PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN PROSES ADSORBSI DAN DISTILASI ADSORBSI DENGAN ADSORBENT ZEOLIT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAMBILAN AIR DARI SISTEM ISOPROPIL ALKOHOL AIR DENGAN DISTILASI ADSORPTIF MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM DAN SILIKA GEL

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

PEMBUATAN BIOETANOL DARI MINUMAN SERBUK AFKIR

PEMBUATAN BIOETANOL DARI BUAH SALAK DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

PEMANFAATAN SINGKONG PAHIT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL SECARA FERMENTASI MENGGUNAKAN Saccharomyces Cerevisiae

ANALISIS KADAR BIOETANOL DAN GLUKOSA PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA KARET (Monihot glaziovii Muell) DENGAN PENAMBAHAN H 2 SO 4

BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFATAAN AMPAS TAHU MENJADI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA H 2 SO 4

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT SINGKONG MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM DAN ENZIMATIS

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DENGAN PROSES HIROLISIS H 2 SO 4 DAN FERMENTASI SACCHAROMYCES CEREVICEAE

PEMBUATAN BIOETANOL DARI UBI JALAR (Ipomea batatas) DENGAN PROSES FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae

PEMANFAATAN BUAH NANAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Produksi Bioethanol dari Onggok (Limbah Padat Tepung Tapioka) Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya

SIMULASI KONSUMSI ENERGI PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN VARIASI DIAGRAM ALIR DISTILASI EKSTRAKTIF DENGAN KONFIGURASI, V

PEMBUATAN ETANOL DARI SAMPAH PASAR MELALUI PROSES PEMANASAN DAN FERMENTASI BAKTERI Zymomonas mobilis

PEMANFAATAN UMBI UWI (Dioscorea alata L) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN FERMENTASI OLEH SACHAROMYCES CEREVICEAE

PEMANFAATAN PATI GARUT(Maranta arundinaceae) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN FERMENTASI OLEH SACHAROMYCES CEREVICEAE

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN NIRA SIWALAN UNTUK PRODUKSI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI

BAB I PENDAHULUAN. York Times bahwa etil alkohol akan menjadi bahan bakar masa depan dengan

UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK

APLIKASI PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI BERBAHAN DASAR BUAH PISANG

APLIKASI PEMBUATAN BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN DISTILASI BERBAHAN DASAR KULIT KETELA

2014 METODE FLOW SYSTEM PURIFIKASI BIOETANOL HASIL FERMENTASIUBI KAYU MENGGUNAKAN DUAL ADSORBEN (KS-CUSO4)

Pengaruh Hidrolisa Asam pada Proses Pembuatan Bioetanol dari Pati Ganyong (Canna edulis Ker.) dengan Proses Fermentasi Anaerob

PRODUKSI BIO-ETANOL DARI DAGING BUAH SALAK ( Salacca zalacca ) PRODUCTION OF BIO-ETHANOL FROM FLESH OF SALAK FRUIT ( Salacca zalacca )

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

I. PENDAHULUAN. Pada masa sekarang konsumsi bahan bakar minyak sangat tinggi,

BIOETANOL DARI BONGGOL POHON PISANG BIOETHANOL FROM BANANA TREE WASTE

BIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto

PEMURNIAN ETHANOL TEKNIS MENJADI ETHANOL ABSOLUT SECARA BATCH DAN KONTINYU DENGAN ADSORBENT TEPUNG JAGUNG

PEMANFAATAN NIRA NIPAH

Teknologi Pengolahan. Bioetanol

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

PEMANFAATAN JAGUNG SEBAGAI BIOETANOL DENGAN PROSES FERMENTASI DAN HIDROLISA ASAM H 2 SO 4

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PERSENTASE STARTER PADA NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP BIOETHANOL YANG DIHASILKAN

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

PEMBUATAN BIOETANOL DARI RUMPUT GAJAH

Pemurnian Bioetanol Hasil Fermentasi Nira Nipah dengan Proses Distilasi- Adsorpsi Menggunakan Bentonit Teraktivasi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP KADAR BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK DAN RAJA

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

Pengaruh Rasio Pelarut dan Berat Yeast pada Proses Fermentasi Pati Keladi (Colocasia esculenta) menjadi Etanol

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini meningkat. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BARAS (AIR LERI) SKRIPSI. Disusun Oleh : TOMMY

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH COKELAT SEBAGAI BIOETHANOL SKRIPSI

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI AIR CUCIAN BERAS (AIR LERI) SKRIPSI. Oleh : CINTHYA KRISNA MARDIANA SARI NPM

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN BUAH PEPAYA

Optimasi Feed Plate dan Temperatur Feed Adsorber Dalam Proses Distilasi Adsorpsi Pada Pembuatan Etanol Absolut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra produksi pisang nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Suhu dan Tekanan Tangki Destilasi terhadap Kinerja Permeasi Uap dengan Membran Keramik dalam Pemurnian Larutan Etanol-Air

Ari Kurniawan Prasetyo dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS. Abstrak

Etanol akan membentuk campuran azeotrop dengan air sehingga sulit

Kajian Pengaruh Ukuran Penambat Pada Fermentasi Etanol Secara Continue dengan Batu Apung Sebagai Media Penambat Pada Fermentor Kolom Fixed Bed

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Proyeksi tahunan konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia

*

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

LOGO. Oleh : Nurlaili Humaidah ( ) Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Tri Widjaja M.Eng Dr.Ir. Tontowi Ismail, MS.

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

TUGAS MIKROBIOLOGI BIOETANOL

PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BIOETANOL MELALUI IMMOBILISASI SEL SACCHAROMYCES CEREVISIAE PADA BIJI SALAK

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 3% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL

LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI RAGI TERHADAP PERSEN YIELD PADA PEMBUATAN BIOETANOL DARI LIMBAH KULIT PISANG

BAB III METODE PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

PENGARUH WAKTU PENGADUKAN DAN PENGAMBILAN SAMPEL LARUTAN CaCO 3 1% TERHADAP JUMLAH ENDAPAN PADA ALAT FILTER PRESS

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Transkripsi:

Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 534-539 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jtki PEMURNIAN BIOETANOL MENGGUNAKAN PROSES ADSORBSI DAN DISTILASI ADSORBSI DENGAN ADSORBENT ZEOLIT Dewi Novitasari (21030110151077) dan Djati Kusumaningrum (21030110151106) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058 Pembimbing: Dr. Ir. Tutuk Djoko Kusworo, M.Eng. Abstrak Bioetanol merupakan senyawa alkohol yang diperoleh dengan proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae. Adsorpsi (penyerapan) merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pemurnian bioetanol menggunakan proses adsorbsi dan distilasi adsorbsi dengan pengaruh variasi variabelnya. Pada proses distilasi menghasilkan kadar etanol yang tidak terlalu tinggi sehingga perlu dikaji suatu proses yang dapat meningkatkan kemurnian bioetanol dengan proses ditilasi adsorbsi. Proses pemurnian bioetanol menggunakan zeolit sebagai adsorbentnya dengan 4 variabel berubah pada proses adsorbsi, yaitu: jenis zeolit, waktu pengadukan, waktu pendiaman, dan berat zeolit.sedangkan pada proses ditilasi adsorbsi menggunakan 4 variabel berubah, yaitu: jenis zeolit, suhu, berat zeolit, dan waktu. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa proses yang paling efektif untuk pemurnian etanol adalah proses distilasi adsorbsi dengan adsorbent zeolit 4A dengan berat 100 gram, suhu proses 78oC,waktu proses 50 menit. Kadar etanol yang dihasilkan sebesar 98,42%. Kata kunci: bioetanol; adsorbsi; distilasi adsorbsi; zeolit Abstract Bioethanol is an alcohol substance which can be obtained by biomass fermentation process by means of Saccharomyces Cereviceae help. Adsorption is a separation process where the components of a fluid phase moves to the absorbing surface of the solid (adsorbent). This research aims to examine the process of bioethanol purificationusing adsorption and distillation process by the influence of variations of the variables. In the distillation process produces ethanol conyent that is not too high, so it needs to be atudied a process that can increase the purity of bioethanol with distillation adsorption process. Bioethanol purification process using zeolite as adsorbent with 4 variables change in the adsorption process, namely: the type of zeolite, stirring time, residence time, and heavy of zeolite. Whereas ondistillation adsorption process using 4 variables change, namely: the type of zeolite, temperaturem weight of zeolite, and processing time. From the results most effective process for ethanol purification is distillation adsorbtion process with zeolite 4A adsorbent weighing 100 grams, the process temperature 78oC, processing time 50 minutes. Levels of ethanol produced was 98,42%. Key words: bioethanol; adsorption; distillation adsorption; zeolite 1. Pendahuluan Dewasa ini secara umum dunia sedang mengalami krisis minyak karena konsumsi tahunan minyak terus meningkat. Perkembangan dan pertumbuhan industri kimia di Indonesia meningkat dengan pesatnya. Akibatnya cadangan minyak kita menjadi sangat cepat habis. Para ilmuwan memprediksi bahwa pada saat ini minyak yang kita konsumsi akan benar-benar habis hanya dalam 40 tahun pasokan bahan bakar fosil. Sedangkan, saat ini tingkat konsumsi minyak lebih meningkat daripada menurun dan menggunakan lebih dari sumber daya yang terbatas. Selain itu, minyak memiliki beberapa manfaat dalam komunitas global, tetapi hasil pembakaran minyak meningkatkan konsentrasi gas di atmosfer dan menyebabkan masalah lingkungan yang signifikan seperti pemanasan global (Bries, 2008). Etanol (C2H5OH) merupakan senyawa yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai minuman atau pencampur, pelarut, antiseptik, bahan baku kimia dan yang terutama saat ini adalah sebagai bahan bakar. Kontinuitas penggunaan bahan bakar fosil (fossil fuel) memunculkan paling sedikit dua ancaman serius yaitu, faktor ekonomi dan polusi akibat emisi pembakaran bahan bakar fosil untuk beberapa dekade 1 534

2 mendatang, masalah suplai harga dan fluktuasinya. Polusi akibat emisi pembakaran bahan bakar fosil ke lingkungan. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar dapat mengatasi masalah tersebut. Di masyarakat, etanol biasanya dihasilkan dari fermentasi molases dengan ragi terutama dari jenis Saccharomyces cerevisiae. Hal ini disebabkan karena Saccharomyces cerevisiae dapat memproduksi etanol dalam jumlah besar dan mempunyai toleransi terhadap alkohol yang tinggi (Elevri, 2006). Secara umum, produksi etanol mencakup tiga rangkaian proses, yaitu persiapan bahan baku, fermentasi dan pemurnian. Pada tahap persiapan, bahan baku harus dikonversi terlebih dahulu menjadi larutan gula yang akhirnya akan difermentasi menjadi etanol. Pada tahap fermentasi terjadi pemecahan gula-gula sederhana menjadi etanol melibatkan enzim dan ragi. Proses pemurnian dengan zeolit ini menggunakan prinsip penyerapan permukaan. Zeolit adalah mineral yang memiliki pori-pori berukuran sangat kecil. Sampai saat ini ada lebih dari 150 jenis zeolit sintetis. Di alam, zeolit terbentuk dari abu lahar dan materi letusan gunung berapi. Zeolit juga bisa terbentuk dari materi dasar laut yang terkumpul selama ribuan tahun (Suwarji, 2009). Etanol yang dihasilkan dengan menggunakan metode distilasi biasanya memiliki kemurnian maksimal 96% (Harjono, 2004). Sedangkan menurut penelitian dari Mila dkk. (2009) kemurnian etanol yang dihasilkan sebesar 77,25%. Dengan kemurnian tersebut maka etanol yang dihasilkan memiliki harga yang relatif murah dan proses pemisahan yang dilakukan memerlukan energi yang banyak sehingga kurang menguntungkan. Sementara itu, untuk memurniakn etanol biasanya digunakan penambahan solven atau dengan distilasi azeotrop. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk menghasilkan metode yang sederhana dan lebih hemat untuk mendapatkan etanol dengan kemurnian yang lebih tinggi, yaitu dengan cara distilasi adsorbsi dengan adsorbent zeolit. Diperlukan penelitian untuk mengetahui kinerja zeolit dalam mengadsorbsi air dari etanol yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pemurnian bioetanol menggunakan proses adsorbsi dan distilasi adsorbsi dengan pengaruh variasi variabelnya. 2. Bahan dan Metode Penelitian (atau Pengembangan Model bagi yang Simulasi/Permodelan) Material: Bahan yang digunakan adalah asam sulfat, zeolit (alam dan 4A), a quadest, etanol 80%, kertas saring. Aktivasi Zeolit Alam: Zeolit direndam dengan larutan H 2 SO 4 1M selama 3 jam, lalu disaring, dicuci dan direndam dengan aquadest selama 2 jam. Kemudian disaring kembali dan dioven pada suhu 200 O C selama 2,5 jam. Aktivasi Zeolit 4A. Zeolit dioven pada suhu 240-300 O C selama 2,5 jam. Adsorbsi dengan Zeolit. Optimasi waktu pengadukan: Menuangkan etanol umpan ke dalam gelas beker yang berisi zeolit yang sudah ditimbang, lalu diaduk sesuai variabel waktu pengadukan. Kemudian dianalisa kadar etanolnya. Optimasi waktu pendiaman: Menuangkan etanol umpan ke dalam gelas beker yang berisi zeolit yang sudah ditimbang, diaduk sesuai dengan variabel pengadukan yang optimal. Kemudian didiamkan sesuai variabel waktu pendiaman dan dianalisa kadar etanolnya. Optimasi berat zeolit: Menuangkan etanol umpan ke dalam gelas beker yang berisi zeolit yang sudah ditimbang sesuai variabel beratnya, diaduk dan didiamkan sesuai dengan variabel pengadukan dan pendiaman yang optimal. Kemudian menganalisa kadar etanolnya. (a) (b) Gambar 1. Rangkaian Alat (a) Pengadukan; (b) Pendiaman pada Proses Adsorbsi Distilasi Adsorbsi dengan Zeolit. Merangkai alat distilasi adsorbsi, meletakkan zeolit yang sudah ditimbang sesuai variabel pada kolom bahan isian, lalu menuangkan etanol ke labu leher tiga. Selanjutnya dipanaskan hingga suhu konstan sesuai variabel dan didistilasi adsorbsi sesuai dengan variabel waktu proses. Menampung etanol hasil proses pada erlenmeyer kemudian dianalisa kadarnya.

3 Gambar 2. Rangkaian Alat Proses Distilasi Adsorbsi 3. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kemurnian etanol. Etanol yang digunakan sebagai umpan yaitu etanol dengan kadar 80%. Untuk mendapatkan kemurnian etanol yang optimal maka pada penelitian ini digunakan dua tahapan proses. Tahapan pertama adalah untuk mengetahui variabel yang berpengaruh pada proses adsorbsi, tahapan selanjutnya adalah untuk mengetahui variabel yang berpengaruh pada proses distilasi adsorbsi. Pengaruh Variabel pada Proses Adsorbsi Proses adsorbsi adalah suatu proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorbent). Pengaruh waktu pendiaman terhadap kenaikan kadar etanol akan ditampilkan pada Tabel 1. dan Gambar 3. Tabel 1. Pengaruh Waktu Pendiaman Terhadap Kenaikan Kadar Etanol Waktu Pendiaman Zeolit alam Zeolit 4A 8 jam 84,34% 86,36% 24 jam 81,92% 82,33% 32 jam 74,49% 81,92% 48 jam 72% 84,36% 56 jam 74,92% 84,36% Dari Gambar 3. dapat dilihat bahwa kadar etanol yang paling optimal sekitar 86,36% pada Zeolit 4A dengan waktu pendiaman 8 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin lama waktu pendiaman kadar etanol yang dihasilkan semakin menurun, Zeolit alam tidak efektif untuk proses pemurnian etanol. Fenomena ini desebabkan karena zeolit alam mampu menyerap etanol dalam larutan (silvia dan darmawan,2008), sehingga semakin lama waktu pendiaman jumlah air yang terjerap akan semakin meningkat diiringi dengan jumlah etanol yang juga ikut terjerap. Dari Tabel 1 didapatkan waktu pendiaman yang paling optimum pada waktu 8 jam. Selanjutnya digunakan untuk mengetahui variabel waktu pengadukan yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kadar etanol. Hasil penelitian ini akan ditampilkan pada Tabel 2 dan Gambar 3. Tabel 2. Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap Kenaikan Kadar Etanol Waktu pengadukan Zeolit alam Zeolit 4A 0,5 jam 80,7% 83,13% 1 jam 78,65% 82,32% 1,5 jam 79,47% 83,13% 2 jam 76,17% 81,51% 2,5 jam 79,06% 81,36% Dari Gambar 3. dapat dilihat data yang paling optimal adalah Zeolit 4A dengan waktu pengadukan 0,5 jam dan waktu pendiaman 8 jam. Kadar etanol yang dihasilkan adalah 83,13%. Hasil penelitian menunjukan bahwa lama waktu pengadukan memiliki pengaruh terhadap jumlah etanol yang dapat diserap oleh adsorbent. Semakin lama waktu pengadukan, maka semakin banyak etanol dan air yang dijerap. Hal ini karena waktu kontak antara larutan dan adsorbent semakin lama, sehingga proses transfer massa etanol ke dalam adsorbent juga semakin bertambah banyak (Putro dan Ardiyany, 2010). Pengaruh variabel berat zeolit terhadap kenaikan kadar etanol dengan waktu pendiaman yang paling optimum pada waktu 8 jam dan waktu pengadukan yang paling optimum pada waktu 0,5 jam akan ditampilkan pada Tabel 3. dan Gambar 3.

4 Tabel 3. Pengaruh Berat Zeolit Terhadap Kenaikan Kadar Etanol Berat Zeolit alam Zeolit 4A 10 gr 79,88% 78,65% 15 gr 79,47% 81,51% 20 gr 80,7% 79,88% 25 gr 80,29% 83,13% 30 gr 82,32% 83,23% Dari Gambar 3. diperoleh berat yang paling optimal yaitu 30 gram pada Zeolit 4A dengan waktu pengadukan 0,5 jam dan waktu pendiaman 8 jam. Kadar etanol yang dihasilkan adalah 83,23%. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak zeolit yang digunakan sebagai adsorbent, maka kadar etanol yang dihasilkan juga akan semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori dimana semakin banyak jumlah zeolit dan adanya konsentrasi larutan etanol mula mula yang tetap, maka air yang terjerap akan semakin banyak. Flow rate etanol dipengaruhi oleh volume etanol yang dihasilkan dari proses distilasi adsorbsi itu sendiri. Volume etanol yang diperoleh, dipengaruhi oleh porositas zeolit, luas penampang zeolit yang semakin besar dan daya serap zeolit terhadap molekul air dalam larutan etanol ( Nadzif dkk., 2009). Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar Etanol (%) dengan (a) waktu pendiaman; (b) waktu pengadukan; (c) berat zeolit Pengaruh Variabel pada Proses Ditilasi Adsorbsi Distilasi adsorbsi merupakan metode pemisahan dimana distilasi dan adsorbsi dilakukan secara simultan. Dalam proses ini terdapat satu kolom adsorbent yang dirangkai menjadi satu dengan alat distilasi. Pada proses distilasi adsorbsi dilakukan variasi variabel untuk mengetahui variabel yang paling mempengaruhi proses. Umpan etanol yang digunakan adalah etanol dengan kadar 80%. Sedangkan variasi variabel yang digunakan adalah jenis zeolit yang digunakan, berat zeolit, suhu proses, dan waktu distilasi adsorbsi. Di bawah ini merupakan hasil dari penelitian yang akan disajikan pada Tabel 4. sampai dengan Tabel 6. Dari masing masing tabel disajikan pengaruh dari variasi berat zeolit 50 gram, 75 gram dan 100 gram yang dikombinasikan dengan variasi waktu dan jenis zeolit. Tabel 4. Pengaruh Suhu Proses dan Waktu pada Proses Distilasi Adsorbsi (Berat Zeolit 50 gram) Waktu Zeolit Alam Zeolit 4A 78 0 C 80 0 C 78 0 C 80 0 C 50 menit 88,56% 86,61% 96,36% 90,86% 70 menit 87,39% 86,21% 91,62% 94,21% 90 menit 86,61% 86,21% 91,24% 87,78% Pada Tabel 4. diambil data penelitian dari variasi berat zeolit sebesar 50 gram. Dengan variasi berat zeolit 50 gram dapat dilihat bahwa kadar etanol yang paling optimal sekitar 96,36% pada Zeolit 4A dengan waktu proses 50 menit.

Tabel 5. Pengaruh Suhu Proses dan Waktu pada Proses Distilasi Adsorbsi (Berat Zeolit 75 gram) Waktu Zeolit Alam Zeolit 4A 78 0 C 80 0 C 78 0 C 80 0 C 50 menit 86,61% 86,21% 96,01% 91,24% 70 menit 86,61% 86,21% 94,57% 87% 90 menit 85,82% 85,42% 88,59% 88,95% Pada Tabel 5. dapat dilihat bahwa kadar etanol yang paling optimal sekitar 96,01% pada Zeolit 4A dan waktu proses 50 menit. Data penelitian tersebut diambil dari variabel tetap berat zeolit sebesar 75 gram. Tabel 6. Pengaruh Suhu Proses dan Waktu pada Proses Distilasi Adsorbsi (Berat Zeolit 100 gram) Waktu Zeolit Alam Zeolit 4A 78 0 C 80 0 C 78 0 C 80 0 C 50 menit 84,95% 88,88% 98,42% 93,84% 70 menit 88,88% 88,56% 96,36% 96,36% 90 menit 84,95% 86,61% 90,86% 90,48% Pada Tabel 6. dapat dilihat bahwa kadar etanol yang paling optimal sekitar 98,42% pada Zeolit 4A dan waktu proses 50 menit. Dengan menggunakan variasi berat zeolit yang sama yaitu 100 gram. Dari ketiga Tabel tersebut diatas didapatkan variasi waktu yang paling optimal pada 50 menit waktu proses. Sedangkan jenis zeolit yang paling baik untuk proses distilasi adsorbsi adalah menggunakan zeolit 4A. Dari variasi berat diperoleh kadar etanol yang paling optimal yaitu sebesar 98,42% dengan berat zeolit yang digunakan sebesar 100 gram. Pengaruh jenis zeolit yang digunakan untuk proses distilasi adsorbsi terhadap peningkatan kadar etanol dapat dilihat pada Gambar 5. Setiap adsorbent mempunyai daya serap terhadap etanol yang berbeda-beda sehingga setiap penambahan jenis adsorbent yang berbeda akan memberikan kemampuan menyerap etanol yang berbeda pula. Kami menggunakan dua macam asorbent yaitu zeolit alam dan zeolit 4A (Sherviena dkk., 2010). Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian kami yaitu dapat mengetahui jenis adsorbent mana yang memberikan hasil optimal dalam menyerap etanol. Pada Gambar 4. dapat dilihat bahwa pada kondisi suhu tetap 78 0 C dan berat zeolit 50 gram terlihat bahwa zeolit 4A dapat menghasilkan kadar etanol yang lebih tinggi daripada zeolit alam yaitu pada waktu proses 50 menit dapat menghasikan kadar etanol sebesar 96,36%. Hal ini disebabkan ukuran pori zeolit 4A sebesar 4 angstrom yang dapat menyerap molekul air dengan ukuran 3 angstrom, sedangkan untuk molekul etanol mempunyai ukuran pori 4,4 angstrom. Zeolit alam mempunyai ukuran pori yang beragam sehingga memungkinkan sejumlah etanol dapat terserap lebih besar daripada zeolit 4A. Pada zeolit alam, air yang sudah terserap perlahan-lahan dilepaskan kembali, sedangkan air yang diserap oleh zeolit sintetis akan terikat kuat (Gunturgeni, 2009). Gambar 4. menunjukkan pengaruh berat zeolit terhadap kadar etanol yang dihasilkan pada proses distilasi adsorbsi pada. Gambar 4. dapat dilihat bahwa pada kondisi suhu tetap 78 0 C dan zeolit 4A yang mana berat yang paling bagus adalah 100 gram dapat menghasilkan kadar etanol 98,42%. Hal ini sesuai dengan teori dimana semakin banyak jumlah zeolit dan adanya konsentrasi larutan etanol mula mula yang tetap, maka air yang terjerap akan semakin banyak. Flow rate etanol dipengaruhi oleh volume etanol yang dihasilkan dari proses distilasi adsorbsi itu sendiri. Volume etanol yang diperoleh, dipengaruhi oleh porositas zeolit, luas penampang zeolit yang semakin besar dan daya serap zeolit terhadap molekul air dalam larutan etanol ( Nadzif dkk., 2009). Dari Gambar 4. dengan berat tetap 100 gram dan zeolit 4A terlihat bahwa, proses distilasi adsorbsi yang paling baik adalah pada distilasi dengan suhu 78 0 C bukan suhu 80 0 C. Hal ini dikarenakan apabila proses distilasi adsorbsi yang dilakukan pada suhu tinggi maka air yang teradsorbsi akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dilakukan pada suhu lebih rendah sebab titik didih etanol yang sesuai dengan standart adalah 78 0 C sehingga agar kemurnian distilat yang dihasilkan lebih tinggi maka sebaiknya temperatur dijaga antara range 77-78 C. Kenaikan suhu pada sistem menyebabkan rongga rongga zeolit bertambah besar sehingga air yang teradsorbsi oleh zeolit lolos kembali (Sholikhati,2009). Pengaruh waktu proses ditilasi adsorbsi terhadap kenaikan kadar etanol akan ditampilkan pada Gambar 4. Data ini diambil pada suhu tetap 78 0 C dan menggunakan zeolit 4A. Variasi waktu yang digunakan adalah mengambil waktu distilasi adsorbsi 50 menit, 70 menit, dan 90 menit. Dari Gambar 4.7 terlihat bahwa waktu yang paling optimum pada proses distilasi adsorbsi adalah pada waktu 50 menit. Hal ini disebabkan semakin lama waktu yang digunakan untuk proses distilasi adsorbsi maka kesempatan terjerapnya etanol dan air oleh zeolit juga akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa semakin lama waktu adsorbsi dan semakin kecil ukuran adsorbent maka jumlah etanol yang terserap juga semakin banyak (Sherviena dkk., 2010). 5

6 Gambar 4. Grafik Hubungan Kadar Etanol (%) dengan(a) waktu; (b) berat zeolit 4. Kesimpulan Pada proses adsorbsi, jenis zeolit yang paling efektif untuk pemurnian etanol adalah zeolit 4A. Semakin singkat waktu pendiaman dan waktu pengadukan, maka kadar etanol yang dihasilkan akan semakin tinggi dengan konsentrasi larutan etanol mula mula yang tetap. Sedangkan pada proses distilasi adsorbsi, jenis zeolit yang paling efektif untuk pemurnian etanol adalah zeolit 4A. Semakin singkat waktu proses dan dilakukan pada suhu titik didih etanol dengan menggunakan berat zeolit yang paling besar, maka kadar etanol yang dihasilkan akan semakin tinggi dengan konsentrasi larutan ethanol mula mula yang tetap. Proses yang paling efektif untuk pemurnian etanol adalah proses distilasi adsorbsi dengan adsorbent zeolit 4A sebanyak 100 gram, didistilasi pada suhu 78 o C selama 50 menit. Dengan umpan etanol 80% kadarnya dapat naik menjadi 98,24%. Daftar Pustaka Bries. A. Rodiel, 2008. The Extraction of Bioethanol from Pineaplle (Ananas Comosus) Peelings Through Simultaneous Saccharification and Fermentation Using The Yeast Saccharomyces Cerevisiae. Quezon City Science High School, Istanbul. Elevri, Putra A., Surya, R.P., 2006. Produksi etanol Menggunakan Saccharomyces Cerevisiae yang Diamobilisasi dengan Agar Batang. Akta Kimindo, Vol.1 No.2 April. Harjono, 2004. Zeolit Bahan pembelah Tanah. Suara Merdeka, 23 Februari. http://ajigunturgeni.blogspot.com/2009/08/teknik-pemurnian-etanol.html Milati, S., Sukmawati, R.F., 2009. Pembuatan Bioetanol dari Kulit Singkong. Program Studi D III Teknik Kimia. Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nadzif, M.Y., Wibowo, S., 2009. Kajian Kinerja Media Kondensasi untuk Pemurnian Ethanol. Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jawa Timur. Putra, Agung N.H., Ardhiany, Sherviena A.A., 2010. Proses Pengambilan Kembali Bioetanol Hasil Fermentasi dengan Metode Adsorbsi Hidrophobik. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Sherviena, A.A., Putro, A.N.H., 2010. Proses Pengambilan Kembali Bioetanol Hasil Fermentasi dengan Metode Adsorbsi Hidrophobik. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro, Semarang. Sholikati, Umi S., Prayitno., 2009. Penentuan Kecepatan Adsorbsi Boron Dalam Larutan Zirkonium dengan Zeolit. Yogyakarta Silvia, M., Darmawan, Ragil SAC., 2008. Pengambilan Air dari Sistem Isopropil Alkohol Air dengan Distilasi Adsorptif Menggunakan Zeolit Alam dan Silika Gel. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.