ENVIRONMENT POLLUTION PREVENTIONEnvironm

dokumen-dokumen yang mirip
GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

Iklim Perubahan iklim

Agro Industri Ramah Lingkungan Dede Sulaeman

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPEMIMPINAN IKLIM GLOBAL PERJANJIAN KERJA SAMA (PKS)

APA ITU GLOBAL WARMING???

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

Penerapan Energi Efisiensi di IKM

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Adanya perubahan iklim disebabkan efek rumah kaca dari limbah sampah,

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Safety Leadership Bag 1 Part 2

sistem pengelolaan lingkungan yang baik dan terukur

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

PENGGUNAAN PERALATAN DENGAN TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

Untuk mengatasi masalah pasokan listrik, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, yaitu :

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Slide 1. Paparan Menteri Perindustrian pada acara TROPICAL LANDSCAPES SUMMIT: A GLOBAL INVESTMENT OPPORTUNITY 28 APRIL 2015, Shangri la Hotel Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:

BAB III. METODE PENELITIAN

Bahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN EMISI KARBON PADA INDUSTRI AMDK (STUDI KASUS: PT XYZ) MARITHA NILAM K

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

Penerapan Produksi Bersih Pada Industri Sebagai Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup

STUDI IMPLEMENTASI PENERAPAN INDUSTRI HIJAU PADA GALANGAN KAPAL BAJA. Oleh: Gangsar Anugrah Tirta P

PERANCANGAN ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENGURANGI DAMPAK LINGKUNGAN DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH PEMOTONGAN AYAM

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

KONSEP DAN TUJUAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

ISO Nur Hadi Wijaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN I.1

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Dinamika Upaya Pengarusutamaan Kegiatan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kutai Timur

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

1.9. Kerangka Pemikiran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Sampah Pengertian Sampah

Kuliah Pencegahan Pencemaran (CHA )

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah mengenai konsumsi energi dan mengenai penghematan energi.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Belakangan ini, tingkat kesadaran global terhadap lingkungan hidup

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

SOLUSI PENGHEMATAN BENSIN DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI SEDERHANA GEN TANDON SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISIR PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL Oleh: Benny Chandra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFISIENSI ENERGI & PENURUNAN EMISI SEKRETARIAT PROPER

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. ini. Penyebab utama naiknya temperatur bumi adalah akibat efek rumah kaca

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pengguna kendaraan sebagai sarana transportasi,

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

9 - Manajemen Kos/Biaya Lingkungan

REVIEW BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN. TL 4001 Rekayasa Lingkungan 2009 Program Studi Teknik Lingkungan ITB

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. bumi yang diakibatkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

EVALUASI DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH PADAT INDUSTRI. ( STtTDI KASUS : KABUPATEN DT.II BANDUNG ) OLIVIA.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

LINGKUNGAN HIDUP: masalah dan solusinya

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa memperhatikan

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan

Transkripsi:

ENVIRONMENT POLLUTION PREVENTIONEnvironm Environment Pollution Prevention merupakan program pengelolaan lingkungan dengan mengupayakan pencegahan pencemaran terhadap lingkungan dari setiap aktivitas, produk, dan jasa di perusahaan. Metoda pengelolaan lingkungan yang bertujuan mencegah pencemaran lingkungan bagi industri yang mempunyai atau berpotensi mempunyai aspek lingkungan penting dan menimbulkan dampak lingkungan penting, dapat melakukan beberapa program secara bertahap. Program dibawah ini membutuhkan perhatian serius dari jajaran manajemen suatu perusahaan, karena program ini akan memberikan kontribusi pencegahan pencemaran lingkungan yang sangat signifikan, terukur, dan mampu mengurangi biaya operasional perusahaan pada jangka waktu tertentu yang sangat besar. Investasi awal sebagai modal dasar realisasi program memang belum dirasakan manfaat secara langsung, biaya besar untuk kelangsungan operasional perusahaan jangka panjang akan memberikan manfaat keuangan di internal perusahaan sekaligus kontribusi bagi keseimbangan lingkungan secara global yang tidak terukur nilainya. Sedangkan tanpa investasi, akan mempercepat terhentinya kelangsungan proses operasi di perusahaan dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan. A. Environment Aspect Elimination (Process Re Design) Penerapan pengelolaan lingkungan melalui metode Environment Aspect Elimination merupakan metode paling efektif. Perusahaan akan melakukan perancangan ulang terhadap proses yang ada dengan investasi yang tidak sedikit. Paling efektif karena mampu menghilangkan sumber aspek lingkungan yang menyebabkan dampak lingkungan penting pada proses. Banyak industri di negara maju sudah mengalihkan teknologi lamanya ke negara berkembang. Negara negara maju melakukan perancangan teknologi terbaru dengan menghilangkan sumber sumber pencemar lingkungan. Kepentingan dari berbagai kalangan termasuk pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya mendorong mereka segera menerapkan teknologi yang ramah lingkungan sekaligus mampu meminimalkan limbah oleh proses bersangkutan menuju "Zero Waste". Environment Pollution Prevention halaman 1 dari 5

B. Environment Aspect Substitution (Process Changes) Environment Aspect Substitution adalah metode perubahan proses yang mengganti aspek lingkungan sebagai sumber pencemar, sehingga aspek lingkungan lama digantikan oleh aspek lingkungan yang ramah lingkungan. Aspek Lingkungan penting sebelumnya tidak hilang sama sekali, namun berkurang kuantitas dan kualitasnya hingga dibawah baku mutu sumber pencemar yang dipersyaratkan peraturan perundangan. Bila perubahan proses mampu mengganti aspek lingkungan, timbul kecenderungan akan muncul aspek lingkungan yang baru. Sebagai bagian dari inovasi teknogi maka pengelolaan lingkungan tidak bisa dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Sebagai contoh, teknologi pembakaran pada alat angkut forklift yang semula menggunakan bahan bakar solar atau bensin, mulai mengganti teknologi penggerak pembakarannya dengan penggerak batterai. Aspek lingkungan yang ditimbulkan semula berupa emisi gas, kebisingan, getaran, dan pemakaian bahan bakar sudah hilang sama sekali. Meskipun akan muncul aspek lingkungan baru berupa limbah batterai bekas serta pemakaian energi listrik sebagai Electrical Charging System tetapi tidak signifikan seperti aspek lingkungan terdahulu. C. Environment Aspect Engineering (Process Modification) Rekayasa aspek lingkungan menjadi alternatif industri dalam melakukan Environmental Improvement melalui modifikasi proses yang ada di perusahaan. Pada dasarnya, modifikasi proses dimaksudkan dengan tidak merubah proses yang ada, namun melakukan penambahan atau modifikasi teknologi guna mengurangi aspek lingkungan yang timbul atau potensi timbul dan mengakibatkan dampak lingkungan penting. Pada saat "Overhaul" atau "Major Maintenance" biasanya waktu yang tepat untuk modifikasi proses di area kerja terkait. Hal ini akan memudahkan proses perbaikan atau modifikasi proses tanpa mengganggu atau terganggu oleh proses di sekitarnya. Environment Pollution Prevention halaman 2 dari 5

D. Environment Impact Engineering (Waste Utilization) Environment Impact Engineering merupakan rekayasa pengendalian dampak lingkungan yang memanfaatkan limbah yang ditimbulkan melalui beberapa metode antara lain : 1. Recycle (Daur Ulang) 2. Recovery (Memanfaatkan Elemen Penting) 3. Reuse (Penggunaan Ulang) 4. Retreatment (Pengolahan Ulang) Tahapan metode pengelolaan lingkungan diatas dapat dilakukan oleh setiap industri yang mempunyai atau berpotensi mempunyai aspek lingkungan pada setiap aktivitas, produk dan jasa di perusahaan. Hanya saja metode ini menimbulkan biaya baru sebagai konsekuensi penambahan proses pemanfaatan limbah. Paradigma pengelolaan lingkungan pada metode Environment Impact Engineering sudah mulai dikaji untuk tidak diterapkan secara terus menerus karena pada jangka panjang akan menimbulkan biaya operasional tambahan yang cukup signifikan. Teknologi Environment Solution yang ada di dunia cenderung menyediakan teknologi untuk memenuhi problem industri dalam memanfaatkan limbahnya (Waste Utilization). Teknologi yang ada hanya mampu menurunkan kualitas sumber pencemar lingkungan dibawah baku mutu yang dipersyaratkan dan memenuhi daya dukung lingkungan sekitarnya. Pengelolaan lingkungan yang efektif tidak menjadikan metode ini sebagai satu satunya metode akhir dalam mengurangi kualitas dampak lingkungan yang ditimbulkan, namun hanya upaya awal dalam melakukan Environment Improvement untuk masa yang akan datang hingga pada tahap eliminasi/menghilangkan aspek lingkungan yang ditimbulkan oleh suatu proses di perusahaan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan secara terus menerus oleh suatu proses di perusahaan merupakan kendala tersendiri yang memerlukan perhatian serius. Menurunkan kualitas dan kuantitas sumber pencemar lingkungan membutuhkan parameter pemantauan dan pengukuran yang akurat untuk meyakinkan kualitas Environment Pollution Prevention halaman 3 dari 5

pencemar tidak mempengaruhi keseimbangan lingkungan dan melebihi daya dukung lingkungan sekitarnya. Teknologi pemantauan dan pengukuran limbah yang disebut "Continous Waste Monitoring System" (Sistem Pemantauan Limbah Kontinyu), akan memantau limbah yang ditimbulkan secara terus menerus oleh suatu proses yang terdiri dari tiga kategori yaitu : Air Waste Monitoring System (Sistem Pemantauan Limbah Udara) Solid Waste Monitoring System (Sistem Pemantauan Limbah Padat) Liquid Waste Monitoring System (Sistem Pemantauan Limbah Cair) Sistem pemantauan limbah udara yang biasa dikenal Continous Emission Monitoring System / CEMS lebih banyak digunakan di berbagai industri yang mengeluarkan emisi gas hasil pembakaran secara terus menerus dan sangat signifikan. Proses pembakaran yang terjadi pada boiler, furnace, smelter, heater, rotary kiln, dan lainnya menghasilkan emisi gas CO2 dan impurities gas lain yang mampu menambah akumulasi gas CO2 di udara sebagai salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global (Global Warming). Pemanasan global sudah tidak bisa dipungkiri lagi menjadi masalah serius saat ini sebagai akibat terganggunya keseimbangan lingkungan secara global di planet bumi. Kontribusi industri, masyarakat, dan regulator sebagai pembuat kebijakan industrialisasi dalam hal ini pemerintah menjadi penentu apakah dampak lingkungan global bisa dihambat sedini mungkin atau bahkan bertambah buruk. Fenomena Global Dimming (Pendinginan Global) lambat laun akan terjadi secara global di planet bumi akibat terlepasnya aerosol (gas pencemar) ke udara bebas dan berakumulasi secara terus menerus. Akibat yang ditimbulkan pun luar biasa, karena dengan tergangunya keseimbangan lingkungan global maka perubahan iklim yang sudah dipengaruhi oleh pemanasan global diperburuk dengan munculnya pencemar udara aerosol yang menyebabkan pendinginan global. Environment Pollution Prevention halaman 4 dari 5

Sentral Sistem Consulting melalui program program "Environmental Improvement" mengajak para pelaku industri untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan yang perlahan tapi pasti akan mempengaruhi kehidupan manusia di jagat raya ini, khususnya planet bumi. Sayangi anak cucu kita, karena kelak mereka menanggung akibat yang kita lakukan. Mereka sulit mendapatkan udara bersih, air bersih, lingkungan yang bersih. Mereka akan menangis untuk meminta pertangungjawaban kita atas apa yang kita lakukan sekarang. Best Regard Dewo P. Raharjo Sentral Sistem Consulting Environment Pollution Prevention halaman 5 dari 5