FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES DI LEMBAGA PENDIDIKAN MUTIARA ILMU PANDAAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan).

D LAM PENDI D D I I D K I A K N

Teori Belajar. Oleh : Putri Siti Nadhiroh Putrinadhiroh.blogs.uny.ac.id

Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Determinan dan perubahan perilaku. Persepsi dan perilaku sehat

Desain dan Pengembangan Pelatihan

Resume 5# Pengembangan Kurikulum Yasyfa Harashta/ /TP-B 2015

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

JURNAL INKLUSI EDISI 1 VOL 2 DESEMBER 2010 DEWAN REDAKSI

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

TEORI BELAJAR. Abdur Rohim/

Dasar-dasar & Proses Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

PEMBELAJARAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KHUSUS Oleh: Drs. R. Zulkifli Sidiq, M.Pd

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

TEORI BELAJAR. Oleh: Wisnu Prawijaya/ NIM: Blogs:

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id. Media

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

Teori Belajar dan Pembelajaran

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

TEORI BELAJAR KOGNITIF

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

KORELASI KECERDASAN SPASIAL TERHADAP MATHEMATICAL PROFICIENCY SISWA SEKOLAH DASAR KOTA BANDA ACEH

KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diperoleh anak-anak ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bingkai-Bingkai Akal Budi Felix Lengkong

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia akan terus mengalami proses belajar. Menurut Bell-Gredler

Hakikat dan Teori Belajar

DASAR FILOSOFI MODEL-MODEL. Dr. Herpratiwi, M. Pd. Dosen FKIP Universitas Lampung Sekretaris II HEPI Lampung

STRATEGI BERSTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN MULTI KECERDASAN PADA SISWA KELAS VII/A SMPN I PANGKALAN KERINCI

BAB I PENDAHULUAN. dan musik meningkatkan mutu hidup manusia. (dalam Anggraeni, 2005)

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Komunikasi Matematis

REKONSTRUKSI DAN REVITALISASI PENDIDIKAN INDONESIA GUNA MENINGKATKAN KUALITAS BANGSA * Ihsana Sabriani Borualogo **

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

OPTIMALISASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) GUNA MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI JAWA BARAT. Ihsana Sabriani Borualogo *

MAKALAH PENDIDIKAN MODEL BELAJAR OLEH : Ushaff Priyatna JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

Starlet Gerdi Julian / / juliancreative.blogs.uny.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk multidimensional yang dapat ditelaah dari

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam dunia pendidikan dan juga dalam dunia nyata. Matematika

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MULTIPLE INTELLIGENCES (KECERDASAN GANDA) UNTUK MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER. Christina M. Laamena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

TEORI BELAJAR & MOTIVASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

Teori Konstruktivistik

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI MATEMATIKA (SMP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN (INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR) INDIKATOR 1. Mengidentifikasi sekurang-kurangnya empat faktor yang mempengaruhi pembelajaran. 2. Menjelaskan kedudukan guru dalam proses pembelajaran. 3. Menjelaskan kedudukan siswa dalam proses pembelajaran. 4. Menjelaskan kedudukan kurikulum dalam proses pembelajaran. 5. Menjelaskan kedudukan lingkungan dalam proses pembelajaran. KURIKULUM LINGKUNGAN PENERAPAN INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR GURU SISWA PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES

1. FAKTOR GURU Batasan Guru: ialah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan siswanya baik di sekolah maupun di luar sekolah Syarat Guru Profesionality: Pengetahuan (general education dan special education) Keterampilan (skill dalam keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, menggunakan media, dan mengalokasikan waktu. KERUCUT PENGALAMAN BELAJAR MODUS 10% baca Verbal 20% dengar 30% lihat Visual 50% lihat dan dengar 70% katakan Berbuat 90% katakan dan lakukan

Personality: yang menyangkut kepribadian guru (Kesehatan Fisik,kesehatan psikis, kesehatan psyco-somatic, integritas pribadi) Sociability: yang menyangkut dengan kemampuan sosial Morality: yang menyangkut dengan norma-norma agama dan kesusilaan, Formality: yang menyangkut dengan SK secara resmi 2. FAKTOR SISWA Siswa: Manusia yang sedang tumbuh dan berkembang sesuai dengan irama pertumbuhan dan perkembangannya, yang memiliki perbedaan satu sama lain (minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, cara belajar, fisik, emosi, sosial, kebutuhan, cita-cita, bakat, motivasi,latar belakang sosial dan budaya, dsb) Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) (Howard Gardner dari Universitas Harvard) Tujuh kecerdasan menurut Gardner sebagai berikut: 1. Inteligensi Linguistik: Kapasitas menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara oral (seperti; pendongeng, orator, atau politisi) atau secara tertulis (seperti; editor, wartawan, penulis naskah, penyair). Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk memanipulasi kalimat atau struktur bahasa, phonologi atau suara bahasa, sematic atau makna bahasa, dan dimensi pragmatic atau penggunaan bahasa secara praktis. Hal lainnya adalah meliputi retorika (menggunakan bahasa untuk berargumen pada orang lain), Mnemonics/menghapal (menggunakan bahasa untuk mengingat informasi), Explanation/penerangan (menggunakan bahasa untuk memberitahukan) dan metabahasa (menggunakan bahasa untuk menceriterakan tentang dirinya sendiri).

2. Inteligensi logika matematika: Kapasitas menggunakan angka-angka secara efektif (seperti; matematikawan, akuntan pajak, atau ahli statistik) dan untuk alasan yang baik (seperti; ilmuwan, ahli program komputer, atau ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan dengan pola-pola logika dan hubungan-hubungan, pernyataan-pernyataan dan proposisi-proposisi (jika-kemudian, sebab-akibat), fungsi, dan hubungan abstraksi lain. Macam-macam proses digunakan dalam bekerja dengan kecerdasan logika matematika termasuk: kategorisasi, klasifikasi, kesimpulan, generalisasi, kalkulasi, dan pengujian hipotesis. 3. Kecerdasan Spatial Kemampuan untuk merasakan pandang ruang secara akurat (seperti; seorang pemburu, pemandu, atau pengintai) dan membentuk transpormasi di atas persepsinya (seperti; dekorator interior, arsitek, artis, dan penemu). Inteligensi ini meliputi kepekaan akan warna, garis, bentuk, ketajaman, latar, dan hubungan yang muncul antara elemenelemen tersebut. Hal ini meliputi kapasitas untuk membayangkan, secara grafik menyajikan ide-ide visual atau spatial, dan untuk mengorientasi diri sendiri secara tepat dalam matriks ruang. 4. Inteligensi Gerak Tubuh Keahlian menggunakan seluruh badannya untuk mengungkapkan gagasan-gagasan atau perasaannya (seperti; aktor badut, atlet, atau penari) dan kecakapan menggunakan tangannya untuk suatu hasil atau mengubah benda-benda (seperti; orang yang mempunyai keahlian teknik, pemahat, mekanik, ahli bedah). Kecerdasan ini meliputi keterampilan-keterampilan fisik khusus seperti: koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kecermatan, kekuatan, fleksibilitas, dan kecepatan. 5. Inteligensi Musik Kemampuan untuk mempersepsi (seperti aficiando musik), membedakan (seperti kritikus musik), mengubah (seperti komposer), dan mengungkapkan (seperti pemain) bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan tentang ritme, pitch atau melodi, dan warna tone dari suatu bagian musik). 6. Inteligensi Interpersonal Kemampuan untuk memahami dan membuat perbedaan-perbedaan dalam suasana hati, maksud /tujuan, motivasi, dan perasaan tentang orang lain. Ini dapat meliputi kepekaan pada ekspresi muka, suara dan gerakan-gerakan; kemampuan untuk membedakan banyak perbedaan macam-macam isyarat interpersonal, dan kemampuan untuk merespon isyarat-isyarat ini secara efekktif dalam cara yang pragmatis.

7. Inteligensi Intrapersonal Pengetahuan diri dan kemampuan untuk bertingkah laku secara adaptif berdasarkan pengetahuan tersebut. Inteligensi ini meliputi menggambarkan secara akurat tentang dirinya sendiri (kekuatan dan kelemahan individu), kesadaran perasaan dari dalam, intensi, motivasi, temperamen, dorongan, kapasitas untuk disiplin diri, pemahaman diri, dan harga diri. 3. FAKTOR KURIKULUM Kurikulum semua pengalaman belajar siswa di sekolah Kurikulum yang digunakan KBK semua mata pelajaran dituangkan ke dalam kompetensi, indicator pencapaian hasil belajar, dan materi pelajaran KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan Struktur kurikulum Beban belajar kegiatan tatap muka Kalender pendidikan Silabus Rancangan persiapan pembelajaran dan bahan ajar Teori Belajar Teori belajar Deskriptif dan teori Preskriptif Teori belajar Behavioristik Teori belajar Kognitif Teori belajar Konstruktivistik Teori belajar Humanistik

Teori belajar Deskriptif dan Preskriptif BRUNER Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan, sedangkan teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memberikan hasil. Variabel yang diamati dalam preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam deskriptif variable yang diamati adalah hasil belajar sebagai efek dari interaksi antara metode dan kondisi. Teori belajar Behavioristik THORNDIKE, WATSON, CLARK HULL, EDWIN GUTHRIE, SKINNER. Menurut teori ini belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Model STIMULUS-RESPON mendudukan orang belajar sebagai individu yang apsif. Pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah-ubah. Belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memidahkan pengetahuan, dimana siswa memiliki pemahaman sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Penguatan (reinforcement) adalah faktor penting dalam belajar. Teori Belajar Kognitif PIAGET, BRUNER, AUSUBEL Menurut teori ini belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur.

Asunsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya. Teori Belajar Konstruktivistik BROOK, JONASSEN, PERKINS Proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutakiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta yang terlepas-lepas. Pemberian makna terhadap objek dan pengalaman oleh individu tersebut tidak dilakukan secara sendiri-sendiri oleh siswa, melainkan melalui interaksi dalam jaringan sosial yang unik, yang terbentuk baik dalam budaya kelas maupun di luar kelas. Belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan yang harus dilakukan oleh siswa dengan aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari. Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu dan menjadi dasar dalam konstruksi pengetahuan baru. Kemampuan awal sebagai dasar pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Peran guru membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar, guru tidak menstransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya.

Teori Belajar Humanistik KRATHWOHL KOLB, HONEY, MUMFORD, HABERMAS, BLOOM, Menurut teori ini belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Teori ini sifatnya abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori ini sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuk yang ideal. Menurut teori ini belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si belajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang dimiliknya. Teori belajar humanistic berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Karena manusia adalah mahluk yang kompleks. 4. FAKTOR LINGKUNGAN Faktor lingkungan di dalam interaksi belajar mengajar merupakan konteks terjadinya pengalaman belajar, berupa lingkungan fisik (kelas, labolatorium, perpustakaan, sekolah dsb) dan lingkungan non fisik (cahaya, ventilasi, suasana belajar dsb)