HUBUNGAN POLA MAKAN DAN OBESITAS PADA REMAJA DI KOTA BITUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN NILAI GIZI MAKANAN YANG DIKONSUMSI OLEH REMAJA OBESITAS DI SEKOLAH. Ulfa Raudha. Dr. Zahtamal, S.KM, M.Kes. Yanti Ernalia, Dietisen, M.

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

Lampiran 1 FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ) Tidak pernah. Bahan makanan >1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

PREVALENSI OBESITAS PADA REMAJA DI SMA KRISTEN TUMOU TOU KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks.

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI NARAPIDANA UMUM (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang Tahun 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

PREVALENSI OBESITAS PADA REMAJA DI KABUPATEN MINAHASA. Karina Kussoy. Billy Kepel

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

Hubungan lingkar lengan atas dengan obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Uuniversitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

FAKTOR PENENTU STATUS GIZI PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN KECAMATAN PEDURUNGAN, KOTA SEMARANG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden

KUESIONER PENGARUH POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI 6-12 BULAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lima penyakit

Tuti Rahmawati Prodi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS, KECAMATAN SAPE, KABUPATEN BIMA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Transkripsi:

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 HUBUNGAN POLA MAKAN DAN OBESITAS PADA REMAJA DI KOTA BITUNG 1 Olivia G. Mokolensang 2 Aaltje E. Manampiring 2 Fatimawali 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: gabbymoko@gmail.com Abstract: In adolescents, the incidences of overweight and obesity are serious problems because they will continue to develop until the children become mature. Obesity is caused mostly by environmental factors like diet and feeding behavior. The general objective of this research was to determine the correlations between obesity and diet in adolescents from Bitung city. Methods used is descriptive observational analysis with cross sectional design. The results showed that the majority of subjects in this study were women (47%), and 77.1% had nutritional status of central obesity, based by waist circumference measurement. From the results of comparative analysis using Fisher exact test, they showed very significant correlation between diet and obesity, for this case is the correlations between intake of energy, carbohydrate, protein and fat with obesity status (P <0.01). This is confirmed by the results of logistic regression analysis that showed from the intake of various nutrients, fat intake is the most influential variable in the status of obesity from subjects in this study (Exp (B) = 6, p <0.01). Conclusion: there is a correlation between diet and obesity where the adolescents in this research had excessive diet (all macro-nutrients, like protein, fat and carbohydrate), when seen from the results of nutirent intake analysis compared to the recommended dietary allowance for children teens 13-17 years. Keywords: adolescent, obesity, diet Abstrak: Pada remaja kejadian kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa.obesitas terutama disebabkan oleh pengaruh faktor lingkungan terutama terjadi melalui ketidakseimbangan antara pola makan dan perilaku makan. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dan obesitas pada remaja di kota bitung. Metode yang digunakan deskriptif observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar subjek penelitian ini adalah perempuan (47%), dan 77,1% mempunyai status gizi obesitas sentral berdasarkan hasil pengukuran lingkar pinggang. Dari Hasil analisis komparatif menggunakan fisher exact test menunjukkan secara keseluruhan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara pola makan dalam hal ini adalah asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan status obesitas (P<0,01). Hal ini dipertegas pada hasil analisis regresi logistik yang menunjukkan bahwa dari berbagai asupan zat gizi, asupan lemak merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap status obesitas pada subjek dalam penelitian ini (Exp(B) = 6, p<0,01). Simpulan: Adanya hubungan antara pola makan dan obesitas dimana Pola makan anak remaja dalam penelitian ini cenderung lebih (semua zat gizi makro yaitu protein, lemak dan karbohidrat) jika dilihat dari hasil analisis asupan zat gizi dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan pada anak remaja 13-17 tahun. Kata kunci: remaja, obesitas, pola makan 128

Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial,yang terjadi akibat akumulasi jaringan lemak berlebihan, obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energy yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologic spesifik. Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adipose sehingga dapat mengganggu kesehatan. 1 Obesitas biasanya dinyatakan dengan adanya 25% lemak tubuh total pada pria dan sebanyak 35% atau lebih pada wanita. 2 Pada anak sekolah, dan remaja kejadian kegemukan dan obesitas merupakan masalah yang serius karena akan berlanjut hingga usia dewasa. Remaja obesitas pada sepanjang hidupnya mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah masalah kesehatan yang serius seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dll. Obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor genetik meskipun diduga juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas. Pengaruh faktor lingkungan terutama terjadi melalui ketidakseimbangan antara pola makan dan perilaku makan. Hal ini terutama berkaitan dengan perubahan gaya hidup yang mengarah pada sedentary life style. 3 Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, dengan adanya perubahan gaya hidup yang menjurus ke westernisasi dan sedentary berakibat pada perubahan polamakan / konsumsi masyarakat yang merujuk pada polamakan tinggi kalori, tinggi lemak dan kolesterol, 4,5 terutama terhadap penawaran makanan siap saji ( fastfood) yang berdampak meningkatkan risiko obesitas. 4 Prevalensi overweight dan obesitas pada anak di dunia meningkat dari 4,2% di tahun 1990 menjadi 6,7% di tahun 2010, dan diperkirakan akan mencapai 9,1% di tahun 2020. 6 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, didapatkan prevalensi obesitas pada anak Mokolensang, Manampiring, Fatimawali: Hubungan pola makan... berusia 5-12 tahun adalah 8,8%, 13-15 tahun adalah 2,5%, dan 16-18 tahun adalah 1,6% berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur lebih dari Z score2 menggunakan baku antropometri WHO 2007 untuk anak berumur 5-18 tahun. 6 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini deskriptif observasional analitik menggunakan rancangan cross sectional penelitian ini mendeskripsikan bagaimana hubungan antara pola makan dengan terjadinya obesitas yang ditunjukkan dengan kekuatan hubungan rasio prevalensi. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Bitung khususnya pada SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Bitung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA negeri 1 dan SMA Negeri 2 Bitung mulai kelas X hingga kelas XII. Subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria inklusi. Besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus perhitungan besar sampel estimating the diference between two population proportion sebesar 83 siswa. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sistematik sampling dimana jumlah populasi dibagi dengan jumlah sampel dan hasilnya merupakan angka kelipatan setiap sampel. Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah Siswa dan siswi SMA di Kota Bitung, sehat, dan terdaftar aktif sekolah dengan Kriteria eksklusi yaitu Siswa dan siswi SMA Kota Bitung yang tidak bersedia dijadikan sampel penelitian, Tidak berada ditempat saat pelaksanaan penelitian, Tidak mengikuti semua rangkaian pengambilan data dan Tidak menandatangani persetujuan penelitian. Instrumen penelitian yaitu Pita pengukur lingkar pinggang, timbangan digital, microtoice,alat tulis menulis, Instrumen Penelitian Data umum untuk karakteristik responden menggunakan kuesioner identitas (Nama, umur, jenis kelamin), Frekuensi konsumsi makanan atau FFQ (Food Frequency Questionaire), food recal 24 jam, Sumber makanan Karbohidrat, Lemak, Protein 129

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 dihitung konsumsi zat gizinya menggunakan program software Nutri Survei jumlah asupan energi yang dikonsumsi sehari selanjutnya dibandingkan dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi). Analisis data menggunakan program spss 16,0 for windows dimulai editing, coding kemudian entry setelah itu dilanjutkan dengan analisis univariat karakteristik dan distribusi frekuensi kemudian dilanjutkan dengan analisis bivariat dalam hal ini adalah analisis komparative fisher exact test dan dilanjutkan dengan analisis multivariate menggunakan metode backward Logistic regresion. Hasil analisis kemudian disajikan dalam bentuk tabel. HASIL PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini pada umumnya berasal dari SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kota Bitung. Kedua sekolah ini dipilih secara consecutif oleh karena berbagai pertimbangan peneliti antara lain mempunyai jumlah siswa yang banyak, banyaknya penjualan makanan yang ada disekitar sekolah, dan mudah dijangkau. Analisis Univariat Karakteristik variabel dalam penelitian ini meliputi jenis umur, hasil pengukuran lingkar pinggang, hasil berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh dan asupan zat gizi selengkapnya dapat dilihat pata tabel berikut ini : Tabel 1. Karakteristik variable siswa dan siswi SMA 1 dan SMA 2 bitung Variabel Mean±SD Min Maks p* Umur (thn) 15,01±0,57 14 17 0,000 Berat Badan (kg) 59,92±1,53 37 103 0,009 Tinggi Badan (cm) 159,22±7,27 145 176 0,200 Lingkar Pinggang (cm) 86,01±8,81 69 115 0,011 Indeks MasaTubuh 23,20±5,62 14 38 0,020 Asupan Energi (Kal) 2727±5,65 1598 4472 0,000 Asupan Karbohidrat (gr) 414,19±1,36 186 847 0,000 Asupan protein (gr) 99,25±2,92 42 172 0,000 Asupan Lemak (gr) 94,74±1,93 74 150 0,000 Persen Asupan Energi (%) 116,64±2,67 73 196 0,056 Persen Asupan Karbohidrat (%) 128,02±4,46 63 267 0,002 Persen Asupan Protein (%) 147,46±5,39 72 291 0,001 Persen Asupan Lemak 117,46±2,72 81 182 0,000 p* Analisis Kolmogorof Smirnof (melihat sebaran data) Keterangan : mean = rata-rata hasil data SD = standart deviasi Min = minimal Maks = maksimal BAHASAN kecenderungan terjadinya obesitas sentral Hasil analisis karakteristik subjek ditandai dengan hasil pengukuran lingkar dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pinggang reratanya adalah 86 cm oleh Subjek dalam penelitian ini mempunyai karena sebagian besar subjek dalam rata-rata umur 15 tahun umur terendah 14 tahun dan tertinggi 17 tahun. Jika dilihat dari penilaian pengukuran lingkar pinggang maka dapat dikatakan bahwa subjek dalam penelitian ini adalah perempuan (47%). Jika dilihat dari rerata asupan dan persen asupan hasil recall konsumsi dibandingkan dengan standar angka kecukupan gizi yang penelitian ini sebagian besar mempunyai dianjurkan (AKG 2013) menunjukkan 130

Mokolensang, Manampiring, Fatimawali: Hubungan pola makan... bahwa secara keseluruhan subjek dalam penelitian ini mempunyai asupan zat gizi makro diatas angka kecukupan gizi yang dianjurkan (>110%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek dalam penelitian ini adalah perempuan (47%), dan 77,1% diantaranya mempunyai status gizi obesitas sentral berdasarkan hasil pengukuran lingkar pinggang, jika dilihat dari indeks masa tubuh subjek dalam penelitian ini 50% diantaranya tergolong obesitas dan overweight. Jika dilihat dari persentase asupan zat gizi baik energi, karbohidrat, protein dan lemak subjek dalam penelitian ini pada umumnya menunjukkan persen asupan yang berlebihan antara 40-50% diatas kecukupan yang dianjurkan walupun masih ada subjek yang mempunyai asupan kurang dari angka kecukuapan yang dianjurkan sebesar 19-25%. Dalam penelitian ini dilakukan eksplorasi terkait frekuensi makan subjek menggunakan formulir food frekuensi menunjukkan bahwa subjek mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat cenderung lebih sering adalah nasi, mie, kentang goreng sedangkan sumber protein lebih cenderung telur ayam, daging ayam dan hasil olahannya antara lain sosis dan nugget, tahu dan tempe. Frekuensi makan sayur pada subjek dalam penelitian ini lebih banyak pada sayur kangkung, kol, bayam dan timun sedangkan jenis buah yang sering dikonsumsi pada subjek dalam penelitian ini adalah pepaya mangga dan pisang, jika dilihat dari hasil kuesioner FFQ menunjukkan bahwa makanan jajanan seperti ice cream, bakso, batagor, roti, minuman berkarbonasi, dan pop ice merupakan kegemaran subjek dalam penelitian ini bahkan frekuensinya bisa mencapai 4-7 kali sehari. Analisis Komparatif (Fisher Exact Test). Tabel 2. Distribusi frekuensi variable SMA 1 dan SMA 2 bitung Variabel Kategori N % Laki-laki 36 43,4 Jenis Kelamin Perempuan 47 56,6 Obesitas Sentral 64 77,1 Lingkar Perut Normal 19 22,9 Obesitas 35 42,2 Overweight 4 4,8 Indeks Masa Tubuh Normal 38 45,8 Kurang 6 7,2 Kurang 20 24,1 Asupan Karbohidrat Cukup 15 18,1 Berdasarkan AKG Lebih 48 57,8 Asupan Protein Berdasarkan AKG Asupan Lemak Berdasarkan AKG Keterangan : N = Jumlah responden Kurang 25 30,1 Cukup 7 8,4 Lebih 51 61,4 Kurang 19 22,9 Cukup 20 24,1 Lebih 44 53,0 131

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Analisis Bivariat Berikut ini ialah hasil analisis komparatif antara asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan hasil pengukuran lingkar pinggang (gambaran obesitas sentral) (Tabel 3). Tabel 3. Hasil analisis komperatif fisher exact test berdasarkan lingkar pinggang untuk menilai asupan energi,karbohidrat, protein dan lemak Variabel Asupan Energi Berdasarkan AKG Asupan KH Berdasarkan AKG Asupan Protein Berdasarkan AKG Asupan Lemak Berdasarkan AKG Keterangan : Nilai kemaknaan P<0,001 (Fisher Exact Test) N = Jumlah responden Obesitas Kategori Sentral Normal N % N % Kurang 3 15,8 16 84,2 Cukup 16 94,1 1 5,9 Lebih 45 95,7 2 4,3 64 77,1 19 22,9 Kurang 4 20 16 80 Cukup 12 80 3 20 Lebih 48 100 0 100 64 77,1 19 22,9 Kurang 7 28 18 72 Cukup 7 100 0 0 Lebih 50 98 1 2 64 77,1 19 22 Kurang 3 15,8 16 84,2 Cukup 18 90 2 10 Lebih 43 97,7 1 2,3 64 77,1 19 23,9 P 0,000 0,000 0,000 0,000 Hasil analisis komparatif menggunakan fisher exact test menunjukkan secara keseluruhan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara pola makan dalam hal ini adalah asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak dengan status obesitas (P<0,01) dengan kata lain pola makan yang dieksplorasi dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai salah satu faktor risiko terjadinya obesitas pada subjek dalam penelitian ini. Hal ini dipertegas pada hasil analisis regresi logistik yang menunjukkan bahwa dari berbagai asupan zat gizi, asupan lemak merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap status obesitas pada subjek dalam penelitian ini pola makan dalam hal ini adalah asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak (Exp(B) = 6, p<0,01). Penelitian di Amerika dan Finlandia menunjukkan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak mempunyai risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak dengan OR 1,7. Penelitian lain menunjukkan peningkatan konsumsi daging akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 1,46 kali. 7 Keadaan ini disebabkan oleh karena makanan berlemak mempunyai energi density lebih besar dan lebih tidak mengenyangkan serta mempunyai efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan dengan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat. Makanan berlemak juga mempunyai rasa yang sangat lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang pada akhirnya menyebabkan trjadinya konsumsi yang berlebihan. 8 132

Mokolensang, Manampiring, Fatimawali: Hubungan pola makan... Analisis Multivariat Analisis multivariat dalam penelitian ini untuk menjelaskan dari sejumlah faktor risiko terjadinya obesitas dalam hal ini adalah asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak mana yang paling berpengaruh atau yang paling berisiko menyebabkan obesitas. Berikut ini ialah analisis regresi logistik menggunakan metode backward Logistic regresion selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Analisis regresi logistik menggunakan metode backward logistic regresion untuk mencari faktor risiko asupan yang paling berpengaruh pada obesitas Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1 a trans_persene.000 2 1.000 trans_persene(1) -16.221 3.330E3.000 1.996.000.000. trans_persene(2) 31.641 3.392E3.000 1.993 5.515E13.000. trans_persenkh.000 2 1.000 trans_persenkh(1) 99.246 7.826E3.000 1.990 1.265E43.000. trans_persenkh(2) 131.190 1.015E4.000 1.990 9.443E56.000. trans_persenp.000 2 1.000 trans_persenp(1) -15.561 2.394E3.000 1.995.000.000. trans_persenp(2) -33.365 7.728E3.000 1.997.000.000. trans_persenlmk.000 2 1.000 trans_persenlmk(1) 100.003 8.069E3.000 1.990 2.696E43.000. trans_persenlmk(2) 32.740 3.392E3.000 1.992 1.655E14.000. Constant - 1.097E4.000 148.369 1.989.000 Step 2 a trans_persene.000 2 1.000 trans_persene(1) -16.502 3.832E3.000 1.997.000.000. trans_persene(2) 16.396 2.814E3.000 1.995 1.320E7.000. trans_persenkh.000 2 1.000 trans_persenkh(1) 69.271 7.112E3.000 1.992 1.213E30.000. trans_persenkh(2) 86.402 8.021E3.000 1.991 3.340E37.000. trans_persenlmk.000 2 1.000 trans_persenlmk(1) 70.341 7.084E3.000 1.992 3.538E30.000. trans_persenlmk(2) 17.494 2.814E3.000 1.995 3.959E7.000. Constant - 9.386E3.000 103.896 1.991.000 Step 3 a trans_persenkh.000 2 1.000 trans_persenkh(1) 37.260 5.977E3.000 1.995 1.520E16.000. trans_persenkh(2) 54.424 7.350E3.000 1.994 4.326E23.000. trans_persenlmk 1.651 2.438 trans_persenlmk(1) 38.742 5.884E3.000 1.995 6.691E16.000. trans_persenlmk(2) 1.792 1.394 1.651 1.199 6.000.390 92.277 133

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 95,0% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1 a trans_persene.000 2 1.000 trans_persene(1) -16.221 3.330E3.000 1.996.000.000. trans_persene(2) 31.641 3.392E3.000 1.993 5.515E13.000. trans_persenkh.000 2 1.000 trans_persenkh(1) 99.246 7.826E3.000 1.990 1.265E43.000. trans_persenkh(2) 131.190 1.015E4.000 1.990 9.443E56.000. trans_persenp.000 2 1.000 trans_persenp(1) -15.561 2.394E3.000 1.995.000.000. trans_persenp(2) -33.365 7.728E3.000 1.997.000.000. trans_persenlmk.000 2 1.000 trans_persenlmk(1) 100.003 8.069E3.000 1.990 2.696E43.000. trans_persenlmk(2) 32.740 3.392E3.000 1.992 1.655E14.000. Constant - 1.097E4.000 148.369 1.989.000 Step 2 a trans_persene.000 2 1.000 trans_persene(1) -16.502 3.832E3.000 1.997.000.000. trans_persene(2) 16.396 2.814E3.000 1.995 1.320E7.000. trans_persenkh.000 2 1.000 trans_persenkh(1) 69.271 7.112E3.000 1.992 1.213E30.000. trans_persenkh(2) 86.402 8.021E3.000 1.991 3.340E37.000. trans_persenlmk.000 2 1.000 trans_persenlmk(1) 70.341 7.084E3.000 1.992 3.538E30.000. trans_persenlmk(2) 17.494 2.814E3.000 1.995 3.959E7.000. Constant - 9.386E3.000 103.896 1.991.000 Step 3 a trans_persenkh.000 2 1.000 trans_persenkh(1) 37.260 5.977E3.000 1.995 1.520E16.000. trans_persenkh(2) 54.424 7.350E3.000 1.994 4.326E23.000. trans_persenlmk 1.651 2.438 trans_persenlmk(1) 38.742 5.884E3.000 1.995 6.691E16.000. trans_persenlmk(2) 1.792 1.394 1.651 1.199 6.000.390 92.277 Constant -56.621 7.350E3.000 1.994.000 a. Variable(s) entered on step 1: trans_persene, trans_persenkh, trans_persenp, trans_persenlmk. SARAN 1. Penelitian ini dapat memberikan informasi pada instansi terkait dalam upaya pengendalian faktor risiko terjadinya obesitas pada anak remaja salah satunya adalah pola makan yang melebihi angka kecukupan gizi yang dianjurkan 2. Asupan zat gizi makro dalam hal ini lemak dan karbohidrat merupakan zat gizi yang dalam penelitian ini memberikan kontribusi positif terhadap 134

Mokolensang, Manampiring, Fatimawali: Hubungan pola makan... status obesitas pada remaja sehingga perlu kepedulian keluarga dan pihak sekolah untuk memilih dan menyajikan menu makanan yang sehat tinggi serat dan rendah lemak. 3. Perlu perhatian khusus terhadap fenomenan peningkatan prevalensi obesitas pada anak remaja khsususnya di Kota Bitung. 4. Penelitian ini dapat dilanjtukan menggunakan sampel yang lebih besar dan mewakili semua wilayah di Kota Bitung. DAFTAR PUSTAKA 1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014. p. 2563. 2. Guyton AC, Hall JE. (2008). Buku ajar- Fisiologi kedokteran Ed. 11. Jakarta: EGC. p. 889, 917-8. 3. Anonim. Pedoman pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas pada anak sekolah. Kementrian kesehatan RI. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011. p. 5-7. 4. Satoto, Karjati S, Darmojo B, Tjokroprawiro A, Kodyat BA. Kegemukan, obesitas dan penyakit degeneratif: epidemiologi dan strategi penanggulangannya, dalam: widyakarya nasional pangan dan gizi VI tahun 1998. Jakarta: LIPI, p. 87 90. 5. Heird WC. Parental Feeding Behavior and Children s Fat Mass. Am J Clin Nutr, 2002; 75: 451 452 6. Anonim. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013. p. 203-4 7. Fukuda S, Takeshita T, Morimoto K. Obesity and Lifestyle. Asian Med.J., 2001; 44: 97-102. 8. Kopelman GD. Obesity as a medical problem, NATURE, 2000; 404: 635-43. 135