BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH EKSTRAK ETANOL COKLAT HITAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Penyakit metabolik dan degeneratif saat ini tidak hanya menyerang usia lanjut,

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Kebutuhan untuk terlihat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga pada 1972, di Indonesia

I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik karbohidrat, yang

I. PENDAHULUAN. Hiperkolesterolemia adalah suatu keadaan dimana kadar kolesterol serum

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB VI PEMBAHASAN. Kadar trigliserida dan kolesterol VLDL pada kelompok kontrol

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB VI PEMBAHASAN. dengan berat badan gram. Tikus yang dipergunakan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN SENYAWA ISOFLAVON DALAM TEMPE DAN MANFAATNYA BAGI KESEHATAN. Dr. Sri Handayani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik secara teratur mempunyai efek yang baik terutama mencegah obesitas, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, dan osteoporosis (Thirumalai et al, 2011). Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dan rendahnya tingkat kebugaran fisik dikaitkan dengan penyebab kematian. Pada umur setengah baya, melakukan aktivitas fisik yang cukup dikaitkan dengan penurunan risiko kematian. Di Amerika Serikat diperkirakan bahwa dari sebanyak 250.000 kematian per tahun, sekitar 12% disebabkan kurangnya aktivitas fisik secara teratur (Russell, 1995). Rata-rata latihan fisik yang dianjurkan untuk kelompok umur 18-64 tahun adalah 150 menit per minggu untuk menghindari cedera yang diakibatkan oleh latihan fisik. Latihan fisik dapat berupa berjalan, bersepeda, berlari, berenang, dan olahraga lain (WHO, 2011). Tetapi latihan fisik yang berat dan berlebihan pada individu yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kerusakan oksidatif dalam sel-sel tubuh. Kerusakan oksidatif adalah kerusakan biomolekuler sel-sel jaringan tubuh akibat radikal bebas. Kerusakan pada biomolekul tersebut menyebabkan perubahan pada sel berupa degenerasi, penuaan ataupun kematian sel (Djamil, 2005). Aktivitas fisik dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari di tempat kerja, transportasi (berjalan atau bersepeda), berkebun atau melakukan pekerjaan rumah tangga, dan saat waktu senggang dapat melakukan olahraga atau kegiatan rekreasi. Hal ini akan meningkatkan pembentukan radikal bebas dengan berbagai cara, termasuk (1) peningkatan produksi epinefrin dan katekolamin yang akan memproduksi radikal bebas saat metabolik tubuh tidak aktif, (2) pembentukan asam laktat yang akan mengkonversi kerusakan ringan oleh radikal bebas (superoxide) menjadi kerusakan yang berat (hydroxyl), (3) respon inflamasi terhadap kerusakan otot sekunder yang terjadi dengan kelelahan (Thompson, 2013). 1

2 Manfaat latihan fisik akan hilang bila latihan fisik dilakukan sampai kelelahan. Latihan fisik maksimal yang melelahkan, terutama bila dilakukan sesekali, dapat menyebabkan kerusakan struktur atau reaksi inflamasi pada otot. Sebagian kerusakan ini, berhubungan dengan oksidan yang dihasilkan selama latihan fisik (Thirumalai et al, 2011). Kemampuan untuk menetralisir oksidan sudah dimiliki oleh tubuh atau sel itu sendiri. Radikal bebas juga merangsang pembentukan antioksidan enzimatis maupun non enzimatis guna menetralisir radikal bebas dalam tubuh. Namun antioksidan endogen tidak sepenuhnya efektif menangkal efek negatif radikal bebas (Djamil, 2005). Hingga kini belum sepenuhnya diketahui apakah antioksidan natural tubuh yang berperan sebagai sistem pertahanan dapat mengatasi peningkatan radikal bebas pada saat aktivitas fisik maksimal atau apakah diperlukan suplemen tambahan (Thompson, 2013). Produksi radikal bebas dalam tubuh, dapat dikurangi dengan tambahan dari luar tubuh seperti Vitamin E, Vitamin C, Betakaroten, dan Flavonoid. Penggunaan vitamin ini akan berperan dalam mengurangi kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Selain dari luar, tubuh juga memproduksi antioksidan seperti superoksida dismutase, katalase, glutation peroksidase, dan glutation reduktase. Semenjak abad ke 17 telah diperkenalkan coklat untuk pengobatan yang potensial. Pada Negara Eropa, bermacam-macam penelitian mengenai coklat sebagai pengobatan, telah dilakukan dengan cara diminum atau dimakan untuk mengobati berbagai gangguan (Andujar et al, 2012). Kini coklat dikenal di seluruh dunia dan telah dipelajari bahwa coklat mempunyai sifat antioksidan dan antiradikal karena mengandung polifenol terutama prosianidin dan flavonoid. Senyawa fenolik dari coklat merupakan senyawa bioaktif, terutama menonjol pada efek metabolik dan kardiovaskular. Senyawa ini akan meningkatkan antioksidan dalam plasma untuk mencegah terjadinya oksidasi LDL-kolesterol. Coklat juga mempunyai sifat anti platelet yang berkaitan dengan perlindungan pada penyakit jantung, memodulasi sistem imun, anti inflamasi, dan anti kanker (Andujar et al, 2012). Banyak penelitian

3 sebelumnya menyatakan bahwa kandungan anti oksidan di dalam coklat hitam empat kali lebih banyak dari pada teh hijau dan dua kali lebih banyak dari pada red wine (Simadibrata, 2011). Malondialdehyde merupakan salah satu penanda yang sering digunakan dalam mendeteksi lipid peroxidation. Selain itu juga MDA terbentuk selama biosistesis prostaglandin. MDA dapat ditemukan dalam tubuh seperti pada otot dan plasma darah (Winarsi, 2007). Antioksidan, termasuk coklat hitam dapat mengurangi aktivitas radikal bebas, hal ini mendorong penulis untuk penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol coklat hitam (Theobroma Cacao L) tehadap kadar MDA otot gastroknemius tikus Wistar Jantan setelah Treadmill Running Test. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka identifikasi masalah sebagai berikut: Apakah ekstrak etanol coklat hitam menghambat peningkatan kadar MDA dalam otot gastroknemius tikus Wistar Jantan setelah Treadmill Running Test. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak ethanol coklat hitam terhadap kadar MDA otot gastroknemius tikus Wistar Jantan setelah Treadmill Running Test. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis : Untuk melihat pengaruh coklat hitam terhadap kadar MDA dalam otot gastroknemius. Manfaat Praktis : Untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa coklat hitam dapat digunakan dalam menurunkan radikal bebas dalam tubuh yang terbentuk setelah latihan fisik.

4 1.5 Kerangka Pemikiran Aktifitas Fisik Maksimal Aktifitas Fisik Maksimal Oxygen ROS >>> Lipid Peroxidation >>> Ekstrak Etanol Coklat Hitam Oxygen ROS << Lipid Peroxidation << MDA >>> Ketahanan Fisik<<< MDA << Ketahanan Fisik >> Gambar 1.1 Pembentukan MDA dan Kerja Ekstrak Etanol Coklat Hitam Stres oksidatif akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid dalam membran sel yang dapat mendegradasi asam lemak tak jenuh, kemudian mengakumulasikannya menjadi aldehid, meliputi malondialdehyde atau MDA (Thirumalai et al, 2011). Taksiran kadar MDA dengan mengukur MDA dan thiobarbituric acid reacting systems (TBRS) reaktif dengan thiobarbituric acid. Hal ini akan menghasilkan chromophere warna pink. Secara keseluruhan akan dinyatakan sebagai millimoles dari perbandingan MDA. Coklat hitam atau lebih dikenal dengan Dark Chocolate mengandung flavonoid. Kandungan ini (flavonoid) merupakan bagian dari antioksidan alami yang biasa dikenal dengan polifenol dan dapat ditemukan di berbagai makanan seperti coklat hitam, teh hijau, red wine, buah-buahan, dan sayuran (Michigan, 2010). Beberapa penelitian telah membuktikan coklat hitam memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan karenanya dapat menghambat peroksidasi lipid, maka diharapkan pemberian coklat hitam sebelum treadmill running test dapat mengurangi efek oksidan dari stres oksidatif atau mengurangi MDA otot gastroknemius tikus yang mendapat perlakuan treadmill running test.

5 1.6 Hipotesis Ekstrak etanol coklat hitam menghambat peningkatan kadar MDA otot gastroknemius Tikus Wistar Jantan setelah treadmill running test.