ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL GABAH PETANI DI SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian antara lain: menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS LAHAN SAWAH DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRAK

ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN PADI DAN JAGUNG KABUPATEN KARO SKRIPSI

rice in the North. GKP affect transmission rates by Government Purchase Price (HPP). Keywords: Availability of Food, Government Purchasing Price

ELASTISITAS PERMINTAAN BERAS ORGANIK DI KOTA MEDAN

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN BERAS DAN JAGUNG DI PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Medang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara)

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAIK TURUNNYA HARGA CABAI MERAH MENURUT PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN SITUBONDO

KEBIJAKAN MENYANGGA ANJLOKNYA HARGA GABAH PADA PANEN RAYA BULAN FEBRUARI S/D APRIL 2007

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara HP ,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETIDAKLANCARAN PENGEMBALIAN PINJAMAN DANA PUAP PADA PETANI PADI SAWAH

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH

ANALISIS DAYA SAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITI PADI SAWAH DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA Apriyani Barus *), Satia Negara Lubis **), dan Sri Fajar Ayu **)

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP KONSUMSI DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERAS DAN UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DI KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DAN PREDIKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN DELI SERDANG ABSTRAK

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

DAMPAK KEANGGOTAAN KELOMPOK LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN TAKALAR

ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP BIAYA INPUT DAN OUTPUT USAHATANI AYAM BROILER DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS DAMPAK PANEN RAYA KOMODITAS PADI TERHADAP NILAI TUKAR PETANI (Kasus : Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

ANALISIS PRODUKSI DAN PEMASARAN UBI KAYU (Studi Kasus: Desa Lau Bekeri Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang)

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

SKRIPSI. Oleh : LIDYA MATANARI SEP-PKP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

Mhd Riswan Hanafi*), Thomson Sebayang**), Yusak Maryunianta**)

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

Sartika Krisna Panggabean* ), Satia Negara Lubis** ) dan Thomson Sebayang** ) Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Unversitas

PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PETANI TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB III METODEPENELITIAN

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP SIKAP PETANI DALAM PENERAPAN PADI SAWAH

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp , ABSTRAK ABSTRACT

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TANAM LEGOWO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI KAKAO

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KOPI ROBUSTA DI KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Oleh :

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH ( Studi kasus : petani padi sawah, Kec, Rawang Panca Arga, Kab, Asahan )

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM SISTEM PENJUALAN SAYURAN

ANALISIS PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI PADI DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh Fitria Ika Puspita Sari NIM

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

I. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN LUAS PENGUASAAN LAHAN DI KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JURNAL PENELITIAN

BPS Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten Klaten dalam Angka BPS Klaten : Klaten

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP HARGA GULA DOMESTIK SUMATERA UTARA

ANALISIS MARKETABLE SURPLUS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MARKETED SUPPLY SERTA KETERSEDIAAN BERAS DI KOTA BENGKULU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAN KETERSEDIAAN BERAS DI TINGKAT NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

MARKETABLE SURPLUS GABAH DI KECAMATAN LEBONG SAKTI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU

Transkripsi:

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL GABAH PETANI DI SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan) Theresia R. Damanik 1), Luhut Sihombing 2), Satia Negara Lubis 3) Alumni Departemen Agribisnis FP USU 1), 2) dan 3) Staf Pengajar Departemen FP USU Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP. 085760939069, E-mail: theresdmk@gmail.com ABSTRAK Gabah merupakan komoditas strategis yang menentukan volume beras. Dalam perdagangan komoditas, gabah merupakan tahap yang penting dalam pengolahan padi sebelum dikonsumsi karena perdagangan padi dalam partai besar dilakukan dalam bentuk gabah. Pasar gabah sangat dipengaruhi oleh sifat produksi (panen) usaha tani padi, sifat produk gabah dan karakteristik petani. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor teknis dan non teknis yang mempengaruhi harga gabah, mengetahui kecenderungan harga gabah dan upayaupaya pemerintah memitigasi harga gabah. Data yang digunakan berasal dari data produksi dari 31 petani sampel yang ditentukan secara simple random sampling berdasarkan status kepemilikan dan luas lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor teknis dan non teknis yang mempengaruhi harga gabah adalah upah tenaga kerja, biaya benih dan kondisi cuaca, agen, waktu panen. Harga gabah cenderung fluktuatif dan meningkat. Kata Kunci: gabah, harga gabah ABSTRACT Grain is a strategic commodity that determines the volume of rice. In commodity trading, grain is an important stage in rice processing before consumption due to trade rice in bulk is done in the form of the grain. Grain market is strongly influenced by the nature of the production (harvest) rice farming, nature and characteristics of the products of grain farmers. The research purposes were to analyze the technical and non-technical factors that affect the price of grain, identify trends in grain prices and the government's efforts to mitigate the price of grain. The data that was used in the research came from production data of 31 sample farmers was determined by simple random sampling based on status and land ownership. The result of the research showed that technical and non-technical factors affecting grain price was wage labor, seed costs, weather conditions, agent and harvesting season. Fluctuating grain prices and rising. Keywords: grain, price of grain

2 PENDAHULUAN Seperti yang kita ketahui bahwa beras merupakan komoditas penting bagi pemerintah Indonesia. Komoditi ini sangat berkaitan erat dengan hajat hidup orang banyak, sehingga berbagai permasalahan yang terkait dengan komoditi ini rawan sekali untuk dipolitisir. Persoalan klasik pada komoditi ini berpangkat pada adanya dua tujuan yang harus dicapai sekaligus dan terkadang keduanya cenderung bertolak belakang, yaitu mempertahankan harga yang baik di tingkat produsen namun pada saat yang sama juga tidak terlalu memberatkan konsumen. Persoalan bertambah pelik karena komoditi ini ditanam secara serentak pada musim tertentu, sehingga berlebihnya pasokan pada saat panen dan langkanya pasokan disaat panceklik menjadi suatu fenomena rutin setiap tahunnya (Deptan, 2006). Perdagangan gabah dan beras, sebagaimana perdagangan komoditi pertanian lainnya, berjenjang dari pedagang tingkat desa sampai pengecer di wilayah konsumen. Bagi pedagang di tingkat desa, umumnya memiliki usaha penggilingan pai, pada saat musim hujan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan GKP sampai menjadi beras untuk setiap kilogram gabah yang mereka beli, lebih besar dari GKG. Inilah juga yang menyebabkan kenapa harga jual GKP semakin terpuruk pada saat musim hujan, selain jumlah produksi melimpah, pedagang kurang mempunyai insentif untuk membeli dalam bentuk GKP. Keadaan sebaiknya pada saat musim kemarau, pedagang mempunyai insentif untuk membeli dalam bentuk GKP, karena selain perbedaan biaya yang dikeluarkan dengan pembelian GKG relatif kecil, pedagang mendapatkan daya tambah yang menarik dari rendemen GKP-GKG (Simatupang et al, 2005). Yang sering menjadi masalah adalah rendahnya kualitas gabah yang dijual karena tingginya kadar air akibat cuaca mendung yang kerap terjadi pada musim hujan. Simatupang (2001) menyatakan dengan karakteristik petani seperti ini, pasar gabah bersifat monopsonistik dan tersegmentasi secara lokal sedangkan penawaran gabah sangat tidak elastis. Pasar gabah lokal ditingkat petani tidak bersaing sempurna sehingga menciptakan inefisiensi dan sangat merugikan petani dan menguntungkan pedagang. Kegagalan pasar gabah lokal inilah yang menjadi alasan kuat masih perlunya intervensi pemerintah dalam pasar gabah (Suparmin, 2007).

3 METODE PENELITIAN Daerah penelitian ditentukan secara purposive di Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, yang merupakan daerah dengan luas lahan padi sawah yang cukup luas yaitu sekitar 940 ha. Populasi penelitian adalah petani padi sawah yang melakukan usahatani dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dengan ketentuan petani tersebut adalah petani pemilik penggarap. Penarikan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Faktor-faktor teknis dan non teknis yang mempengaruhi harga gabah, dianalisis dengan menggunakan model penduga regresi berganda dengan fungsi Y = f (X1, X2,, X9) dimana Y = Harga Jual Gabah Petani (Rp/Kg), X1 = Upah tenaga kerja (Rp 10rb), X2 = Biaya bibit (Rp 10rb)X3 = Biaya pestisida (Rp 10rb), X4 = Biaya pupuk (Rp 10rb), d1 = Kondisi cuaca (tidak hujan=1, hujan=0), d2 = Agen (bersaing=1, tidak bersaing=0), d3 = Waktu panen (panen tepat waktu=1, panen sebelum waktunya=0). Trend harga gabah, dilihat dari perkembangan harga gabah dalam kurun waktu 4 tahun (2009-2012), dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan metode analisis trend linier. Upaya-upaya pemerintah memitigasi faktor-faktor teknis dan non-teknis yang mempengaruhi harga gabah, dilihat dari hasil wawancara dengan pemerintah setempat yaitu petugas penyuluh lapang (PPL). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kondisi yang telah diperhatikan selama penelitian, faktor-faktor teknis dan non teknis yang diduga mempengaruhi harga jual gabah petani baik di Desa Melati II adalah upah tenaga kerja (X1), biaya benih (X2), biaya pestisida (X3), biaya pupuk (X4), kondisi cuaca (d1), agen (d2), waktu panen (d3). Sebelum model yang telah diperoleh ditetapkan sebagai model fungsi harga jual gabah petani, dilakukan penggujian untuk memenuhi kriteria uji asumsi regresi linier berganda. Dari hasil uji multikolinieritas, nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel mempunyai nilai < 10 dan nilai Tolerance > 0,1. Berdasarkan hasil uji normalitas, sebaran data menyebar disekitar garis

4 diagonal serta penyebarannya mengikuti garis tersebut. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan telah memenuhi asumsi normalitas. Dari hasil uji heterokedastisitas, data tersebar tanpa membentuk pola tertentu dengan demikian disimpulkan bahwa asumsi heterokedastisitas telah terpenuhi. Dari hasil uji linearitas didapati bahwa tidak ada hubungan yang tidak linier antara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga uji linearitas juga sudah dianggap memenuhi. Setelah dilakukan pengujian-pengujian tersebut, maka didapatlah model penduga fungsi produksi sebagai berikut: Y = 3502,607 + 0,621X1 + 4,841X2 + 0,044X3 + 0,284X4 + 106,847d1 + 72,199d2 + 78,553d3 + µ R 2 = 73% ; adjusted R 2 = 64,8% Fhitung = 8,900 Nilai R 2 menunjukkan bahwa kemampuan variabel upah tenaga kerja (X1), biaya benih (X2), biaya pestisida (X3), biaya pupuk (X4), kondisi cuaca (d1), agen (d2), waktu panen (d3) secara bersama-sama mampu menerangkan variasi variabel produksi (Y) sebesar 73%, sedangkan sisanya sebesar 27% dipengaruhi oleh variabel lain. Nilai Ftabel sebesar 2,44 dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05, menunjukkan bahwa semua variabel bebas (upah tenaga kerja (X1), biaya benih (X2), biaya pestisida (X3), biaya pupuk (X4), kondisi cuaca (d1), agen (d2), waktu panen (d3)) secara bersama-sama mempengaruhi produksi padi sawah secara nyata. Akan tetapi, jika dilakukan uji signifikansi secara parsial dengan tingkat derajat kepercayaan yang digunakan 0,05 menunjukkan tidak semua variabel bebas berpengaruh secara nyata. Variabel biaya pestisida dan biaya benih adalah variabel bebas yang berpengaruh tidak nyata pada uji signifikansi secara individu. Adapun variabel yang berpengaruh nyata adalah upah tenaga kerja (X1) dengan sig. (0.006 < 0.05) dan nilai koefisien regresi 0,621 dan bernilai positif artinya setiap penambahan upah tenaga kerja Rp 10.000,- akan meningkatkan harga jual gabah petani sebesar Rp 0,621,-. Biaya benih (X2) dengan sig. (0.018 < 0.05) dan nilai koefisien regresi 4,841 dan bernilai positif artinya setiap penambahan biaya penggunaan benih Rp 10.000,- akan menaikkan harga jual gabah petani sebesar Rp 4,841,-.

5 Kondisi cuaca (d1) dengan sig. (0,002 < 0,05) dan nilai koefisien regresi 106,847 bernilai positif artinya setiap panen pada saat kondisi cuaca tidak hujan akan meningkatkan harga jual gabah petani sebesar Rp 106,847,-. Kondisi cuaca berpengaruh terhadap kondisi kualitas gabah (mutu). Pada saat panas, kandungan butir hampa gabah, butir hijau gabah, dan butir kapur gabah rendah dan pengeringan gabah menjadi mudah sehingga kandungan butir kuning rendah yang merupakan identifikasi mutu gabah yang baik sehingga harga jual gabah akan tinggi dan sebaliknya. Agen (d2) dengan sig. (0,014 < 0,05) dan nilai koefisien regresi 72,199 bernilai positif artinya semakin bersaing agen pada saat panen akan menaikkan harga jual gabah petani sebesar Rp 72,199,-. Agen merupakan perpanjangan tangan kilang untuk membeli gabah petani. Semakin banyak agen yang beredar dalam suatu daerah pada saat panen maka harga gabah yang ditawarkan akan lebih tinggi karena masing-masing agen mempunyai kuota gabah yang akan dibawa ke kilang sehingga terjadi persaingan harga diantara agen-agen tersebut untuk memenuhi kuota gabah yang diharapkan kilang. Waktu panen (d3) dengan sig. (0,019 < 0,05) dan nilai koefisien regresi sebesar 78,553 bernilai positif yang artinya bila panen pada waktunya akan meningkatkan harga gabah sebesar Rp 78,553,-. Kualitas gabah pada saat dipanen tepat waktu cenderung lebih baik dibandingkan dipanen sebelum waktunya dan harga juga lebih tinggi. Kecenderungan petani di daerah penelitian yang memanen sebelum waktunya adalah keharusan petani tersebut untuk memperoleh uang mencukupi kebutuhan keluarganya atau hal lain yang menjadi keputusan petani. Perkembangan harga gabah dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Halhal yang menyebabkan peningkatan harga gabah bila dilihat secara makro adalah permintaan dan penawaran beras. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia bertambah sehingga kebutuhan beras sebagai bahan pangan utama meningkat dan mengakibatkan harga beras juga ikut naik seiring dengan tingkat permintaan pasar. Dari hasil anaisis tren linier diperoleh persamaan: Ý = 2464 + 27. 73X Perkembangan harga gabah di daerah penelitian cenderung fluktuatif dan meningkat setiap bulan Rp 27,73 per tahunnya.

6 Dari hasil wawancara yang dilakukan di daerah penelitian dengan responden adalah Petugas Penyuluh Lapang (PPL) maka diketahui upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah memitigasi faktor-faktor teknis dan non-teknis yang mempengaruhi harga gabah adalah Pemerintah memberikan bantuan traktor kepada petani melalui kelompok tani untuk mengurangi biaya tenaga kerja, mengadakan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (PPBN), memberikan pupuk bersubsidi kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani yang juga disalurkan melalui kelompok tani, mengadakan Sekolah Lapang Pengolahan Tanaman Terpadu (SLPTT), memberikan dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), membangun lumbung padi yang berguna bagi petani untuk menyimpan gabah mereka pada saat panen raya, menyediakan beberapa teras jemur yang digunakan petani untuk menjemur gabahnya di saat kondisi cuaca baik(panas), menetapkan sistem tanam serempak yaitu musim tanam A dimulai pada bulan Mei/Juni dan sistem tanam B dimulai pada bulan September/Oktober yang bertujuan agar waktu panen serentak. KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-faktor teknis yang mempengaruhi harga jual gabah petani yaitu upah tenaga kerja dan biaya bibit. Faktor-faktor non teknis yang mempengaruhi harga jual gabah petani yaitu kondisi cuaca, agen dan waktu panen. Perkembangan harga gabah di Kabupaten Serdang Bedagai cenderung fluktuatif dan meningkat setiap bulan Rp 27,73 per tahunnya. Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah memitigasi faktor-faktor teknis dan non-teknis yang mempengaruhi harga gabah yaitu pengadaan program PPBN (Peningkatan Produksi Beras Nasional), SLPTT (Sekolah Lapang Pengolahan Tanaman Terpadu) dan penyaluran pupuk bersubsidi melalui kelompok tani. Petani disarankan untuk meningkatkan upah tenaga kerja dan biaya pupuk agar harga jual gabah petani meningkat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa setiap kenaikan upah tenaga kerja dan biaya bibit akan meningkatkan harga jual gabah petani. Pemerintah disarankan agar lebih memberikan pengawasan secara langsung kepada petani atas bantuan-bantuan yang telah diberikan dan ada pengawasan setiap bulannya langsung kepada kelompok tani.

7 DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 2006. Keragaan dan Kebijakan Perberasan Indonesia. Departemen Pertanian. Jakarta Simatupang, P. 2001. Kebijakan Harga Gabah Mengambang dan Terkendali Sebagai Opsi Pengganti Harga Dasar Gabah. Bunga Rampai Ekonomi Beras. Penerbit Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Simatupang, P., S. Mardianto dan M. Maulana. 2005. Evaluasi kebijakan harga gabah tahun 2004. Puslitbang Sosek Pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian Volume 3 nomor 1, maret 2005. Bogor. Suparmin.2007. Intervensi Pemerintah (BULOG) Dalam Stabilisasi Harga Gabah Petani. Konpernas Pahepi, NTB.