RANCANG BANGUN DAN REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT (Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Tayu, Pati)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERMEN

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

1 Security Printing merupakan bidang industri percetakan yang berhubungan dengan pencetakan beberapa

SPO INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DENGAN SISTEM TANGKI SEPTIK MODIFIKASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

PENGARUH RASIO WAKTU PENGISIAN : REAKSI PADA REAKTOR BATCH DALAM KONDISI AEROB

A. BAHAN DAN ALAT B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

AUDIT LINGKUNGAN RUMAH SAKIT (sesi 2)

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Desain Alternatif Instalasi Pengolahan Air Limbah Pusat Pertokoan Dengan Proses Anaerobik, Aerobik Dan Kombinasi Aanaerobik Dan Aerobik

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kakao di Indonesia. No Tahun Luas Areal (Ha)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB I. PENDAHULUAN. bioetanol berbasis tebu, baik yang berbahan baku dari ampas tebu (baggase), nira

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal

PERENCANAAN ULANG INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PG TOELANGAN, TULANGAN-SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Chrisnanda Anggradiar NRP

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

PENANGGULANGAN DAMPAK LINGKUNGAN RUMAH SAKIT *) Dr. Henni Djuhaeni, MARS Kanwil Departenen Kesehatan Propinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pengolahan AIR BUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2)

UJI KINERJA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PARTIKEL BOARD SECARA AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

LAMPIRAN A PERHITUNGAN BIOREAKTOR (ANAEROBIC BAFFLE REACTOR)

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

Transkripsi:

RANCANG BANGUN DAN REKAYASA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT (Studi Kasus Rumah Sakit Kristen Tayu, Pati) 1 Stephanus Agus Nurdijanto, 1,2 Purwanto, 1,2 Setia Budi Sasongko. 1 Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro 2 Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Diponegoro. ABSTRAK Limbah cair Rumah sakit Kristen Tayu Pati terdiri atas limbah cair infeksius dan non infeksius yang memberikan Nilai COD (Chemical Oxygen Demand) cukup tinggi sebesar 121,6 mg/l yang menunjukkan kandungan senyawa organik yang cukup tinggi.limbah Cair tersebut terbuang ke sungai di Desa Sambiroto Kecamatan Tayu,Pati tanpa diolah dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).Proses Aerob dan Anaerob yang menjadi dasar teori memberikan solusi bahwa Proses Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit menggunakan sistim Trickling Filter dan Baffled Tank Reaktor. Penelitian ini dilakukan dengan Sistem Batch dan Sistim Kontinyu, dengan Analisa SWOT, Kekuatan dan Kelemahan cenderung memberikan Nilai Skor total pada Kelemahan : 1, sedangkan Peluang dan Ancaman memberikan deregulasi skor total pada Peluang,8 untuk membuat IPAL. Dari hasil peneitian didapatkan bahwa dengan menggunakan lumpur aktif melalui sistim Batch dan Kontinyu didapatkan hasil sesuai dengan baku mutu yang diharapkan perlu dilakukan pengelolaan dan pemantaun hubungan serta evaluasi dan analisis terhadap pola limbah cair di rumah sakit,desain rancang bangun IPAL, dan sisa limbah IPAL sebaiknya diproses. Kata Kunci : waste, hospital treatment, waste management PENDAHULUAN Pelaksanaan pembangunan yang mempunyai wawasan lingkungan hidup tidak terlepas dari adanya tindak lanjut sarana dan prasarana pengelolaan lingkungan. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan bagian dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dampak negatif pada umumnya terjadi karena limbah padat dan cair yang dapat mengganggu kegiatan operasional dan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Limbah Padat terbagi atas Limbah Padat Non infeksius, Limbah Padat infeksius, Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), serta Limbah Cair yang terdiri atas Limbah Cair Infeksius dan Limbah Cair Non Infeksius. Limbah ini memberikan Nilai Parameter yang berdampak, antara lain BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand). Kegiatan operasional Rumah Sakit Kristen Tayu di Desa Sambiroto Kecamatan Tayu Kabupaten Pati belum mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal ini memiliki potensi dampak negatif yang dapat mengganggu lingkungan sekitar. Air Limbah Rumah Sakit Kristen Tayu saat sekarang ini terbuang lepas ke sungai sebanyak 52.8 m3/ hari yang berasal dari kegiatan medik yaitu dari Ruang Perawatan, Ruang Laboratorium, Ruang Poliklinik, Ruang IGD, Ruang Bedah, Ruang Bersalin, Ruang Radiologi, serta dari kegiatan Non Medik yang berasal dari Toilet Umum(7 %) masuk ke septic tank sedangkan sisanya 3 % masuk ke IPAL untuk diproses. Limbah yang datang dari Ruang Laundry, Ruang Kantor, Ruang Dapur, ruang lain lain tanpa pengolahan sesuai dengan teknologi yang ada, Sungai lokasi pembuangan Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 211 25

melewati tengah-tengah lokasi kegiatan rumah sakit. Dari data yang diperoleh didapatkan bahwa karakteristik limbah rumah sakit untuk ph : 7,32, TDS 125 mg/l, Ammoniak 18,37 mg/l, BOD 4,5 mg/l, dan COD 121,6 mg/l. Permasalahan dalam Penelitian adalah manajemen limbah cair belum sempurna/belum layak dan belum ada data teknis yang valid untuk perancangan IPAL. Bentuk Limbah Cair adalah Limbah Klinis yang sering menimbulkan masalah di rumah sakit. Bentuknya adalah Benda Tajam, Limbah infeksius, Jaringan Tubuh, Limbah Cititoksik, Limbah Farmasi, Limbah Kimia, Limbah Radioaktif, Limbah Plastik dan Limbah Padat atau non infeksius lainnya, sedangkan untuk Limbah Cair adalah merupakan hasil pelaksanaan kegiatan Limbah klinis baik yang mirip hasil pencucian dan sebagainya. Dampak yang terjadi akibat kegiatan Rumah Sakit adalah adanya kontaminasi di Air, Udara, Ruangan dan Bangunan. Peralatan dan Perlengkapan lainnya, Manusia / Individu/ Personalia dan Pasien/ Individu Sakit. Tujuan penelitian adalah untuk merencanakan manajemen pengelolaan limbah rumah sakit dan IPAL berdasarkan data hasil penelitian laboratorium. Manfaat penelitan ini diharapkan dapat memberikan usulan pengolahan limbah cair rumah sakit serta mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul sehingga dapat dicapai suatu rumah sakit yang berwawasan lingkungan yang diakumulasikan dalam Pelaksanaan Rancang Bangun dan Rekayasa Model. Proses ini dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu: a) Proses aerob, yaitu proses yang berlangsung dengan hadirnya oksigen. Bahan-bahan organik yang terdapat dalam limbah dapat dipecah oleh mikroorganisme aerob menjadi bahan yang tidak mencemari. Pemecahan ini berlangsung dalam suasana aerob (ada oksigen). Bahan-bahan organik+ mikroorganisme aerobik + O 2. Oksidasi C x H y O z + O 2 CO 2 + H 2 O C x H y O z + NH 3 + O 2 sel-sel mikroorganisme + CO 2 + H 2 O Sel mikroorganisme + O 2 CO 2 + H 2 O + NH 3 b) Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen. Proses fermentasi anaerob pada dasarnya adalah proses yang mengubah senyawa organik menjadi metana (CH 4 ) dan karbon dioksida (CO 2 ) tanpa kehadiran oksigen (O 2 ). Reaksi yang utama adalah konversi glukosa menjadi asam asetat seperti pada persamaan reaksi berikut ini : C 6 H 12 O 6 + 2H 2 O 2CH 3 COOH + 2CO 2 +4H 2 (1) CH 3 CH 2 COOH + 2H 2 O 2CH 3 COOH + 2CO 2 + 3H 2 (2) 2CH 3 CH 2 OH + CO 2 2CH 3 COOH + CH 4 (3) CH 3 CH 2 OH + H 2 O CH 3 COOH + 2H 2 (4) CH 3 COOH CH 4 + 2H 2 O (5) Anaerob Baffled Tank Reaktor Reaktor jenis ini dikembangkan oleh Bachman dan Mc Carty di Stanford University tahun 1982, berbentuk tangki persegi panjang, dibagi 4 kompartemen berukuran sama. Masing-masing kompartemen dipisahkan dinding, atap dan dasar tangki. Zat cair dialirkan menuju ke atas lalu ke bawah antar dinding dan menuju ke atas lagi melalui sludge anaerobik blanket hingga melewati kompartemen ke 4. Terjadilah kontak antar air limbah dengan biomassa aktif. Efisiensi Proses Pengolahan: Menurut Droste (1997) efisiensi pengolahan limbah merupakan rasio antara kandungan organik yang disisihkan melalui proses pengolahan dengan konsentrasi awal. Efisiensi konsentrasi pengolahan limbah dihitung So Se sebagai berikut : η = So dimana η adalah efisiensi (%) So adalah konsentrasi COD influen Se adalah konsentrasi COD efluen METODA PENELITIAN Pengambilan Data Primer dilakukan dengan cara konfirmasi pada pihak pengelola rumah sakit, pengamatan beban, percobaan Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 211 26

laboratorium untuk mengetahui model pengolahan limbah. Data diperoleh dari hasil laboratorium berdasarkan penelitian, pengamatan, dan perhitungan kemudian hasil penelitian dianailsis dengan pendekatan deskriptif, selanjutnya dibuat analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Strength) terhadap sistem dan prosedur pengelolaan dengan memakai scoring dan bobot kepentingan/prioritas, urgensi faktor internal, maupun eksternal. Penelitian ini dalam skala laboratotium dengan sistim batch dan kontinyu dalam variasi waktu tinggal (1,2,3,4,6,8,15,3 hari), perbandingan lumpur aktif dengan air limbah (MLSV),25 l lumpur/ liter, (MLSV),5 l lumpur/ liter dan (MLSV),25 l lumpur/ liter,) pada reaktor anaerob. Rancangan percobaan penelitian dilakukan dengan Sistim Batch karena dilaksanakan dalam jumlah skala kecil dan bertempat di laboratorium. Untuk merencanakan Pembuatan IPAL skala besar dilakukan dengan Sistim Kontinyu. (lihat Tabel 1) KONTINYU Gambar: 1. Anaerob baffled reactor Keterangan:Volume 1 liter, panjang : 12 cm, Lebar : 3 cm, ketinggian Bak 7 cm, Air ;5 cm, Waktu : 1,2,3,4,6,8, 15 dan 3 hari Volume Lumpur ( ι ) (MLSV),25 l lumpur/ liter, (MLSV),5 l lumpur/ liter, (MLSV),75 l lumpur/ liter Tabel 1. Rancangan dan Hasil Percobaan Sistem BATCH dan KONTINYU BATCH Ml Sludge/Ltr Campuran lumpur/ liter lumpur/ liter lumpur/ liter lumpur/ liter lumpur/ liter INFLUENT lumpur/ liter Waktu Tinggal/Res pon COD Ml Sludge/Ltr Campuran 1 hari / 219,6 (MlSV),25 l lumpur/ liter 2 hari / 147,73 lumpur/ liter 3 hari / 121,21 (MlSV),75 l lumpur/ liter / 64,39 lumpur/ liter 15 hari / 45,45 lumpur/ liter 3 hari /41,67 lumpur/ liter Gas outlet Cair Waktu Tinggal /Respon COD /41,66 /26,51 /22,73 4 hari /53,3 /26,51 8 hari /18,94 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel. 2. Nilai Analisa SWOT Pengelolaan Limbah Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 211 27 d d

No Keterangan Bobot Rating Skor 1 Total Kekuatan 1 2.8 2 Total kelemahan 1 3,8 Nilai skor total (1.) (kekuatan-kelemahan) 3 Total Peluang 1 3. 4 Total Ancaman 1 2.2 Tabel 4. Effisiensi Penurunan COD Pada Reaktor Anaerob,Sistim Kontinyu No Waktu Tinggal 1 4 76,71 2 6 5,1 3 8 72,22 Efisiensi COD (%) (Lumpur) lumpur/ liter Nilai Skor Total (,8) (Peluang Ancaman ) Tabel 3. Pengaruh Effisiensi Penurunan COD Reaktor, Anaerob, Sistim Batch 9 15; 83,56 3; 84,93 8 6; 76,71 7 6 3; 56,16 5 2; 46,57 Effisiensi (%) 4 (Lumpur ) ½ 3 2 1; 2,55 No Waktu Tinggal Efisiensi (%) Efisiensi (%) 1 (Lumpur) (Lumpur) (MlSV) 2,54l lumpur/ lumpur/ liter Effisiensi (%) (Lumpur)½ liter Efisiensi (%) (Lumpur) Waktu Tinggal (Hari) lumpur/ liter Efisiensi (%) (Lumpur) 1/2 lumpur/ Gambar2. Penurunan COD 1 1 2,55 2 2 46,57 3 3 56,16 4 6 76,71 5 15 83,56 6 3 84,93 Gambar 3. Sistem Kontinyu 9 8 7 6 5 4 3 2 Waktu Tinggal (Hari) 4; 76,71 6; 5,1 8; 72,22 No Waktu Tinggi 1 Lumpur (MlSV),25 l lumpur/ liter ( 1 / 4 ) 5 1 Waktu Tinggal 1/2 Tabel 5. Effisiensi Penurunan COD (%) Pada Reaktor Anaerob Analisis COD Variabel utama yang diamati adalah COD (Chemical Oxygen Demand). Menurut Alaertz dan Santika (1984) COD adalah oksigen (mg O 2 ) (Lumpur) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat (MlSV),5 l lumpur/ liter ( 1 / 2 ) Waktu Tinggal (Hari) 1. 6 21,44 5,1 57,14 Efisiensi (%) (Lumpur) lumpur/ liter Efisiensi (%) lumpur/ liter (MlSV),75 l lumpur/ liter (¾) Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 211 28

organik yang ada dalam 1 liter sampel air. Konsentrasi COD dihitung dengan persamaan : COD (mg O 2 /I) = ( a b) x ( N x 8) ( ml) sampel Dimana : a = volume FAS untuk titrasi blanko b= volume FAS yang digunakan untuk titrasi sampel N= normalisasi larutan FAS Gambar 6. Desain Rancang Bangun Sistem Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit 6 57,14 Efisiensi COD (%) 5 4 3 2 1 21,44 5,1 Effisiensi Penurunan COD (%) 1/4 1/2 3/4 Gambar 4. Efisiensi Penurunan COD Pada Reaktor Anaerob Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 211 29

KESIMPULAN Dari Analisa SWOT didapatkan hasil bahwa manajemen pengelolan limbah cair harus dilaksanakan di Rumah Sakit Kristen Tayu Pati karena belum mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Untuk Skala Laboratorium lebih baik memakai Sistim Batch sedangkan sistim kontinyu lebih baik untuk skala pengolahan limbah cair skala besar. SARAN Dilakukan pengelolaan dan pemantauan hubungan, serta evaluasi dan analisis terhadap pola limbah cair di Rumah Sakit tersebut. Usaha untuk pembuatan IPAL dengan cara : Sistem Septic tank, Baffle Reactor, Filter anaerobik, Reactor Anaerobik susun, dekomposis aliran aerobik, dan kolam aerobik. REKOMENDASI Pengolahan Air Limbah dengan sistim batch dan kontinyu pada reaktor anaerob dapat memberikan konstribusi terhadap penurunan baku mutu. Sisa lumpur aktif yang sudah tidak terpakai dalam proses pengolahan air limbah dibakar dengan incenerator. Chariton, AP dan Wahyono HADI. 2. Studi Pertumbuhan Bed Lumpur Kaitannya dengan Produksi Biogas pada Pengolahan Limbah Pabrik Tahu dengan Reaktor Horizontal. Jurnal Purifikasi Vol.1 No.5 September 2. Surabaya. Goe F Book and Janet S Butel, 21. Surface Water Hospital Quality, The Macmillian Press Ltd London. Hariadi Agustinus, 1996. Sistem pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun rumah Sakit. Direktorat jenderal pengelolaan Limbah B3 Badan pengendalian dampak Lingkungan. Jakarta. Hari Kusnanto, 1997. Pengendalian Infeksi Nosokomial, Magister Manajemen Rumah Sakit Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta. Kemas, Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Aplikatif, 25, Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G dan Santika, SS. 1984. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya Anonim, Dirjen PPM dan PLP, 199. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Di Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Astuti, AD dan Asis H Djajadiningrat. 2. Model Matematika Penyisihan Subtrat Dalam Bioreaktor Hibrid Anaerobik Yang Mengolah Air Buangan mengandung Bahan Organik tinggi. Jurnal Purifikasi Vol 1 No.3.Mei 2. Surabaya. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol.9, No. 1, April 211 3