DESAIN DAN ANALISIS ALAT UKUR TINGKAT KEMIRINGAN (INCLINOMETER) SUATU OBJEK MENGGUNAKAN SENSOR OPTIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RESOLUSI SENSOR TEMPERATUR TERINTEGRASI IC LM35 DAN SENSOR THERMISTOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN ALAT

Alat Ukur Massa Menggunakan Flexiforce Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

Desain dan Realiasasi Alat Ukur Curah Hujan dengan Metode Timbangan Menggunakan Sensor Flexiforce

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

L A P O R A N BANTUAN PENELITIAN PATEN UBER HKI

ANALISIS EFISIENSI THERMISTOR SEBAGAI DASAR REALISASI ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

DESAIN SISTEM ALAT PENGUKURAN DETAK JANTUNG PORTABLE BERBASIS SENSOR PHOTOPLETISIMOGRAF. Sulaiman 1, Sosiawati Teke 2

Rancang Bangun Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor Berbasis Mikrokontroler ATmega328 Menggunakan Metode Penginderaan Berat

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENULISAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Input ADC Output ADC IN

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

Petunjuk Penggunaan SENSOR TEGANGAN (GSC )

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

Bab III. Operational Amplifier

PENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENCITRAAN 2D DAN 3D OPTICAL BEAM INDUCED VOLTAGE MENGGUNAKAN SENSOR FOTORESISTOR

ANALISIS RANGKAIAN PENGKONDISI SINYAL TAHAP AWAL PADA SENSOR PASIF : STUDI KASUS UNTUK THERMISTOR TIPE NTC

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN DIGITAL. Oleh Sakti Ranawijaya Putrakusuma

Rancangan Rangkaian Simulasi Luxmeter Dengan Menggunakan Sensor Light Dependent Resistor.. I Kadek Widiantara *, I Wayan Supardi, Nyoman Wendri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL KARAKTERISASI LED

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

Gambar 1 UVTRON R2868. Gambar 2 Grafik respon UVTRON

ADC (Analog to Digital Converter)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGEMBANGAN SENSOR MAGNETIK MAGNETORESISTIF (MR) UNTUK APLIKASI KOMPAS ELEKTRONIK

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

ALAT UKUR JARAK PADA MOBIL BERBASIS SISTEM ULTRASONIK

TERMOMETER 8 KANAL. Kata-kata kunci: LM35, ADC0808, mikrokontroler AT89S51.

Petunjuk Penggunaan SENSOR ARUS LISTRIK ± 3A (GSC )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

RANCANG BANGUN PENGUKUR DAN PENGENDALI SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S51 DAN SENSOR SUHU LM 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

Rancang Bangun Sistem Pengaturan Suhu Ruang Inkubator Bayi Berbasis Microcontroller AT89S51

RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL FREKUENSI GETARAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Rancang Bangun Data Logger Massa Menggunakan Load Cell

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

OP-01 UNIVERSAL OP AMP

PERANCANGAN SISTEM KONTROL FREKUENSI GETARAN AKUSTIK BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBAKARAN BERDASARKAN SUHU DAN ASAP BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

Transkripsi:

J. Sains MIPA, Agustus 2011, Vol. 17, No. 2, Hal.: 53-58 ISSN 1978-1873 DESAIN DAN ANALISIS ALAT UKUR TINGKAT KEMIRINGAN (INCLINOMETER) SUATU OBJEK MENGGUNAKAN SENSOR OPTIK Warsito, Sri Wahyu Suciyati dan Yaman Fauzi Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Lampung, Bandar Lampung 35145 E-mail: warsito@unila.ac.id ABSTRACT It has been realized and characterized the inclinometer sensor using optical sensor system. The sensor system consists of optocoupler sensor, mechanical system and signal conditioning circuit. In the mechanical system, the displacement of water level gives different signal respond received by optocoupler sensor. The calibration results, the signal respond of optocoupler is 200mV for the distance of 25mm and 35.53mV for the distnace of 110mm. The realized sensor system has the non linearity respond in the measurement range of 25 110mm, and has the linear respond in the measurement range of 60 110mm. The value of offset voltage given by system is 2.37V for the inclination of 0 o. The sensibility of inclinometer system integrated with the signal conditioning circuit is 67mV/ for the measurement range of 1 30 o. Keywords: inclinometer, optocoupler, sensor ABSTRAK Telah direalisasi dan dikarakterisasi suatu alat ukur tingkat kemiringan suatu objek menggunakan prinsip sensor optik. Sistem terdiri dari sensor optik, sistem mekanik, dan rangkaian pengkondisi sinyal. Pergerakan naik turun permukaan air mengindikasikan tingkat kemiringan objek yang diindera oleh sensor optik, semakin dekat jarak reflektor dengan titik referensi semakin tinggi tanggapan sensor optik. Hasil kalibrasi sensor optik pada jarak 25mm memberikan tanggapan sebesar 200mV, pada jarak 110mm memberikan tanggapan sebesar 35,53mV. Pada lebar pengukuran 25 110mm tanggapan fototransistor tidak linear, namun pada range 60 110mm memberikan tanggapan yang linear. Sistem sensor memiliki offset nilai keluaran sebesar 2.37V yang merupakan keluaran untuk sudut kemiringan sebesar 0 o. Sensibilitas sistem sensor yang terintegrasi dengan pengkondisi sinyal diperoleh nilai sebesar 67mV/ untuk lebar pengukuran 1 30 o. Kata kunci: alat ukur kemiringan, optocoupler, sensor 1. PENDAHULUAN Data tentang tingkat kedataran atau kemiringan suatu obyek terhadap posisi referensi sangat diperlukan dalam segala bidang (industri manufaktur, transportasi, pertanian dan transportasi). Sebagai contohnya, pengetahuan akan tingkat kemiringan permukaan lambung kapal dan sayap serta badan pesawat terbang sangat diperlukan agar dapat mengurangi hambatan pada saat sadang berjalan. Pembangunan jalan, jembatan dan gedung bertingkat selalu memerlukan data tingkat kemiringannya, dengan demikian pengembangan sensor tingkat kemiringan sangat diperlukan. Sejak tahun 1997, U Mescheder and S Majer telah mengembangkan sensor kemiringan berbasis sensor piezoelektrik 1). Sensor dibuat dari bahan silicon dan menghasilkan sensitivitas antara 0.1 dan 1 mv per sudut kemiringan ( ) tergantung dari nilai resistivitas dari bahan. Desain, realisasi dan karakterisasi dari sensor kemiringan dalam bentuk Micro Electro Mechanical System (MEMS) berbasis sensor piezoelektrik telah dikembangkan oleh Lijun Tang, et. al. 2009, sistem telah dikarakterisasi dan mampu mendapatkan sensitivitas sebesar 0.025 mv/ 2). Karakterisasi teori dari sistem tersebut mampu menghasilkan standar deviasi sebesar 0.43874. Sensor kemiringan berbasis sistem optik juga sudah dikembangkan oleh Wei Gao et. al. 3), dengan prinsip dua sensor optocoupler membentuk multi pancaran cahaya 3). Perbedaan tanggapan masing-masing titik sensor memberikan gambaran tingkat kemiringan permukaan objek yang dikarakterisasi. Sistem mampu menghasilkan profil permukaan objek dalam orde mikro struktur. Mikro sensor kemiringan juga telah dikembangkan dan mampu mencapai resolusi sebesar 0.3 4). 2011 FMIPA Universitas Lampung 53

Warsito dkk... Desain dan Analisis Alat Ukur Tingkat Kemiringan (Inclinometer) Prinsip sensor optocoupler telah dikembangkan dan dikarakterisasi sebelumnya menggunakan pasangan LED (light emitting diode) dengan phototransistor sebagai dasar sistem pendeteksian perubahan jarak lateral suatu obyek dan menghasilkan sensibilitas sebesar 56,7 mvolt/mm untuk range 30 70 mm. Sistem yang direalisasi selanjutnya dimanfaatkan sebagai dasar sistem pendeteksi perubahan massa dengan menggabungkan ke dalam sistem mekanis pegas dan menghasilkan sensibilitas sekitar 3,6 mvolt/gram dengan menggunakan pegas yang mempunyai sensibilitas terhadap perubahan jarak sebesar -20.1 gram/mm 5). Pada penelitian ini, didesain sensor kemiringan dengan prinsip perubahan ketinggian permukaan air akibat adanya kemiringan, tingkat perubahan permukaan air tersebut diindera oleh sensor optocoupler. Keluaran dari sensor optocoupler selanjutnya dioleh oleh pengkondisi sinyal analog dan digital sehingga didapatkan data tingkat kemiringan suatu objek. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Blok Diagram dan Desain Sistem Sensor Diagram blok dari desain sensor kemiringan yang dibuat pada penelitian ini seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Sensor kemiringan direalisasi dengan menggunakan sensor optocoupler (LED fototransistor) sebagaimana telah dikembangkan sebelumnya [5] dan dipadukan dengan reflektor, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2. Sensor Kemiringan Rangkaian Pengkondisi Sinyal ADC 0804 Mikro Kontroler AT89C51 LCD M1632 Gambar 1. Diagram Blok Desain Sensor Kemiringan dan Pengkondisi Sinyalnya. Plat Tetap Fototransistor LED Reflektor Pelampun Air Air (a) (b) Gambar 2. Desain Sistem Sensor. Sensor pada posisi datar (a) dan pada posisi kemiringan (b). Perubahan naik turun posisi reflektor tergantung dari perubahan permukaan air. Dengan demikian, sensor bekerja dengan memanfaatkan pergeseran naik-turun atau perubahan jarak antara fototransistor terhadap sumber cahaya dari LED yang dipantulkan oleh reflector yang ada pada pelampung. Fototransistor diletakkan sejajar dengan LED yaitu pada ujung plat yang berkedudukan tetap dalam bentuk bejana berhubungan. Ketika bejana mengalami kemiringan maka air akan memberi tekanan kepada pelampung sehingga bergerak naik-turun dan terjadi perubahan jarak antara reflektor dengan cahaya LED. Perubahan jarak ini akan mengakibatkan perubahan intensitas cahaya yang diterima oleh fototransistor. Sebagai akibat dari 54 2011 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, Agustus 2011, Vol. 17, No. 2 perubahan intensitas cahaya yang diterima, maka akan terjadi perubahan tegangan yang dihasilkan oleh fototransistor. 2.2. Rangkaian Pengkondisi Sinyal Keluaran sinyal dari fototransistor berupa sinyal yang masih lemah, oleh karena itu diperlukan rangkaian pengkondisi sinyal. Keluaran analog dari rangkaian pengkondisi sinyal selanjutnya dikonversi menjadi sinyal digital menggunakan rangkaian Analog to Digital Converter (ADC) 0804 dan selanjunya diproses oleh mikrokontroler AT89C51 untuk ditampilkan dalam LCD M1632. Semua sistem desain rangkaian dibahas pada bagian hasil penelitian. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Analisis Rangkaian Hasil desain sensor kemiringan seperti ditunjukkan oleh foto pada Gambar 3, alat ukur kemiringan berfungsi untuk memberikan besaran sudut terhadap pengaruh kemiringan dari sistem mekanik alat ukur tersebut. Komponen utama dalam pembuatan alat ukur kemiringan ini adalah sensor fototransistor, LED dan reflektor yang terintegrasi ke dalam pipa berhubungan berisi air. Rangkaian penunjang lainnya yaitu IC LM358 sebagai pengkondisi sinyal dan penguat, rangkaian digital yang terdiri dari ADC0804, mikrokontroler AT89C51 dan bagian keluaran yaitu LCD M1632. Air Gambar 3. Foto Sensor Kemiringan Perangkat Keras Mekanik Sensor Optik. 3.2. Sensor Optocoupler dan Pengkondisi Sinyal Sistem optik pada penelitian ini menggunakan sensor optocoupler yang terdiri dari sumber cahaya berupa LED dan penerima berupa fototransistor 5). Rangkaian pengkondisi sinyal tampak pada Gambar 4. Sinyal keluaran dari fototransistor masih terlalu kecil, sehingga diperlukan rangkaian pengkondisi sinyal yang mampu meningkatkan resolusi sehingga dapat diterima oleh rangakaian ADC untuk selanjutnya dikonversi kedalam bentuk data digital. +5V IN 75Ω 3 2 8 4 1 6 5 7 OUT 1µF/16V R1 R2 Gambar 4. Rangkaian pengkondisi sinyal. 2011 FMIPA Universitas Lampung 55

Warsito dkk... Desain dan Analisis Alat Ukur Tingkat Kemiringan (Inclinometer) Sinyal masukan IN pada Gambar 4 merupakan keluaran dari sensor fototransistor. Nilai tegangan keluaran tersebut dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya yang diterima dari LED. Sedangkan tingkat intensitas cahaya tersebut merupakan fungsi perubahan jarak antara fototransistor dan reflektor cahaya yang diletakkan pada permukaan pelampung. Perubahan jarak pelampung ini disebabkan oleh perubahan kemiringan dari sistem. Dengan catu daya sebesar 5V, fototransistor mulai dapat mendeteksi perubahan intensitas cahaya dengan baik ketika reflektor pada jarak maksimal 110 mm dengan tanggapan sebesar 35.53mV dan jarak minimal 25 mm dengan tanggapan sebesar 200mV. Rangkaian pengkondisi sinyal yang direalisasi menggunakan rangkaian Op-Amp jenis penguat tak membalik (non inverting amplifier) 6). Besarnya nilai tahanan R 1 adalah 150 Ω dan nilai tahanan R 2 adalah 10 KΩ, sehingga terjadi penguatan 67 kali. Komponen yang dipakai untuk keperluan penguatan ini adalah IC LM358. Op-Amp tersebut diberi catu daya tunggal sebesar 5 Volt. Dengan demikian tegangan keluaran sebesar 35,53 mv tersebut merupakan output fototransistor yang akan dikuatkan 67 kali, sehingga ketika mekanik alat ukur diberikan kemiringan 0 o tegangan yang dihasilkan menjadi 2,37V. Tegangan sebesar ini sudah memenuhi untuk dapat dibaca oleh ADC. 3.3. Rangkaian ADC0804 dan Mikrokontroler Tegangan yang dihasilkan oleh Op-Amp masih merupakan sinyal-sinyal analog. Untuk dapat diproses oleh mikrokontroler, maka sinyal ini harus dikonversi terlebih dahulu kedalam bentuk digital menggunakan ADC0804, yaitu dengan menghubungkan keluaran dari pengkondisi sinyal analog ke pin 6 untuk IN+ dan pin 7 untuk ground, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Rangkaian ADC0804 yang mengkonversi tegangan analog ke digital dari tanggapan rangkaian pengkondisi sinyal. ADC0804 memerlukan frekuensi detak dengan menggunakan resistor 10 kω dan kapasitor 150 pf sehingga menghasilkan nilai frekuensi detak 1 f = sebesar 606.6Hz sesuai dengan karakteristik 1.1RC ADC. Pengendalian aktivasi dari ADC dilakukan oleh mikrokontroler AT89C51 dengan memberikan sinyal pada WR (Pin 3) dengan logika 1 dan RD (Pin 2) dengan logika 0. Rangkaian mikronkontroler AT89C51 seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Sinyal data keluaran dari ADC0804 diterima oleh mikrokontroler AT89C51 melalui port 1 (pin 0 sampai pin 7). Sinyal digital yang dihasilkan oleh mikrokontroler pada P0.0 P0.7 diteruskan ke LCD untuk menampilkan data kemiringan yang terukur. Hasil konversi nilai sudut kemiringan yang ditampilkan oleh LCD adalah hasil kalibrasi dari sistem terhadap sudut kemiringan yang sesungguhnya. Semua mengendalian sinyal sepenuhnya dilakukan oleh mikrokontroller AT89C51 menggunakan bahasa assembler. Fungsi yang pertama adalah mengendalikan sistem konversi sinyal analog menjadi digital 56 2011 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, Agustus 2011, Vol. 17, No. 2 pada ADC melalui port P3.7 dan P3.6. Selanjutnya adalah mengolah sinyal digital yang masuk melalui port P1.0 sampai P1.7 untuk dikeluarkan menuju LCD. Gambar 6. Rangkaian Mikrokontroler AT89C51 3.4. Analisis Data Tingkat Kemiringan Hasil pengukuran kemiringan yang ditampilkan oleh LCD merupakan hasil kalibrasi dari sistem sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik hasil kalibasi sistem. Hasil kalibrasi khusus sensor optocoupler pada jarak 25mm memberikan tanggapan sebesar 200mV, sedangkan pada jarak 110mm memberikan tanggapan sebesar 35,53mV. Pada lebar pengukuran 25 110mm tanggapan fototransistor tidak sepenuhnya linear orde pertama, namun apabila dilakukan pencacahan per segmen, maka pada range 60 110mm memberikan tanggapan yang linear. 2011 FMIPA Universitas Lampung 57

Warsito dkk... Desain dan Analisis Alat Ukur Tingkat Kemiringan (Inclinometer) Dari data hasil kalibrasi pada Gambar 7 tampak bahwa sistem mempunyai persamaan kalibrasi y = 0,0674x + 2,1637 dengan nilai R 2 sebesar 0,9121. Persamaan tersebut memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk range pengukuran 0 30 o, sensibilitas alat ukur kemiringan adalah sebesar 0.67mV/ o dan nilai offset pengukuran sebesar 2.16mV yang merupakan keluaran untuk sudut kemiringan sebesar 0 o. Nilai tegangan offset yang sesungguhnya dari data pengukuran adalah sebesar 2.37mV. Pada pengukuran di atas 30 o tidak bisa dilakukan menggunakan alat ini, pertama, karena tanggapan sistem akan melebihi masukan dari ADC yang maksimum 5V. Penyebab kedua adalah tanggapan yang tidak linear dari sensor fototransistor untuk peruabahan jarak di atas 60mm. Penyelesaian terhadap permasalahan ini dapat dilakukan dengan cara pertama, mengurani kelipatan penguatan pada rangkaian pengkondisi sinyal dan kedua mengadakan sistem kalibrasi per segmen artinya membagi tanggapan sistem pada tiap rentang pengukuran yang berbeda dan persamaan kalibrasi yang berbeda pula. Apabila dibandingkan dengan referensi bahwa sensibilitas terkecil yang saat ini diperoleh adalah 0.025mV/ o2), maka sensibilitas yang dihasilkan oleh alat yang dibuat pada penelitian ini tanpa ada penguatan sebesar 0.01mV/ o. Nilai sensibilitas ini sangat kecil dan tidak stabil serta didonimasi oleh noise. 4. KESIMPULAN Telah direalisasi dan dikarakterisasi suatu alat ukur tingkat kemiringan (inclinometer) suatu objek menggunakan prinsip sensor optik. Sistem sensor memiliki offset nilai keluaran sebesar 2.37V yang merupakan keluaran untuk sudut kemiringan sebesar 0 o. Sensibilitas sistem sensor yang terintegrasi dengan pengkondisi sinyal diperoleh nilai sebesar 67mV/ untuk lebar pengukuran 1 30 o. Lebar pengukuran dapat dilakukan dengan membuat kalibrasi per segmen dan linearisasi tanggapan dari fototransistor pada untuk jarak di atas 60mm. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada DP2M, Dirjend Dikti yang telah memberikan support dana penelitian melalui No Kontrak : 529/SP2H/PP/DP2M/VII/2008 tanggal 24 Juli 2008. DAFTAR PUSTAKA 1. Mescheder, U. and Majer, S., 1997. Micromechanical inclinometer. Sensors and Actuators A: Physical, 60 (1-3): 134-138. 2. Tang, L., Zhang, K., Chen, S., Zhang, G. and Liu, G. 2009. MEMS inclinometer based on a novel piezoresistor structure. Microelectronics Journal, 40 (1): 78-82. 3. Gao, W., Tano, M., Sato, S. and Kiyono, S. 2006. On-machine measurement of a cylindrical surface with sinusoidal micro-structures by an optical slope sensor. Precision Engineering, 30 (3): 274-279. 4. Lin, C.H. and Kuo, S.M. 2008. Micro-impedance inclinometer with wide-angle measuring capability and no damping effect. Sensors and Actuators A: Physical, 143 (1): 113-119. 5. Warsito, 2011. Analisis sensor optocoupler sebagai dasar pendeteksi perubahan jarak: perspektif sebagai alat ukur perubahan massa. Proseding Semirata PTN Barat Bidang Ilmu MIPA ke-23 Tahun 2010, Universiats Riau, Pekanbaru, Jilid-3 Fisika, hal. 207-212. 6. Warsito, 2003. The use of op-amp as the first circuit of sensor applications. PubSci AEIF, 3 (1): 64 68. 58 2011 FMIPA Universitas Lampung