STRATEGI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DI DAERAH : SEBUAH GAGASAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEWAJIBAN DAN TUGAS LEMBAGA KEARSIPAN

LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH (PROVINSI) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan untuk mengelola segala dokumen-dokumen yang ada dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEWENANGAN LEMBAGA KEARSIPAN PROPINSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 Oleh Rusidi*

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN EVALUASI KEARSIPAN TAHUN ANGGARAN 2018

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan. Arsip merupakan aset yang penting dan perlu diberi perhatian

LOGO. Dasar Penyelenggaraan SIKN dan JIKN

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Catatan Kecil Tentang Arsiparis Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

Oleh : Dra. Anna Nunuk Nuryani

LEMBAGA KEARSIPAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN Oleh : Rusidi, Arsiparis Madya BPAD DIY.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN 47 HLM, LD Nomor 3 TAHUN 2013

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No d. kearsipan untuk mendukung tata kelola organisasi yang baik; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huru

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN

BAB I PENDAHULUAN. dinamis (fungsi administrasi) arsip juga sebagai memori kolektif (fungsi statis),

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

EKSISTENSI KEARSIPAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DAERAH

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a.

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ketatausahaan atau administrasi kearsipan. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan

Yang saya hormati Pejabat Eselon I dan II di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Setiap instansi atau lembaga negara maupun swasta pasti memiliki struktur

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31 B 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31 B TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG GERAKAN NASIONAL SADAR TERTIB ARSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PEMBINAAN KEARSIPAN PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1/6 KOMPUTERISASI ARSIP KEPEGAWAIAN DI KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

Jakarta, 10 November 2011

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Mustari Irawan Kepala Arsip Nasional RI

GUBERNUR PAPUA. Syaloom, Salam sejahtera bagi kita semua, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 13/IT3/PK/2012 Tentang KEBIJAKAN KEARSIPAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT

Kebijakan Preservasi Bahan Pustaka dan Arsip BPAD DIY

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEARSIPAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN. tercipta sebagai hasil dari proses kegiatan administrasi. Kedua bidang ini sangat

Oleh: MUHAMMAD SUMITRO DIREKTUR SUMBER DAYA MANSUAI KEARASIPAN DAN SERTIFIKASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

A. Latar Belakang dan Permasalahan

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

-1- GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK dalam kerangka MANAJEMEN ARSIP

pemerintah maupun hak-hak keperdataan masyarakat maka penyelenggaraan kearsipan di lingkungan Kota Pangkalpinang harus dikelola secara komprehensif, d

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima

NILAI GUNA ARSIP DALAM ANCAMAN BENCANA. Oleh : FEBRIADI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.724, 2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kearsipan. Penyelenggaraan. Pedoman.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian arsip menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 39 TAHUN 2013

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN UNIT KEARSIPAN PADA LEMBAGA NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 28 TAHUN 2012, PASAL 54 TANTANGAN BERAT BAGI KEPALA ARSIP NASIONAL RI Oleh Rusidi*

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta pasti membutuhkan arsip

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. banyak menciptakan arsip dalam berbagai bentuk dan media. Tidak dipungkiri

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

STRATEGI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DI DAERAH : SEBUAH GAGASAN Oleh Rusidi* A. PENDAHULUAN Siapa yang menguasai informasi, dialah yang akan mengusai dunia, artinya dalam kehidupan ini informasi memegang peranan yang sangat penting dan signifikan dalam diri manusia baik secara pribadi maupun organisasi. Arsip merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dipercaya, dan dipertanggugjawabkan kebenarannya. Apapun kasus atau masalah yang dihadapi ketika sudah dihadapkan pada bukti yang berupa arsip maka organisasi atau seseorang tidak dapat berkutik dan berbuat apa - apa karena informasi yang terekam di dalam arsip adalah sebuah kejujuran dan apa adanya. Maka akan menjadi persoalan ketika sebuah lembaga baik lembaga pemerintah, swasta, organisasi masyarakat maupun politik, dan dan bahkan warga negera tidak mengerti akan arti pentingnya informasi (arsip) sehingga tidak menghargai dan tidak memperlakukan arsip dengan baik. Organisasi atau orang yang tidak peduli dengan arsip yang diciptakannya ia akan menderita kerugian besar antara lain ; lambat dan tidak akurat dalam pengambilan keputusan, kalah dalam memperjuangkan hak-haknya, kehilangan kesempatan dan kepercayaan, kehilangan sejarah dan memori masa silam, bahkan kehilangan masa depan. 1

Oleh karena itu pemahaman dan pengembangan kearsipan harus selalu diupayakan untuk kehidupan yang lebih baik dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada generasi yang akan datang. B. PENGERTIAN ARSIP Arsiparis Jerman, Adolf Brenneke (1875-1946) dalam bukunya Archivkunde (Leizig 1953) mengartikan arsip sebagai segala kertas-kertas dan dokumendokumen yang tumbuh dari kegiatan legal atau niaga dari suatu badan atau badan hukum yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kekal diempat tertentu sebagai sumber-sumber dan bukti masa. Sedangkan Peter Walne (ed.) 1988 yang dimaksud dengan arsip adalah Recorded Information (ducoment) regardless of form medium created, received, and maintained by an agency, institutions, organization, or individual in pursuance of it s legal obligation of in the transactions of business, yang diartikan arsip sebagai informasi terekam (dokumen) apapun bentuk atau mediumnya, dibuat, diterima dan dipelihara oleh suatu organisasi, institusi, atau individu menurut kewajiban hukumnya dalam rangka pelaksanaan transaksi kegiatan. Dalam Undang-Undang 43 tahun 2009, arsip didifinisikan sebagai rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arsip adalah rekaman informasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan/rekaman aktifitas seseorang, rekaman peristiwa masa lalu, bukti otentik, sumber informasi, memori kolektif, dan bahan pertanggungjawaban nasional. 2

C. KONDISI UMUM KEARSIPAN Sulitnya menemukan bukti-bukti peristiwa penting masa lampau, minimnya referensi untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, terjadinya bentrokan antar desa karena batas wilayah yang tidak jelas, lepasnya aset pemerintah kepihak swasta, dan lain sebagainya merupakan cermin masih buruknya penyelenggaraan kearsipan di daerah. Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi seperti dimaksud antara lain ; terbatasnya jumlah sumber daya manusia baik jumlah maupun kemampuan yang belum memadai, terbatasnya anggaran untuk pelaksanaan program kearsipan yang berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana, masih digabungnya bidang kearsipan dengan bidang lain seperti bidang perpustakaan sehingga berdampak kurang maksimalnya pelaksanaan fungsi organisasi. Semua faktor dimaksud disebabkan oleh masih rendahnya pemahaman, perhatian, dan kepedulian para pengambil kebijakan terhadap kearsipan. D. STRATEGI PENGEMBANGAN Berbagai upaya dapat dicoba dilakukan guna mengangkat martabat bidang kearsipan menjadi lebih terhormat. Bahkan mampu menjadikan lembaga maupun orang bergantung pada arsip dalam kehidupannya seperti halnya bidang keuangan maupun kepegawaian. Ada beberapa cara / strategi yang dapat ditempuh antara lain : 1. Perubahan mindset dan culturset di bidang kearsipan Arsip adalah residu atau hasil samping kegiatan adminstrasi (by product), merupakan istilah yang tidak salah tetapi ketika dipahami secara mentah makan akan menimbulkan masalah. Kalau hanya hasil samping mengapa harus diperlakukan sebagai sesuai yang penting, membutuhkan biaya, tenaga, sarana, dan tempat yang tidak sedikit? 3

Mengapa harus dkelola secara profesional dan membutuhkan jabatan fungsional? dan lain sebagainya. Arsip adalah masa lalu yang tidak perlu dipelihara. Ketika pekerjaan sudah selesai, dan sudah dibuat laporan pertanggungjawaban, serta sudah diperiksa maka semua urusan sudah selesai maka arsip tidak lagi digunakan. Maka untuk apa harus ditata, disimpan, dipelihara, dan lain sebagainya. padahal untuk pengambilan keputusan tetap dapat dilakukan tanpa harus menggunakan arsip. Pola pikir dan budaya tidak menghargai arsip inilah yang harus di rubah agar birokrasi, masyarakat, dan pengguna arsip memiliki pemikiran positif terhadap arsip dan kearsipan. Mau melihat arsip sebagai rekaman kegiatan lembaga atau rekaman aktivitas seseorang. Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 bahwa arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa, yang dibuat dan diterima oleh lembaga atau perseorangan dalam rangka pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai rekaman informasi maka ia berfungsi sebagai bukti, sumber informasi, pusat ingatan, dan memori. Dengan demikian birokrat, masyarakat, dan setiap orang akan memperlakukan dan memposisikan arsip sebagaimana semestinya. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk merubah mindset dan culturset birokrasi, masyarakat, dan pengguna arsip di bidang kearsipan antara lain melalui kegiatan ; a. Sosialisasi, b. Apresiasi, c. Pendidikan dan pelatihan d. Bimbingan teknis, e. Monitoring, dan f. Pengawasan 4

2. Penguatan kelembagaan kearsipan Mengingat betapa pentingnya arsip dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka Undang Undang 43 Tahun 2009 mewajibkan untuk dibentuk lembaga kearsipan di setiap wilayah di Negara Indonesia yang terdiri dari Arsip Nasional RI, Arsip Daerah Provinsi, Arsip Daerah Kabupaten/Kota, dan Arsip Universitas di Perguruan Tinggi Negeri. Bahkan bidang kearsipan menurut Peraturan pemerintah Nomor 38 tahun 2007 menjadi urusan wajib buka urusan pilihan, artinya apapun kondisi pemerintahan maka masalah kearsipan harus menjadi perhatian. Masing-masing lembaga kearsipan memiliki kewajiban dan tugas menyelenggarakan kearsipan. Penyelenggaraan kearsipan bertujuan untuk : a. Menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), perusahaan, organisasi politik, organisasi masyarakat, dan perorangan. b. Menjamin ketersediaan arsip yang autentik dan terpercaya sebagai alat bukti yang sah c. Menjamin terwujudnya pengelolaan arsip yang andal dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku d. Menjamin perlindungan kepentingan pemerintah dan hak-hak keperdataan rakyat e. Mendinamiskan penyelenggaraan kearsipan nasional sebagai suatu sistem yang komprehensif dan terpadu f. Menjamin keselamatan dan keamanan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara g. Menjamin keselamatan aset daerah dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati diri h. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan dan pemanfaatan arsip 5

Setiap lembaga kearsipan memiliki fungsi sebagai ; pembina kearsipan, pengelola arsip inaktif, pengelola arsip statis, pengawas kearsipan, penyelamat dan pelestari arsip, serta pelayan kearsipan. Sebagai pelayan kearsipan maka lembaga kearsipan harus mampu berperan sebagai pusat kajian sejarah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu Lembaga Kearsipan idealnya harus berdiri sendiri, tidak digabung dengan institusi apapun. Selama lembaga kearsipan masih digabung dengan bidang lain maka tidak akan dapat maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Apalagi tanggungjawab lembaga kearsipan tidak hanya terhadap arsip pemerintah saja tetapi juga non pemerintah dan perorangan. 3. Penguatan sumber daya manusia kearsipan Manusia merupakan salah satu sumber daya yang harus ada disetiap organisasi. Sekecil apapun sebuah organisasi keberadaan sumber daya manusia sangat penting karena ia yang akan menggerakan sumber dayasumber daya yang lain. Bahkan apabila organisasi tidak didukung dengan sumber daya manusia yang handal dan profesional maka akan mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan. Dalam bidang kearsipan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 pasal 147, Sumber Daya Manusia (SDM) kearsipan terdiri dari 3 (tiga) yaitu ; 1. Pejabat struktural di bidang kearsipan, 2. Arsiparis, dan 3. Pejabat fungsional Umum. Dalam rangka penguatan SDM kearsipan ditempuh antara lain : berbagai upaya yang dapat 6

a. Memenuhi kebutuhan arsiparis trampil dengan latar pendidikan Diploma 3 Kearsipan dan arsiparis ahli dengan latar belakang pendidikan Diploma 4 Kearsipan atau S1 Kearsipan/Non kearsipan dengan melalui Diklat Penciptaan Arsiparis Ahli, yang tersebar di Satuan Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya untuk Dinas/Badan/Sekretariat Daerah dan Lembaga Kearsipan sesuai kebutuhan atas beban kerja. b. Meningkatkan kualitas arsiparis melalui pendidikan D4, S1, S2, S3 c. Meningkatkan kemampuan ketrampilan arsiparis melalui, seminar, workshop, pedidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat ANRI, Badan Diklat, dan Bimbingan Teknis Kearsipan oleh BPAD d. Meningkatkan kompetensi pejabat struktural pengelola arsip dinamis di Satuan Organisasi Perangkat Daerah maupun di Lembaga Kearsipan melalui Pendidikan dan Latihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat ANRI. e. Meningkatkan kemampuan berbahasa asing, f. Meningkatkan kemampuan intelektual bagi arsiparis melalui Jurnal yang diakui secara Nasional/Internasional 4. Pemenuhan Fasilitas Kearsipan Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan kearsipan merupakan bagian yang sangat penting. Tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut maka sistem tidak akan berjalan maksimal. Beberapa fasilitas yang harus dipenuhi untuk mewujudkan penyelenggaraan kearsipan yang handal baik di lembaga kearsipan maupun di SKPD antara lain : a. Tersedia Depot Arsip Pemerintah Daerah b. Tersedia sarana penyimpanan, pemeliharaan, perawatan dalam rangka pelestarian arsip yang memadai dan memenuhi standar kondisi lingkungan yang aman untuk menjamin keselamatan dan keutuhan arsip 7

c. Tersedia Vital Records Center Pemerintah Daerah dengan ruang simpan tahan api dan sarana simpan yang tahan api sesuai standar internasional, ruang perawatan arsip yang representatif, ruang baca yang representative sebagai upaya meningkatkan pelayanan bidang kearsipan d. Tersedia ruang layanan pendidikan yang meliputi ruang display, biorama, ruang audiovisual e. Tersedianya sistem keamanan gedung depot dan records center sesuai standar internasional 5. Optimalisasi Unit Kearsipan. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 bahwa tanggungjawab SKPD selaku pencipta arsip sangat besar yaitu mulai dari penciptaan sampai pada penyusutan/pemusnahan. Hal ini mangandung arti bahwa pengelolaan arsip di setiap SKPD yang berdaya guna dan berhasil guna menjadi penentu terselamatkannya bukti-bukti kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Guna mewujudkan hal tersebut salah satu upaya adalah dengan memasukkan Records Manager dalam nomenklatur terpisah dari Sub Bagian Umum pada setiap SKPD menjadi Sub Bagian Arsip, sehingga pekerjaan kearsipan dinamis dapat lebih terfokus. Selama ini fungsi kearsipan di subagian umum kalah dengan fungsi kepegawaian, sarana dan prasara, maupun keuangan. Posisi Records Manajer pada SKPD merupakan pejabat eslon IV dengan pendidikan Sarjana Kearsipan. Records Manager bertugas menjalankan fungsi Records Management dan juga merupakan records center SKPD di lingkungan Pemerintah Daerah. 6. Mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi. Pengembangan pemanfaatan teknologi informasi kearsipan dimaksudkan guna terwujudnya sistem kearsipan digital yang aman yang menjamin 8

orisinalitas dan legalitas informasi serta menunjang kecepatan, ketepatan, kelengkapan dan keamanan dalam layanan arsip; Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain : a. Pengembangan sistem kearsipan berbasis teknologi informasi dari penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan, penilaian, dan penyusutan arsip, b. Pengembangan digital records untuk mendukung paperless office; c. Pengembangan sistem layanan kearsipan secara online; d. Pengembangan jaringan informasi untuk mengintegrasikan informasi kearsipan baik secara lokal area network maupun interconnection network dengan unit-unit kearsipan yang ada di lingkungan pemerintah daerah maupun jaringan yang lebih luas. 7. Mengembangkan khasanah arsip guna memenuhi kebutuhan pengguna. Pengembangan khasanah dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan pengguna arsip sekaligus menyelamatkan dan melestarikan sumber informasi dan bukti sejarah. Salah satu cara yag dapat dijalankan adalah dengan menggalakan program akusisi arsip dan penilaian / penyeleksian arsip. Melalui kedua program tersebut maka pemerintah akan memiliki banyak khasanah sehingga selain dapat memenuhi kebutuhan juga menjadi daya tarik tersendiri yang dapat mengangkat citra lembaga kearsipan. 9

E. PENUTUP Strategi diperlukan oleh setiap organisasi untuk mewujudkan visi dan misi. Sekalipun regulasi telah dimiliki bahkan sanksi sudah dibuat namun ketika dalam implementasi tidak diikuti dengan strategi yang mampu memotivasi pencapaian tujuan organisasi maka regulasi yang ada akan kurang berarti. Apalagi di bidang kearsipan yang sampai saat ini masih banyak permasalahan. Semoga bermanfaat. *Arsiparis Madya, pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY. 10