PROFIL PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL PEMBANGUNAN JAMBI

PROFIL PEMBANGUNAN BANTEN

PROFIL PEMBANGUNAN BALI

PROFIL PEMBANGUNAN BENGKULU

PROFIL PEMBANGUNAN LAMPUNG

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN KEPULAUAN RIAU

PROFIL PEMBANGUNAN DI.YOGYAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGGARA

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN GORONTALO

PROFIL PEMBANGUNAN ACEH

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA BARAT

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA SELATAN

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI TENGAH

PROFIL PEMBANGUNAN KALIMANTAN TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN NUSA TENGGARA TIMUR

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA UTARA

PROFIL PEMBANGUNAN SULAWESI UTARA

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

DAFTAR ISI I(ATA PENGANTAR. GEOGRAFT DAN WII.AYAH ADMNISTRASI C'eografis Adminis0asiWlaph... BAB 1: 1.1. L.2. BAB 2: 2.L. 2.2.

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

DAFTAR TABEL. Jumlah Desa/Kelurahan Swasembada Menurut Kabupaten/Kota Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tangerang terletak di bagian timur Provinsi Banten pada koordinat bujur timur dan 6

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2014

GAMBARAN UMUM. pada posisi 8-12 Lintang Selatan dan Bujur Timur.

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

Daftar Tabel. Halaman

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI DKI JAKARTA 2014

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

DAFTAR ISI. Kata Pengantar..

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI D.I YOGYAKARTA 2014

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

BAB II PENGEMBANGAN WILAYAH SUMATERA TAHUN 2011

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

3. Kondisi Ekonomi Makro Daerah

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

Transkripsi:

1 PROFIL PEMBANGUNAN BANGKA BELITUNG A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Kepulauan Belitung terletak pada 104 50 sampai 109 30 Bujur Timur dan 0 50 sampai 4 10 Lintang Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut sebelah Barat dengan Selat, sebelah Timur dengan Selat Karimata, sebelah Utara dengan Laut Natuna, sebelah Selatan dengan Laut Jawa. Wilayah Provinsi Kepulauan Belitung terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 81.725,14 km2. Luas daratan lebih kurang 16.424,14 km2 atau 20,10 persen dari total wilayah dan luas laut kurang lebih 65.301 km2 atau 79,90 persen dari total wilayah Provinsi Kepulauan Belitung Gambar 1 : Peta Administrasi Berdasarkan administrasi wilayah, Provinsi Kepulauan Belitung secara administratif terbagi dalam 6 kabupaten dan 1 kota, 46 Kecamatan dan 376 desa/kelurahan B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN B1. Kependudukan Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Belitung tahun 2011 sebanyak 1.261.737 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 77 jiwa per km 2. Penyebaran penduduk di Provinsi Belitung masih bertumpu di Kabupaten yakni sebesar 23 persen, Kabupaten Barat yakni sebesar 14,3 persen dan Kabupaten Pangkal Pinang sebesar 14,3 persen sedangkan kabupaten yang dibawah 10 persen terdapat di Kabupaten Belitung Timur sebesar 8,7 persen. Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Pangkal Pinang yakni sebanyak 1.517 jiwa per Km 2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten Beitung Timur dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 44 jiwa per Km 2. Dilihat dari sisi laju pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Belitung sebesar 3,15 persen lebih tinggi dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten Tengah3,81 persen sedangkan yang terendah di Kabupaten Belitung Timur sebesar 3,41 persen

2 Tabel I: Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Belitung Tahun 2011 Kabupaten/Kota Luas Daerah (Km ) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk Per Desa Per Km 2.950,68 285.915 4.085 97 Belitung 2.293,69 160.866 3.830 70 Barat 2.820,61 180.654 2.823 64 Tengah 2.126,37 166.294 2.917 78 Selatan 3.607,08 177.949 3.358 49 Belitung Timur 2.506,91 109.809 2.816 44 Pangkalpinang 118,80 180.250 4.292 1.517 Jumlah 16.424,23 1.261.737 3.438 77 Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012 B2. Ketenagakerjaan Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Belitung dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah pengangguran terbuka cenderung meningkat. Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 920.065 jiwa lebih besar dari tahun 2008, dengan jumlah angkatan kerja mencapai 604.163 jiwa dan bukan angkatan kerja 315.902 jiwa. Penyebaran penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kabupaten yaitu sebanyak 208.239 jiwa. Tabel 2: Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Kep. BelitungTahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota Angkatan Kerja Penduduk Usia Kerja 2008 2012 Bukan Angkatan Kerja Jumlah Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Jumlah KEPULAUAN BANGKA 524.370 291.416 815.786 604.163 315.902 920.065 BELITUNG 127.544 70.891 198.435 133.769 74.470 208.239 Belitung 72.507 34.194 106.701 80.855 38.356 119.211 Barat 69.040 40.638 109.678 84.949 44.897 129.846 Tengah 62.410 36.054 98.464 76.917 43.271 120.188 Selatan 71.987 38.194 110.181 83.231 44.809 128.040 Belitung Timur 44.177 26.591 70.768 54.831 26.982 81.813 Kota Pangkal Pinang 76.705 44.854 121.559 89.611 43.117 132.728 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

3 Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar mencapai 51.85 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 42.4 persen. Sementara untuk tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja. Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar 50.79 persen. Gambar 2: Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Kep. Belitung Tahun 2012 Pendidikan 2,68 3,07 SD Tipe Daerah 14,78 9,40 51,85 SMTP SMTA Umum 50,79 49,21 18,22 SMTA Kejuruan Diploma I/II/III/Akademi Universitas Perkotaan Pedesaan Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Angkatan Kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Kepulauan Belitung selama periode 2008-2013 cenderung meningkat, jumlah angkatan kerja tahun 2013 (Februari) tercatat sebanyak 663 ribu jiwa yang terdiri dari 641 ribu jiwa penduduk bekerja dan 21,9 ribu jiwa pengangguran terbuka. Jumlah angkatan kerja terbesar terdapat di Kabupaten mencapai 133,769 jiwa, dan paling rendah di Kabupaten Belitung Timur sebanyak 54.831 jiwa. Tabel 3: Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Kep. Belitung Tahun 2008 dan 2012 Kabupaten/Kota Angkatan Kerja 2008 2012 Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka 119.928 7.616 130.059 3.710 Belitung 68.891 3.616 79.430 1.425 Barat 66.867 2.173 81.732 3.217 Tengah 58.282 4.128 73.428 3.489 Selatan 69.278 2.709 80.044 3.187 Belitung Timur 41.460 2.717 53.502 1.329 Kota Pangkal Pinang 68.243 8.462 84.907 4.704 Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Persen 4 Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Provinsi Kepulauan Belitung pada tahun 2013 (Februari) mencapai 641.285 jiwa, atau meningkat sebanyak 148.336 jiwadari tahun 2008. Jumlah penduduk bekerja antar kabupaten/kota terbesar terdapat di Kabupaten sebanyak 130.059 jiwa. Pola persebaran penduduk bekerja mirip dengan pola persebaran angkatan kerja. Terlepas dari kualitasnya, kesempatan kerja di sebagian besar kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Belitung lebih banyak tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan sebagian besar penduduk bekerja masih menggantungkan pendapatannya di sektor pertanian (28.57%) dan sektor pertambangan (22.15%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk bekerja merupakan tamatan sekolah menengah dan kejuruan. Gambar 3: Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Kep. Belitung Tahun 2012 Pendidikan Lapangan Usaha 3,23 4,42 10,51 15,44 14,79 51,61 SD SMTP SMTA Umum SMTA Kejuruan Diploma I/II/III/Akademi Universitas 1,83 2,36 19,87 5,36 0,32 13,37 6,17 28,57 22,15 Pertanian Pertambanga n Industri Listik-gas-Air Bangunan Perdaggngan Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012 Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Kepulauan Belitung pada tahun 2013 (Februari) sebanyak 21.900 jiwa, atau berkurang sebanyak 9.521 jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Kepulauan Belitung tahun 2013 mencapai 3,30 persen menurun terhadap TPT tahun sebelumnya, dan tingkat pengangguran di Kep. Belitung tergolong rendah dibandingkan TPT nasional. Penyebaran TPT tahun 2012 terbesar terdapat di Kota Pangkal Pinang yaitu (5,25 %) dan terrendah di Kabupaten Belitung (1,76 %). Gambar 4: Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi terhadap Nasional Tahun 2004-2012 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 8,39 7,87 5,99 6,14 7,14 5,63 6,56 Belitung Indonesia 6,14 5,92 3,61 3,49 3,30 2008 2009 2010 2011 20122013 (Feb) Gambar 5: Perbandingan Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012. 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 BANGKA 1,76 BELITUNG BANGKA BARAT 4,54 BANGKA TENGAH BANGKA SELATAN BELITUNG TIMUR 5,256,14 KOTA PANGKAL PINANG 3,49 TPT_Kab/Kota TPT_Kep.Babel TPT_Nasional Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012

Tahun Tahun % 5 B3. Kondisi Pendidikan Perkembangan kondisi pendidikan menurut indicator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Kep. Belitung menunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). AMH tahun 2011 mencapai 95,83 persen berada di atas rata-rata AMH nasional. Sementara untuk AMH mencapai 95,83 persen lebih tinggi dari AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota Pangkal Pinang (98,20%) dan terrendah di Kabupaten Barat (93,59%). Gambar 6: Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi Kep. Belitung Tahun 2005-2011 Gambar 7: Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Kep. Belitung Tahun 2011 97 96 95 94 93 92 91 90 89 88 95,40 95,40 95,40 95,57 95,63 95,69 95,83 92,58 92,91 92,99 92,19 91,87 91,45 90,90 AMH_KEP. BANGKA BELITUNG AMH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 99,00 98,00 97,00 96,00 95,00 94,00 93,00 92,00 91,00 90,00 96,65 96,71 Belitung Barat Tengah Selatan Belitung Timur 98,20 Kota Pangkal Pinang 95,83 92,99 AMH_Kab/Kota AMH_Kep. Babel AMH_Nasional Sumber: BPS 2011 RLS Provinsi Kepulauan Belitung tahun 2011 mencapai 7,58 tahun masih berada di bawah RLS nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Pangkal Pinang (10,03 tahun) dan terendah Kabupaten Selatan (6,01 tahun). Gambar 8: Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi Kep. BelitungTahun 2005-2011 Gambar 9: Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kep. BelitungTahun 2011 8,5 8 7,5 7 6,5 6 5,5 5 7,92 7,94 7,72 7,30 7,40 7,47 7,52 7,58 7,37 7,41 7,45 7,18 6,90 6,60 RLS_ KEP. BANGKA BELITUNG RLS_Nasional 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 RLS_Kab/Kota RLS_BABEL RLS_Nasional Belitung Barat Tengah Selatan Belitung Timur 10,03 Kota Pangkal Pinang 7,94 7,58 Sumber: BPS 2011

27,40 26,90 26,40 26,00 25,50 25,1 6 B4. Kesehatan Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Kep. Belitung selama periode terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB), dan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik. Angka Kematian Balita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 25,10 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi AKB Provinsi Kep. Belitung tergolong rendah dan berada di bawah rata-rata AKB nasional. Status Gizi Balita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi ibu hamil. Perkembangan status gizi balita untuk persentase balita gizi buruk, balita gizi kurang, dan balita kekurangan gizi pada tahun 2010 menunjukan perbaikan dibandingkan tahun 2007 dan berada bawah rata-rata nasional. Gambar 10: Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Kep. Belitung terhadap Nasional 2005-2010 Gambar 11: Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Kep. Belitung tahun 2007 dan 2010 terhadap Nasional 30,00 29,00 28,00 27,00 26,00 25,00 24,00 23,00 22,00 21,00 20,00 Belitung 28,90 28,20 AKB_INDONESIA 27,50 26,80 26,20 25,5 2005 2006 2007 2008 2009 2010 20,0 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 2007 2010 Nasional 2010 13,0 17,9 4,9 11,7 14,9 3,2 4,6 13,7 18,3 Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/ Kurang Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Kep. Belitung dalam lima tahun terakhir meningkat dan AHH kabupaten/kota berdasarkan estimasi rata-rata menunjukkan peningkatan, sejalan dengan perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Kep. Belitung tahun 2011 mencapai 69,05 tahun masih lebih rendah dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota di Provinsi Kep. Belitung, AHH tertinggi berada di Kabupaten Pangkal Pinang sebesar 70,54 tahun lebih tinggi dari AHH provinsi dan nasional, dan terendah di Kabupaten (67,85 tahun).

% tahun 7 Gambar 12: Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Kep. BelitungTahun 2005-2011 Gambar 13: Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di Provinsi Kep. Belitung Tahun 2011 70 69,5 69 68,5 68 67,5 67 69,65 69,43 69,21 69,00 68,70 68,47 69,05 68,90 68,75 68,08 68,60 68,50 68,30 68,10 AHH_KEP. BANGKA BELITUNG AHH_NASIONAL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 71,00 70,50 70,00 69,50 69,00 68,50 68,00 67,50 67,00 66,50 67,85 Belitung Barat AHH_Kab/Kota Tengah Selatan 69,06 Belitung Timur AHH_Kep. Babel 70,54 Kota Pangkal Pinang 69,65 69,05 Indikator kesehatan lainnya yang menggambarkan kinerja dari pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah kondisi kesehatan ibu dan bayi yang berkaitan dengan proses melahirkan. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui data persentase kelahiran balita menurut penolong kelahiran terakhir. Perkembangan dari persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga medis dalam lima tahun terakhir di Provinsi Kepulauan Belitung terus meningkat dan lebih tinggi dari angka nasional Gambar 14: Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional Tahun 2004-2011 90,00 85,00 80,00 75,00 70,00 65,00 81,31 71,53 74,34 70,47 79,73 80,34 79,91 72,41 72,53 74,87 85,37 86,01 77,34 79,82 85,04 81,25 60,00 55,00 50,00 Kepulauan Belitung Indonesia 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 B5. Kondisi Kemiskinan Perkembangan kemiskinan di Provinsi Kep. Belitung dalam kurun waktu 2008-2013, secara absolut menurun sebanyak 17,48 ribu jiwa, dengan jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) tercatat sebanyak 69 ribu jiwa. Sementara untuk persentase kemiskinan, tahun 2013 mencapai 5,21 persen atau menurun sebesar 3,37 persen dari tahun 2008 dan lebih rendah dari rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).

% 8 Gambar 15: Perkembangan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Kep. Belitung Tahun 2008-2013 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00-86,70 77 15,42 68 72 71 69 14,15 13,33 12,49 11,67 11,37 8,58 7,46 6,51 5,75 5,37 5,21 2008 2009 2010 2011 2012 2013 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 - Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) NASIONAL Belitung Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kabupaten yaitu sebanyak 15,40 ribu jiwa dan Belitung sebanyak 11,30 ribu jiwa, dan terendah di Kota Barat sebesar 6,50 ribu jiwa. Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kabupaten Belitung Timur sebesar 7,13% dan tingkat kemiskinan terrendah di Kabupaten Barat sebesar 3,59%. Tabel 5: Perkembangan Kemiskinan Kabupaten/kota di Provinsi Kep. BelitungTahun 2006-2011 Kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%) 2006 2011 Δ 2006-2011 2006 2011 Δ 2006-2011 30,2 15,40 14,80 11,78 5,36 6,42 Belitung 17,0 11,30 5,70 12,59 6,97 5,62 Barat 13,5 6,50 7,00 8,86 3,59 5,27 Tengah 16,0 9,30 6,70 11,61 5,56 6,05 Selatan 13,5 7,60 5,90 9,17 4,23 4,94 Belitung Timur 15,1 7,90 7,20 16,94 7,13 9,81 Kota Pangkal Pinang 11,5 7,50 4,00 7,60 4,15 3,45 KEP. BANGKA BELITUNG 117,4 65,60 51,80 10,91 5,16 5,75 Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia Sumber : BPS Tahun 2011 B6. Perkembangan IPM Perkembangan IPM Provinsi Kep. Belitung dalam kurun waktu 2004-2011 semakin membaik, IPM Provinsi Kep. Belitung tahun 2011 mencapai 73,37 lebih tinggi dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM Provinsi Kep. Belitung tahun 2011 menduduki peringkat ke 12 secara nasional setelah Bengkulu dan peringkat ke 7 di Pulau Sumatera setelah Bengkulu. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Pangkal Pinang (76,54) dan menduduki peringkat ke-58 secara nasional, dan IPM terrendah adalah Kabupaten selatan yaitu 67,36 dan berada diperingkat ke- 438 secara nasional.

9 Gambar 17: Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun 2004-2011 Gambar 18: Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional, Tahun 2011 74 73 72 71 70 69 68 67 69,6 68,7 70,68 69,57 71,18 70,1 71,62 70,59 72,19 71,17 72,55 71,76 72,86 72,27 73,37 72,77 Babel Nasional 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 78,00 76,00 74,00 72,00 70,00 68,00 66,00 64,00 62,00 IPM_Kab/Kota IPM_BABEL IPM_Nasional Belitung Barat Tengah 67,36 Selatan Belitung Timur 76,54 Kota Pangkal Pinang 73,37 72,77 Sumber: BPS Tahun 2011 D. PEREKONOMIAN DAERAH D1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB Provinsi Kep. Belitung menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas tahun tahun 2012 mencapai 34,325 miliar rupiah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB ADHB dengan migas Provinsi Kep. Belitung menyumbang sebesar 0,51 persen terhadap PDB nasional (33 provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 12.251 miliar rupiah, sementara tanpa migas sebesar 12.080 miliar rupiah. Tabel : Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Kepulauan Belitung, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas 2008 21.421 20.846 9.900 9.713 2009 22.998 22.435 10.270 10.100 2010 26.713 26.107 10.885 10.715 2011 30.416 29.779 11.588 11.415 2012 34.325 33.677 12.251 12.080 Struktur perekonomian Provinsi Kep. Belitung tahun 2011, didominasi bersarnya kontribusi sektor industry pengolahan dengan kontribusi sebesar 20,56%, sektor perdagangan (19,18%), dan sektor pertanian (18,41%). Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor pertambangan (16,73%), dan sektor jasa (10,79%)

10 Gambar 20: Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Kep. Belitung Tahun 2011 PENGANGKUTAN ; 3,27 PERDAGANGAN; 19,18 KEUANGAN; 2,61 JASA; 10,79 PERTANIAN; 18,41 PERTAMBANGAN; 16,73 BANGUNAN; 7,78 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH; 0,67 INDUSTRI PENGOLAHAN; 20,56 Sumber: BPS tahun 2011 Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011 kabupaten/kota di Provinsi Kep. Belitung, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi, dimana PDRB tertinggi mencapai 7,139 miliar rupiah (Kabupaten Barat) dan PDRB terendah sebesar 2,683 miliar rupiah (Kabupaten Belitung Timur). Tabel 6: Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di Kep. Belitung Tahun 2011. (Rp. miliar) KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011** 01 Kab. 3.302 3.848 4.197 4.770 6.407 02 Kab. Belitung 1.919 2.283 2.536 2.904 3.332 03 Kab. Barat 4.146 5.085 5.600 6.373 7.139 04 Kab. Tengah 2.235 2.676 2.882 3.297 3.692 05 Kab. Selatan 2.451 2.848 3.010 3.454 3.866 06 Kab Belitung Timur 1.509 1.815 2.032 2.376 2.683 07 Kota Pangkal Pinang 2.114 2.466 2.740 3.253 3.732 Sumber: BPS tahun 2011 Perkembangan ekonomi Kep. Belitung dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, namun laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 5,72% masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Kep. Belitung adalah: sektor listrik, gas dan air bersih (13,52%), sektor bangunan (13,37%), dan sektor jasa (10,27%).

11 Gambar 21: Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kep. Belitung terhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%) % 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Babel Nasional 6,35 6,49 6,01 6,22 6,23 5,69 5,50 5,03 6,46 4,54 4,60 4,63 5,99 5,72 3,98 3,28 3,47 3,74 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Selatan dengan laju pertumbuhan sebesar 6,79%, dan pertumbuhan terrendah di Kabupaten Belitung Timur dengan laju pertumbuhan sebesar 5,91% dan Kabupaten Barat dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,72%. Tabel 7: Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kep. Belitung Tahun 2007-2011, (persen) KABUPATEN/KOTA Tahun 2007 2008 2009 2010* 2011** Kab. 4,85 4,94 3,96 5,20 6,54 Kab. Belitung 5,50 5,71 4,30 5,56 6,24 Kab. Barat 4,92 4,97 4,23 5,34 5,72 Kab. Tengah 4,97 3,38 4,13 5,04 6,23 Kab. Selatan -1,15 1,77 1,82 5,90 6,79 Kab Belitung Timur 5,39 6,06 4,85 5,81 5,91 Kota Pangkal Pinang 4,97 5,12 4,34 6,21 6,40 KEP. BANGKA BELITUNG 4,54 4,60 3,74 5,93 6,40 Sumber: BPS, 2011 PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Kep. Belitung dan kabupaten/kota dari tahun 2005-2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Kep. Belitung mencapai sebesar 26.441 ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB perkapita kabupaten/kota di Kep. Belitung kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan PDRB perkapita tertinggi mencapai 39.517 ribu/jiwa terdapat di Kabupaten Barat dan terendah sebesar 18.911 ribu/jiwa di Kabupaten.

12 Gambar 22: PDRB Perkapita ADHB Provinsi Kep. BelitungTahun 2005-2012, (Ribu Rupiah) Gambar 23: PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Kep. Belitung, Tahun 2011 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 23.881 21.365 27.029 30.795 17.361 21.720 14.892 18.534 19.316 12.558 15.989 14.668 13.465 33.748 PDRB Perkapita_ Belitung Indonesia (PDB) 26.441 24.106 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0 39.517 Belitung Barat Tengah PDRB Perkapita_Kab/Kota PDRB Perkapita_Kep Babel Selatan Kab Belitung Timur 24.106 Kota Pangkal Pinang D2. Investasi PMA dan PMDN Perkembangan realisasi investasi PMA Provinsi Kepulauan Belitung dalam tiga tahun terakhir (2010-2012) menurun, nilai realisasi investasi PMA tahun 2012 tercatat sebesar 59,18 juta US$ menuru dibandingkan tahun 2011 (146,05 juta US$) atau sekitar 0,75 persen dari total PMA nasional dengan jumlah proyek sebanyak 30 proyek. Sebaliknya untuk perkembangan realisasi investasi PMDN cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir, nilai realisasi investasi PMDN tahun 2012 mencapai 533,46 meningkat dari PMDN 2011 (514,4 miliar rupiah) atau sekitar 0,68 persen dari total PMDN secara nasional dengan jumlah proyek sebanyak 4 proyek. Tabel 8: Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Kepulauan Belitung Tahun 2010-2012 Tahun PMA PMDN Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek 2010 21,96 22 0,36 5 2011 146,05 48 514,40 7 2012 59,18 30 533,46 4 E. PRASARANA WILAYAH E1. Jaringan Irigasi Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional. Luas Potensial jaringan irigasi di Belitung meliputi 28.771 hektar atau 0,39 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia. Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 27.599 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar 28.771 hektar. Sementara menurut kewenangan, sekitar 8.868 hektar atau sekitar 31 persen kewenangan pusat, 9.036 hektar (31%) kewenangan provinsi, dan 10.867 hektar (38%) kewenangan kabupaten/kota. dilihat dari luas lahan sawah yang telah memiliki irigasi hanya 7.166 ha, terdiri dari irigasi teknis 658 ha, irigasi setengah teknis 3.449 ha, irigasi sederhana 1.824 ha, dan irigasi desa/non PU 1.235 ha.

13 E2. Infrastruktur Jalan Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Belitung mencapai 1060,56 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 509,59 km, jalan Provinsi sepanjang 550,97 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU), kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi Belitung pada Awal Agustus tahun 2011 mencapai 11,6 km yang terdiri dari 1,68 persen kondisi jalan rusak ringan dan 1,6 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara untuk kondisi jalan mantap sepanjang 497,96 km atau sekitar 97,72 persen kondisi jalan mantap di Belitung. Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road Density), kerapatan jalan di Provinsi Belitung sebesar 0,25. Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di Provinsi Belitung meliputi 75 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 19 persen jalan kerikil, 8 persen jalan tanah dan lainnya. Tabel 9: Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km) Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah Kepulauan Belitung 509,59 550,97 1060,56 Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota Panjang Kepmen PU (km) Tabel 10: Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Belitung Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011 Kondisi Permukaan Jalan (km) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi Kemantapan (km) Mantap Tidak Mantap Kondisi Permukaan Jalan (%) Baik Sedang Rusak Ringan Rusak Berat Kondisi Kemantapan (%) Mantap Tidak Mantap 509,59 336,25 161,72 8,58 3,04 497,96 11,63 65,96 31,73 1,68 1,60 97,72 2,28 Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU E3. Jaringan Listrik Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Belitung dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai 605,14 Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 480,52 Gwh.

14 Gambar 25: Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Belitung Gwh % Produksi (Gwh) Perkembangan (%) 700,00 600,00 25,93 30,00 25,00 500,00 20,00 400,00 300,00 200,00 8,95 7,41 10,12 15,00 10,00 100,00 5,00 0,00 2008 2009 2010 2011 0,00 F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM F1. Sumber Daya Lahan Kondisi sumber daya lahan di Provinsi Kepulauan Belitung dilihat secara keseluruhan bukan merupakan provinsi penghasil beras nasional, namun pemerintah daerah terus berupaya untuk meningkatkan pembangunan di sector pertanian.hal ini dapat ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari seluruh luas lahan di Provinsi Kepulauan Belitung 69 persennya digunakan untuk usaha pertanian yaitu diantaranya untuk tegal/ kebun/ ladang/ huma, tambak, kolam/ tebat/ empang, lahan untuk tanaman kayu-kayuan, perkebunan negara/ swasta dan lahan sawa. Sedangkan sisanya merupakan bangunan, pekarangan, padang rumput dan lahan yang sementara tidak diusahakan. Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Belitung tercatat sekitar 657.510 hektar atau 0,48 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas adalah hutan produksi 466.090 hektar atau sekitar 70,89 persen dari total kawasan hutan di Belitung, Hutan Produksi Terbatas sekitar 156.730 hektar (23,83 %), dan kawasan hutan dan pelestarian alam seluas 34.690 hektar (5,28%),

15 Gambar 26: Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Belitung Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan 2009 F2. Potensi Pertanian Potensi pertanian di Kepulauan Belitung dapat dilihat dari andil sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2010 yang tercatat mencapai 19,20%. Oleh karena itu sudah seharusnya pemabangunan ekonomi di provinsi ini berpihak pada pembangunan perekonomian rakyat. Pada tahun 2010 produktivitas padi sawah maupun padai lading meningkat sebesar 1,72% dari tahun sebelumnya sebesar 0,06 ton per hektar. Sedangkan padi lading mengalami peningkatan sebesar 1,56% atau sebesar 0,03 ton per hektar. Produktivitas tanaman palawija untuk komoditas ubi kayu, kacang tanah dan jagung pada tahun 2010 mengalami kenaikan, masing-masing sekitar 2,80% atau sebesar 0,40 ton per hektar, 3,13% atau sebesar 0,03 ton per hektar dan 0,98% atau sebesar 0,03 ton per hektar.sedangkan untuk komoditi ubu jalar mengalami penurunan 3,48% atau sebesar 0,28 ton per hektar. F3. Potensi Perikanan dan Kelautan Produksi ikan di Kepulauan Belitung tahun 2010 untuk ikan tangkap tercatat sebesar 159.366,54 ton atau naik sebesar 4,01% dari tahun sebelumnya dengan nilai tangkapan 2.399.597,94 juta rupiah. F4. Potensi Sumberdaya Mineral Provinsi Kepulauan Belitung merupakan daerah yang potensial dibidang pertambangan.provinsi ini sudah dikenal sebagai penghasil timah putih yang tekah dikenal dipasaran internasional dengan merek dagang BANKA TIN. Namun jumlah produksi telah mengalami penurunan dari tahun 2009 yaitu sebesar 26,97% dari 51.596,83 ton Sn tahun 2009 menjadi 37.689,20 ton Sn di tahun 2010. Provinsi Kepulauan Belitung tahun 2010 mengelola kapasitas pembangkit listrik yang tersambung sebesar 182.146 KVA dengan daya terpasang 86.854 KW.