Stadion dan Fasilitas Pelatihan Sofbol di Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

MUSEUM TRANSPORTASI DARAT DI BATU

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

Hotel Resor dan Fasilitas Wisata Mangrove di Pantai Jenu, Tuban

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

Perpustakaan Nasional di Surabaya

BAB 6 DESAIN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

FASILITAS WISATA SIMULASI PROFESI DI SURABAYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

GELANGGANG OLAHRAGA TIPE A, SEMARANG

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

TUJUAN JENIS KEGIATAN. Latar Belakang Pemilihan OBJEK

Perancangan Fasilitas Pelatihan Taekwondo di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

Pusat Modifikasi Mobil di Surabaya

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PASAR MODERN DAN TERMINAL (TIPE C) BRATANG

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

Stadion Bola Basket di Balikpapan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Fasilitas Edukasi Wisata Tanaman Hias Di Surabaya

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pelabuhan Wisata dengan Fasilitas Kuliner di Manado

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

SIRKUIT INTERNASIONAL SENTUL

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

Structure As Aesthetics of sport

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

Stadion dan Fasilitas Pelatihan Atlet Renang di Surabaya

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. digunakan adalah High-Tech Expression yaitu hith tech yang tidak hanya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Museum Layang-layang di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

GEDUNG PAGELARAN MUSIK ROCK DI SURABAYA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Penitipan dan Pelatihan Anjing Trah di Surabaya

Fasilitas Rehabilitasi Psikotik di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR VOL. 1,NO. 2, (2013) 269 Stadion dan Fasilitas Pelatihan Sofbol di Surabaya Heristama Anugerah Putra dan Ir. Bisatya W. Maer, M.T. Program Studi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: heristama@yahoo.com ; mbm@petra.ac.id Gambar 1.1 Perspektif Bangunan Stadion dan Fasilitas Pelatihan Sofbol di Surabaya Abstrak Stadion dan Fasilitas Pelatihan Sofbol di Surabaya ini merupakan sebuah fasilitas umum yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota Surabaya pada umumnya dan para atlit pada khususnya dalam bermain olahraga sofbol. Ide awal perancangan desain ini adalah untuk menghadirkan tempat olahraga sofbol yang memiliki kesan nyaman dengan semua fasilitasfasilitas yang berstandar internasional. Penerapan ide desain ini dilihat dari adanya stadion sofbol yang saat ini masih tidak memenuhi standarstandar internasional, sedangkan peminat olah raga ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, apalagi prestasi olahraga sofbol yang meningkat pesat bagi indonesia. Desain dari perancangan ini menggunakan pendekatan bentuk dengan pendalaman struktur guna menciptakan kesan ringan dalam sebuah stadion. Stadion ini merupakan sebuah fasilitas umum yang memiliki fasilitas berstandar internasional dengan memiliki fasilitas utama dan dilengkapi dengan fasilitas lain seperti lapangan indoor, kafetaria, ruang penonton vvip, kantor PERBASASI (Persatuan Olahraga Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia), dan tribun penonton yang memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi bagi kepuasan penonton. Kata Kunci : Fasilitas, lapangan, sofbol, stadion, tribun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sofbol adalah olahraga bola beregu yang terdiri dari 2 tim dimana setiap tim memiliki 9 pemain inti. Olahraga ini lahir di Amerika Serikat, tepatnya di Chicago, pada tahun 1887. Di Indonesia sendiri terdapat PERBASASI yang mengatur cabang keolahragaan sofbol dan baseball. Adanya organisasi ini dapat memberikan informasi kepada atlet mengenai pertandingan. Apalagi Surabaya nantinya akan menjadi tuan rumah ASIAN YOUTH GAMES tahun 2021 yang menuntun segala aspek infrastruktur dan fasilitas keolahragaan.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR VOL. 1,NO. 2, (2013) 270 II. PERANCANGAN BANGUNAN A. Data dan Lokasi Tapak Gambar 1.2 ASIAN YOUTH GAMES 2021 Selain itu hingga saat ini mulai banyak bermunculan klub-klub sofbol tercatat di Surabaya ada 7 klub, Jombang ada 1 klub dan Malang juga ada 1 klub. Ada pula timnas Indonesia yang berkancah di level internasional dan terbukti menjadi juara ketiga dalam kejuaraan sofbol internasional (ISF). Di Surabaya sendiri saat ini stadion-stadion sofbol yang ada masih belum memiliki fasilitas dan standar lapangan yang memadai. Apabila semua standarisasi ini terpenuhi dimaksudkan agar dapat menjaring bibitbibit untuk menjadi atli-atlit sobol dikemudian hari. B. Rumusan Masalah Bagaimana mendesain sebuah stadion dan fasilitas pelatihan sofbol di Surabaya yang: mampu memenuhi standar kebutuhan seluruh aspek kegunaan yang menunjang kegiatan para atlet-atlet sofbol dengan memperhatikan: kelancaran sirkulasi atlet, penonton, pengelola dan servis; kenyamanan bagi semua pengguna; keamanan terhadap keadaan darurat bentuknya serasi dengan standar lapangan dan keadaan lahan serta lingkungannya TAPAK Lokasi : Jalan Nambangan Luas Lahan : ± 37.000 m 2 Tata Guna Lahan : Sports Center Kecamatan : Kenjeran Unit Pengembangan : Tambak Wedi Batas Utara : Lahan Kosong Batas Timur : Pemukiman, Lahan Kosong Batas Selatan : Jalan Nambangan, Pemukiman Batas Barat : Pemukiman, Lahan Kosong PERATURAN PEMERINTAH KDB : 70% KLB : 3,2 GSB Depan : 5-8m GSB Belakang, Kanan, :2m Kiri C. Tujuan Perancangan Gambar 2.1 Lokasi Tapak Tujuan Umum: - Menggali dan meningkatkan kembali potensi atlet-atlet sofbal di kota Surabaya - Meningkatkan dan menggiatkan kembali potensi atlet-atlet di kota Surabaya dalam bertanding,. - Turut mendukung klub yang dibela hingga timnas yang bertanding. Tujuan Khusus: - Merencanakan bangunan yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para atlet dan penonton serta bentuknya serasi dengan standar lapangan dan keadaan lahan serta lingkungannya. B. Pendekatan Desain Gambar 2.2 Perencanaan Tapak Sumber: BAPPEKO Surabaya Pendekatan: Site memiliki bentuk yang unik dan tidak simetris. Sedangkan mengacu dari bentuk lapangan outdoor yang simetris diharapkan dapat menghadirkan bentukan stadion yang harmonis dan selaras dengan bentuk standar lapangan dan bentuk tapak. Untuk itu pendekatan yang dipilih yakni pendekatan bentuk.

JURNAL edimensi ARSITEKTUR VOL. 1,NO. 2, (2013) 271 B. Konsep Desain Gambar 2.3 Bentuk dan Pola Site Mengacu dari pola bentuk lapangan yang simetris konsep bentukkan bangunan juga diharapkan ikut simetris. Agar bentuk keduanya (lapangan dan bangunan) menjadi seimbang dan unity serta menyerasikannya dengan bentukan site yang ada. Dari segi strukturnya bangunan stadion ini dipilih sistem sturktur yang ringan yaitu dengan mengkombinasikan antara space truss, membran dan kabel baja. C. Zoning area VVIP, komentator, media, dan kontrol yang semuanya perlu penangan yang lebih khusus. Tata ruang dalam disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penggunanya sesuai dengan fungsinya. Dimana ruang-ruang yang ada dapat memberikan rasa nyaman bagi para penggunanya. Selain masalah penzoningan masalah yang sangat umum lagi bagi sebuah stadion yakni sirkulasi. Berikut penjelasan pola sirkulasi berdasarkan zoningnya: Zoning penonton Untuk roda 4 masuk melalui jalan Nambangan (jalan utama), apabila ingin drop off dapat menuju ke main entrance dengan menaiki ramp ke lantai 2, dan kemudian bisa langsung parkir di lantai 1 atau keluar dari area stadion. Sedangkan untuk roda 2 masuk dari arah Barat yang langsung menuju ke parkiran lantai 1 stadion. Dan untuk pengguna angkutan umum dan pejalan kaki dapat langsung masuk dengan jalan kaki melalui gapura hingga ke main entrance (area drop off mobil) yang langsung masuk ke lobby. Zoning atlet dan pengelola Bagi para atlet dan pengelola dapat masuk melalui pintu bagian Barat Daya yang kemudian dapat memakir kendaraannya di dalam gedung lantai 1 (untuk mobil dan sepeda motor) sedangkan untuk bus ditempatkan diluar parkiran gedung. Zoning servis Kendaraan khusus servis masuk melalui jalan di bagian Timur untuk memberi kemudahan dalam melakukan loading dan juga supaya tidak terlihat dari area-area lainnya D. Proses Desain Gambar 2.3 Bentuk dan Pola Site Tata letak ruang di dalam bangunan dibagi menjadi berbagai zona sesuai dengan aktivitasnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi cross circulation antar pengunjung. Zoning-zoning diletakkan berdasarkan kebutuhan dan fungsinya masing-masing. Pada lantai 1 hanya terdapat area untuk parkir penonton, pengelola dan atlet serta zona servis (MEE) yang masing-masing memiliki areanya sendiri-sendiri. Di lantai atasnya (lantai 2) terdapat zona untuk penonton dan atlet. Di bagian ini pula lokasi main entrance berada yang terkoneksi dengan area drop off kendaraan. Di lantai 3 terdapat zoning penonton dan pengelola. Pada lantai 3 ini hampir seluruhnya diisi dengan area sirkulasi bagi penonton, hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kepadatan di dalam gedung setelah penonton selesai dan akan menyaksikan pertandingan. Sehingga dibutuhkan sirkulasi yang cukup luas. Pada lantai keempat terdapat zoning yang lebih private dimana terdapat Gambar 2.4 Layout Gambar 2.5 Denah Lantai 2 Gambar 2.6 Denah Lantai 3 Gambar 2.7 Denah Lantai 4 Gambar 2.8 Atap (Site Plan)

JURNAL edimensi ARSITEKTUR VOL. 1,NO. 2, (2013) 272 Lapangan sofbol outdoor memiliki ukuran dan standar yang sudah pasti. Mengacu dari bentukan lapangannya inilah bentuk bangunan stadion ini dirancang dengan bentuk simetris mulai dari denah lantai 1 (layout) hingga ke atap bangunan. Apabila dilihat dari atas bangunan memiliki kesimetrisan antara lapangan, bentuk bangunan hingga ke atapnya di dalam bentuk site yang unik. Posisi tribun yang nyaman untuk menonton terletak langsung menghadap ke lapangan. Untuk itu pola bentukan tribun juga dirancang simetris dengan lapangan yang sebagai patokan utama. E. Transformasi Bentuk Gambar 2.10 Tampak Pada tampak bangunan dapat dilihat penggunakan struktur busur baja yang ditarik kabel dengan material penutup atap membran, hal ini dimaksudkan agar bangunan terlihat ringan dan kokoh. G. Interior Bangunan Gambar 2.9 Transformasi Bentuk Bangunan Desain 1 pengelompokan tata ruang masih belum menghasilkan bentuk yang benar-benar simetri, struktur bentang lebar menggunakan busur baja yang tegak lurus dengan arah masuk ke bangunan, namun masih belum mendapatkan proporsi yang diharapkan, dan bentang busur terlalu lebar. Desain ke 2 bangunan masih belum simetri, ada perubahan untuk sistem strukturnya. Untuk desain 3 perubahan tata ruang dibuat seimbang agar bentuk bangunan simetri tetapi atap masih belum simetri, arah hadap bangunan terhadap site belum tepat. Sedangkan untuk desain yang terakhir (4) bentukan bangunan dan atap sudah simetri terhadap bentukan lapangannya yakni dengan memutar sedikit arah hadap lapangannya ke arah Timur sejauh 15 0 dari arah Utara, hal ini dimaksudkan agar lebih optimal terhadap site. Pada umumnya stadion memiliki permasalahan terhadap pencahayaan alami, hal ini dikarenakan tebal denah tribun stadion, dan pada umumnya di bawah tribun difungsikan untuk beberapa ruangan. Pada lantai 3 (lihat gambar 2.11) diberikan void agar cahaya dapat masuk langsung dari ventilasi cahaya (kaca) sampai lantai-lantai di bawahnya (lihat gambar 2.12). Karena ada ruangan yang terletak langsung dibawah tribun masih kurang pencahayaan pasif maka diberikan glass block pada bagian lantai tribun. Diusahakan kesan ringan pada eksterior bangunan dapat terasa dibagian interior bangunan juga. Lantai 3 posisinya tepat berada di bawah atap rangka baja terekspos dari dalam dengan penutup atap membran. Sehingga menimbulkan kesan ringan, luas dan tinggi, membrannya juga berlaku sebagai plafon di lantai tersebut (lantai 3). F. Eksterior Bangunan Gambar 2.11 Interior Bangunan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR VOL. 1,NO. 2, (2013) 273 H. Sistem Utilitas Gambar 2.12 Potongan Tribun Cahaya Sistem utilitas air bersih menggunakan sistem down feed. Penyaluran dimulai dari air PDAM masuk ke meteran, kemudian disalurkan dalam tandon bawah. Setelah dari tandon bawah air dipompa menuju tandon atas didalam shaft air. Satu lantai dibawah tandon air didistribusikan menggunakan pompa booster dikarenakan tekanan airnya yang kecil apabila tanpa pompa. Sedangkan, lantai-lantai dibawahnya memanfaatkan aliran gravitasi air. Gambar 2.16 Sistem Utilitas Air Kotor dan Kotoran Gambar 2.13 Sistem Utilitas Listrik Sistem utilitas listrik menggunakan PLN yang utama dan genset untuk cadangan bila terjadi pemadaman / listrik mati. Listrik dari PLN masuk menuju trafo untuk distabilkan voltasenya kemudian dialirkan ke ruang MDP (Main Distribution Panel). Dari MDP inilah listrik dialirkan ke panel-panel (Sub Distribution Panel) di setiap lantainya yang kemudian listrik didistribusikan ke seluruh ruangan stadion. Sistem utilitas air kotor dan kotoran menggunakan bioseptik tank. Air kotor masuk ke dalam avur kemudian melalui saluran air menuju ke bioseptik, begitu pula dengan kotoran yang berasal dari toilet setelah itu air sisa pengolahan kotorannya di buang ke saluran kota. Gambar 2.14 Sistem Utilitas Air Hujan Sistem utilitas air hujan ini menggunaka sistem system re-use water. Dimana air hujan yang jatuh dari atap masuk ke dalam pipa saluran air hujan melalui bak kontrol kemudian di salurkan ke tandon-tandon bawah. Di tandon inilah air hujan ditampung untuk digunakan penyiraman rumput lapangan maupun landscape dengan menggunakan pompa air. Tapi ada beberapa pipa yang langsung dibuang ke saluran kota untuk menjaga kelangsungan debit air yang ada dalam tandon agar tidak terlalu penuh apabila dimasukkan semuanya. Gambar 2.15 Sistem Utilitas Air Bersih Gambar 2.17 Sistem Evakuasi Kebakaran Sistem evakuasi bila terjadi kebakaran menggunakan tangga darurat yang dibagi berdasarkan beberapa sektor zona dan jarak. Jarak capai maksimum 25 m yang dapat dijangkau orang ke arah tangga darurat atau 50 m jarak capai maksimum antar tangga darurat. Sedangkan terdapat juga sistem utilitas kebakaran berupa hydrant dan sprinkler di dalam bangunan I. Sistem Struktur Sistem struktur bangunan dari lantai ground sampai dengan tribun yang menggunakan sistem struktur rangka pemikul momen beton bertulang. Karena bentukan denah ada yang melengkung, dan agar bangunan terlihat ringan serta luas, maka digunakan modul kolom 10m. Balok berfungsi untuk mentransfer beban dari plat lantai ke kolom, yang

JURNAL edimensi ARSITEKTUR VOL. 1,NO. 2, (2013) 274 kemudian beban tadi di transfer ke kolom, ke pondasi hingga tanah. Struktur atap menggunakan struktur space truss yang ditarik kabel dengan material penutup atap membran aerogel (membran yang mampu meredam panas didalamnya). Penggunaan rangka atap space truss yang bertumpu pada girder dipadukan dengan tarikan kabel membuat kesan ringan untuk stadion ini. Dimana semua beban yang berasal dari atap dan plat lantai disalurkan hingga pondasi Penyaluran gaya-gaya pada rangka atap stadion dimana rangka atap bertumpu pada girder. Akibatnya konstruksi itu memiliki gaya ke bawah (ingin jatuh). Maka diberi tarikan kabel yang diteruskan ke pondasi aliran bebannya. Akibat girder ditarik kabel maka ada kecenderungan rangka mengalami dorongan ke arah belakang, untuk itu perlu diperkaku dengan menggunakan konstruksi space truss yang saling bertumpu pada kolom-kolom yang menerus sampai pondasi juga. Gambar 2.22 Konstruksi Atap Gambar 2.18 Sistem Penyaluran Beban Bangunan J. Pendalaman Struktur Struktur dibagi dalam 3 kelompok yang disatukan, yaitu kelompok A1, A2, dan B. Sistem struktur kelompok A1 dan A2 sama. Struktur B ditumpu oleh struktur A1 dan A2 dan busur C ditarik kabel di bagian tengahnya. Rangka baja pada bagian ujung-ujung / tepat di daerah tarikan kabel memiliki profil dan penanganan struktur yang berbeda dengan rangka di bagian tengah, dikarenakan adanya gaya dorong kebelakang terhadap rangka tersebut. Gambar 2.23 Space Truss Rangka space truss di bagian yang ditarik kabel dan menahan gaya dorong akibat tarikan. Gambar 2.19 Konsep Struktur Struktur A1 dan A2 terdiri dari 2 busur, space truss baja di bagian tepinya (A dan B) yang ditarik ke atas oleh kabel membentuk kantilever. Kedua ujung kantilever menjadi tumpuan girder (2). Busur-busur space truss yang berada di dalam (E) ditumpu oleh girde tersebut. Diatas busur space truss tersebut dipasang atap membran. Gambar 2.24 Busur Atap Kabel juga digunakan menarik rangka atap stadion yang berada di bagian tengah, selain untuk tarikan atap kabel juga difungsikan dalam menarik membran agar menjadi tegang. Gambar 2.20 Rangka Atap Gaya-gaya yang terjadi pada rangka atap sehingga dimungkinkan atap untuk diangkat dengan menggunakan kabel. Gambar 2.19 Sistem Penyaluran Beban Atap

JURNAL edimensi ARSITEKTUR VOL. 1,NO. 2, (2013) 275 bangunan bila terjadi kebakaran - adanya siamis dan perkerasan untuk jalur PMK di luar gedung Gambar 2.26 Ikatan Angin Ikatan angin sangat diperlukan untuk menahan gaya lateral yang diakibatkan oleh angin. Gaya-gaya yang terjadi bila rangka atap terkena beban lateral yang diakibatkan oleh angin. Gaya tersebut ditahan oleh ikatan angin sedangkan pada bagian ujung rangka ditahan oleh kolom yang menerus sampai pondasi. Gambar 2.21 Girder Atap Girder diberi beban pada bagian atas, sehingga membuat bentangan girder dibagian tengah menjadi melendut dan memiliki momen yang besar seperti pada diagram momen diatas. III. KESIMPULAN Desain stadion ini sudah memenuhi keinginan para penggunanya didasarkan dari faktor-faktor berikut: Faktor kenyamanan: - pola sirkulasi di dalam dan luar bangunan yang tidak cross circulation. -lapangan dan fasilitas yang berstandar internasional (ISF) untuk penonton, atlet, maupun pengelola Faktor keamanan: - jalur evakuasi yang jelas sesuai dengan jarak dan sektor-sektornya - penggunaan hydrant dan sprinkler pada dalam Bentukan bangunan terpaku dengan pola bentuk lapangan sofbol yang simetris hingga secara keseluruhan. Dari arah pintu masuk utama tampak bangunan sangat simetri. Untuk itu pada bagian tengahnya merupakan area main entrance dan juga area tangkap pandang orang dari jauh terlebih terdapat gate masuk ke arah stadion untuk para pejalan kaki. Adanya tiang berbentuk ^ menjadi penanda sebagai main entrance. DAFTAR PUSTAKA [1] Birkhauser. 2008. Olympic Architecture Beijing 2008. Beijing: China Architecture & Building Press. [2] Brookes, Alan J. 1994. Connections: Studies in Builsing Assembly. New York: Whitney Library of Design [3] Culley, Peter and John Pascoe. 2005. Stadium Engineering. London: Thomas Telforf Publishing. [4] Chaesar, Novan. 2011. Tugas Sarana dan Prasarana Olahraga. Surabaya: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNESA. [5] De Chiara, Joseph and John Handcook Callender. 1973. Time Saver Standarts for Building Types. New York : McGraw Hill Company. [6] John, Geraint, Rod Sheard dan Ben Vickery. 2007. Stadia: A design and Development Guide. Oxford: Elsevier. [7] Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 1 Edisi: 33. Jakarta: Penerbit Erlangga. [8] Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 2 Edisi: 33. Jakarta: Penerbit Erlangga. [9] Panero, Julius and Martin Zelnik. 1980. Human Dimension and Interior Space. London : The Architectural Press, Ltd [10] Sorensen, Maria Jose. 1992. Sports Facilities 3. Barcelona: Atrium. [11] Tandjung, Akbar dan Radinal Moochtar. 1994. Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.