MITIGASI BENCANA BENCANA :

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

KERENTANAN (VULNERABILITY)

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

Definisi Bencana (2) (ISDR, 2004)

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

Tindakan untuk mengurangi dampak sebelum bencana terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan yang dapat mebgurangi resiko dalam jangka panjang

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

Powered by TCPDF (

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

MANUAL BAG1 APARAT PEMERINTAHAN DALAM PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN BENCANA DAN PENGANGAN PENGUNGSI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BAB III LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA

BAB II DISASTER MAP. 2.1 Pengertian bencana

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

Penger&an dan Ruang Lingkup Penanggulangan Bencana

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN KENDAL

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

ANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

Indeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA DI DAERAH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BUPATI BANDUNG BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 6 Tahun : 2013

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Empowerment in disaster risk reduction

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHAKUASA GUBERNUR ACEH,

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. Menurut Nawawi (2012:147) dari sudut etimologis berarti penggunaan kata

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Profil dan Data Base BPBD Sleman

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I P E N D A H U L U A N

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Transkripsi:

MITIGASI BENCANA BENCANA : suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang melampaui kemampuan masyarakat tersebut untuk mengatasi dengan menggunakan sumberdaya mereka sendiri. Sumber bencana : Alam Ulah dan/atau perbuatan manusia

JENIS BENCANA Bencana geologi, gempa bumi, tsunami, letusan Gunung berapi, dan tanah longsor. Bencana iklim, banjir, kekeringan, dan topan, badai Bencana lingkungan, pencemaran lingkungan (air, udara, tanah), eksploitasi sumber daya alam berlebihan termasuk penjarahan hutan, alih fungsi lahan di kawasan lindung, penerapan teknologi yang keliru, dan munculnya wabah penyakit. Bencana sosial. kehancuran budaya, budaya tidak peduli, KKN, politik tidak memihak rakyat, perpindahan penduduk, kesenjangan sosial ekonomi budaya, konflik dan kerusuhan.

Jenis bencana di Indonesia Letusan gunung api Gempa Banjir Angin badai Longsor Tsunami Kekeringan Kebakaran hutan Kegagalan teknologi Wabah penyakit

Korban bencana Kerusakan lingkungan Manusia : fisik, mental dan sosial Hasil pembangunan : jalan, bangunan, rumah sakit, dsb

Mengapa Indonesia rawan terhadap bencana : INDONESIA MERUPAKAN NEGARA YANG RAWAN BENCANA ALAM (ARC OF FIRE) KHUSUSNYA GEMPA, LETUSAN GUNUNG API, TSUNAMI, LONGSOR, BANJIR, KEKERINGAN, KEBAKARAN HUTAN, DAN BENCANA SOSIAL (KONFLIK ETNIS MAUPUN KEGAGALAN TEKNOLOGI). INDONESIA MEMPUNYAI JUMLAH PENDUDUK YANG BANYAK DAN MENYEBAR SECARA TIDAK MERATA; DAERAH-DAERAH YANG SUBUR (DAERAH GUNUNGAPI) DATARAN PANTAI, PINGGIR SUNGAI, DAN FLUVIAL MENJADI DAERAH YANG PALING PADAT; PENDIDIKAN PENDUDUK RELATIF RENDAH, DAN SAMPAI SAAT INI BELUM ADA SUATU WAHANA YANG DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENDUDUK MENGENAI BAHAYA BENCANA YANG POTENSIAL TERJADI DI INDONESIA, TERMASUK ANTISIPASINYA KURIKULUM DI PERSEKOLAHAN PUN BELUM SECARA IMPLISIT MEMASUKAN MITIGASI BENCANA SECARA TERINTEGRASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

PROFIL INDONESIA Jumlah penduduk : 215,3 juta jiwa (BPS, 2003) Jumlah pulau/kepulauan : 17.583 Siklus musim : Musim penghujan dan musim kemarau Jumlah sungai : 500 sungai besar dan kecil 30 % melintas di wilayah padat penduduk Jumlah Gunung Berapi : lebih dari 500 buah, 128 masih aktif Jumlah Etnis/suku bangsa : Lebih dari 300 etnis Jumlah Bahasa Daerah : 583 Bahasa Agama Jumlah Pemerintah Daerah : 85 % beragama Islam : 33 Propvinsi 410 Kabupaten/Kota 33.000 Desa/Kelurahan Berdasarkan letak geografis dan geologis, wilayah indonesia merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya bencana, khususnya bencana alam.

FISIOGRAFIS PERAIRAN INDONESIA

SIKLUS HIDROLOGI

Kapasitas Saluran Cenderung Menurun

Penyebab Banjir & Alternatif Penanganan Koefisien aliran meningkat (intensitas hujan, lereng, penutupan lahan, infiltrasi, cekungan) Tambatan air berkurang (suplai airtanah berkurang) Drainase tidak memadai Pemanfaatan lahan rawan banjir Sedimentasi alur sungai -Penataan penggunaan lahan -Sumur resapan -Pembangunan waduk Membangun waduk, situ, embung Membangun sistem drainase yang sesuai dengan limpasan Pemeliharaan drainase Meningkatkan kapasitas alur sungai Menghindari daerah rawan banjir untuk permukiman Konservasi lahan di daerah hulu Check dam Pengerukan

PENGERTIAN BENCANA Adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia dan atau keduanya yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat. (Depsos RI : 2004) BENCANA ALAM Adalah peristiwa atau gejala alam yang ekstrim, yang mengakibatkan atau berdampak pada timbulnya kerusakan, kerugian dan kesengsaraan manusia. (Depsos RI : 2004 )

AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI PROVINSI NAD DAN SUMATERA UTARA Kerusakan pada pola-pola kehidupan normal. Merugikan manusia, berupa kematian, kehilangan keluarga, Kehilangan mata pencaharian, luka-luka, kecacatan, trauma psikis, kesengsaraan maupun gangguan kesehatan, antara lain penyakit Cholera, Malaria, Tetanus dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dsb, munculnya sikap pesimistis terhadap masa depan (putus asa). Terjadinya kelumpuhan sistem pemerintahan, komunikasi, transfortasi (Kerusakan jalan dan jembatan) dan berbagai pelayanan umum lainnya terutama listrik, air bersih, BBM.

Mitigasi (mitigation) : upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik, maupun non fisik-struktural melalui perundang-undangan dan pelatihan

SIKLUS PENANGGULANGAN BENCANA ALAM Tindakan-tindakan yang difokuskan pada pengembangan rencanarencana untuk menghadapi bencana secara cepat dan efektif apabila terjadi bencana Pencarian Penyelamatan Evakuasi Bantuan darurat KESIAP SIAGAAN BENCANA TANGGAP DARURAT MITIGASI REHABILITASI PENCEGAHAN REKONSTRUKSI Tindakan-tindakan untuk mengurangi dampak bencana Pembangunan kembali sarana /prasarana serta fasilitas umum yang rusak, agar kehidupan normal kembali. Perbaikan fisik dan nonfisik serta pemberdayaan dan mengembalikan hakikat hidup korban bencana

ISTILAH DALAM PENANGANAN BENCANA Kesiapsiagaan (preparedness) adalah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah-langkah yang tepat guna dan berdaya guna. Tanggap Darurat (emergency response) adalah upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.

Pemulihan (recovery) adalah proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana pada keadaan semula dengan melakukan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. Rehabilitasi (rehabilitation) adalah upaya yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumah, fasilitas umum dan fasilitas sosial serta, dan menghidupkan kembali roda perekonomian. Rekonstruksi (reconstruction) adalah program jangka menengah dan yang jangka panjang meliputi perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau lebih baik dari sebelumnya.

Ancaman (hazard) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kerusakan, kehilangan jiwa manusia, atau kerusakan lingkungan. Kerentanan (vulnerability) adalah kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi, politik, budaya dan teknologi masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan menanggapi dampak bahaya tertentu. Kemampuan (capacity) adalah penguasaan sumberdaya, cara, dan kekuatan yang dimiliki masyarakat, yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan dan mempersiapkan diri, mencegah, menanggulangi, meredam, serta dengan cepat memulihkan diri dari akibat bencana.

Risiko (risk) adalah kemungkinan timbulnya kerugian pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang timbul karena suatu bahaya menjadi bencana. Risiko dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Peringatan Dini (early warning) adalah upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa kemungkinan bencana akan segera terjadi, yang menjangkau masyarakat (accesible), segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent), dan resmi (official). Bantuan Darurat (relief) merupakan upaya untuk memberikan bantuan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar pada kedaruratan.

Prinsip-prinsip Penanganan Bencana : a. nondiskriminasi; b. hak untuk hidup dan kelangsungan hidup; c. hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak; dan d. hak untuk bebas dari rasa takut dari ancaman.

Azas Penanganan Bencana: Negara sebagai penanggung jawab utama; Jaminan keamanan dan pemenuhan hak-hak warga negara; Penanganan bencana secara menyeluruh dan terpadu; Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pemerintahan dan pembangunan; Transparansi dan akuntabilitas; Pencegahan dini /kehati-hatian; Manfaat.

Tahapan penanganan bencana Sebelum terjadinya bencana : pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan; Saat terjadinya bencana mencakup upaya tanggap darurat; Sesudah terjadinya bencana mencakup upaya pemulihan

PENCEGAHAN : cara mengurangi tekanan, mengatur dan menyebarkan energi atau material ke wilayah yang lebih luas atau melalui waktu yang lebih panjang. Mitigasi : suatu tahapan yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan dampak negatif kejadian bencana terhadap kehidupan dengan menggunakan cara-cara alternatif yang lebih dapat diterima secara ekologi. Edukasi Pemberian Sangsi Dan Reward Penyuluhan Penyediaan Informasi

Kesiapsiagaan : kegiatan penyusunan dan ujicoba rencana penanganan kedaruratan, mengorganisasi, memasang dan menguji sistem peringatan dini, penggudangan dan penyiapan barang-barang pasokan pemenuhan kebutuhan dasar, pelatihan dan gladi, penyiapan mekanisme alarm dan prosedur-prosedur tetap. Saat Terjadinya Bencana 1. Tanggap Darurat : tindakan-tindakan yang dilakukan seketika sebelum, pada saat dan seketika sesudah terjadinya suatu kejadian bencana. 2. Pengkajian cepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumberdaya; 3. Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban; 4. Pemenuhan kebutuhan dasar; 5. Pemulihan dengan segera sarana-sarana kunci.

Sesudah Terjadinya Bencana : Rehabilitasi dan Rekonstrusi Pembangunan sarana dan prasarana dasar (jalan, listrik, air bersih, dll); Pembangunan sarana sosial masyarakat (masjid, gereja, pura, balai adat, dll); Membantu masyarakat memperbaiki rumah; Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi.