GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 12 TAHUN 2010

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS KEPALA DAERAH, WAKIL KEPALA DAERAH DAN KEPALA DESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

Powered by TCPDF (

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 51

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

- 1 - BUPATI KOLAKA TIMUR PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI KOLAKA TIMUR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tenta

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR 13 TAHUN TENTANG

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 97 TAHUN 2008 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 31 TAHUN 2O16 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI PATI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

MEMUTUSKAN: 1. Ketentuan pasal 1 ditambah satu angka setelah angka 22 yaitu angka 23, sehingga pasal 1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1

BERITA NEGARA. ARSIP NASIONAL. Pakaian Dinas. Pegawai. Pencabutan.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 47 SERI E

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2017

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

-2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 18 TAHUN 2016

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI MAJENE NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPPTKI. Pakaian Dinas. PNS. Pencabutan.

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Repu

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1

BUPATI BOGOR PERATURAN BUPATI BOGOR NOMOR 6 TAHUN TENTANG PAKAIAN DINAS HARIAN BATIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 6 SERI E

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 362 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVmSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG. PEDOBSAN PAKAIAN DINAS KHUSUS RUMAH SAKIT UBfUM DAERAH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 102 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 1 (satu) TENTANG PAKAIAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN

2 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik I

Transkripsi:

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS KHUSUS OPERASIONAL DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan di lingkungan rumah sakit daerah Provinsi Jawa Tengah perlu dilengkapi dengan pakaian dinas khusus operasional; b. bahwa pakaian dinas khusus operasional digunakan dalam rangka menjaga ketertiban, keseragaman, kerapian dan citra dalam melaksanakan tugas pelayanan di lingkungan rumah sakit daerah Provinsi Jawa Tengah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pedoman Pakaian Dinas Khusus Operasional Di Lingkungan Rumah Sakit Daerah Provinsi Jawa Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 Nomor 86-92); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 8. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 1984 tentang Lambang Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 1985 Seri D Nomor 16); 9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 4 Seri E Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10);

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Dan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 8 Seri D Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 14); 11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 413); 12. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Pakaian Dinas Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 79) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 59 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Pakaian Dinas Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 59); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN PAKAIAN DINAS KHUSUS OPERASIONAL DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah. 4. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 5. Rumah Sakit Daerah adalah rumah sakit umum daerah dan rumah sakit jiwa daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

6. Direktur Rumah Sakit Daerah yang selanjutnya disebut Direktur adalah direktur rumah sakit umum daerah dan rumah sakit jiwa daerah. 7. Pakaian Dinas adalah pakaian seragam yang dipakai untuk menunjukkan identitas Pegawai dalam melaksanakan tugas. 8. Pakaian Dinas Khusus Operasional yang selanjutnya disingkat PDKO adalah pakaian dinas yang digunakan dalam melaksanakan tugas operasional oleh tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit daerah. 9. Dokter adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 10. Perawat adalah seorang yang lulus dari pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 11. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah diregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 12. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. 13. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan 14. Tenaga kesehatan rumah sakit adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan selain tenaga medis/kedokteran dan tenaga keperawatan. 15. Tenaga Non-kesehatan rumah sakit adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan dalam mendukung upaya kesehatan selain tenaga medis/kedokteran, tenaga keperawatan, dan tenaga kesehatan rumah sakit. 16. Atribut adalah tanda-tanda yang melengkapi pakaian dinas khusus operasional. 17. Lambang Daerah adalah Lambang Provinsi Jawa Tengah menggambarkan landasan filosofi Provinsi dan semangat pengabdian serta ciri khas Daerah. 18. Perlengkapan PDKO adalah barang yang dipakai sebagai kelengkapan PDKO. 19. Atribut khusus PDKO adalah tanda kelengkapan khusus yang digunakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan dan/atau peringatan tertentu. 20. Petugas Operasional adalah pegawai yang bekerja di lingkungan Rumah Sakit Daerah.

21. PDKO Khas Rumah Sakit adalah pakaian dinas khusus operasional yang digunakan oleh pegawai di lingkungan rumah sakit yang menunjukkan kekhasan masing-masing rumah sakit daerah. BAB II PAKAIAN DINAS KHUSUS OPERASIONAL Bagian Kesatu Umum Pasal 2 (1) Jenis PDKO di Lingkungan rumah sakit daerah meliputi: a. PDKO tenaga medis/kedokteran; b. PDKO tenaga keperawatan; c. PDKO tenaga kesehatan rumah sakit daerah; d. PDKO tenaga non-kesehatan rumah sakit daerah; e. PDKO khas rumah sakit daerah. (2) Tenaga medis/kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. dokter umum; b. dokter gigi; c. dokter spesialis; d. dokter gigi spesialis. (3) Tenaga keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. perawat; b. bidan. (4) Tenaga kesehatan rumah sakit daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. tenaga kefarmasian; b. tenaga kesehatan masyarakat; c. tenaga gizi; d. tenaga keterapian fisik; e. tenaga keteknisian; f. psikolog; (5) Tenaga non-kesehatan rumah sakit daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi: a. tenaga kehumasan; b. tenaga pramu; c. petugas pemulasaraan jenazah; d. petugas sterilisasi alat medis; e. teknisi; f. pengemudi.

Pasal 3 PDKO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mempunyai fungsi untuk menunjukkan identitas dan profesi dalam melaksanakan tugas dan sarana pengawasan. Bagian Kedua PDKO Tenaga Medis/Kedokteran Pasal 4 (1) PDKO Tenaga Medis/Kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, dipakai dalam melaksanakan tugas memeriksa pasien. (2) PDKO Tenaga Medis/Kedokteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut: a. PDKO Tenaga Medis/kedokteran Pria: 1. jas lengan pendek/panjang warna putih; 2. kemeja lengan pendek/panjang; 3. celana panjang tanpa lipatan manset (turn up) dan tidak berbahan dari jin (jeans). b. PDKO Tenaga Medis/Kedokteran Wanita: 1. jas lengan pendek/panjang warna putih; 2. kemeja lengan pendek/panjang; 3. rok 15 centimeter di bawah lutut/celana panjang tanpa lipatan manset (turn up)/rok maksi, dan tidak berbahan dari jin (jeans). 4. jilbab tidak bermotif/polos warna sesuai/senada dengan kemeja dan dimasukkan. c. Jas lengan pendek untuk dokter dan dokter gigi; d. Jas lengan panjang untuk dokter spesialis dan dokter gigi spesialis. (3) Pemakaian Jas Tenaga Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan kelengkapan dan atribut, sebagai berikut: a. sepatu yang tidak menimbulkan suara/gema yang keras; b. badge lambang daerah tanpa garis/bingkai segilima untuk jas dipasang pada jas posisi dada sebelah kiri sejajar siku; c. tanda pengenal dipasang pada jas, dengan letak di dada sebelah kiri. Bagian Ketiga PDKO Tenaga Keperawatan Pasal 5 (1) PDKO Tenaga Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b dipakai dalam memberikan asuhan keperawatan.

(2) Model PDKO Tenaga Keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut: a. PDKO Tenaga Keperawatan Pria: 1. kemeja lengan pendek, berlidah bahu, dua buah saku atas tertutup sebelah kanan dan kiri; 2. celana panjang tanpa lipatan manset (turn up) dan tidak berbahan dari jin (jeans). b. PDKO Tenaga Keperawatan Wanita dan Bidan: 1. kemeja lengan pendek/panjang, berlidah bahu, dua buah saku atas tertutup sebelah kanan dan kiri; 2. rok 15 centimeter di bawah lutut/celana panjang tanpa lipatan manset (turn up) /rok maksi dan tidak berbahan dari jin (jeans). 3. jilbab tidak bermotif/polos warna sesuai/senada dengan kemeja dan dimasukkan. 4. jilbab untuk bidan berwarna putih dan tidak bermotif/polos. (3) Pemakaian PDKO Tenaga Keperawatan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi kelengkapan dan atribut, sebagai berikut: a. sepatu yang tidak menimbulkan suara/gema yang keras; b. badge lambang daerah dipasang pada lengan kemeja atas sebelah kiri; c. badge Pemerintah Provinsi dengan bingkai segilima dipasang pada lengan kemeja atas sebelah kiri di atas badge lambang daerah; d. tanda pengenal dipasang/dikaitkan pada saku kemeja atas sebelah kiri; e. papan nama atau bordir nama dipasang di atas saku kemeja atas sebelah kanan; f. lambang KORPRI dalam bentuk bordir dipasang di atas saku kemeja sebelah kiri dengan posisi lebih tinggi dari posisi papan nama atau bordir nama. Bagian Keempat PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah Paragraf 1 Umum Pasal 6 (1) PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c dipakai pada saat bertugas dalam memberikan pelayanan penunjang. (2) Model PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut: a. PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah, Pria: 1. kemeja lengan pendek, berlidah bahu, dua buah saku atas tertutup sebelah kanan dan kiri; 2. celana panjang tanpa lipatan manset (turn up) dan tidak berbahan dari jin (jeans).

b. PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah, Wanita: 1. kemeja lengan pendek/panjang, berlidah bahu, dua buah saku atas tertutup sebelah kanan dan kiri; 2. rok 15 centimeter di bawah lutut/celana panjang tanpa lipatan manset (turn up)/rok maksi dan tidak berbahan dari jin (jeans); 3. jilbab tidak bermotif/polos warna sesuai/senada dengan kemeja dan dimasukkan. (3) Pemakaian PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi kelengkapan dan atribut, sebagai berikut: a. sepatu warna hitam bertali/tidak bertali dan tidak menimbulkan suara/gema yang keras; b. badge lambang daerah dipasang pada lengan kemeja atas sebelah kiri; c. badge Pemerintah Provinsi dengan bingkai segilima dipasang pada lengan kemeja atas sebelah kiri di atas badge lambang daerah; d. tanda pengenal dipasang/dikaitkan pada saku kemeja atas sebelah kiri; e. papan nama atau bordir nama dipasang di atas saku kemeja atas sebelah kanan; f. lambang KORPRI dalam bentuk bordir dipasang di atas saku kemeja sebelah kiri dengan posisi lebih tinggi dari posisi papan nama atau bordir nama. Paragraf 2 Apoteker Pasal 7 (1) PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Apoteker dapat memakai jas lengan panjang warna krem tua. (2) Pemakaian jas Apoteker sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan atribut, sebagai berikut: a. badge lambang daerah tanpa garis/bingkai segilima untuk jas dipasang pada jas diposisi dada sebelah kiri sejajar siku; b. papan nama dipasang pada jas posisi dada sebelah kanan; c. tanda pengenal dipasang pada jas, dengan letak di dada sebelah kiri. Paragraf 3 Psikolog Pasal 8 (1) PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Psikolog memakai jas lengan panjang warna ungu. (2) Pemakaian jas Psikolog sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan atribut, sebagai berikut: a. badge lambang daerah tanpa garis/bingkai segilima untuk jas dipasang pada jas posisi dada sebelah kiri sejajar siku;

b. tanda pengenal dipasang pada jas, dengan letak di dada sebelah kiri. Paragraf 3 Petugas Laboratorium Pasal 9 (1) PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Petugas Laboratorium memakai jas laboratoium. (2) Pemakaian jas laboratoium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan atribut, sebagai berikut: a. badge lambang daerah tanpa garis/bingkai segilima untuk jas dipasang pada jas posisi dada sebelah kiri sejajar siku; b. tanda pengenal dipasang pada jas, dengan letak di dada sebelah kiri. Bagian Kelima PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah Paragraf 1 Umum Pasal 10 (1) PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf d dipakai pada saat bertugas memberikan dukungan teknis dan administrasi dalam proses pelayanan rumah sakit. (2) Model PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut: a. PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah, Pria: 1. kemeja lengan pendek, berlidah bahu, dua buah saku atas tertutup sebelah kanan dan kiri; 2. celana panjang tanpa lipatan manset (turn up) dan tidak berbahan dari jin (jeans). b. PDKO Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Daerah, Wanita: 1. kemeja lengan pendek/panjang, berlidah bahu, dua buah saku atas tertutup sebelah kanan dan kiri; 2. rok 15 centimeter di bawah lutut/celana panjang tanpa lipatan manset (turn up)/rok maksi dan tidak berbahan dari jin (jeans); 3. jilbab tidak bermotif/polos warna sesuai/senada dengan kemeja dan dimasukkan. (3) Pemakaian PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi kelengkapan dan atribut, sebagai berikut: a. sepatu warna hitam bertali/tidak bertali dan tidak menimbulkan suara/gema yang keras; b. badge lambang daerah dipasang pada lengan kemeja atas sebelah kiri; c. badge Pemerintah Provinsi dengan bingkai segilima dipasang pada

lengan kemeja atas sebelah kiri di atas badge lambang daerah; d. tanda pengenal dipasang/dikaitkan pada saku kemeja atas sebelah kiri; e. papan nama atau bordir nama dipasang di atas saku kemeja atas sebelah kanan; f. lambang KORPRI dalam bentuk bordir dipasang di atas saku kemeja sebelah kiri dengan posisi lebih tinggi dari posisi papan nama atau bordir nama. Paragraf 2 Tenaga Kehumasan Pasal 11 (1) PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Tenaga Kehumasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a, dipakai pada saat menerima orang yang datang berkunjung dan memberikan informasi umum tentang rumah sakit. (2) PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Tenaga Kehumasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut: a. PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Tenaga Kehumasan Pria: 1. jas lengan panjang warna hitam atau biru tua; 2. celana panjang tidak berbahan dari jin (jeans). b. PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Tenaga Kehumasan Wanita: 1. blus lengan pendek/panjang warna polos/bermotif; 2. rok panjang, warna gelap dan tidak berbahan dari jin (jeans); 3. jilbab tidak bermotif/polos warna sesuai/senada dengan blus dan dimasukkan. (3) Pemakaian PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Tenaga Kehumasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilengkapi dengan kelengkapan dan atribut, sebagai berikut: a. dasi b. sepatu warna hitam bertali/tidak bertali c. tanda pengenal dipasang/dikaitkan pada jas diposisi dada sebelah kiri; d. papan nama dipasang pada jas diposisi dada sebelah kanan; Paragraf 3 Tenaga Pramu/Petugas/Teknisi Rumah Sakit Daerah Pasal 12 (1) Tenaga Pramu/petugas/teknisi Rumah Sakit Daerah dalam melaksanakan tugas pokok menggunakan pakaian kerja. (2) Pakaian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pengaturannya oleh Direktur.

(3) PDKO Tenaga Non-Kesehatan Rumah Sakit Daerah untuk Tenaga Pramu/ Petugas/Teknisi Rumah Sakit Daerah dipakai pada waktu masuk kerja dan pulang kerja, serta kegiatan kedinasan selain tugas pokok. BAB III ATRIBUT KHUSUS PDKO Pasal 13 (1) PDKO dapat dilengkapi dengan atribut khusus. (2) Atribut khusus PDKO sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai berikut: a. pin; b. lencana; c. pita. Pasal 14 (1) Atribut khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 berisi tentang program/kegiatan dan/atau acara yang bersifat nasional, regional, atau lokal, diberlakuan dalam kurun waktu tertentu dan bersifat sementara, yang diatur oleh Direktur. (2) Penggunaan atribut khusus dipasang pada dada sebelah kanan di atas papan nama atau bordir nama untuk PDKO dalam bentuk kemeja dan di dada kanan atas untuk PDKO dalam bentuk jas. BAB IV JADWAL PENGGUNAAN PDKO Pasal 15 Jadwal Penggunaan PDKO sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan PDKO di Lingkungan Rumah Sakit Daerah oleh Sekretaris Daerah. (2) Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan PDKO pada Rumah Sakit oleh Direktur.

BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 17 Penggunaan PDKO di lingkungan rumah sakit daerah selambat-lambatnya dilaksanakan pada tahun 2016. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, maka semua peraturan yang mengatur tentang pakaian dinas khusus operasional rumah sakit daerah masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Gubernur ini. Pasal 19 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah. Ditetapkan di Semarang pada tanggal 31 Oktober 2014 GUBERNUR JAWA TENGAH, ttd Diundangkan di Semarang pada tanggal 31 Oktober 2014 GANJAR PRANOWO SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH, ttd SRI PURYONO KARTO SOEDARMO BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2014 NOMOR 68