BAB I PENDAHULUAN. Perbaikan ekonomi Indonesia pasca reformasi pada satu dasawarsa yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang harus terpenuhi seperti sandang, pangan dan papan. Sama halnya akan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar merek produk kategori Consumer goods semakin meningkat. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi demikian kompleks dan kompetitif. Perkembangan yang serta merta

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan internasional merupakan faktor utama keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas yang tidak lagi mengenal batas wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK SABUN NUVO DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. toiletries adalah industri yang memproduksi produk produk konsumen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

PENGARUH BRAND PERFORMANCE DAN BRAND SATISFACTION TERHADAP BRAND SWITCHING SABUN NUVO DI SIDOARJO SKRIPSI. Oleh : Yanuar satria /FE/EM

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi dan perkembangan jaman, teknologi dan perubahan gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. memahami perilaku kualitas. Pemasaran adalah proses sosial dimana. bentuk oleh kultur serta kepribadian individu.

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di era globalisasi yang semakin kompleks dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan bisnis yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisa

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk yang ditawarkan sebuah perusahaan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hendak memasuki

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami perkembangan dan. pertumbuhan yang cukup pesat dan dinamis. Memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

BAB I PENDAHULUAN. Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga yang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan situasi pasar saat ini telah berubah dengan sangat cepatnya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas sekarang ini, tingkat persaingan usaha di

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dalam negeri saat ini mengalami perkembangan dan. pertumbuhan yang cukup pesat dan dinamis. Memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

RINGKASAN EKSEKUTIF INDRIANA INDRA, KIRBRANDOKO ARIEF DARYANTO

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. yang akan datang, semakin mengharuskan setiap perusahaan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak terlepas dari kebutuhan, baik kebutuhan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Bermotor Indonesia), pertumbuhan penjualan setiap merek sangat bervariasi. Toyota, untuk ritel,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

I. PENDAHULUAN. saat ini tidak hanya membutuhkan produk yang sekedar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian dunia masih mencerminkan resiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

2. Sebagian besar konsumen mahasiswi di Condong Catur loyal pada sabun

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin meningkat pasca krisis

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kosumen. Mulai dari produk makanan, minuman, barang elektronik, barang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin hebat sekarang ini, membuat persaingan bisnis di tiaptiap

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat pada dunia bisnis hampir terjadi di semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri pada saat ini semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal, serta dapat memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dalam negeri saat ini mengalami perkembangan dan. pertumbuhan yang cukup pesat dan dinamis. Memasuki era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 BAB I TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori... 11

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, secara mengglobal persaingan dalam industri perbankan cukup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbaikan ekonomi Indonesia pasca reformasi pada satu dasawarsa yang lalu menunjukan perubahan yang berarti. Pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ke tahun menunjukan negara dalam menuju pemulihan ekonomi yang lebih baik. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tersebut maka tingkat pemenuhan kebutuhan meningkat juga. Terutama untuk produk-produk kebutuhan sehari-hari (convenience goods). Hal ini merupakan suatu peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan dan memasarkan produknya. Peluang perusahaan untuk memasarkan produk di Indonesia sangat besar. Sekarang Indonesia menjadi salah satu kawasan perdagangan yang cukup menarik. Sesuai dengan pernyataan direktur PT. Unilever Indonesia, Maurits Lalisang bahwa saat ini Indonesia menjadi pangsa pasar kedua terbesar bagi Unilever setelah India, mengalahkan Cina, Jepang dan Australia. (www.sinarharapanonline.com). Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di wilayah Asia Tenggara. Selain luas wilayah yang besar, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka 225 juta jiwa merupakan pasar yang potensial untuk memasarkan produk perusahaan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi nasional negara Indonesia pada tahun 2007 sebesar 6,3%. Banyak cakupan pasar yang harus dikuasai. Berikut merupakan tabel perkiraan pertumbuhan cakupan pasar beberapa sektor industri 2007. 1

Tabel 1. 1 Perkiraan Pertumbuhan Market Size Beberapa Sektor Industri 2007 Nominal Pertumbuhan % No Sektor 2005 2006 2007f 2005 2006 2007f 1 Restoran dan industri fast food 39.648,1 42.368,9 44.640,1 6,4 6,9 5,4 2 Otomotif Mobil (sales) (ribu unit) 533,9 309,7 415,6 10,5-42,0 34,2 Motor (sales) (juta unit) 5,1 4,1 5,0 30,5-18,6 20,8 3 Perbankan (Rp triliun) 689,7 831,4 1.028,0 24,6 20,6 23,6 (penyaluran kredit) 4 Farmasi (Rp triliun) (sales) 3.038 3.283,0 3.661,9 8,6 8,1 11,5 5 Kosmetik dan toiletris (Rp miliar) (sales) 10.200,2 11.568,1 13.203,3 10,5 13,4 14,1 6 Rokok (miliar batang ) 225,5 240,8 255,6 5,4 6,8 6,2 7 Makan dan minuman (Rp miliar) 8 Telekomunikasi Jumlah pelanggan selular (juta) Jumlah saluran terpasang (juta) Sumber : SWA 01/XXIII/4-17 Januari 2007 121.377,9 123.066,1 124.663,8 2,7 1,4 1,3 45,7 59,0 75,8 53,1 29,2 28,4 12,7 14,4 15,9 27,6 12,8 10,7 Tabel 1.1 menjelaskan bahwa diperkirakan terjadi kenaikan pada beberapa cakupan pasar industri yang akan terjadi pada tahun 2007. Termasuk untuk industri kosmetik dan toiletris yang diperkirakan menawarkan tambahan nilai bisnis yang cukup besar yaitu 14,1%. Hal ini mengindikasikan produk yang beredar di masyarakat cukup tinggi, sehingga pilihan produk yang ditawarkan baik produk yang sudah lama beredar maupun produk yang baru masuk sangat beragam. Banyaknya produk industri toiletris khususnya sabun mandi yang berada di pasar Indonesia menciptakan persaingan yang ketat dan menuntut perusahaan agar dapat mempertahankan produk yang ada di pasar dengan mengeluarkan kebijakan strategis terutama di bidang pemasaran. Produk sabun mandi mempunyai dua jenis yaitu sabun mandi batang dan sabun mandi cair. Industri sabun mandi batang terdiri dari berbagai pemain 2

dengan berbagai segmen dan posisi produk yang ditawarkannya. Berikut merupakan beberapa perusahaan yang memproduksi sabun mandi. Tabel 1.2 Produsen Sabun Mandi di Indonesia Nama Perusahaan Merek Sabun Mandi Batang Cair Avon Indonesia, PT Avon - Bina Karya Prima, PT Anita, Ghaya - Bukit Perak, PT Medicare, Molek Ryer Medicare Cussons Indonesia, PT Cussons, Asoka Cussons Filma Utama Soap, PT Claudia - Joenoes Ikatunggal Prima, PT Dee-Dee Yuri, Dee-Dee Johnson and Johnson Indonesia, PT Johnson s Johnson s Kartika Tirta Hewa, PT Lady Marlen, Marbella, - Steffi Kao Indonesia, PT - Biore Kosmetika Alam Pesona Mandiri, PT - Vitalis Mandom Indonesia, PT Page One Kodomo Mega Surya Mas, PT Anita Harmony, Liesel, - OK Musim Mas, PT Champion, Lark - Reckit Benckiser, PT Dettol Dettol Ristra Indolab, PT Trustee - Sara Lee Body Care Indonesia, PT Zwitsal Zwitsal Sayap Mas Utama, PT Giv, Nuvo - Triple Ace Corporation, PT Armanes, Beverly - Unilever Indonesia, PT Lux, Cuddle, Lifebuoy. Lux, Lifebuoy, Citra Yupharin Pharmaceuticals, PT JF sulfur - Sumber : PT Corintchin Infoparma Corpora (CIC) (2005) Tabel 1.2 menjelaskan banyaknya produsen yang memproduksi sabun mandi batang dan cair. Terlebih sabun mandi batang yang telah ada di pasar sejak lama. Iklim persaingan perusahaan menjadi sangat kuat dalam meraih pasar sasarannya. Salah satu upaya dalam mempertahankan produk yang ada di pasar yaitu dengan cara mempertahankan kesetiaan pelanggan atau loyalitas pelanggan. Produk yang bertahan lama di pasar yaitu produk yang mempunyai pelanggan yang banyak dan setia. Kesetiaan pelanggan yang tinggi terjadi apabila konsumen melakukan pembelian berulang, membeli di luar lini produk, 3

merekomendasikan produknya pada orang lain dan tidak terpengaruh produk yang lain. Berikut merupakan indeks loyalitas pada beberapa industri di Indonesia. Tabel 1. 3 Indeks Loyalitas Konsumen Indonesia Per-Sektor Industri Indeks Indeks Indeks Produk Loyalitas Loyalitas Loyalitas Selisih 2005 2006 2007 Obat 74,8 87,0 89,3 2,3 Keb. Rumah tangga 71,6 85,4 86,7 1,3 Toiletris 75,3 79,0 77,2-1,8 Pelumas 77,0 75,1 78,6 3,5 Asuransi 72,4 72,7 73,4 0,7 Media 70,5 71,9 74,3 2,4 Makanan & minuman 72,8 69,5 67,1-2,4 HP 74,5 69,4 69,8 0,4 Penerbangan 70,3 67,7 66,5-1,2 Elektronik 74,2 66,6 67,3 0,7 Kosmetik 74,7 65,5 67,8 2,3 Bank 73,5 62,7 65,3 1,6 Otomotif 75,2 51,1 60,5 9,4 Nasional 73,6 70,7 71,2 0,5 Sumber: modifikasi SWA 06/XXII/23 Maret-5 April 2006 dan SWA 07/XXIII/20 Maret-2 April 2007 Tabel 1.3 menjelaskan bahwa indeks loyalitas konsumen Indonesia pada beberapa sektor industri mengalami kenaikan secara nasional sebesar 0.5. Namun pada industri toiletris sendiri mengalami penurunan sebesar 1,8. Hal ini menunjukan bahwa dengan tingkat kenaikan cakupan pasar pada industri toiletris sebesar 14% pada tahun 2007 dan diikuti penurunan indeks loyalitas industri toiletris sebesar 1,8 pada tahun 2006, maka pasar sasaran menjadi lebih besar tetapi selera konsumen berubah. Pemain industri toileitris yang salah satunya produsen sabun mandi batang harus dapat mempertahankan tingkat loyalitas konsumen. Bahkan seharusnya dapat meningkatkan loyalitas konsumen. 4

Upaya untuk mempertahankan loyalitas konsumen telah dilakukan oleh beberapa produk sabun mandi. Seperti yang dilakukan Lifebuoy sebagai salah satu produk sabun mandi yang telah lama beredar di pasar Indonesia. Namun dilihat dari berbagai prestasi yang diraih oleh Lifebuoy ternyata dalam hal mempertahankan pelanggan (customer loyalty) Lifebuoy mengalami penurunan. Sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.4, bahwa terjadi penurunan indeks loyalitas konsumen pada produk sabun mandi batang dari tahun 2005 sampai dengan 2007. Tabel 1. 4 Indeks Loyalitas Konsumen Sabun Mandi Batang di Indonesia Tahun 2004-2007 Merek sabun Loyalty index 2004 Merek Sabun Loyalty Index 2005 Merek sabun Loyalty index 2006 Merek sabun Loyalty index 2007 Lifebuoy 79.8 Lux 78.1 Shinzu I 79.7 Shinzu I 79.3 Lux 78.4 Lifebuoy 77.8 Lux 78.1 Lux 77.5 Giv Rata-rata 77.3 75.6 Cusson imperial leather 77.8 Lifebuoy 77.2 Lifebuoy 75.2 Rata-rata 75.4 Rata-rata 75.2 Ratarata 74.2 Sumber: SWA 07/XXIII/20 Maret 3 April 2007 Tabel 1.4 menjelaskan terjadinya penurunan indeks loyalitas secara berturut-turut selama empat tahun. Pada tahun 2004, Lifebuoy memiliki indeks loyalitas terbesar, namun pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 2 poin dan posisinya tergeser oleh sabun mandi batang Lux. Terlebih lagi pada tahun 2006 dan 2007 Lifebuoy terkalahkan oleh produk lain yang sebelumnya tidak ada di posisi tiga besar yaitu sabun mandi batang shinzu i. Shinzu i terbilang produk yang masih baru berada di pasar Indonesia. Namun Shinzu i memberikan beberapa kelebihan yang dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya diantaranya, kualitas sabun mandi Shinzu i yang lebih lembut dengan bahan alami dan desain kemasan yang lebih bagus serta 5

bahan kemasan yang lebih kuat menjadi daya tarik sendiri bagi sabun mandi batang Shinzu i untuk menarik minat konsumen. Tingkat penurunan indeks loyalitas konsumen pada produk sabun mandi batang merek Lifebuoy terus menurun dari tahun 2004 sampai dengan 2007. Hal ini merupakan suatu masalah yang harus dihadapi Lifebuoy mengingat untuk tahun 2007 akan terjadi peningkatan cakupan pasar (market size) sebesar 14,1%. Diharapkan tingkat loyalitas pelanggan Lifebuoy akan tetap bahkan meningkat dan tidak direbut oleh produk pesaing. Mempertahankan loyalitas konsumen berarti harus mempertahankan faktor-faktor yang mendukung loyalitas. Salah satu faktor pendukung loyalitas yaitu melalui kepuasan pelanggan di mana hal ini dapat diperoleh melalui kualitas yang diharapkan pelanggan terhadap suatu produk. Apabila kualitas produk dapat sesuai dengan harapan pelanggan maka kepuasan pelanggan akan akan tercipta dan otomatis pelanggan akan setia terhadap produk tersebut. Berkaitan dengan kepuasan pelanggan di bawah ini ditunjukan kepuasan pelanggan dari sabun mandi batang Lifebuoy pada tahun 2006. Tabel 1. 5 Indeks kepuasan pelanggan dari tahun 2005 2006 Merek Tahun QSS VSS PBS ES TSS 2005 4.297 3.929 4.285-4.180 Lifebuoy 2006 4.260 4.121 4.241 3.938 4.139 Sumber: modifikasi SWA 19/XXI/15-28 September 2005 dan SWA 20/XXII/21 September 4 Oktober 2006 Ket : QSS = Quality Satisfaction Score ES = Expextation Score SS = Value Satisfaction Score PBS = Perceived Best Score TSS = Total Satisfaction Score Berdasarkan data Tabel 1.5 bahwa terjadi penurunan pada tingkat kepuasan pelanggan Lifebuoy dari tahun 2005 sampai dengan 2006. Dilihat dari dimensi kepuasan terhadap kualitas produk (quality satisfaction score) telah terjadi penurunan sebesar 0,037 sehingga berpengaruh pada tingkat kepuasan secara keseluruhan (total satisfaction score) yang turut menurun sebesar 0,041. 6

Diduga penurunan indeks loyalitas yang ditunjukan pada Tabel 1.4 dipengaruhi oleh atribut produk sabun mandi batang Lifebuoy yang terdiri dari kualitas, fitur dan desain tidak bisa memberikan kepuasan terhadap penggunanya. Kualitas merupakan salah satu faktor untuk melekatkan produk pada konsumen. Kualitas yang baik menentukan tanggapan yang baik dari konsumen produk tersebut. Sabun mandi batang lifebuoy mempunyai kualitas produk yang cukup baik namun belum bisa memberikan harapan kepuasan dari para penggunanya. Hal ini terbukti dari penurunan indeks kepuasan yang di tunjukan pada tabel 1.5 di atas. Fitur produk sabun mandi yang mengalami beberapa perubahan berupa bertambahnya kegunaan produk dan desain produk dari desain terdahulunya, memberikan perbedaan yang cukup signifikan pada produk sabun mandi batang Lifebuoy dari produk yang terdahulu sampai sekarang. Produk-produk sabun mandi batang Lifebuoy mengalami perubahan desain. Perubahan terjadi dari ukuran produk yang menjadi lebih kecil dan fitur produk yang berupa adanya varian baru seperti Lifebuoy actifresh, sabun mandi untuk jiwa aktif, Lifebuoy totalprotect, sabun mandi untuk perlindungan yang tahan lama dari kuman, Lifebuoy naturepure, sabun mandi dengan ekstrak daun sirih, Lifebuoy mildcare, sabun mandi untuk keseimbangan antara perlindungan dan perawatan yang lembut, dan Lifebuoy clear skin, sabun mandi untuk perawatan kulit kering dan berminyak. Sabun mandi batang (bar soap) Lifebuoy sebagai salah satu produk kebutuhan sehari-hari (convenience product) memberikan suatu penawaran kebutuhan kepada konsumen yang sangat mudah. Dengan biaya yang murah konsumen bisa memperoleh produk tersebut dengan cepat. 7

Sabun mandi batang ini banyak tersedia di warung-warung dan tokotoko kecil terdekat. Namun varian dari produk ini banyak sehingga ketika konsumen tidak mendapatkan kepuasan dari satu produk maka akan secara mudah untuk berpindah pada produk lain. Selain itu dengan harga yang hampir sama dengan produk lain, kualitas yang sama dan terutama terjadinya varian baru dari produk lain, menjadikan konsumen dengan mudah beralih pada produk lain. Rendahnya penghalang untuk berpindah (switching barrier) sebagai salah satu tantangan bagi produk sabun mandi dalam mempertahankan pelanggannya. Mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada pada sabun mandi batang, maka perusahaan dituntut untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang salah satunya mengenai atribut produk. Diharapkan dengan adanya perubahan atribut produk maka akan menciptakan persepsi yang berbeda. Walaupun dengan merek yang sama, menciptakan suatu atribut produk yang baru dan terus berubah sesuai dengan tuntutan pasar, maka konsumen akan terus memakai produk tersebut. Lifebuoy sebagai salah satu produk dari sabun mandi yang telah lama beredar di Indonesia dan telah menjadi pemimpin pasar (market leader) dalam kategori produk sabun mandi batang. Hal ini dilihat dari merek yang sering digunakan (brand share) tertinggi sebesar 48,4. Di banding Lux (25,1), Giv (6,8), Nuvo (8,3), dan Shinzu i yang hanya sebesar 3,3 (SWA 06/XXII/23 Maret 5 April 2006). Selain itu juga predikat Lifebuoy sebagai salah satu produk sabun mandi batang yang mendominasi pasar dilihat dari kinerja merek dan pangsa pasar yang tinggi. Penciptaan produk dari suatu perusahaan yang sebelumnya memfokuskan diri pada produk tertentu, akan menimbulkan suatu anggapan atau 8

persepsi yang berbeda-beda dari konsumen. Perusahaan berupaya menciptakan suatu atribut produk yang tepat sehingga menjadi pembeda dengan produk sabun mandi batang lainnya. Kelurahan Burangrang sebagai salah satu kelurahan yang berada di kota Bandung merupakan kelurahan yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan sabun mandi batang Lifebuoy. Hal ini dibuktikan melalui pra penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa sekitar 86,6% masyarakat menggunakan sabun sabun mandi batang Lifebuoy. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis perlu untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan loyalitas pelanggan dan atribut produk sabun mandi batang dengan judul penelitian Hubungan antara Atribut Produk dengan Loyalitas Pelanggan (survei pada pengguna sabun mandi Batang Lifebuoy di Kelurahan Burangrang Bandung). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk menuntut atribut produk yang lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhan (need) dan keinginan (want) pada produk sabun mandi batang Lifebuoy. Iklim persaingan pada produk ini semakin ketat dengan banyak para pemain industri sabun mandi batang menuntut perusahaan melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan produknya di pasar. Loyalitas pelanggan sebagai salah satu tujuan perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas jangka panjang menjadi prioritas perusahaan. Turunnya indeks loyalitas konsumen yang terjadi pada produk sabun mandi batang Lifebuoy di sebabkan oleh beberapa faktor. Di duga penurunan loyalitas 9

pelanggan sabun mandi batang Lifebuoy ini ada hubungannya dengan kinerja atribut produk yang mengalami penurunan. Perubahan yang terjadi dari kualitas, fitur dan desain belum memberikan hasil yang maksimal bagi konsumen dan hubungannya terhadap kesetiaan pelanggan serta menurunnya produksi dan profit perusahaan. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh pelanggan dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian, dengan memperbaiki atribut produknya diharapkan persepsi masyarakat terhadap sabun mandi batang Lifebuoy menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan antara atribut produk dengan loyalitas pelanggan sabun mandi batang Lifebuoy. 1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka dapat dirumuskan dalam perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi pelanggan mengenai atribut sabun mandi batang Lifebuoy. 2. Bagaimana tingkat loyalitas pelanggan sabun mandi batang Lifebuoy. 3. Seberapa besar hubungan antara atribut produk sabun mandi batang Lifebuoy dengan loyalitas pelanggan. 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui persepsi pelanggan mengenai atribut sabun mandi batang Lifebuoy. 10

2. Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat loyalitas pelanggan sabun mandi batang Lifebuoy. 3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara atribut produk dengan loyalitas pelanggan. 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan Akademik Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi tambahan masukan bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran mengenai atribut produk dan loyalitas pelanggan. 2) Secara Praktis Hasil penelitan ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan dalam industri toiletris khususnya PT Unilever sebagai produsen sabun mandi batang untuk merancang strategi pemasaran produknya dalam bidang pengembangan atribut produk sehingga dapat mempertahankan kesetiaan pelanggannya. 11