dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2012

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2010

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN INDONESIA AGUSTUS 2009

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA AGUSTUS 2008

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAMBI AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017 FEBRUARI 2017: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 3,80 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROV SUMSEL FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2011

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU, AGUSTUS 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2012

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA BARAT FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,99 PERSEN.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA AGUSTUS 2016

Transkripsi:

BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 26/05/31/Th. XVI, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2015 TPT DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 8,36 PERSEN Jumlah angkatan kerja di DKI Jakarta pada Februari 2015 tercatat 5,55 juta orang, bertambah sebesar 359,15 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan kerja pada Februari 2014 sebesar 5,19 juta orang. Jumlah penduduk yang bekerja di DKI Jakarta pada Februari 2015 sebesar 5,08 juta orang, bertambah sekitar 405,69 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2014 sebesar 4,68 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di DKI Jakarta pada Februari 2015 sebesar 8,36 persen, mengalami penurunan 1,48 poin jika dibandingkan pada Februari 2014 sebesar 9,84 persen. Secara absolut jumlah pencari kerja atau penganggur mengalami penurunan sebesar 46,54 ribu orang, dari 510,44 ribu orang pada Februari 2014 menjadi 463,90 orang pada Februari 2015. Selama periode Februari 2014 - Februari 2015, terjadi pertumbuhan negatif penduduk yang bekerja di sektor agriculture sebesar 61,70 persen sedangkan sektor manufacturing dan sektor services mengalami pertumbuhan yang positif yaitu 9,68 persen dan 10,37 persen. Pada Februari 2015, status pekerjaan sebagai buruh/karyawan merupakan yang terbanyak, yaitu sebesar 3,46 juta orang (68,03 persen), diikuti berusaha sendiri sebesar 749,86 ribu orang (14,75 persen), sedangkan yang terkecil adalah pekerja bebas sebesar 132,37 ribu orang (2,60 persen). Pada Februari 2015 terdapat sebanyak 3,70 juta orang (72,70 persen) bekerja pada kegiatan formal, dan 1,38 juta orang (27,30 persen) bekerja pada kegiatan informal. Selama periode Februari 2014- Februari 2015, pekerja formal meningkat sebesar 10,26 persen (bertambah 343,97 ribu orang). Peningkatan pada pekerja formal lebih tinggi jika dibanding pekerja informal yang hanya meningkat sebesar 4,65 persen (bertambah 61,72 ribu orang). Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2015, sebanyak 4,37 juta orang (86 persen) yang bekerja 35 jam atau lebih per minggu, sedangkan yang bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam per minggu hanya sebesar 72,01 ribu orang (1,42 persen). Pada Februari 2015, pekerja yang berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) mendominasi, yaitu 1,21 juta orang (23,90 persen), diikuti dengan pendidikan SMA Umum sebanyak 1,06 juta orang (20,84 persen) dan pendidikan SMA Kejuruan sebanyak 1,03 juta orang (20,37 persen). Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, pada bulan Februari 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tamatan Diploma dan Universitas sebanyak 57,40 ribu orang (4,51 persen). Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014 1

1. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Angka Pengangguran Secara keseluruhan struktur ketenagakerjaan di DKI Jakarta pada bulan Februari 2015 telah mengalami perubahan. Pada bulan Februari 2015, jumlah angkatan kerja tercatat 5,55 juta orang, meningkat sebanyak 359,16 ribu orang dibanding keadaan Februari 2014. Kenaikan jumlah angkatan kerja terjadi baik pada angkatan kerja laki-laki dan angkatan kerja perempuan. Angkatan kerja laki-laki meningkat sebanyak 96,26 ribu orang, sedangkan angkatan kerja perempuan mengalami peningkatan sebanyak 262,90 ribu orang (Tabel 1). Jumlah penduduk yang bekerja juga mengalami peningkatan dari 4,68 juta orang pada Februari 2014 menjadi 5,08 juta orang pada Februari 2015, atau terjadi peningkatan sebanyak 405,69 ribu orang. Selama Februari 2014 - Februari 2015, peningkatan jumlah penduduk yang bekerja terjadi pada penduduk laki-laki sebesar 149 ribu orang dan pada penduduk perempuan sebesar 256,69 ribu orang. Selama periode Februari 2014 - Februari 2015, tingkat pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan dari 9,84 persen menjadi 8,36 persen, atau turun sebesar 1,48 poin. Menurut jenis kelamin, TPT laki-laki mengalami penurunan dari 9,63 persen menjadi 7,77 persen atau turun sebesar 1,86 poin, sementara TPT perempuan mengalami penurunan dari 10,17 persen menjadi 9,25 persen atau turun sebesar 0,92 poin. Secara absolut, jumlah penganggur mengalami penurunan sebanyak 46,54 ribu orang dari 510,44 ribu orang pada Februari 2014 menjadi 463,90 ribu orang pada Februari 2015. Selama periode Februari 2014 - Februari 2015, penganggur laki-laki mengalami penurunan sebanyak 52,74 ribu orang, sementara penganggur perempuan mengalami peningkatan sebesar 6,21 ribu orang. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami kenaikan sebesar 4,11 poin, yaitu dari 68,49 persen pada Februari 2014 menjadi 72,6 persen pada Februari 2015. TPAK laki-laki mengalami kenaikan sebesar 2,06 poin, yaitu dari 85,04 persen pada Februari 2014 menjadi 87,10 persen pada Februari 2015, sementara TPAK perempuan mengalami peningkatan sebesar 6,26 poin, yaitu dari 51,85 persen pada Februari 2014 menjadi 58,11 persen pada Februari 2015. Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama Kegiatan Utama Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Angkatan Kerja 3.230,31 1.958,97 5.189,28 3.326,57 2.221,87 5.548,43 a. Bekerja 2.919,10 1.759,74 4.678,84 3.068,10 2.016,43 5.084,53 b. Penganggur 311,21 199,23 510,44 258,47 205,44 463,90 2. Bukan Angkatan Kerja 568,38 1.819,46 2.387,84 492,67 1.601,88 2,094,56 3.Penduduk 15 Tahun Ke Atas 3.798,68 3.778,43 7.577,11 3.819,24 3.823,75 7.642,989 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) 85,04 51,85 68,49 87.10 58.11 72.60 5. Tingkat Pengangguran Terbuka/ TPT (%) 9,63 10,17 9,84 7.77 9.25 8.36 6. Pekerja Tidak Penuh 225,55 291,49 517,04 339,41 372,21 711,62 a. Setengah penganggur 37,69 28,16 65,85 96,00 62,45 158,45 b. Paruh waktu 187,86 263,32 451,19 243,41 309,76 553,17 2 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014

2. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Distribusi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha, dibedakan menurut tiga sektor utama yaitu sektor agriculture, manufacturing dan services. Sektor agriculture merupakan sektor pertanian, sektor manufacturing merupakan agregat sektor pertambangan, industri pengolahan, sektor konstruksi, serta sektor listrik, gas dan air. Sektor services merupakan gabungan sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa kemasyarakatan. Tabel 2 memperlihatkan struktur penduduk yang bekerja menurut tiga sektor utama. Selama periode Februari 2014 - Februari 2015 telah terjadi perubahan penduduk bekerja pada sejumlah sektor. Sektor agriculture terjadi penurunan penduduk bekerja sebesar 61,70 persen, sedangkan sektor manufacturing dan services mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 9,68 persen dan 10,37 persen. Penduduk bekerja keadaan Februari 2015 di DKI Jakarta menurut tiga sektor utama menunjukkan bahwa terbanyak ada pada sektor services sebesar 4,05 juta orang (79,58 persen), kemudian diikuti oleh sektor manufacturing sebanyak 999,55 ribu orang (19,66 persen) dan terakhir sektor agriculture sebesar 38,91 ribu orang (0,77 persen). Menurut jenis kelamin menunjukkan sektor services mendominasi penduduk bekerja di DKI Jakarta baik laki-laki (sebesar 2,32 juta orang atau 75,53 persen) maupun perempuan ( sebesar 1,73 juta orang atau sebesar 85,73 persen). Sektor Utama Tabel 2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Sektor Utama, Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah % perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Agriculture 93,75 7,83 101,58 13,42 25,49 38,91-61.70 2. Manufacturing 659,76 251,58 911,34 737,31 262,24 999,55 9.68 3. Services 2,165,59 1,500,33 3,665,92 2,317,38 1,728,69 4,046,07 10.37 Jumlah 2,919,10 1,759,74 4,678,84 3,068,11 2,016,42 5,084,53 8.67 3. Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Status pekerjaan dibedakan menjadi enam kategori seperti tampak pada Tabel 3. Pada tabel tersebut terlihat bahwa dari 5,08 juta orang penduduk yang bekerja, status pekerjaan yang terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan sebesar 3,46 juta orang (68,03 persen), diikuti berusaha sendiri sebesar 749,86 ribu orang (14,75 persen), sedangkan yang paling sedikit adalah pekerja bebas sebesar 132,37 ribu orang (2,60 persen). Penduduk yang bekerja dengan status buruh/karyawan, sebesar 61,93 persen adalah laki-laki dan 38,07 persen perempuan. Sementara itu, penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri, laki-laki sebesar 58,47 persen dan perempuan sebesar 41,53 persen. Dalam setahun terakhir (Februari 2014-Februari 2015), penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap mengalami peningkatan paling besar yaitu 33,30 persen atau bertambah 59,26 ribu orang. Sementara untuk penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan meningkat sebesar 8,97 persen atau bertambah 284,72 ribu orang. Penurunan persentase selama periode tersebut, Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014 3

terjadi pada penduduk dengan status pekerja bebas sebesar 2,92 persen (turun 3,98 ribu orang) dan berusaha sendiri sebesar 1,65 persen (turun 12,56 ribu orang). Tabel 3 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama, Status Pekerjaan Utama % Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Berusaha sendiri 473,09 289,33 762,42 438,41 311,45 749,86-1,65 2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap 156,38 36,18 192,56 139,36 81,84 221,20 14,87 3. Berusaha dibantu buruh tetap 157,09 20,88 177,96 192,57 44,65 237,22 33,30 4. Buruh/karyawan 1.967,51 1.206,99 3.174,50 2.142,29 1.316,93 3.459,22 8,97 5. Pekerja bebas 91,47 44,88 136,35 84,43 47,94 132,37-2,92 6. Pekerja tidak dibayar 73,56 161,49 235,05 71,04 213,62 284,66 21,11 Jumlah 2.919,10 1.759,75 4.678,84 3.068,10 2.016,43 5.084,53 8,67 4. Penduduk yang Bekerja Menurut Kegiatan Formal dan Informal Secara sederhana, pendekatan kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan utama. Dari enam kategori status pekerjaan utama, pendekatan pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sedangkan status pekerjaan lainnya termasuk pekerja informal. Berdasarkan identifikasi ini, pada bulan Februari 2015 terdapat sebanyak 3,70 juta orang penduduk (72,70 persen) bekerja pada kegiatan formal, dan 1,38 juta orang (27,30 persen) bekerja pada kegiatan informal. Tabel 4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Kegiatan Formal dan Informal, % Deskripsi Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Peremp;uan Jumlah perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Pekerja Formal 2.124,60 1.227,86 3.352,46 2.334,85 1.361,58 3.696,43 10.26 2. Pekerja Infomal 794,50 531,87 1.326,38 733,25 654,85 1.388,10 4.65 Jumlah 2.919,10 1.759,73 4.678,84 3.068,10 2.016,43 5.084,53 8.67 Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa dalam setahun terakhir (Februari 2014-Februari 2015), pekerja formal meningkat sebesar 10,26 persen atau bertambah 343,97 ribu orang. Peningkatan pada pekerja formal lebih tinggi jika dibanding pekerja informal yang hanya meningkat sebesar 4,65 persen atau bertambah 61,72 ribu orang. Peningkatan yang cukup besar pada penduduk bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap dan penduduk bekerja dengan status buruh/karyawan menyebabkan peningkatan persentase yang cukup besar juga pada pekerja formal. 5. Penduduk yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Secara umum, komposisi jumlah orang yang bekerja menurut jumlah jam kerja per minggu pada keadaan Februari 2014 dan Februari 2015 tidak mengalami perubahan berarti (Tabel 5). Penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam per minggu persentasenya relatif kecil yaitu hanya 4 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014

1,02 persen atau sebanyak 47,80 ribu orang (pada Februari 2014) dan 1,42 persen atau sebanyak 72,01 ribu orang (pada Februari 2015). Sementara itu penduduk yang bekerja sebagai pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja 35 jam atau lebih per minggu mencapai 4,16 juta orang (88,95 persen) pada Februari 2014 dan 4,37 juta orang (86 persen) pada Februari 2015. Secara absolut, terjadi peningkatan jumlah pekerja dengan jumlah jam kerja normal sekitar 5 persen (211,11 ribu orang). Namun jika dilihat dari distribusi persentase, terjadi penurunan sekitar 2,95 poin. Jika dilihat menurut jenis kelamin pada Februari 2015, terlihat pekerja perempuan yang bekerja di bawah jam kerja normal (1-34 jam selama seminggu) lebih tinggi dibandingkan pekerja laki-laki. Pekerja perempuan yang bekerja dibawah jam kerja normal sebesar 372,21 ribu (18,46 persen) sedangkan pekerja laki-laki sebesar 339,41 persen (11,06 persen). Tabel 5 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja Seminggu, Jumlah Jam Kerja seminggu Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 7 18,74 29,06 47,80 43,76 28,25 72,01 8 14 37,33 36,76 74,09 83,56 72,06 155,62 15 24 67,63 89,32 156,95 109,01 121,13 230,14 25 34 101,85 136,35 238,20 103,08 150,77 253,85 35+ *) 2.693,55 1.468,25 4.161,80 2,728,69 1,644,22 4,372,91 Jumlah 2.919,10 1.759,74 4.678,84 3,068,10 2,016,43 5,084,53 *) Termasuk sementara tidak bekerja 6. Penduduk yang Bekerja Menurut Pendidikan Pada Februari 2015, jumlah penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan (Tabel 6) terjadi fluktuasi baik menurut tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Dibandingkan Februari 2014, pada Februari 2015 hanya pekerja dengan tingkat pendidikan SMA Umum mengalami penurunan sedangkan pekerja dengan tingkat pendidikan yang lain mengalami peningkatan (SD ke bawah, SLTP, SMA Kejuruan, Diploma dan Universitas). Pekerja yang mempunyai ijasah SMA umum menurun sebesar 73,01 ribu orang dari 1,13 juta orang pada Februari 2014 menjadi 1,06 juta orang pada Februari 2015. Pada Februari 2015, penduduk bekerja dengan jenjang pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) mendominasi, yaitu sebesar 1,21 juta orang (23,90 persen), diikuti dengan pendidikan SMA Umum sebesar 1,06 juta orang (20,84 persen). Sementara penduduk yang bekerja dengan pendidikan SLTP dan SD Ke bawah masing masing 821,36 ribu orang (16,15 persen) dan 952,53 ribu orang (18,73 persen). Bila dibandingkan menurut jenis kelamin, pada Februari 2015 terlihat perbedaan pola pekerja antara laki-laki dan perempuan. Pekerja laki-laki didominasi oleh lulusan pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) sebesar 699,79 ribu orang (22,81 persen) dan SMA umum sebesar 753,91 ribu orang (24,57 persen). Untuk pekerja perempuan juga banyak didominasi oleh lulusan pendidikan tinggi (Diploma dan Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014 5

Universitas) yaitu sebesar 515,41 ribu orang (25,56 persen), diikuti oleh pekerja perempuan dengan lulusan pendidikan rendah, SD ke bawah sebesar 461,24 ribu orang (22,87 persen). Tabel 6 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SD Ke Bawah 420,11 394,60 814,71 491,29 461,24 952,53 SLTP 428,99 289,63 718,62 447,52 373,84 821,36 SMA Umum 818,05 314,65 1.132,70 753,91 305,78 1.059,69 SMA Kejuruan 608,64 260,22 868,86 675,59 360,16 1.035,75 Diploma dan Universitas 643,32 500,65 1.143,96 699,79 515,41 1.215,20 Jumlah 2.919,10 1.759,74 4.678,84 3.068,10 2.016,43 5.084,53 7. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan menunjukkan bahwa dari semua level pendidikan pada Februari 2015, hanya lulusan SD ke bawah yang memiliki TPT lebih tinggi dibandingkan Februari 2014. Sedangkan pada level pendidikan lain, yaitu lulusan SLTP, SMA Umum, SMA Kejuruan, Diploma dan Universitas, memiliki TPT Februari 2015 lebih rendah dibandingkan Februari 2014. Seperti telah disebutkan, TPT yang mengalami peningkatan hanya mereka dengan lulusan SD ke bawah. Pada Februari 2014, TPT lulusan SD ke bawah sebesar 9,69 persen meningkat 1,46 poin menjadi 11,15 persen pada Februari 2015. TPT yang mengalami penurunan tertinggi terjadi pada lulusan SMA Umum dan SLTP. TPT pada lulusan SMA Umum mengalami penurunan sebesar 4,36 poin dari 14,14 persen pada Februari 2014 menjadi 9,78 persen pada Februari 2015. Untuk lulusan SLTP, TPT mengalami penurunan sebesar 3,21 poin dari 12,85 persen pada Februari 2014 menjadi 9,64 persen pada Februari 2015. Sedangkan untuk lulusan pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas), TPT pada Februari 2015 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,24 poin dari 4,75 persen pada Februari 2014 menjadi 4,51 persen pada Februari 2015. Menurut jenis kelamin terlihat pola penurunan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki penurunan TPT tertinggi terjadi pada lulusan SLTP dan SMA Umum. Sedangkan peningkatan TPT terjadi pada SMA Kejuruan. Sementara untuk perempuan, penurunan TPT tertinggi terjadi pada lulusan SMA Umum dan SMA Kejuruan. Sedangkan peningkatan TPT terjadi pada lulusan pendidikan tinggi (Diploma dan Universitas). 6 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014

Tabel 7 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Februari 2014 Februari 2015 (persen) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki-Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SD Ke Bawah 9,29 10,10 9,69 13.16 8.89 11.15 SLTP 12,53 13,32 12,85 7.62 11.95 9.64 SMA Umum 13,47 15,82 14,14 9.60 10.22 9.78 SMA Kejuruan 7,06 9,51 7,80 7.70 7.25 7.54 Diploma dan Universitas 4,91 4,55 4,75 1.51 8.31 4.51 Jumlah 9,63 10,17 9,84 7.77 9.25 8.36 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014 7

BPS PROVINSI DKI JAKARTA Informasi lebih lanjut hubungi: Sri Santo Budi Muliatinah, M.A. Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon : 021-31928493, 021-31928496, Pesawat 300 Fax : 021-3152004 e-mail : bps3100@bps.go.id Homepage: / 8 Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 26/05/31/Th XVI, 5 Mei 2014