran PAD TA 2012, dan Rencana Tahun 2013 NO URAIAN Realisasi 2011 Realisasi 2012 APBD TA 2012 RAPBD TA 2013 1 Pajak Daerah 11.212.597.968 11.470.230.704 11.660.511.000 24.525.950.000 2 Retribusi Daerah 37.984.477.775 14.038.793.022 11.490.233.000 15.229.145.500 3 Pengel. Kekayaan Daerah yg dipisahkan 6.682.535.195 9.555.591.771 7.389.672.000 8.541.468.000 4 Lain-lain PAD 7.463.883.572 43.450.073.715 35.888.107.000 33.817.107.000 JUMLAH 63.343.494.510 78.514.689.212 66.428.523.000 82.113.670.500 Sedangkan jika dilihat dari masing-masing komponen pembentuk PAD, maka terjadi kenaikan yang fluktuatif dan dimulai pada tahun 2012 yaitu: 1) Pajak Daerah, jika dibandingkan dengan anggaran penetapan tahun 2012 dan rencana tahun 2013, maka terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan mulai tahun anggaan 2013, pajak bumi dan bangunan sektor pedesaan dan perkotaan sudah ditangani langsung oleh daerah dan bukan merupakan bagi hasil pajak dengan pemerintah; 2) Retribusi Daerah, pada tahun 2012, retribusi mengalami penurunan yang signifikan karena pada tahun 2012 Rumah Sakit Daerah sudah menerapkan pola BLUD sehingga hasil retribusi layanan kesehatan yang diterima RSUD bukan merupakan hasil retribusi daerah, namun termasuk pendapatan lain-lain PAD. Pada tahun 2013, retribusi ini mengalami kenaikan yang disebabkan adanya tambahan pendapatan yang berasal dari layanan jampersal, jamkesmas, dan kapitasi askes PNS; 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dari tahun ke tahun BUMD yang dimiliki daerah cukup memberikan kontribusi yang berarti bagi pembiayaan pembangunan. Hal yang cukup membanggakan adalah dengan telah berhasilnya BUMD Aneka Usaha keluar dari kerugian dan telah mampu memberikan kontribusi bagi daerah; 4) Lain-lain PAD, mulai tahun 2012 naik signifikan karena adanya perubahan pos hasil layanan kesehatan RSUD mengingat penerapan pengelolaan keuangan BLUD. Permasalahan yang dihadapi dalam rangka peningkatan pendapatan Asli daerah ini adalah: 1) Belum sepenuhnya sumber-sumber pendapatan daerah memiliki buku potensi, sehingga dalam penetapan target pendapatan masih bersifat line item budgeting; 2) Terbatasnya sumber-sumber pendapatan asli daerah; 3) Belum optimal dan efektif dalam pengelolaan administrasi pendapatan asli daerah; 4) Kurangnya kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi; 5) Belum optimalnya pemberdayaan aset daerah; 6) Belum optimalnya pola koordinasi internal maupun eksternal dalam rangka pengolaan pendapatan asli daerah. Sehingga kebijakan yang diambil adalah: 1) Melakukan reviu atas peraturan yang berkaitan dengan pendapatan asli daerah dan melakukan pendataan potensi pendapatan asli daerah; 2) Mengembangkan dan menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah; Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 19

3) Memperbaiki sistem administrasi pengelolaan pendapatan asli daerah; 4) Meningkatkan sosialisasi kepada wajib pajak dan wajib retribusi; 5) Meningkatkan pemberdayaan aset daerah; 6) Meningkatkan pola koordinasi internal dan eksternal sehingga dapat berjalan efektif. b. Dana Perimbangan Dana perimbangan merupakan komponen pendapatan daerah yang dominan. Realisasi dana perimbangan selama 2 (dua) tahun terakhir, Anggaran Dana Perimbangan tahun 2012, dan rencana Tahun Anggaran 2013 adalah sebagaimana tabel II.6. Tabel II.6 Realisasi Dana Perimbangan 2 (dua) Tahun Terakhir, Anggaran Dana Perimbangan Tahun 2012 dan Rencana Tahun 2013 NO URAIAN Realisasi 2011 Realisasi 2012 APBD TA 2012 RAPBD TA 2013 1 Dana Bagi Hasil 34.945.207.097 35.777.146.911 34.149.260.000 28.232.623.000 2 3 Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus 482.937.812.000 584.158.278.000 584.158.278.000 625.049.278.000 57.034.300.000 87.303.720.000 87.303.720.000 75.604.585.000 JUMLAH 574.917.319.097 707.239.144.911 705.611.258.000 728.886.486.000 Kebijakan pendapatan daerah dari alokasi dana perimbangan baik Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum maupun Dana Alokasi Khusus dilakukan melalui formula baku yang telah ditetapkan pemerintah, sehingga sangat tergantung pada kebijakan pemerintah. Pada tahun 2013, kebijakan yang diambil adalah sebagai berikut: 1) Dana Bagi Hasil Pajak dan bukan pajak, ditetapkan sesuai dengan realisasi tahun 2012 atau didasarkan pada peraturan menteri keuangan tentang alokasi sementara maupun definitif berkaitan dengan pajak berkenaan. Pada tahun 2013, bagi hasil pajak dan bukan pajak mengalami penurunan karena tahun 2013, PBB-P2 sudah menjadi pajak daerah; 2) Dana Alokasi Umum, pada tahun 2013 diprediksi naik sebesar 7% dari penetapan tahun 2012. Prediksi ini dilakukan dalam rangka mengimbangi rencana kenaikan gaji PNS sebesar 7% pada tahun 2013, mengingat kenaikan gaji tersebut merupakan kewajiban pemerintah dan merupakan komponen utama guna alokasi DAU; 3) Dana Alokasi Khusus, sumber ini bersifat in-out, sehingga besarannya disesuaikan dengan rencana kerja pemerintah daerah yang disampaikan ke Pemerintah. c. Lain-lain pendapatan yang sah Sebagian besar pendapatan ini merupakan bagian pendapatan daerah yang diterima dari pemerintah berupa dana penyesuaian dan dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupa bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota. Dana penyesuaian digunakan untuk memberikan tambahan penghasilan bagi guru PNSD yang belum bersertipikat dan tunjangan profesi/sertipikasi bagi guru PNSD. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 20

Realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah selama kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir Tahun Anggaran 2012 dan rencana Tahun Anggaran 2013 sebagaimana tabel II.7. Tabel II.7 Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah 2 (dua) tahun terakhir, Anggaran LLPD Tahun 2012, dan Rencana Tahun 2013 NO TAHUN JUMLAH 1 Realisasi 2010 98.262.823.592 2 Realisasi 2011 185.219.076.427 3 APBD TA 2012 163.575.381.000 4 RAPBD TA 2013 180.948.715.000 Realisasi pendapatan daerah secara keseluruhan selama 2 (dua) tahun terakhir, Anggaran Pendapatan Tahun 2012, dan rencana Tahun Anggaran 2013 sebagaimana tabel II.8: Tabel II.8 Realisasi Pendapatan Daerah 2 (dua) tahun terakhir, Anggaran Pendapatan Daerah Tahun 2012, dan Rencana Tahun 2013 NO TAHUN JUMLAH 1 Realisasi 2010 675.659.734.845 2 Realisasi 2011 823.479.890.034 3 APBD TA 2012 935.615.162.000 4 RAPBD TA 2013 991.948.871.500 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan memertimbangkan potensi yang ada maka rencana pendapatan daerah tahun 2013 sebagaimana tabel II.9. Tabel II.9 Proyeksi Pendapatan Daerah 2013 NO RINCIAN TA 2013 (Rp) A PENDAPATAN DAERAH 99.948.871.500 1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 82.113.670.500 a. Pajak Daerah 24.525.950.000 b. Retribusi Daerah 15.229.145.500 c. Hasil Pengelolaan Perusda dan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 8.541.468.000 d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 33.817.107.000 2. DANA PERIMBANGAN 728.886.486.000 a. Dana Bagi Hasil (DBH) 28.232.623.000 b. Dana Alokasi Umum (DAU) 625.049.278.000 c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 75.604.585.000 3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 180.948.715.000 a. Pendapatan Hibah 0 b. Dana Darurat 0 Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 21

c. Begi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 48.002.715.000 d. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 108.696.000.000 e. Bantuan Keuangan dari Pererintah Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya d. Upaya-upaya peningkatan pendapatan 24.250.000.000 JUMLAH PENDAPATAN 991.948.871.500 Upaya yang akan dilaksanakan guna peningkatan pendapatan daerah tahun 2013: 1) Melakukan pendataan potensi sumber-sumber PAD melalui pemutakhiran dan/atau penyusunan data potensi retribusi daerah; 2) Melakukan penetapan target pendapatan yang sesuai dengan potensinya; 3) Mengembangkan dan menggali sumber-sumber PAD; 4) Meningkatkan kualitas pengelolaan sistem administrasi pendapatan daerah; 5) Melakukan kajian terhadap sumber pendapatan lainnya dari pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6) Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga guna meningkatkan efektifitas terhadap sumber-sumber pendapatan; 7) Menyederhanakan prosedur pelayanan masyarakat agar lebih efektif dan efisien. e. Upaya-upaya pencapaian target Upaya yang akan dilaksanakan guna pencapaian target pendapatan daerah tahun 2013: 1) Meningkatkan kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi dalam melaksanakan kewajibannya; 2) Meningkatkan aspek keadilan bagi wajib pajak/retribusi; 3) Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme aparat pengelola pendapatan; 4) Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD); 5) Meningkatkan pemberdayaan aset daerah; 6) Meningkatkan pola koordinasi internal dan antar instansi pengelola pendapatan; 7) Meningkatkan pola koordinasi eksternal dengan pihak lain dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan daerah; 8) Meningkatkan penyediaan sarana prasarana pendukung meningkatnya PAD; 9) Mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan pendapatan daerah. 2. Belanja Daerah a. Kebijakan Umum Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah selama 2 (dua) tahun terakhir, Tahun Angaran 2012, dan rencana Tahun Anggaran 2013 menunjukkan terjadinya peningkatan belanja daerah pada setiap tahunnya seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan daerah baik untuk belanja pegawai maupun pelaksanaan pembangunan. Perkembangan belanja daerah selama 2 (dua) tahun terakhir, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012, dan rencana Tahun Anggaran 2013 sebagaimana tabel II.10. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 22

TAHUN Tabel II.10 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah BELANJA (Rp) Realisasi 2010 618.328.577303 Realisasi 2011 816.160.558.305 APBD TA 2012 874.426.886.914 RAPBD TA 2013 1.070.439.590.500 Pada tahun 2013 rencana anggaran belanja untuk semua urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan, termasuk belanja pegawai ditetapkan sebesar Rp1.070.439.590.500,00. Namun demikian, kenaikan belanja daerah tersebut utamanya adalah rencana kenaikan belanja pegawai, biaya pemilu bupati dan wakil bupati, fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa dan beberapa program dan kegiatan yang merupakan kebijakan daerah dalam rangka pencapaian target RPJMD. Kondisi Belanja Daerah pada tahun 2011 dan tahun 2012 tersebut menjadi salah satu pertimbangan bagi pengalokasian belanja daerah pada tahun 2013 karena kondisi kemampuan keuangan daerah yang terbatas dan proporsi belanja program yang semakin mengecil. Oleh karena itu belanja daerah pada Tahun Anggaran 2013 secara efektif dan efisien diarahkan dan diutamakan untuk: 1) Memantapkan capaian kinerja yang telah dicapai; 2) Mengejar capaian kinerja yang belum tercapai; 3) Melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan kewenangan yang diberikan pemerintah dan pemerintah provinsi, program/kegiatan yang merupakan kebijakan pemerintah daerah, serta dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa; 4) Mempersiapkan kerangka pembangunan di periode lima tahun selanjutnya, dengan mempersiapkan masterplan, road map, analisa dan data guna penyusunan RPJMD tahun 2013-2018, penyiapan kerangka pembangunan periode selanjutnya tersebut merupakan tindak lanjut dari evaluasi capaian kinerja yang belum tercapai. Berdasarkan hal-hal tersebut maka kebijakan umum dalam pengalokasian belanja daerah pada tahun anggaran 2013 adalah: 1) Sesuai dengan pelaksanaan misi daerah dalam rangka pencapaian visi daerah; 2) Berdampak pada pencapaian target kinerja RPJMD; 3) Bersifat strategis, penting, dan mendesak untuk dilaksanakan; 4) Berdampak luas pada penyelesaian permasalahan pokok yang dihadapi daerah; 5) Berdampak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, peningkatan pelayanan publik, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat; 6) Mencukupi kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Kebijakan Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan pada setiap urusan pemerintahan daerah dikelompokkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: 1) Belanja tidak langsung yaitu belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja ini terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 23

2) Belanja langsung yaitu belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung dari suatu program dan kegiatan terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Kebijakan belanja daerah tahun 2013 terkait dengan Belanja Tidak Langsung ditetapkan sebagai berikut : 1) Belanja Pegawai Anggaran daerah untuk belanja pegawai diarahkan untuk mencukupi pembayaran gaji pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil untuk 13 (tiga belas) bulan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhitungkan kenaikan gaji pokok sebesar 7% serta acres, gaji dan Tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD, serta gaji Bupati dan Wakil Bupati. Selain itu dapat dianggarkan pula untuk pemberian tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja, kondisi kerja serta tambahan penghasilan pegawai berdasarkan pertimbangan lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umum pegawai, disesuaikan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. 2) Belanja Bunga Anggaran daerah untuk belanja bunga diarahkan untuk pembayaran bunga hutang atas kewajiban pokok pinjaman/hutang. 3) Belanja Subsidi Pada Tahun Anggaran 2013 tidak dialokasikan belanja subsidi dalam rangka bantuan biaya produksi kepada perusahaan atau lembaga tertentu. 4) Belanja Hibah a) Belanja hibah diarahkan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang dan/atau barang kepada pemerintah, pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan diberikan secara selektif dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah; b) Belanja hibah dapat diberikan dalam bentuk uang atau barang kepada penerima hibah; c) Belanja hibah diberikan secara tidak mengikat/tidak secara terus menerus dengan pengertian bahwa pemberian hibah ada batas akhirnya tergantung pada kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan atas kegiatan tersebut dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah; d) Penganggaran belanja hibah memperhatikan asas manfaat, keadilan, dan kepatutan, transparansi, akuntabilitas dan kepentingan masyarakat luas. 5) Belanja Bantuan Sosial a) Belanja bantuan sosial diarahkan untuk menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah dibidang kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat; b) Belanja bantuan sosial dapat diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada perorangan dan/atau kelompok masyarakat; c) Belanja bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak mengikat/tidak secara terus menerus serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah; d) Penganggaran belanja bantuan sosial memperhatikan rasionalitas dan kriteria yang jelas dengan memperhatikan asas manfaat, keadilan, dan kepatutan, transparansi, akuntabilitas dan kepentingan masyarakat luas. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 24

6) Belanja Bagi Hasil Anggaran daerah untuk belanja bagi hasil diarahkan untuk pemberian bagi hasil atas pajak daerah dan retribusi daerah kepada pemerintah desa sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. 7) Belanja Bantuan Keuangan Anggaran daerah untuk belanja bantuan keuangan diarahkan untuk pemberian dana kepada Pemerintahan Desa dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan desa, penyelenggaraan pemerintahan desa, dan kepada partai politik. Besarnya belanja bantuan keuangan tersebut didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. 8) Belanja Tidak Terduga Anggaran daerah untuk belanja tidak terduga diarahkan untuk penanggulangan bencana alam atau bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya dan untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan, termasuk pengembalian atas kelebihan pendapatan daerah tahuntahun sebelumnya. Penggunaan belanja tidak terduga didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja tidak langsung hanya dianggarkan pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), kecuali untuk belanja pegawai, dianggarkan pada semua SKPD. Selanjutnya kebijakan belanja daerah tahun 2013 terkait dengan belanja langsung dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan ditetapkan sebagai berikut: 1) Belanja langsung mengutamakan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan yang dianggarkan untuk mencapai target kinerja program dan kegiatan yang ditetapkan (target output dan outcomes); 2) Belanja langsung dianggarkan pada setiap SKPD dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya; 3) Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal yang dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. c. Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah Kebijakan belanja dilaksanakan melalui pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja daerah dalam rangka pelaksanaan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial untuk menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Sedangkan pelaksanaan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan urusan pilihan dimaksudkan untuk mengembangkan potensi daerah dalam rangka meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. 3. Pembiayaan Daerah Pembiayaan adalah semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Anggaran defisit adalah anggaran belanja lebih besar daripada anggaran pendapatan, dan sebaliknya anggaran surplus terjadi manakala anggaran belanja lebih kecil daripada anggaran pendapatan. Pada Tahun Anggaran 2013 diprediksi masih mengalami anggaran defisit. Oleh karena itu upaya untuk menutup defisit anggaran, pemerintah daerah akan melakukan upaya penarikan pinjaman. Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 25

a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan pada tahun anggaran 2013 adalah sebagai berikut : 1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya (SiLPA) Besarnya SiLPA yang akan diperhitungkan dalam pembiayaan RAPBD Tahun Angaran 2013 adalah hasil perhitungan SiLPA pada pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012 setelah diaudit BPK dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012; 2) Penerimaan pinjaman daerah Manakala terjadi defisit anggaran, sedangkan SiLPA dan pencairan dana cadangan tidak dapat menutup keseluruhan defisit, maka akan dicukupi dengan pinjaman daerah; 3) Pencairan Dana Cadangan Pada Tahun Anggaran 2013 akan dicairkan dana cadangan yang telah dibentuk pada Tahun Anggaran 2011 dan Tahun Anggaran 2012 yang akan digunakan untuk pembiayaan pemilu Bupati dan Wakil Bupati; 4) Pada tahun anggaran 2013 tidak ada penerimaan piutang daerah. b. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut: 1) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah Investasi yang akan dilakukan pemerintah daerah pada tahun anggaran 2013 adalah: Investasi jangka panjang yang bersifat permanen, yaitu bertujuan untuk dimiliki secara berkelanjutan tanpa ada niat untuk diperjualbelikan atau ditarik kembali. Penyertaan modal berupa uang dan/atau barang daerah dialokasikan pada BUMD; 2) Pembayaran pokok hutang Pada tahun 2013 tidak dianggarkan pengeluaran pembiayaan guna pembayaran pokok hutang pemerintah daerah pada pihak ketiga. Manakala terjadi hutang jangka pendek, maka pada pos ini akan dianggarkan sebesar hutang jangka pendek yang diambil; 3) Pembayaran pihak ketiga Pada tahun 2013 dianggarkan pembayaran pihak ketiga berupa retensi atas pelaksanaan kegiatan tahun 2012. 4. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD Perubahan APBD Tahun Anggaran 2013 didasarkan pada adanya perubahan asumsi dasar dalam Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2013 yang telah ditetapkan. Perubahan asumsi dasar dimaksud menyangkut pendapatan daerah, belanja daerah, maupun pembiayaan daerah. Perubahan-perubahan tersebut adalah: a. Adanya perubahan prediksi target pendapatan daerah; b. Adanya kewajiban pemerintah daerah sebagai akibat kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah; Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 26

c. Adanya kegiatan yang kurang anggaran; d. Adanya alokasi belanja yang tidak atau kurang sesuai dengan rencana operasional dalam pencapaian kinerja kegiatan sehingga menyebabkan harus dilakukan pergeseran atau perubahan anggaran antar kelompok belanja, antar jenis belanja, dan rincian belanja; e. Adanya kegiatan baru untuk menindaklanjuti perkembangan kebutuhan masyarakat dan guna optimalisasi capaian target kinerja; f. Adanya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya yang dapat digunakan dalam tahun berjalan. 5. Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah sampai dengan Semester I Tahun Anggaran 2013 dari anggaran yang ditetapkan sebesar Rp991.506.970.000,00 dapat terealisasai Rp505.423.449.712,00 atau 50,98%. Capaian pendapatan daerah ini berasal dari PAD sebesar Rp44.570.052.345,00, Dana Perimbangan sebesar Rp403.177.787.993,00, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai Rp57.675.609.374,00. Capaian realisasi pendapatan daerah Semester I Tahun Anggaran 2013 secara lengkap sebagaimana pada tabel II.11. Tabel II.11 Realisasi Pendapatan Daerah Semester I Tahun Angaran 2013 No U R A I A N ANGGARAN REALISASI (%) 1 PENDAPATAN DAERAH 991.506.970.000 505.423.449.712 50,98 1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 84.225.718.000 44.570.052.345 52,92 1.1.1 Pajak Daerah 24.544.270.000 7.732.705.713 31,51 1.1.2 Retribusi Daerah 13.654.385.000 6.771.347.459 49,59 1.1.3 1.1.4 Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 9.057.063.000 9.513.250.631 105,04 36.970.000.000 20.552.748.542 55,59 1.2 DANA PERIMBANGAN 726.062.537.000 403.177.787.993 55,53 1.2.1 Dana Bagi Hasil 28.232.623.000 9.330.187.993 33,05 1.2.2 Dana Alokasi Umum 651.171.674.000 379.850.128.000 58,33 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 46.658.240.000 13.997.472.000 30,00 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 181.218.715.000 57.675.609.374 31,83 1.3.1 Pendapatan Hibah 270.000.000-0,00 1.3.2 Dana Darurat - - - 1.3.3 1.3.4 1.3.5 Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemerintah daerah Lainnya 48.002.715.000 21.058.267.374 43,87 108.696.000.000 34.603.467.000 31,84 24.250.000.000 2.013.875.000 8,30 Memerhatikan capaian target pendapatan daerah tersebut, secara rata-rata target pendapatan daerah baru dapat dicapai sebesar 50,98%. Ada beberapa sumber pendapatan masih di bawah target yang diharapkan. Untuk Pendapatan Asli Daerah, pencapaian pajak daerah masih sebesar 31,51%, hal ini dikarenakan belum tercapainya target BPHTB. Untuk Dana Perimbangan, capaian yang masih rendah adalah Dana Bagi Hasil yang baru mencapai 33,05% dan DAK yang baru terealisasi sebesar 30%. Sedangkan untuk Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, pos Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi baru mencapai 8,30%. Kondisi tersebut memerlukan upaya khusus dalam rangka pemenuhan target melalui intensifikasi, Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Temanggung TA 2013 27