BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI ASING LANGSUNG (FDI) SEKTOR INDUSTRI DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

EFEKTIFITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. peranan daripada modal atau investasi. Modal merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL. Investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

1 Universitas indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar 4.1).

I. PENDAHULUAN. Menurut Hendrik Budi Untung (2010: 48), mengingat akan begitu besarnya peran

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Kondisi ini antara lain didorong oleh adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

PERSPEKTIF IKLIM INVESTASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan

FOREIGN DIRECT DIRECT INVESTMENT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di

I. PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian di suatu wilayah dapat diketahui dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

DAFTAR ISI. Sampul Depan. 1. Daftar Isi Bab I : Pendahuluan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Pengertian...

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. disebut sebagai desentralisasi. Haris dkk (2004: 40) menjelaskan, bahwa

BAB IX KONTROVERSI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) & UTANG LUAR NEGERI (ULN)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 aliran investasi asing langsung (Penanaman Modal Asing, PMA)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SEKTOR PERDAGANGAN DAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) PADA SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang dapat di manfaatkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu rangkaian yang terencana menuju keadaan ke arah yang lebih baik. Tahun 1969 pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia mulai melaksanakan pembangunan di segala bidang. Dalam mempercepat pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia, pemerintah membutuhkan modal yang sangat besar. Namun kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam penyediaan modal tersebut. Oleh karena itu, sebagai salah satu aspek dalam kebijakan pemerintah, perlu melakukan usaha-usaha agar memperoleh lebih banyak dana untuk pembangunan. Salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah adalah pemanfaatan modal luar negeri. Pemanfaatan modal luar negeri untuk diabdikan pada pembangunan ekonomi nasional telah ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1967 (UU No. 1/1967) tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak atau lesunya perekonomian. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian setiap negara senantiasa menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tetapi juga investor asing (Dumairy, 1996:132)

2 Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. Disamping berupaya menggali sumber pembiayaan dalam negeri, pemerintah juga mengundang sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah investasi asing langsung (Sarwedi, 2002:18). Masih tertinggalnya pertumbuhan ekonomi sejak pertengahan tahun 1997 akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia sampai sekarang mendorong pemerintah untuk mencari sumber-sumber pembiayaan pembangunan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Penanaman Modal asing langsung merupakan salah satu sumber yang menjadi sasaran pemerintah untuk membantu proses pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kesempatan dalam berinvestasi di Indonesia semakin terbuka, terutama bagi penanaman modal asing. Keterbukaan ini sejalan dengan era perdagangan besar yang dihadapi penanaman modal asing didorong bagi kegiatan ekspor dan kegiatan yang belum dapat dilakukan oleh modal dan tekhnologi dalam negeri. Kesadaran akan perlunya penanaman modal asing didasarkan atas harapan akan dapat memacu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, meningkatkan peran aktif masyarakat serta memperluas lapangan kerja serta kesempatan kerja. Realisai Perkembangan PMA di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini.

3 Tabel 1.1 Perkembangan Realisasi Investasi Asing di Indonesia Periode 1985-2011 Tahun Proyek PMA Jumlah PMA (juta US $) Pertumbuhan PMA (%) 1985 46 598,6-1986 26 490,0-18,14 1987 51 723,3 47,61 1988 129 576,0-20,36 1989 295 682,0 18,40 1990 432 706,0 3,52 1991 376 1059,7 50,10 1992 305 1940,9 83,16 1993 329 5653,1 191,26 1994 449 3771,2-33,29 1995 799 6698,4 77,62 1996 959 4628,2-30,91 1997 790 3473,4-24,95 1998 1.035 4865,7 40,08 1999 1.164 8229,9 69,14 2000 1.524 9877,4 20,02 2001 1.333 3509,4-64,47 2002 1.141 3082,6-12,16 2003 1.024 5445,3 76,65 2004 1.190 4572,7-16,02 2005 908 8911,0 94,87 2006 867 5991,7-32,76 2007 982 10341,4 72,60 2008 1.138 14871,4 43,80 2009 1.221 10815,2-27,28 2010 3.081 16214,8 49,93 2011 1.861 19474,2 20,10 Jumlah 23.455 157.204 679 Rata-rata 869 5.822 26 Sumber: Badan Pusat Statistika, Bank Indonesia Nilai PMA periode 1985-2011 sebesar 157.204 juta US$, rata-rata per tahun sebesar 5822 juta USD, rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 26%. Dari tabel diatas dapat dilihat dapat dilihat bahwa pertumbuhan PMA terbesar adalah di tahun 1993 sebesar 191,26% dan terendah tahun 2001 sebesar 64,47%.

4 Selama tahun 1985-1993 PMA mengalami pertumbuhan yang positif dan sangat baik. Pada periode ini di tahun 1991 jumlah PMA sebesar 1.059,7 USD meningkat 50,10% dari tahun sebelumnya. Hingga tahun 1993 PMA meningkat sebesar 191,26% dari tahun 1992 sebesar 1.940,9 USD menjadi 5.653,1 USD. Peridoe tahun 1994 hingga tahun 2000 PMA mengalami penurunan sebanyak 3 kali, yaitu di tahun 1993 sebesar 33,29%, tahun 1996 sebesar 30,91% dan tahun 1997 sebesar 24,95%. Selama periode ini PMA tertinggi adalah tahun 1995 yaitu sebesar 6.698,4 USD. Penurunan di tahun 1996 dan 1997 ini dikarenakan krisis moneter yang terjadi di Indonesia menyebabkan arus masuk PMA berkurang. Namun di tahun 1998 PMA kembali meningkat hingga di tahun 2000 mencapai 9.877,4 USD. Nilai PMA kembali berfluktuatif di tahun 2001 hingga tahun 2006. Selama periode ini PMA mengalami penurunan dari tahuntahun sebelumnya. Namun di tahun 2003 dan 2005 sempat kembali positif. Hingga tahun 2006 menurun sebesar 32,76% dari tahun sebelumnya menjadi 5.991,7 USD. Tulus Tambunan (2006:2) menyatakan: Buruknya daya saing Indonesia dalam menarik PMA lebih nyata lagi jika dibandingkan dengan perkembangan PMA di negara-negara lain. Misalnya dalam kelompok ASEAN, Indonesia satu-satu negara yang mengalami arus PMA negatif sejak krisis ekonomi 1998; walaupun nilai negatifnya cenderung mengecil sejak tahun 2000. Hal ini ada kaitannya dengan iklim politik yang semakin baik dibandingkan pada periode 1998-1999, yang memperkecil keraguan calon-calon investor untuk menanam modal mereka di Indonesia. Dan pada tahun 2007 dengan adanya pembaharuan peraturan tentang investasi, Indonesia kembali mengalami peningkatan PMA dari tahun sebelumnya sebesar 72,44% dengan jumlah PMA 10.341,40 juta USD. Disusul hingga 2008

5 PMA sebesar 12.871,40 juta USD meningkat 43,80%. Di tahun 2009 menurun sebesar 27,28% dengan jumlah PMA 10.815,20 juta USD. Namun di tahun 2010 PMA pulih kembali dengan pertumbuhan sebesar 49,93% dan jumlahnya 16.214,80 juta USD. Hingga di tahun 2011 tetap meningkat sebesar 20,10% dengan jumlah PMA 19.474,2 juta USD. Menurut Rusdin, (2002:4): Terjadinya peningkatan FDI banyak disebabkan oleh adanya perubahan politik dan ekonomi di negara-negara sedang berkembang. Pergeseran yang terjadi pada lembaga politik yang demokratis dan ekonomi pasar bebas telah mendorong peningkatan FDI. Sebagai contoh negara-negara seperti di Asia, Eropa Timur, dan Amerika Latin telah mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi, melakukan deregulasi ekonomi, program privatisasi yang memberikan peluang masuknya investor asing, serta penghapusan hambatan-hambatan terhadap FDI yang kesemuanya menjadikan negara-negara tersebut lebih menarik bagi investor asing. Dalam perkembangannya pemerintah Indonesia terus memperbaharui berbagai peraturan untuk lebih mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif dan untuk penguatan daya saing perekonomian nasional dan daerah serta mempercepat peningkatan penanaman modal yang dituangkan dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Perbaikan iklim penanaman modal tak henti-hentinya dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan cadangan devisa guna mendorong perekonomian karena posisi iklim investasi menjadi salah satu alasan utama investor untuk menanamkan modalnya. Masih rendahnya pelayanan publik, kurangnya kepastian hukum, dan berbagai Peraturan Daerah yang tidak probisnis diidentifikasi sebagai bukti iklim bisnis yang tidak kondusif. Pelayanan publik yang dikeluhkan terutama terkait dengan ketidakpastian biaya

6 dan lamanya waktu berurusan dengan perijinan dan birokrasi. Ini diperparah dengan masih berlanjutnya berbagai pungutan, baik resmi maupun tidak resmi. Mudrajad Kuncoro (2010:422) menyatakan bahwa: Faktor-faktor utama penghambat untuk melakukan bisnis di Indonesia adalah birokrasi pemerintahan yang tidak efesien, infrastruktur yang tidak memadai, ketidakstabilan kebijakan, korupsi, masih rendahnya akses terhadap pembiayaan, peraturan ketenagakerjaan yang dinilai restriktif, regulasi pajak yang masih buruk, inflasi, regulasi valuta asing, terbatasnya tenaga kerja terdidik, rendahnya etika kerja dalam angkatan kerja nasional. Dari pemamparan diatas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengetahui mengapa nilai investasi asing langsung di Indonesia berfluktuatif serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan investasi asing langsung di Indonesia yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: PDRB, suku bunga, tingkat infasi, infrastruktur dan keterbukaan ekonomi. Dengan demikian penulis mengambil judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Asing Langsung/Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Periode 1979-2011. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Investasi Asing Langsung di Indonesia pada tahun 1979-2011? 2. Bagaimana perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia pada tahun 1979-2011?

7 3. Bagaimana perkembangan Tingkat Suku Bunga di Indonesia pada tahun 1979-2011? 4. Bagaimana perkembangan Inflasi di Indonesia pada tahun 1979-2011? 5. Bagaimana perkembangan Infrastuktur di Indonesia pada tahun 1979-2011? 6. Bagaimana perkembangan Keterbukaan Ekonomi di Indonesia pada tahun 1979-2011? 7. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia? 8. Bagaimana pengaruh Tingkat Suku Bunga teradap Investasi Asing Langsung di Indonesia? 9. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia? 10. Bagaimana pengaruh Infrastruktur terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia? 11. Bagaimana pengaruh Keterbukaan ekonomi terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perkembangan Investasi Asing Langsung di Indonesia periode tahun 1979-2011. 2. Mengetahui perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia periode tahun 1979-2011.

8 3. Mengetahui perkembangan Tingkat Suku Bunga di Indonesia periode tahun 1979-2011. 4. Mengetahui perkembangan Inflasi di Indonesia periode tahun 1979-2011. 5. Mengetahui perkembangan Infrastuktur di Indonesia periode tahun 1979-2011. 6. Mengetahui perkembangan Keterbukaan Ekonomi di Indonesia periode tahun 1979-2011. 7. Mengetahui pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Investasi asing langsung di Indonesia. 8. Mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga teradap Investasi asing langsung di Indonesia. 9. Mengetahui pengaruh Inflasi terhadap Investasi asing langsung di Indonesia. 10. Mengetahui pengaruh Infrastruktur terhadap Investasi asing langsung di Indonesia. 11. Mengetahui pengaruh Keterbukaan ekonomi terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pemikiran dan perkembangan ilmu ekonomi khususnya kajian makro ekonomi mengenai investasi asing langsung di Indonesia.

9 1.4.2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi ilmiah dan masukan bagi Pemerintah Indonesia seperti BKPM serta pihak-pihak lain yang berhubungan dengan investasi untuk meningkatkan arus masuk FDI di Indonesia. Serta wawasan ilmu pengetahuan tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, inflasi dan infrastruktur terhadap perkembangan investasi asing langsung di Indonesia. Dan sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang berminat untuk mengkaji dalam bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.