I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa dalam berkomunikasi pada kurikulum di sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
V. SIMPULAN DAN SARAN. Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 2 Band ar Lampung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

III. METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

Mapel : Bahasa Indonesia SMP Kelas : 7 Semester : 1

I. PENDAHULUAN. mendapatakan ilmu itu manusia harus belajar. Selain itu, belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terbatas oleh usia, ruang, dan waktu. Dalam situasi dan kondisi apapun apabila

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam

I. PENDAHULUAN. dengan lingkungannya. Dari proses belajar mengajar itu akan diperoleh suatu hasil, yang pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berupa transformasi nilai-nilai, pengetahuan, teknologi, dan kemampuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sudah diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003.

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan alat komunikasi dengan sesama manusia. Sementara bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu penentu agar bangsa kita dapat melangkah lebih maju

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam. memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

I. PENDAHULUAN. Manusia sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan satu alat yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. pengupayaan ini akan mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan

I. PENDAHULUAN. membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Melalui karya sastra, seseorang

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan cabang dari seni yang menjadikan bahasa sebagai mediumnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa dalam berkomunikasi pada kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan,1987:1). Setiap keterampilan tersebut berhubungan erat dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, yang disebut caturtunggal. Setiap keterampilan itu erat berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya (Tarigan, 1987:1). Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi, dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis, serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar siswa siap mengakses situasi multiglobal lokal yang berorientasi pada keterbukaan dan kemasadepanan (Wetty, 2009: 19).

Merujuk pada tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 (Permendiknas, 2006:22-23) tentang standar kompetensi lulusan satuan pendidikan di tingkat SMP, bahwa salah satu standar kompetensi lulusan di SMP adalah agar para siswa menunjukkan sikap percaya diri, memahami kekurangan dan kelebihan sendiri, berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun, serta menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, sastra merupakan salah satu materi pembelajaran yang harus disampaikan. Pembelajaran sastra termasuk dalam pembelajaran yang sudah tua dan sampai sekarang tetap bertahan dalam pembelajaran, dan juga tercantum dalam kurikulum sekolah. Bertahannya pembelajaran sastra di sekolah karena pembelajaran sastra memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai aspek tujuan pendidikan, seperti aspek pendidikan susila, sosial, sikap, penilaian, dan keagamaan. Selain itu, pembelajaran sastra juga bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman sastra dan pengetahuan sastra. Hal itu disebabkan setiap karya sastra termasuk karya sastra lisan khususnya karya sastra cerita prosa rakyat dongeng, juga memiliki pesan-pesan sosial, moral, dan susila serta agama. Semua amanat yang terdapat dalam karya sastra tersebut dapat menjadi pembelajaran berharga bagi seseorang dalam kehidupan sehariharinya yang juga dapat mengubah hidupnya lebih bernilai, dan hal ini merupakan tujuan dari pendidikan dan pengajaran sastra itu sendiri. Terkait dengan bentuknya, sastra terbagi menjadi dua, yakni karya sastra tulis dan karya sastra lisan. Berkenaan dengan karya sastra yang termasuk pada kategori sastra lisan adalah, cerita prosa rakyat, kepercayaan rakyat, makanan rakyat, dan

sebagainya. Sastra lisan yang berupa cerita rakyat adalah dongeng, mite, legenda, hikayat, fabel, dan lain-lain. Dongeng termasuk salah satu bentuk sastra lisan yang berupa cerita prosa rakyat. Berdasarkan informasi yang terdapat di dalam buku Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-Lain menjelaskan bahwa dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benarbenar terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat (Danandjaja,1994:50). Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membuat lelucon-lelucon, atau menulis novel merupakan kegiatan yang mempergunakan fungsi imajinatif bahasa. Sebagai salah satu fungsi bahasa, fungsi imajinatif adalah fungsi yang bertindak untuk menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Menurut Halliday dan Brown bahwa melalui dimensi-dimensi imajinatif bahasa, kita bebas menjelajah ke seberang dunia yang nyata membubung tinggi ke atas ketinggian keindahan bahasa itu sendiri, dan melalui bahasa itu menciptakan mimpi-mimpi yang mustahil, kalau kita menginginkannya ( Tarigan, 1981:13-14). Dongeng menjadi saluran yang tepat sebagai unsur dalam bentuk karya sastra lisan berupa prosa rakyat yang dapat menjadi konkretisasi dari fungsi imanjinatif suatu bahasa, sehingga penting diajarkan di sekolah. Melalui mendongeng para siswa dapat menerapkan fungsi imajinatif bahasanya. Hal ini kaitannya dengan melatih keterampilan berbahasa seseorang dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat. Melalui mendongeng, maka keterampilan seseorang dapat diukur, karena dongeng pun menjadi salah satu objek kompetensi dasar dalam pembelajaran sastra di sekolah yang kaitannya dengan keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan. Berbicara tujuannya agar para siswa mampu berkomunikasi dengan baik. Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa (KTSP) secara khusus salah satunya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia (Mulyasa, 2008:22). Berdasarkan hal tersebut, sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan menjadi hal yang sah, begitu pun dengan pengembangan silabus. Pada dasarnya standar kompetensi lulusan mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara di tingkat SMP adalah agar para siswa dapat menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, pengalaman, pendapat, dan komentar dalam kegiatan wawancara, serta dalam berbagai karya sastra berbentuk cerita pendek, novel remaja, puisi, dan drama. Maka dari itu, mendongeng atau menceritakan dongeng dengan menggunakan alat peraga penting untuk melatih keterampilan siswa dalam berbahasa khususnya keterampilan berbahasa aspek berbicara. Agar kemampuan kreativitasnya dalam berbahasa juga dapat teraplikasi melalui penggunaan alat peraga yang dipakai saat mendongeng. Dengan demikian, melalui mendongeng, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar SMP semester ganjil untuk kelas VII pada kurikulum 2006, para siswa diharapkan mampu bercerita, spesifiknya mendongeng dengan

menggunakan alat peraga dengan memperhatikan pokok-pokok cerita dan beberapa aspek, yaitu ketepatan ekspresi, intonasi, tempo, kejelasan vokal, dan gestur. Tujuan dari hal tersebut agar siswa mampu bercerita dengan menggunakan alat peraga berdasarkan pokok-pokok cerita dengan memperhatikan ketepatan ekspresi, intonasi, tempo, kejelasan vokal, dan kinestetik/gestur. Dengan hal tersebut maka standar kompetensi lulusan di tingkat SMP idealnya dapat tercapai karena melalui kegiatan mendongeng para siswa dapat melatih kemampuannya yang berkaitan dengan keterampilan berbicara, serta dapat melatih kepercayaan dirinya dalam berkomunikasi di depan teman-temannya juga untuk mengembangkan kemampuanya dalam mengekspresikan pesan yang terdapat dalam dongeng yang disampaikan, juga dapat melatih kreatifitasnya dalam pemanfaatan alat peraga (media). Kemampuan siswa dalam mendongeng dengan menggunakan alat peraga tergolong baik, salah satunya di SMPN 2 Bandar Lampung. Hal ini berdasarkan data hasil penelitian pendahuluan sebelumnya di SMP Negeri 2 tersebut. Akan tetapi, terdapat kelemahan kaitannya dengan pengaturan suara dalam hal dinamika suara. Jadi masih tampak kurang dalam mengelola karakter suara-suara tokoh dalam dongeng. SMPN 2 Bandar Lampung merupakan sekolah negeri yang menerapkan KTSP, juga memiliki program rintisan sekolah bertaraf internasional. Sama halnya dengan karakteristik sekolah RSBI yang lain, SMPN 2 Bandar Lampung pun memiliki salah satu karakteristik sekolah yang berprogram RSBI, yaitu terdapat kegiatan-kegiatan kultur sekolah atau pengembangan karakter peserta didik yang menghargai atau menghormati negara/bangsa lain di dunia, toleransi beragama,

menghormati dan saling menghargai budaya tiap bangsa, menghormati keragaman etnis/ras/suku, mampu berkomunikasi berbasis TIK dan berbahasa Inggris/asing lain. Sesuai dengan pengembangan silabus di SMPN 2 BandarLampung yang notabenenya adalah rintisan sekolah bertaraf internasional, oleh sebab itu, geng dengan Menggunakan Alat Peraga pada Siswa Kelas VII RSBI SMPN 2 BandarLampung dalam mendongeng dengan menggunakan alat peraga di sekolah yang memiliki program RSBI tersebut. B. Rumusan Masalah Penulis merumuskan masalah sebagai berikut. Bagaimanakah kemampuan mendongeng dengan menggunakan alat peraga pada siswa kelas VII Rintisan Sekolah Bertaraf Internaional (RSBI) SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan mendongeng dengan menggunakan alat peraga pada siswa kelas VII Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011. D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna 1. Secara Praktis a. menambah pengetahuan siswa kelas VII mengenai teknik mendongeng dengan menggunakan alat peraga; b. dapat menggali bakat dan kreativitas serta melatih kepercayaan diri pada siswa dalam mengapresiasikan sebuah karya sastra lisan khususnya dongeng. 2. Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian di bidang pembelajaran sastra di sekolah, khususnya tentang mendongeng dengan menggunakan alat peraga. Penelitian ini juga dapat memberikan sumbangan bagi para peneliti selanjutnya dalam pengembangan teori mengapresiasi bentuk karya sastra lisan dalam hal mendongeng. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut. 1. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Negeri 2 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 dalam mendongeng dengan menggunakan alat peraga. Aspek yang dinilai terdiri atas aspek kemampuan mendongeng dan pemanfaatan alat

peraga. Adapun aspek yang kemampuan mendongeng yaitu dinamika suara, pengucapan (artikulasi), intonasi dan vokal, mimik/gestur, relevansi/penalaran, kenyaringan suara. Aspek pemanfaatan alat peraga, yaitu pelontar stimulus mendongeng, penarik perhatian pendengar, contoh perilaku belajar, pemberi kondisi eksternal, dan penuntun cara berpikir. 2. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan mendongeng dengan menggunakan alat peraga pada dongeng yang bertema sosial dan pendidikan. 3. Tempat penelitian ini yaitu di SMP Negeri 2 Bandar Lampung. Adapun profil sekolah tersebut, sebagai berikut. Nomor Statistik Sekolah : 201126005006 SK Pendirian Sekolah : No.3075/B.III/1955 tanggal 21 Juli 1955 Alamat Sekolah : Jl. Jenderal Sudirman No. 108 Rawalaut Kec. Tanjungkarang Timur Bandar Lampung Status Tanah : Sertifikat No. 277/1969 Luas Lahan/Tanah : 3.256 m 2 Luas Tanah Terbangun : 2300 m 2 Status Sekolah : Negeri Status Akreditasi Sekolah : 97,85 A (Amat Baik) Tipe Sekolah : A/ A1 / A2 / B / B1 / B2 / C / C1 / C2 : (Propinsi) Lampung Telepon/HP/Fax : 0721-252510//Fax : 0721-258031

Website :www.smpn2bdl.sch.idsmpn2_blampung@yahoo.co.id Kepemilikan Tanah Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa/menumpang*) Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah*) Luas Lahan/Tanah : 3.256 m 2 Luas Tanah Terbangun : 2.300 m 2 Catatan : 1. Untuk pemenuhan standar SBI saat ini oleh Pemda Kota Bandar Lampung dan Pemda Provinsi Lampung tengah dibangun gedung baru untuk merelokasi tanah dan gedung sekolah dengan luas lahan 15.050 m 2. Sumber data: (www.smpn2bdl.sch.idsmpn2_blampung@yahoo.co.id)