TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

dokumen-dokumen yang mirip
GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN PENERAPAN P4K OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

PENGETAHUAN RISIKO KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperbaiki kesehatan Ibutelah menjadi prioritas utama dari pemerintah. AKI juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN MOTIVASI KELUARGA DALAM PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UJUNG BATU RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

PENGARUH PENYULUHAN PREEKLAMSIA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN KUNJUNGAN ANC PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

Transkripsi:

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR V Utari Marlinawati 1, Handry Darussalam 2, Sadrianti Riska Pratiwi 3 ABSTRACT Latar Belakang : Saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup. Salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup. Pemeriksaan kehamilan merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, pelayanan asuhan antenatal ini penting untuk memonitor, mendukung, dan mendeteksi lebih dini komplikasi kehamilan, yang bertujuan untuk memastikan persalinan dan nifas yang aman dan memuaskan. Tingginya angka kematian ibu dan bayi salah satunya disebabkan karena rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur. Metode : Metode penelitian deskriptif, pendekatan survey, populasi semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Polindes Kharisma Depok Condong Catur sejumlah 65 orang. Teknik pengambilan sampel Accidental Sampling sejumlah 35 responden. Analisa data dengan distribusi frekuensi presentase. Hasil : Dari 35 reponden didapatkan hasil 17 orang (48,47%) responden dengan pengetahuan baik, 13 orang (37,14%) pengetahuan cukup, dan 5 orang (14,29%) pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur memiliki pengetahuan yang baik tentang pemeriksaan kehamilan. Kesimpulan : Rata-rata tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur adalah baik. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil, Pemeriksaan Kehamilan. 1 Public Health lecturer of Yogyakarta Respati University 2 Public Health lecturer of Yogyakarta Respati University 3 Public Health undergraduate student of Yogyakarta Respati University

PENDAHULUAN Kehamilan bagi seorang ibu merupakan kesempurnaan hidup dalam rumah tangga yang hakekatnya untuk mendapatkan keturunan dan melanggengkan kehidupan umat manusia. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun demikian tidak semua hasil kehamilan dan persalinan akan menggembirakan seorang suami, ibu dan bayi lahir sehat, tetapi ibu hamil bisa menghadapi kegawatan dengan derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya ketidaknyamanan, ketidakpuasan, kesakitan, kecacatan bahkan kematian bagi ibu hamil, risiko tinggi, maupun rendah yang mengalami komplikasi dalam persalinan. Oleh karena itu pelayanan asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal 1. Pemeriksaan kehamilan merupakan komponen pelayanan kesehatan ibu hamil terpenting untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi 2. Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan untuk ibu selama kehamilan untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasikomplikasi yang dapat mengancam jiwa mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan, sampai sebelum persalinan. Pelayanan antenatal juga sangat penting untuk mendeteksi lebih dini komplikasi kehamilan, bertujuan untuk memastikan persalinan dan nifas yang aman. Tingginya angka kematian ibu dan bayi antara lain disebabkan rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan dan frekuensi pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur. Keteraturan pemeriksaan kehamilan dapat ditunjukkan melalui frekuensi kunjungan, ternyata hal ini menjadi masalah karena tidak semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin terutama ibu hamil normal sehingga kelainan yang timbul dalam kehamilan tidak dapat terdeteksi sedini mungkin 3. Setiap ibu hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu satu kali pada trimester I, II dan dua kali pada trimester III 1. Namun faktor yang mempengaruhi seorang ibu hamil dalam memandang kehamilannya, diantaranya adalah faktor pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan tradisi, juga fasilitas sarana dan prasarana kesehatan terdekat dengan tempat tinggal serta dipengaruhi oleh tokoh masyarakat dan peraturan-peraturan yang beredar di masyarakat. Faktor-faktor tersebut merupakan sebab perilaku yang mendasari seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan kepada tenaga kesehatan 3. Standar pelayanan pemeriksaan kehamilan yang telah diprogram meliputi standar 10 T yang terdiri dari : Timbang berat badan dan ukur tinggi badan,

pemeriksaan tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), pemeriksaan Tinggi fundus Uteri (puncak rahim), tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan 2. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa ibu hamil kurang termotivasi dalam melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan tepat waktu antara lain: kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan, kesibukan, tingkat sosial-ekonomi yang rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya kemudahan untuk pelayanan maternal, asuhan medik yang kurang baik, kurangnya tenaga terlatih dan obat-obat penyelamat jiwa 4. Penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu Perdarahan, Infeksi, Partus lama, Eklamsia, penyebab langsung kematian ibu, dan penyebab tidak langsung. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan rendahnya kualitas program berbagai upaya penurunan AKI yang dilaksanakan oleh pemerintah seperti safe mothermood. Salah satu safe mothermood adalah pemeriksaan kehamilan yaitu suatu program terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman memuaskan. Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang pemeriksaan kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berfikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau mengatasi masalah resiko pada kehamilan. Saat ini angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup salah satu sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup. Menurut MDGs, WHO, Kematian ibu meskipun menurun, tetap tinggi di Indonesia dan perkiraan WHO adalah 102/100.000 kelahiran hidup tahun 2015. Angka kematian ibu di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2008 berada pada angka 104/100.000 menurun dari 114/100.000 pada tahun 2004. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan kabupaten/kota pada tahun 2011 mencapai 56 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Meskipun angka kematian ibu terlihat kecenderungan penurunan, namun terjadi fluktuasi dalam 3-5 tahun terakhir, bahkan berdasarkan jumlah kasusnya dilaporkan mengalami peningkatan.

Target MDG s di tahun 2015 untuk angka kematian ibu nasional adalah 102/100.000 kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target, namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang terlibat 5. Di Polindes Kharisma Depok Candung Catur tempat studi pendahuluan dari buku register, rata-rata pasien ibu hamil memiliki tingkat pendidikan dan pekerjaan bervariasi. Sehingga bervariasi pula tingkat pemahaman dan pengetahuannya. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah penulis lakukan pada bulan September 2013, di Polindes Kharisma Depok Candung Catur terhadap 10 ibu hamil didapatkan bahwa 7 orang (70%) ibu hamil yang belum mengetahui tentang pemeriksaan kehamilan, tujuan, manfaat pemeriksaan kehamilan, dan 3 orang (30%) tidak mengetahui jadwal kunjungan pemeriksaan kehamilan. Melihat fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Candung Catur. METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif yaitu dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat 6. Penelitian ini dilaksanakan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur pada September-Desember 2013.Objek dalam penelitian ini menggunakan ibu hamil yang memeriksa di Polindes Kharisma Depok Condong Catur, Sampel atau responden dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Polindes Kharisma Depok Condong Catur dalam waktu penelitian berjumlah 35 orang. Alat yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuesioner jenis daftar pertanyaan, kuesioner untuk menggali fakta dengan bentuk pertanyaan tertutup untuk memudahkan mentabulasi data atau mengolah data. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini tidak dilaksanakan karena peneliti mengadopsi kuesioner dari peneliti sebelumya yaitu Baiq Ida Rosita (2011) dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta. Dengan bantuan program komputer, dari hasil uji validitas tersebut diperoleh data dari r hitung > r tabel (0,931). Dari hasil uji reliabilitas di analisis dengan menggunakan Spearman Brown dengan hasil r hitung > r tabel (0,935). Karena r hitung lebih kecil dibandingkan dengan r tabel (0,444). Dari

hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut didapatkan sejumlah 30 pertanyaan yang valid dan reliabel. Setelah data terkumpul, kemudian diolah dengan program komputer SPSS dan diperhitungkan presentase sebagai berikut : editing, coding, tabulating, analisis data. Setelah data terkumpul kemudian dikelompokkan menurut jenis tingkat pengetahuan masing-masing, dimasukkan dalam tabel dan dikategorikan menjadi skala yang berupa data ordinal (Arikunto, 2010). Tingkat pengetahuan baik jika jumlah jawaban benar 76-100%, Tingkat pengetahuan cukup jika jumlah jawaban benar 56-75%, Tingkat pengetahuan kurang jika jumlah jawaban benar <56%. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di responden, dengan hasil perhitungan sebagai Polindes Kharisma Depok Condong Catur. Adapun jarak ibukota Kecamatan Depok dengan ibukota. Memberikan penyuluhan, pendidikan kesehatan dan pemeriksaan pada ibu hamil. Sehingga keberadaan Polindes berikut : a. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data penelitian, didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden adalah Kharisma Depok Condong Catur sebagai berikut : mempunyai fungsi sebagai alternatif pelayanan kesehatan bagi ibu hamil khususnya. Karakteristik yang diambil yaitu berdasarkan umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu. Distribusi karakteristik responden diperoleh dari data yang dikumpulkan berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Polindes Kharisma Depok Condong Catur, Sleman, Yogyakarta. No Karakteristik Frekuensi Presentase (%) 1 Umur < 20 tahun 20 35 tahun > 35 tahun 1 31 3 2,86 88,57 8,57 Jumlah 35 100 2 Pendidikan Dasar Menengah Tinggi 2 28 5 5,71 80 14,29

Jumlah 35 100 3 Pekerjaan Bekerja Tidak bekerja 18 17 51,42 48,58 Jumlah 35 100 (Sumber : Data Primer Polindes Kharisma Depok Condong Catur 2013) Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui dari 35 responden yang berusia 20-35 tahun, yaitu 31 responden (88,57%), jika dilihat dari pendidikan ibu, terbanyak adalah menengah yaitu 28 responden (80%), dilihat dari pekerjaan, responden paling banyak adalah responden bekerja 18 responden (51,42%). Analisa Hasil Penelitian a. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan dianalisis berdasarkan hasil pengumpulan data kuesioner yang didistribusikan ke dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Di Polindes Kharisma Depok Condong Catur Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%) 1. Baik 17 48,57 2. Cukup 13 37,14 3. Kurang 5 14,29 Jumlah 35 100 (Sumber : Data Primer Polindes Kharisma Depok Condong Catur) Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat dalam tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur, yang termasuk pada kategori baik, yaitu dari 35 responden terdapat 17 responden dengan presentase (48,57%). Responden dalam kategori cukup sebanyak 13 responden dengan presentase (37,14%), kemudian responden yang termasuk dalam kategori kurang sebanyak 5 responden dengan presentase (14,29%). Distribusi Frekuensi pada tabel 4.5, terlihat bahwa semakin tinggi atau baik tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan, maka akan memberi asumsi bahwa dengan pengetahuan baik, kemudian didukung dengan tingkat pendidikan, pekerjaan yang baik, maka ibu hamil akan lebih mengerti tentang pemeriksaan kehamilan.

b. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Usia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan usia dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Di Polindes Kharisma Depok Condong Catur Berdasarkan Usia No Usia Tingkat pengetahuan Presentase Jumlah Baik Cukup Kurang (%) 1 < 20 tahun 0 1 0 1 2,86 2 20-35 tahun 16 10 5 31 88,57 3 > 35 tahun 1 2 0 3 8,57 Jumlah 17 13 5 35 100 (Sumber : Data Primer Polindes Kharisma Depok Condong Catur 2013) Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden yang terbanyak adalah usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 31 responden (88,57%), sedangkan jumlah terkecil adalah responden yang mempunyai usia >20 tahun yaitu 1 orang responden (2,86%). Mayoritas tingkat pengetahuan baik yaitu responden yang Tabel 4.4 berusia 20-35 tahun, sebanyak 31 responden (88,57%). c. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan pendidikan tabel berikut ini : Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang pemeriksaan Kehamilan Di Polindes Kharisma Depok Condong Catur Berdasarkan Pendidikan dilihat dalam No Pendidikan Tingkat pengetahuan Presentase Jumlah Baik Cukup Kurang (%) 1 Dasar 0 0 2 2 5,71 2 Menengah 12 13 3 28 80 3 Tinggi 5 0 0 5 14,29 Jumlah 17 13 5 35 100 (Sumber : Data Primer Polindes Kharisma Depok Condong Catur 2013) Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan menengah yaitu 28 responden (80%). d. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan kehamilan Tabel 4.5 berdasarkan pekerjaan tabel berikut ini : Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Di Polindes Kharisma Depok Condong Catur Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Tingkat pengetahuan Presentase Jumlah Baik Cukup Kurang (%) 1 Bekerja 11 6 1 18 51,42 2 Tidak bekerja 6 7 4 17 48,58 Jumlah 17 13 5 35 100 (Sumber : Data Primer Polindes Kharisma Depok Condong Catur 2013) dilihat dalam Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang pemeriksaan kehamilan dan bekerja yaitu 18 responden (51,42%). Penelitian bertujuan untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan Di Polindes Kharisma Depok Condong Catur. Kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan yang berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dengan menganalisis data menggunakan analisis univariate yang dipresentasikan dalam bentuk tabel dan uraian, sehingga memberikan penjelasan secara jelas.

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pemeriksaan Kehamilan Di Polindes Kharisma Depok Condong Catur Berdasarkan hasil perhitungan dalam tabel 4.2, dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan termasuk dalam kategori baik, cukup, kurang. Responden dengan kategori baik sejumlah 17 orang (48,57%), cukup sejumlah 13 orang (37,14%), dan kurang sejumlah 5 orang (14,29%). Dengan demikian hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur rata-rata baik yaitu ibu hamil telah mengetahui dan memahami tentang pemeriksaan kehamilan. Hal ini disebabkan oleh berbagai karakteristik yang melekat pada ibu yang berkunjung di Polindes Kharisma Depok Condong Catur yang dapat membantu seseorang dalam memahami informasi. Semakin baik pola pikirnya maka akan semakin mudah untuk memahami informasi sehinga daya serap terhadap informasi semakin baik dan akan meningkat pengetahuan 3. Sesuai dengan pendapat Wawan dan Dewi (2010), bahwa umur, pendidikan, dan pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Penelitian Rosita (2011), memberikan kesimpulan bahwa umur, pendidikan, pekerjaan, mempunyai hubungan yang bermakna dengan pengetahuan seseorang. 2. Karakteristik responden a. Usia Tingkat pengetahuan ibu hamil dapat diperoleh oleh kondisi usia responden, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-35 tahun sebanyak 31 ibu hamil dengan presentase 88,57 %, dengan demikian dapat digambarkan bahwa responden yang mempunyai usia 20-35 tahun cenderung lebih banyak yang mengerti dan memahami tentang pemeriksaan kehamilan, dari pada responden dengan tingkat usia yang lain. Diketahui juga bahwa usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik 7. Selain itu Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa semakin tua maka semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan. b. Pendidikan Tingkat pengetahuan ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan, dimana pendidikan adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat, dan kita dapat mawas diri dalam lingkungan kehidupan kita 3. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 35 responden, sebagian besar responden berpendidikan menengah, yaitu sebanyak 28 responden (80%).

Mayoritas responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang pemeriksaan kehamilan adalah responden dengan pendidikan menengah. Pendidikan merupakan suatu tingkatan yang dapat ditempuh sebagai sarana yang dapat dijadikan tolak ukur seberapa jauh kemampuan seseorang dalam memperoleh pengetahuan yang dapat mempengaruhi perubahan dalam hidupnya. Dengan tingginya tingkat pengetahuan seseorang akan semakin banyak informasi yang di dapat. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan menyesuaikan diri dengan hal yang baru tersebut 8. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang. c. Pekerjaan Pengetahuan ibu hamil juga dapat dipengaruhi oleh pekerjaan, hasil analisis yang terdapat pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja yaitu 18 responden dengan presentase (51,42%). Seseorang yang mempunyai pekerjaan biasanya akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas karena bisa mendapatkan pengetahuan dari tempat kerjanya dan rekan-rekan kerjanya 3. Dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi 9. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan analisa data dan interpretasinya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur adalah baik, yaitu sebanyak 17 responden dari 35 responden dengan presentase 48,57%. 2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan umur dalam kategori baik adalah responden dengan umur 20-35 tahun sebanyak 31 responden dengan presentase 88,57%. 3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan pendidikan dengan kategori baik adalah responden yang berpendidikan menengah yaitu sebanyak 28 responden dengan presentase 80%. 4. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan pekerjaan adalah responden yang bekerja sebanyak 18 responden dengan presentase 51,42%.

B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis telah uraikan, maka ada beberapa saran yang dikemukakan, antara lain: 1. Bagi Polindes Kharisma Depok Condong Catur Disarankan kepada petugas kesehatan Polindes Kharisma Depok Condong Catur untuk lebih berperan aktif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada para ibu dengan memberikan informasi dan penyuluhan kesehatan tentang tujuan, manfaat, jadwal pemeriksaan kehamilan, dan standar kebidanan dalam pemeriksaan kehamilan. 2. Bagi Ibu Hamil Disarankan memperbanyak mencari informasi tentang pemeriksaan kehamilan terutama menganai tujuan, manfaat, jadwal pemeriksaan kehamilan, dan standar kebidanan dalam pemeriksaan kehamilan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Disarankan kepada peneliti selanjutnya, agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu acuan dengan mempelajari kelemahankelemahan yang ditemui sehingga lebih disempurnakan. 4 Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan di Polindes Kharisma Depok Condong Catur adalah baik, yaitu sebanyak 17 responden dari 35 responden dengan presentase 48,57%. 5. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan umur dalam kategori baik adalah responden dengan umur 20-35 tahun sebanyak 31 responden dengan presentase 88,57%. 6. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan pendidikan dengan kategori baik adalah responden yang berpendidikan menengah yaitu sebanyak 28 responden dengan presentase 80%. 7. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan berdasarkan pekerjaan adalah responden yang bekerja sebanyak 18 responden dengan presentase 51,42%.

DAFTAR PUSTAKA A. Saifuddin, Abdul Bari, Gulardi Hanifa Wiknjosastro, Biran Affandi, dan Djoko Waspodo. (2009). Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina pustaka sarwono Prawirohardjo. B. Depkes. RI. (2009). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Dep.Kes.RI. B. Notoatmodjo,S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta C. Ida, Rosita Baiq.(2011). Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Gamping 1. KTI Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. Tidak diterbitkan D. Pofil Kesehatan Provinsi DIY. (2011). Angka Kematian Ibu. Yogyakarta : Departemen Kesehatan. E. Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta F. Soekanto, S.(2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Rajawali Press. G. Wawan, dan Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika. Darwis, S.(2008). Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta : ECG