REKAYASA APLIKASI PENCARI RUTE LOKASI INDUSTRI MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM

dokumen-dokumen yang mirip
PENEMUAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA ANT COLONY. Budi Triandi

Desain Rute Terpendek untuk Distribusi Koran Dengan Algoritma Ant Colony System

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENCARIAN RUTE TERPENDEK OBJEK WISATA DI MAGELANG MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO)

IMPLEMENTASI ALGORITMA SEMUT UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Gambar 3.1. Semut dalam Proses menemukan sumber makanan

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian dalam pekerjaan. Dalam melakukan pemasangan kabel perlu

Sistem Informasi Penentuan Jalur Terpendek Bagi Pengantar Surat Menggunakan Algoritma Semut

Matematika dan Statistika

SISTEM ALOKASI PENYIMPANAN BARANG PADA GUDANG

Perbandingan Algoritma Dijkstra Dan Algoritma Ant Colony Dalam Penentuan Jalur Terpendek

PERANCANGAN SISTEM OPTIMASI RUTE DISTRIBUSI PENGANGKUTAN SAMPAH DI SURABAYA SECARA ADAPTIF MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA KOLONI SEMUT

IMPLEMENTASI PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM DENGAN ALGORITMA SUBSET DYNAMIC PROGRAMMING PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

ANALISIS ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) PADA KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI


BAB IV ANALISIS MASALAH

Penyelesaian Masalah Travelling Salesman Problem Menggunakan Ant Colony Optimization (ACO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aplikasi Penentuan Jalur Terpendek Pendistribusian Bantuan Bencana alam Dengan Menggunakan Algoritma Semut Pada Wilayah Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ALGORITMA ANT COLONY DAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN JARAK TERPENDEK DALAM PENGANGKUTAN HASIL TAMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN ARAH TUJUAN OBJEK DENGAN TABU SEARCH

BAB II DASAR TEORI 2.1 Penjadwalan Kuliah

ALGORITMA SEMUT PADA PENJADWALAN PRODUKSI JOBSHOP

IMPLEMENTASI MOBILE TRACKING MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION DAN GOOGLE MAPS API SKRIPSI DONNY SANJAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI RUTE ARMADA KEBERSIHAN KOTA GORONTALO MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION. Zulfikar Hasan, Novianita Achmad, Nurwan

IMPLEMENTASI ALOKASI JADWAL MATA PELAJARAN SMU MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI SEMUT (AKS)

IkhsanJaelani Mahasiswa Informatika, FT UMRAH, ABSTRAK. Kata Kunci : Rute Terpendek, meta-heuristics, algoritma semut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyelesaian Traveling Salesperson Problem dengan Menggunakan Algoritma Semut

Analisis dan Implementasi Ant Colony Algorithm untuk Clustering

ANT COLONY OPTIMIZATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDUKUNG SISTEM PEMASARAN DENGAN ALGORITMA ANT COLONY ABSTRAK

ALGORITMA SEMUT UNTUK MENCARI JALUR TERPENDEK YAAYU

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisa Pencarian Jarak Terpendek Lokasi Wisata di Provinsi Sumatera Utara Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (ACO)

PERANCANGAN APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENEMUKAN TEMPAT PARIWISATA TERDEKAT DI KEDIRI DENGAN METODE FLOYD- WARSHALL UNTUK SMARTPHONE

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Edu Komputika Journal

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PEMBUATAN SKEMA JALUR ANGKUTAN KOTA PALU BERDASARKAN PENCARIAN LINTASAN DENGAN BOBOT MAKSIMUM MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM (ACS)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL IT STMIK HANDAYANI

Perancangan Rute Distribusi Beras Sejahtera Menggunakan Algoritma Ant Colony Optimization (Studi Kasus di BULOG Kabupaten Semarang

ABSTRAK. Kata kunci: Google Maps, travelling salesman problem, pencarian rute, Branch and Bound. vi Universitas Kristen Maranatha

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN METODE FLOYD WARSHALL PADA PETA DIGITAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI DHYMAS EKO PRASETYO

IMPLEMENTASI ALGORITMA ANT COLONY OPTIMIZATION PADA APLIKASI PENCARIAN LOKASI TEMPAT IBADAH TERDEKAT DI KOTA BANDUNG

Artikel Ilmiah oleh Siti Hasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing.

OPTIMALISASI TRAVELLING SALESMAN WITH TIME WINDOWS (TSPTW) DENGAN ALGORITMA SEMUT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VEHICLE ROUTING PROBLEM UNTUK DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT

Akses Informasi Pengiriman Barang Di Kantor Pos Jemur Sari Untuk Area Surabaya Timur Menggunakan Metode Ant Colony Optimization Berbasis J2ME

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AKSES INFORMASI PENGIRIMAN BARANG DI KANTOR POS JEMUR SARI UNTUK AREA SURABAYA TIMUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION BERBASIS WAP

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC DAN ANT COLONY SYSTEM DALAM PEMECAHAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK STUDI KASUS : LINTASAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk mencapai

ANALISA PENCARIAN JALUR TERPENDEK KE PENGINAPAN DI KOTA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY StudiKasus: DinasPariwisata Kota Batam

PENERAPAN ALGORITMA ANT COLONY UNTUK TRAVELLING SALESMAN PROBLEM PADA PERANGKAT BERGERAK

Selvia Lorena Br Ginting 1, Hayi Akbar 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Industri mobile phone saat ini berkembang dengan pesat. Menurut


Pemanfaatan Algoritma Semut untuk Penyelesaian Masalah Pewarnaan Graf

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 3.1 Flowchart Membuat Rute Lari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Android merupakan sebuah sistem operasi yang sedang. populer, pada tanggal 3 September 2013 telah mencapai 1 miliar

BAB I PENDAHULUAN. juga menurut Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim, jumlah kendaran pribadi di

ABSTRAK. Kata Kunci: Layanan Pesan Antar Makanan, E-tracking, GPS, Android, Cloud. vii

ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

NORBERTUS ADI WIJANANTO

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Traveling Salesman Problem (TSP) dikenal sebagai salah satu masalah

BAB III ALGORITMA ANT DISPERSION ROUTING (ADR)

APLIKASI ALGORITMA ANT SYSTEM (AS) DALAM KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) Dedy Mulia

Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( )

Kata kunci : Penjadwalan, Ant colony, Algoritma

APLIKASI PENCARIAN RUTE TERPENDEK DAERAH WISATA KOTA KEDIRI MENGGUNAKAN ALGORITMA DIJKSTRA SKRIPSI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN ALGORITMA ANT COLONY OPTIMATION DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP) PADA KOTA SEMARANG

PEMANFAATAN GOOGLE MAP API PADA APLIKASI PENCARIAN LOKASI DEPARTMENT STORE BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

BAB II KAJIAN TEORI. semut, dan travelling salesman problem. Teori graf digunakan untuk menerapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ALGORITMA SEMUT UNTUK PEMECAHAN MASALAH PENUGASAN

Penerapan Algoritma Ant System dalam Menemukan Jalur Optimal pada Traveling Salesman Problem (TSP) dengan Kekangan Kondisi Jalan

PENJADWALAN PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN ANT COLONY ALGORITHM

Transkripsi:

REKAYASA APLIKASI PENCARI RUTE LOKASI INDUSTRI MENGGUNAKAN ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM Anwar Hidayat 1), Agung Budi Prasetyo 2) 1, 2) Teknik Informatika, STMIK AKAKOM Jl.Raya Janti 143 Karangjambe, Yogyakarta e-mail: agung_bp@akakom.ac.id 2) ABSTRAK Algoritma Ant Colony System merupakan teknik untuk menyelesaikan masalah pencarian rute. Algoritma Ant Colony System terinspirasi oleh tingkah laku semut dalam suatu koloni. Semut mampu menemukan Rute dari sumber makanan ke sarang mereka tanpa menggunakan isyarat visual dengan memanfaatkan informasi feromon. Sambil berjalan, semut meninggalkan jejak feromon di tanah, dan feromon ini akan membimbing semut lain untuk menemukan sumber makanan. Algoritma Ant Colony System telah banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pencarian rute. Makalah ini melaporkan hasil penelitian berupa pembuatan aplikasi penentuan rute lokasi industri berbasis web untuk memudahkan orang menentukan rute industri. Pengujian aplikasi dilakukan dalam kasus pencarian industri mebel di kabupaten Jepara. Dengan dataset berupa 10 titik lokasi perusahaan mebel di Kabupaten Jepara yang ditandai dengan latitude dan longitude,aplikasi mampu menemukan rute antara 2 lokasi industri. Selain rute, aplikasi juga dapat menghitung estimasi jarak antar lokasi tersebut dalam satuan kilometer. Dengan menggunakan google maps API, aplikasi ini menawarkan solusi pencarian rute industri secara online berbasis GIS. Kata Kunci: Algoritma Ant Colony System, GIS. ABSTRACT Ant Colony System algorithm is a technique to solve the problem of route search. Ant Colony System algorithm inspired by the behavior of ants in a colony. Ants were able to find a route from a food source to their nest without using visual cues by using pheromone information. While walking, ants leaving pheromone trail on the ground, and these pheromones will guide other ants to find food sources. Ant Colony System algorithm has been widely used to solve the problems of route search. This paper reports the results of making the search application of industry location. Application testing has been done in the case of finding the furniture industry in Jepara regency. With 10 locations point of furniture company in Jepara regency as a dataset, characterized by latitude and longitude, the application is able to find a route between two locations industries. In addition to these, the application can also calculate an estimate of the distance between the location in kilometer. By using google maps API, this application offers search solutions industry online service based on GIS. Keywords: Enter Ant Colony System algorithm, GIS. I. PENDAHULUAN A lgoritma Ant Colony System merupakan algoritma yang cocok untuk menyelesaikan masalah komputasional dalam menentukan jalur suatu objek. Ant Colony System sendiri merupakan salah satu algoritma dari metode heuristik yang merupakan salah satu pencarian jalur terpendek selain metode konvensional. Ant Colony System diadopsi dari perilaku semut yang dikenal sebagai sistem semut [1]. Secara alamiah semut dapat menentukan rute dalam perjalanan dari sarang ke tempattempat sumber makanan. Ant Colony System dapat menemukan rute jarak terpendek antara sarang dan sumber makanan berdasarkan jejak kaki pada lintasan yang dilalui. Semakin banyak semut yang melalui lintasan maka akan semakin jelas jejak kakinya. Hal ini akan menyebabakan lintasan yang dilalui semut dalam jumlah sedikit, semakin lama akan berkurang kepadatan semut yang melewatinya, atau bahkan akan tidak ada dilewati sama sekali, dan sebaliknya, lintasan yang dilalui semut dalam jumlah banyak, semakin lama akan semakin bertambah kepadatan semut yang melewatinya, atau bahkan semut akan melalui lintasan tersebut. Masalah yang kemudian muncul adalah bagaimana algoritma ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan masyarakat atas adanya kebutuhan aplikasi-aplikasi yang dapat memudahkan seseorang untuk mengetahui letak dan rute menuju ke tempat tertentu. Referensi [2-3] memaparkan upaya pemanfaatan algoritma Ant Colony System dalam pencarian rute, baik rute ke tujuan tetap maupun tujuan tidak tetap. Makalah ini memaparkan bagaimana pemanfaatan Algoritma Ant Colony System dalam pembuatan 324

aplikasi pencarian rute terhadap obyek industri. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan Google Maps (GM). Google Maps adalah layanan online dapat ditambahkan kedalam sebuah website menggunakan Google Maps API (Application Programming Interface) [4]. Google Maps API dapat ditambahkan ke website menggunakan JavaScript. API tersebut menyediakan banyak fasilitas dan utilitas untuk memanipulasi peta dan menambahkan konten ke peta melalui berbagai layanan, memungkinkan untuk membuat aplikasi peta yang kuat pada sebuah website. II. ALGORITMA ANT COLONY SYSTEM Berdasarkan prinsip kerjanya, algoritma Ant Colony System meniru perilaku semut yang memanfaatkan feromon untuk menemukan jalur rute antara dua titik (Gambar 1). Dalam pergerakannya yang pertama akan dilakukan semut adalah mencari secara acak dengan membawa zat feromon, kemudian setelah menemukan makanan, semut akan kembali ke sarang melewati jalur yang sudah dilewatinya. Semakin sering semut tersebut melewati jalur maka jejak feromon akan semakin menguat.. Gambar 1. Mekanisme Pergerakan Koloni Semut Langkah-langkah algoritma ant colony system yaitu [5]: LANGKAH 1 a. Inisialisasi parameter-parameter algoritma dan inisialisasi titik pertama setiap semut. 1. Intensitas jejak semut antar lokasi industri dan perubahannya (T ij). 2. Banyak lokasi industri (n) termasuk koordinat (x,y) atau jarak antar lokasi industri (d ij) serta lokasi industri asal dan lokasi industri tujuan. 3. Tetapan siklus-semut (Q). 4. Tetapan pengendali intensitas jejak semut(α), nilai α 0. 5. Tetapan pengendali visibilitas (β), nilai β 0. 6. Visibilitas antar lokasi industri = 1/dij (ηij). 7. Tetapan penguapan jejak semut (ρ), nilai ρ harus > 0 dan <1 untuk mencegah jejak pheromone yang tak terhingga. 8. Jumlah siklus maksimum (NCmax) bersifat tetap selama algoritma dijalankan, sedangkan τij akan selalu diperbaharui harganya pada setiap siklus algoritma mulai dari siklus pertama (NC=1) sampai tercapai jumlah siklus maksimum(nc=ncmax) atau sampai terjadi konvergensi. b. inisialisasi lokasi industri pertama setiap semut Setelah inisialisasi T ij dilakukan, kemudian m semut ditempatkan pada lokasi industri pertama tertentu secara acak. LANGKAH 2 Pencatatan lokasi industri yang dilalui oleh objek semut. Setiap objek semut yang melakukan pencarian lokasi industri tujuan akan mencatat nama lokasi industri yang dilaluinya sehingga kita dapat mengetahui jalur perjalanan semut. lokasi industri awal merupakan lokasi industri yang pertama kali dicatat. LANGKAH 3 Penyusunan rute kunjungan setiap semut ke setiap lokasi industri. Sebelum melakukan pemilihan lokasi industri tujuan dalam menelusuri lokasi industri, dibuat suatu daftar hubungan antar lokasi industri. 325

Daftar hubungan lokasi industri ini berisikan lokasi industri yang memiliki hubungan lokasi industri asal perjalanan. Ant colony system yang sudah terdistribusi ke sejumlah atau setiap lokasi industri, akan mulai melakukan perjalanan dari lokasi industri pertama masing-masing sebagai lokasi industri asal dan salah satu lokasi industri lainnya sebagai lokasi industri tujuan. Kemudian dari lokasi industri kedua, masingmasing koloni semut akan melanjutkan perjalanan dengan memilih salah satu dari lokasi industri yang tidak terdapat pada daftar hubungan lokasi industri sebagai lokasi industri tujuan selanjutnya. Perjalanan koloni semut berlangsung terus menerus sampai lokasi industri terakhir tidak memiliki hubungan dengan lokasi industri lain atau hubungan yang dimiliki oleh lokasi industri tersebut sudah tercatat dalam catatan si semut. Untuk menentukan lokasi industri tujuan digunakan persamaan probabilitas lokasi industri untuk dikunjungi sebagai berikut : P ij k = [t ij] a.[n ij ] b [t ij ] a.[n ij ] b (1) dengan i sebagai indeks lokasi industri asal dan j sebagai indeks lokasi industri tujuan LANGKAH 4 a. Perhitungan panjang rute setiap semut Perhitungan panjang rute tertutup (length closed tour) atau Lk setiap semut dilakukan setelah satu siklus diselesaikan oleh semua semut. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan Panjang Jalur masingmasing semut. b. Pencarian rute Setelah Lk setiap semut dihitung, akan didapat harga minimal panjang rute tertutup setiap siklus atau LminNC dan harga minimal panjang rute tertutup secara keseluruhan atau Lmin. c. Perhitungan perubahan harga intensitas jejak kaki semut antar titik. LANGKAH 5 Perhitungan harga intensitas jejak kaki semut antar lokasi industri untuk siklus selanjutnya. Harga intensitas jejak kaki semut antar lokasi industri pada semua lintasan antar lokasi industri ada kemungkinan berubah karena adanya penguapan dan perbedaan jumlah semut yang melewati. Untuk siklus selanjutnya, semut yang akan melewati lintasan tersebut harga intensitasnya telah berubah. Harga intensitas jejak kaki semut antar lokasi industri untuk siklus selanjutnya LANGKAH 6 Jika Siklus maksimum (Ncmax) belum terpenuhi, algoritma diulang lagi dari langkah 2 dengan harga parameter intensitas jejak kaki semut antar lokasi industri yang sudah diperbaharui. III. PERANCANGAN APLIKASI Berdasarkan langkah-langkah ant colony system di atas, pada penelitian ini dibuatlah model pencarian rute menggunakan flowchart program sebagaimana tersaji pada gambar 2. Penghitungan probabilitas pada penentuan rute lokasi industri menggunakan Algoritma ant colony system dilakukan dengan alur sebagaimana tersaji pada gambar 3. Perhitungan probabilitas digunakan untuk pemilihan lokasi industri selanjutnya yang akan dituju. Setelah probabilitas dihitung selanjutnya dilakukan perhitungan intensitas. Desain dari aplikasi pencarian ini meliputi : 1. Kebutuhan Input a. Input admin - Input data lokasi industri (nama lokasi industri, alamat, titik latitude dan longitude) - Input data kategori - Input data lokasi pendukung (latitude dan longitude) - Input titik (jarak Tetangga). b. Input Pengunjung Pengunjung memasukan titik awal dan titik tujuan untuk mendapatkan jarak terdekat antara dua objek lokasi industri. 2. Kebutuhan Output Hasil output dari program adalah berupa rute beserta jarak antar dua objek lokasi industri. 326

Gambar 2. Flowchart Algoritma Ant Colony System (a) (b) Gambar 3. Flowchart penghitungan (a) probabilitas dan (b) intensitas rute industri Melalui antar muka pengguna sistem dapat berinteraksi dengan aplikasi sesuai alur usecase yang tersaji pada gambar 4. 327

(a) (b) Gambar 4. (a) Usecase admin dan (b) usecase pengunjung Pada use case (gambar 4) user atau pengunjung bisa menghitung jarak antara objek dengan cara memasukan titik awal dan titik tujuan. Gambar 5. Class Diagram Gambar 5 menampilkan class diagram dari Aplikasi. Terdapat class admin dimana admin memiliki username dan password untuk bisa masuk ke dalam sistem, admin ini memiliki hak penuh untuk mengatur jalannya sistem mulai dari tambah data, edit data hingga hapus data, dan selanjutnya class diagram di atas digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kode, mulai dari menentukan atribut hingga methodnya. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Purwarupa aplikasi telah diuji dalam kasus pencarian rute lokasi industri mebel di kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Gambar 6 menyajikan graf bebarapa titik yang merupakan titik asal dan titik tujuan. ditentukan berdasarkan peta kabupaten Jepara yang menunjukkan persimpangan jalan dan lokasi industri serta terdapat jarak antar titik. 328

A B C D E F G H I J N1-N21 Keterangan PT. CHIA JIANN INDONESIA FURNITURE PT. SINMALINDO ABADI PT. DESA KAYU PT. ELEGANCE CARPENTRY PT. TOP FINE FURNITURE PT. AUNIKA JAVA ART PT. EKSOTIKA ABADI PT. SANDINGSIH LESTARI CV. ANG FURNITURE ANDIL KARYA FURNITURE Pendukung Gambar 6. Graf Asal dan Tujuan Tabel 1 mendokumentasikan jarak antar titik yang dibutuhkan pada saat aplikasi dijalankan. TABEL I. JARAK ANTAR TITIK Asal Tetangga Jarak (KM) Asal Tetangga Jarak (KM) A N1 2 N5 N6 1 A N3 3 F N11 1.4 N1 N2 1 N6 C 1.1 N3 N4 1 C N7 1.6 N4 B 1 N5 N7 1.8 N4 N8 2 N7 N13 2.1 N8 D 3 N14 E 1.3 D N9 9 N13 N15 5 N9 N10 2 N15 G 11.6 N10 N11 1 N18 N19 1.9 N10 N12 1.5 N19 N20 1 N12 F 1.1 N20 J 1.5 N2 N5 3 Pada pengujian dilakukan simulasi pencarian rute dari lokasi industri PT. Chia Jiann Indonesia Furniture ke lokasi industri PT. Elegance Carpentry dengan skema pencarian sebagaimana tersaji pada gambar 7. Gambar 7. Graf Rute 329

Dari graf rute selanjutnya disusun jarak antar lokasi industri mebel (d ij) sebagaimana tersaji pada tabel 2 dan tabel 3. TABEL II. JARAK ANTAR INDUSRI MEBEL : PT. Chia Jiann Indonesia Furniture N1 N2 N3 N4 PT. Elegance Carpentry PT. Chia Jiann - 2-3 - - Indonesia Furniture N1 2-1 5 - - N2-1 - - - 2 N3 3 5 - - 1 - N4 - - - 1-1 PT. Elegance Carpentry - - 2-1 - Parameter-parameter yang digunakan adalah Alfa =1.00, Beta =1.00, Rho =0.50, Tij awal = 0.01, Maksimum siklus=2, Tetapan siklus semut (q) =1, Pencarian jalur = PT. Chia Jiann Indonesia Furniture PT. Elegance Carpentry. Dari jarak lokasi industri yang telah diketahui dapat dihitung visibilitas antar lokasi industri (n ij) = 1/d ij. TABEL III. VISIBILITAS ANTAR INDUSRI MEBEL : PT. Chia Jiann Indonesia Furniture PT. Chia Jiann Indonesia Furniture N1 N2 N3 N4 PT. Elegance Carpentry - 0.5-0.3333 - - N1 0.5-1 0.2 - - N2-1 - - - 0.5 N3 0.3333 0.2 - - 1 - N4 - - - 1-1 PT. Elegance Carpentry - - 0.5-1 - Probabilitas dari lokasi industri mebel PT. Chia Jiann Indonesia Furniture ke Setiap lokasi industri mebel berikutnya dapat diuji dengan persamaan (1): d ij A Untuk Σ[tij] a.[nij] b = (0,01*0,5) + (0,01*0,3333) =0,008333 Dengan demikian dapat dihitung probabilitas dari lokasi industri PT. Chia Jiann Indonesia Furniture ke Setiap lokasi industri : Lokasi industri N1 = (0,01) 1.00.(0,5) 1.00 / 0,008333 = 0,6 Lokasi industri N3 = (0,01) 1.00.(0,333) 1.00 / 0,008333 = 0,4 Dari hitungan probabilitas di atas maka lokasi industri N1 terpilih sehingga jalur selanjutnya PT. Chia Jiann Indonesia Furniture N1. Kemudian N1 akan mencari lokasi industri selanjutnya. d ij N1 Untuk Σ[tij]a.[nij]b = (0,01*1) + (0,01*0,2) =0,012 Dengan demikian dapat dihitung probabilitas dari lokasi industri N1 ke Setiap lokasi industri : Lokasi industri N1-N2 = (0,01) 1.00.(1) 1.00 / 0, 012= 0,83333 Lokasi industri N1-N3 = (0,01) 1.00.(0,2) 1.00 / 0, 012= 0,166667 Dari hitungan probabilitas diatas maka lokasi industri N2 terpilih sehingga jalur Selanjutnya PT. Chia Jiann Indonesia Furniture N1 N2 d ij N2 Untuk Σ[tij] a.[nij] b = (0,01*0,5) =0,005 Dengan demikian dapat dihitung probabilitas dari lokasi industri N2 ke Setiap lokasi industri : Lokasi industri N2- PT. Elegance Carpentry = (0,5) 1.00 / 0, 005= 1 Dari hitungan probabilitas diatas maka lokasi industri PT. Elegance Carpentry terpilih sehingga jalur Akhir dari PT. Chia Jiann Indonesia Furniture N1 N2 PT. Elegance Carpentry. 330

Dengan total jarak: PT. Chia Jiann Indonesia Furniture N1 =2 km, N1 N2 =1 km, N2 PT. Elegance Carpentry =2 km, diperoleh jarak PT. Chia Jiann Indonesia Furniture N1 N2 PT. Elegance Carpentry = 5 KM, sebagaimana tersaji pada gambar 8. (a) (b) Gambar 8. (a) Input lokasi asal dan tujuan (b) Hasil Penghitungan Jarak Dari pengujian tersebut di atas aplikasi telah berhasil menemukan rute-rute antar lokasi industri mebel di Kabupaten Jepara dengan estimasi jarak yang terukur. Sekalipun rute yang ditemukan cukup pendek belum bisa dipastikan bahwa rute tersebut adalah rute yang terpendek untuk seluruh dataset industri mebel Kabupaten Jepara. Hal ini dikarenakan sifat data industri mebel Jepara itu sendiri yang relatif sederhana, disamping sifat dari algoritma ant colony system itu sendiri yang lebih bersifat pencarian buta (blind search) di mana lebih mengutamakan pemilihan jarak terpendek yang sifatnya sesaat sebagai rute yang akan ditempuh dibanding jarak terpendek yang bersifat global. V. SIMPULAN DAN SARAN Secara umum aplikasi pencarian rute industri menggunakan algoritma Ant Colony System dapat digunakan untuk menemukan rute antar lokasi industri khususnya industri mebel di Kabupaten Jepara. Namun demikian aplikasi ini belum dapat digunakan untuk membuktikan bahwa rute ditemukan adalah rute terpendek untuk seluruh dataset lokasi industri mebel di Kabupaten Jepara. Hal ini disebabkan oleh sifat data yang cukup sederhana. Untuk meningkatkan kesahihannya aplikasi perlu diuji cobakan terhadap dataset yang lebih kompleks. REFERENSI [1] Dorigo, M dan Gambardella,L.M. Ant Colony System : A cooperative Learning Approach to the Travelling Salesman Problem, Universitas Libre de Bruxeless Belgium, 1996. [2] Laksono, probo Tri, Aplikasi Pencarian Jarak Terpendek Rumah Sakit Terdekat di Sragen Menggunakan Algoritma Semut Berbasis Android, Universitas Pembangunan Nasional VETERAN YOGYAKARTA, 2005. [3] Sanjaya, Doni, Implementasi Mobile Tracking Menggunakan Metode Ant Colony dan Google Maps API, 2014.. [4] Google, Google maps. https://maps.google.com/. diakses pada Januari 2016. [5] Jamilah, Euis S.Kom. Algoritma Ant System dalam Minimum Spanning Tree, Universitas Komputer Indonesia, 2005. 331