BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Wacana yang berkembang dimasyarakat, khususnya di kecamatan Lawang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. konstruktif yang pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia karena mendapatkan pendidikan, Tanpa pendidikan Manusia. mulia dengan pendidikan termasuk di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini sangat sekali diperlukan sumber

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Smart, Innovative, Professional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

I. PENDAHULUAN. untuk membawa bangsa ini keluar dari krisis menuju kemajuan. kemampuan mental, pikir (rasio, intelektual) dan kepribadian manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya, termasuk Indonesia. Mutu pendidikan dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (life-skills) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Perbaikan mutu pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah baik melalui penambahan dan rehabilitasi gedung, perbaikan sarana dan prasana, memberikan sumbangan dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada pendidikan dasar dan pemberian bea siswa pada sekolah negeri dan swasta, tetapi upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas 1

2 pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas (Mulyasa, 2008). Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur formal. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan diberikannya sertifikat pendidik, sedangkan kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran supaya mutu pendidikan nasional meningkat. Guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) memiliki peran antara lain: sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 itu dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana tertuang secara eksplisit dalam Bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada ayat 2 dinyatakan bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

3 pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dedi Supriadi(2009), dalam bukunya bertajuk Mengangkat Citra dan Martabat Guru telah menjelaskan secara sederhana ketiga istilah tersebut. Profesi menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa suatu profesi secara teori tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006 tentang standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar pelaksanaan dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sudah disosialisasikan dan diberlakukan sejak tahun 2006. Sehubungan dengan hal tersebut, maka banyak hal yang harus dipersiapkan oleh pemerintah daerah, karena sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi standar nasional pendidikan, dilaksanakan oleh sekolah atau pemerintah daerah. Satuan pendidikan harus menyusun sendiri kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian standar isi dan standar kompetensi lulusan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada. Penentuan isi dan materi pelajaran muatan local didasarkan pada keadaan dan kebutuhan lingkungan daerah tersebut, diwujudkan dalam mata pelajaran muatan lokal dengan alokasi yang berdiri sendiri. Keberadaan muatan lokal

4 merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Potensi daerah bisa digali dan dikembangkan guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan memenuhi kebutuhan daerah setempat. Pada kenyataanya muatan lokal dilaksanakan oleh satuan pendidikan memiliki beberapa kendala dalam pelaksanaannya, antara lain, 1) belum tersedianya sumber daya manusia atau guru professional yang sesuai dengan kebutuhan daerah, 2) belum adanya sarana dan prasarana yang memadai seperti bahan ajar, ruang praktek, bahan praktek dan media pembelajaran, belum ada wadah bagi guru muatan lokal untuk pengembangan potensi dan kompetensi muatan local seperti MGMP, guru mengalami kesulitan dalam menyusun SK, KD dan silabus karena kurangnya mendapat pelatihan hal tersebut. Kendala tersebut tak jauh berbeda kondisinya dengan keadaan guru muatan lokal yang ada di SMPN 2 Singosari. Kecamatan singosari terletak 20 km utara kota Malang, potensi daerah yang berkembang pesat adalah terdapat industri atau perusahaan yang berkembang dan memiliki prospek kedepan yang baik, antara lain bergerak di bidang otomotif, dan home industry. Semua industri dalam berproduksi pasti membutuhkan listrik, baik proses mulai awal produksi maupun penerangan. Karyawan dalam bekerja dituntut mengetahui tentang keselamatan kerja terlebih dalam pemakaian listrik, baik untuk keselamatan diri maupun tempat usahanya. Pengetahuan keselamatan pemakaian listrik menjadi hal penting untuk diperhatikan, sebab banyak kecelakaan kerja, kebakaran alat-alat listrik/ pabrik yang disebabkan oleh kesalahan karyawannya karena kelalaian melaksanakan keselamatan kerja, terutama hal pemakaian listrik.

5 Lembaga pendidikan diharap memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan serta kompetensi- kompetensi dasar pada para siswa sebelum mereka memasuki dunia kerja, termasuk keselamatan kerja listrik dan juga tentang administrasi atau pembukuan. Produksi kerja bisa meningkat jika didukung oleh administrator yang handal dan ketertipan melaksanakan administrasi pembukuan, sehingga semua kegiatan produksi bisa berjalan sesuai rencana/target. Perusahaan bisa bertahan dan berkembang jika pelaksanaan administrasi pembukuan berjalan dengan baik, sebagai kontrol, pengendalian maupun untuk laporan. Berdasarkan fenomena di atas, maka sangat menarik untuk diadakan penelitian tentang bagaimana kompetensi profesionalisme guru muatan lokal di SMPN 2 Singosari. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus penelitian dalam kajian ini adalah: 1. Bagaimana kompetensi profesional guru pelajaran muatan lokal elektronika dan pembukuan di SMPN 2 Singosari? 2. Bagaimana kebijakan sekolah terhadap penetapan guru pelajaran muatan lokal elektronika dan pembukuan di SMPN 2 singosari? 3. Apa kendala dalam mencapai kompetensi guru pelajaran elektronika dan pembukuan di SMPN 2 Singosari? C. Tujuan Penelitian Setelah ditentukan fokus masalah dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian inilah yang dijadikan acuan dalam setiap langkah penelitian. Penelitian bertujuan untuk:

6 1. Menganalisis kompetensi professional guru muatan lokal pelajaran elektronika dan pembukuan di SMPN 2 Singosari. 2. Menganalisis kebijakan sekolah terhadap penetapan guru muatan lokal elektronika dan pembukuan di SMPN 2 Singosari Kabupaten Malang. 3. Menganalisis kendala dalam mencapai kompetensi guru pelajaran elektronika dan pembukuan di SMPN 2 Singosari Kabupaten Malang. D. Manfaat Penelitian Hasil temuan dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi keilmuan secara teoritis dan secara praktis. 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam mendefinisikan, memaknai dan menginterpretasikan tentang implementasi kompetensi profesionalisme guru muatan local dalam upaya peningkatan kompetensi guru SMP. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya pada studi kebijakan pendidikan dalam hal peningkatan kompetensi profesionalisme guru sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini nantinya dapat menambah wawasan dan pengalaman untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan dan kebijakan pendidikan di tingkat pendidikan dasar. b. Bagi pengelola lembaga pendidikan, khususnya kepala SMPN 2 Singosari, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam mengambil kebijakan dalam upaya peningkatan profesionalisme guru dan peningkatan kompetensinya.

7 c. Bagi peneliti lebih lanjut, hasil penelitian ini nantinya dapat membuka peluang untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada, guna peningkatan profesional guru. E. Penegasan Istilah Penegasan istilah ini dipergunakan untuk memperjelas apa yang akan dibicarakan pada topik pembahasan dalam proposal penelitian ini. Istillah-istilah yang perlu diberi batasan adalah yang mempunyai peluang ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pemakai hasil penelitian. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi salah pengertian dan kurang jelasnya makna, maka dalam penelitian ini dijelaskan istilah istilah yang digunakan sebagai berikut : 1. Analisis Menurut arti bahasa, analisis adalah penguraian suato pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). 2. Kompetensi Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan dan kecakapan. Seorang yang dinyatakan kompeten di bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan. Kompetensi dapat pula didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesional (UU Nomor 14 tahun 2005).

8 3. Profesional guru Adalah kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Di samping itu guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang telah dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan personal (Mulyana,2008). 4. Muatan lokal Adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan social, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa. Muatan lokal yang dimaksud dalam penelitian ini yang adalah pelajaran elektronika dan pelajaran pembukuan yang diajarkan pada siswa SMPN 2 Singosari.