BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia pasar modal di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini didukung oleh infrastruktur yang memudahkan investor dalam bertransaksi seperti online trading dan banyaknya variasi produk investasi. Produk investasi pasar modal yang dikenal saat ini cukup beragam diantaranya saham, obligasi dan reksadana. Pada tahun 2013, pasar modal akan mengenalkan produk derivatif yang diharapkan dapat meningkatkan kapitalisasi investasi pasar modal. *Sumber IDX Annualy Statistic 2007 s.d 2012 Gambar 1. 1 Volume dan Nilai Transaksi Tahun 2007 s.d 2012 1
*Sumber IDX Annualy Statistic 2007 s.d 2012 Gambar 1. 2 Frekuensi Transaksi Tahun 2007 s.d 2012 Produk investasi yang umumnya ditawarkan pertama kali oleh perusahaan sekuritas atau wakil perantara pedagang efek dan manajer investasi adalah saham. Saham merupakan jenis investasi yang umum dipilih oleh investor dikarenakan banyaknya saham yang dapat dipilih dan modal awal yang digunakan tidak terlampau besar. Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas seperti saham. Sampai saat ini, BEI memiliki beberapa indeks, yaitu indeks saham gabungan (IHSG), indeks liquid 45 (ILQ-45), Jakarta Islamic Index (JII), Indeks papan utama, Indeks papan pengembangan dan Indeks Kompas 100. 2
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pengenalan produk syariah mulai gencar dilakukan pada tahun 2007 hingga sekarang. Berdasarkan Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, khususnya ayat 1.a.3, yang di maksud dengan Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Dalam peraturan yang sama, khususnya ayat 1.a.2, dijelaskan juga pengertian dari prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yaitu prinsip-prinsip hukum Islam dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional)-MUI, sepanjang fatwa di maksud tidak bertentangan dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI. DSN-MUI sebagai dewan yang dibentuk oleh MUI mempunyai tugas dan wewenang antara lain mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan dan 3
produk dan jasa keuangan. Sampai dengan saat ini, DSN-MUI telah mengeluarkan fatwa terkait industri keuangan syariah termasuk fatwa tentang pasar modal syariah. Sejak November 2007, Bapepam & LK telah mengeluarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Dengan adanya DES maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk saham Syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham Syariah` di Indonesia. Salah satu investasi Syariah di pasar modal Indonesia dikenal dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang hanya terdiri dari 30 saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). *Sumber Bapepam Statistik Syariah Desember 2012 Gambar 1. 3 Perkembangan Saham Syariah 4
Jumlah emiten yang masuk ke dalam daftar efek syariah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 meningkat setiap tahunnya. Hal ini menjadikan pilihan produk investasi semakin banyak sehingga meningkatkan kapitalisasi pasar efek syariah. Produk investasi yang dalam 5 tahun terakhir berkembang cukup pesat yaitu efek investasi syariah salah satunya adalah saham syariah. Berdasarkan analisisyang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia dan Bapepam LK saham syariah meningkat setiap tahunnya. Sehingga memberikan lebih banyak pilihan saham syariah kepada investor. Gambar 1. 4 Perbandingan Harga Penutupan Jakarta Islamic Index dengan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2007 s.d 2012 5
*Sumber: Bloomberg diakses pada 11 Oktober 2013 Gambar 1. 5 Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan tahun 2007 s.d 2012 *Sumber: Bloomberg diakses pada 11 Oktober 2013 Gambar 1. 6 Pergerakan Jakarta Islamic Index tahun 2007 s.d 2012 *Sumber: Bapepam Statistik Syariah Desember 2012 Gambar 1. 7 Grafik Perbandingan Kapitalisasi Pasar Jakarta Islamic Index, Indeks Saham Syariah Indonesia dan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2011. 6
Tabel 1. 1 Perbandingan Kapitalisasi Pasar Jakarta Islamic Index, Indeks Saham Syariah dan Indeks Harga Saham Gabungan Tahun 2007 s.d 2012 (Rp Milliar) Tahun Jakarta Islamic Index Indeks Saham Syariah Indonesia 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1,105,897.25 428,525.74 937,919.08 1,134,632.00 1,414,983.81 1,671,004.23 1,968,091.37 2,451,334.37 Indeks Harga Saham Gabungan 1,988,326.20 1,076,490.53 2,019,375.13 3,247,096.78 3,537,294.21 4,126,994.93 *Sumber: Bapepam Statistik Syariah Desember 2012 Secara kapitalisasi pasar, saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index dan Indeks Saham Syariah Indonesia juga meningkat. Jika dibandingkan dengan Indeks Saham Gabungan atau IHSG, kapitalisasi pasar Jakarta Islamic Indeks hampir 40% berkontribusi terhadap kapitalisasi pasar IHSG Peningkatan volume transaksi saham syariah yang direpresentasikan melalui indeks JII memberikan sinyal bahwa investor mulai percaya akan investasi melalui saham syariah. Pemilihan investor terhadap saham syariah dikarenakan persepsi bahwa operasional emiten syariah yang tergabung dalam kelompok saham JII tergolong lebih terjamin sehingga kinerja perusahaannya cenderung lebih stabil dan profit yang dihasilkan rata-rata mengalami peningkatan setiap tahunnya. Stewart (1991, hal 2) berpendapat bahwa faktor yang dapat menentukan harga saham adalah tingkat keuntungan yang diterima kembali oleh para investor dengan mengakomodir risiko-risiko yang melekat atas investasi tersebut. Hubungan antara 7
pengukuran kinerja berdasarkan laporan keuangan dengan harga saham bukan sebagai faktor utama yang menggerakkan harga saham. Penulis tertarik untuk mengembangkan analisislebih detail dan komprehensif yaitu dengan melakukan analisisrasio keuangan yang mempengaruhi perbedaan kinerja perusahaan dinilai dari tingkat pengembalian saham dan risiko saham serta seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap perbedaan tersebut dengan lingkup data yang lebih luas dari analisisyang dilakukan sebelumnya oleh Hayuningtyas (2012) terhadap kinerja reksadana saham konvensional dengan syariah dengan periode penelitian selama 2008-2010. Hasil analisis uji hipotesis pada penelitian Hayuningtyas (2012) disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja antara reksadana saham kovensional maupun syariah. 1.2 Rumusan Masalah Investasi dengan cara penyertaan modal melalui saham dipengaruhi oleh kondisi pasar saham di Indonesia. Kondisi pasar saham dapat berubah-ubah setiap waktu dan tidak dapat dipastikan serta banyaknya pilihan saham di Bursa Efek Indonesia mendasari investor untuk melakukan analisisdan pertimbangan sebelum berinvestasi. Oleh karena itu dilakukan analisisapakah terdapat perbedaan risiko dan pengembalian saham antara emiten/perusahaan yang dikatagorikan dalam kelompok saham Jakarta Islamic Index dengan emiten/perusahaan yang dikatagorikan dalam bukan saham Jakarta Islamic Index (non JII) selama periode 2007-2011. Selanjutnya peneliti melakukan analisisdengan memakai pendekatan rasio keuangan yaitu Current 8
Ratio, Debt Ratio, ROE, Price to Book dan Operating Margin untuk mengetahui apakah kinerja keuangan emiten/perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham maupun risiko saham masing-masing kelompok saham Jakarta Islamic Index dan saham non Jakarta Islamic Index selama periode 2007-2011. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di jelaskan sebelumnya maka pertanyaan penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara emiten/perusahaan yang dikategorikan dalam kelompok saham Jakarta Islamic Index dengan emiten/perusahaan yang dikategorikan dalam kelompok saham non Jakarta Islamic Index selama periode 2007-2011 jika dinilai tingkat pengembalian saham dan risiko saham di pasar. 2. Apakah kinerja keuangan emiten/perusahaan mempengaruhi tingkat risiko dan pengembalian saham kelompok saham Jakarta Islamic Index dengan emiten/perusahaan yang dikategorikan dalam kelompok saham non Jakarta Islamic Index selama periode 2007-2011 dinilai dari beberapa rasio keuangan sebagai berikut: a) Current Ratio untuk mengukur likuiditas yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. b) Debt Ratio untuk mengukur solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. 9
c) ROE dan Operating Margin untuk mengukur profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan laba. d) Market Measure yaitu mengukur hubungan antara harga saham di pasar dan nilai buku saham dengan menggunakan Price to Book. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk menguji perbedaan tingkat pengembalian saham dan risiko yang dihasilkan emiten/perusahaan yang dikategorikan dalam kelompok saham Jakarta Islamic Index dengan emiten/perusahaan yang dikategorikan dalam saham non Jakarta Islamic Index terdapat perbedaan signifikan atau tidak. 2. Untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Debt Ratio, ROE, Price to Book dan Operating Margin terhadap tingkat pengembalian saham kelompok saham Jakarta Islamic Index dengan saham non Jakarta Islamic Index. 3. Untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan Current Ratio, Debt Ratio, ROE, Price to Book dan Operating Margin terhadap risiko kelompok saham Jakarta Islamic Index dengan saham non Jakarta Islamic Index. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan baru terhadap saham syariah dan memberikan dasar dalam berinvestasi saham syariah di pasar modal. 10
Sehingga pembaca ataupun investor pemula yang akan melakukan investasi dapat mengetahui perbedaan kelompok saham Jakarta Islamic Index dan saham non Jakarta Islamic Index dengan mempertimbangkan risiko dan tingkat pengembalian saham serta memahami rasio keuangan apa saja yang dapat mempengaruhi risiko dan pengembalian saham kedua jenis saham tersebut. 1.6 Ruang Lingkup/Batasan Penelitian Penelitian dilakukan pada laporan keuangan audited dan pergerakan harga saham dari 30 saham yang masuk kedalam Jakarta Islamic Indeks dan 30 saham yang tidak masuk kelompok Jakarta Islamic Indeks periode 2007 s.d 2011. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian dan sistematika penulisan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori yang mendasari penelitian ini dari buku perkuliahan, jurnal, penelitian terdahulu dan literatur lain. Beberapa diantaranya: 1. Penjabaran Saham Syariah 11
2. Penjabaran Return Saham 3. Penjabaran Risiko 4. Penjabaran Rasio Keuangan yang digunakan dalam penelitian 5. Penjabaran penelitian sebelumnya 6. Pengembangan Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas desain penelitian, definisi istilah, penjabaran populasi dan sampel, pengukuran variabel penelitian dan metode analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang diangkat. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjabarkan hasil analisis serta pembahasan terkait isu-isu yang terkait hasil analisis. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjabarkan hasil kesimpulan dari analisisyang didapatkan serta memberikan saran kepada pihak terkait. 12