Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL SALURAN DAN CAWAN TUANG UNTUK MENGATASI CACAT POROSITAS PRODUK COR DI IKM BUDI JAYA LOGAM JUWANA KABUPATEN PATI

PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus

PENGARUH MODEL SALURAN TUANG PADA CETAKAN PASIR TERHADAP HASIL COR LOGAM

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS APRIL 2016

PENGEMBANGAN UMKM PRODUK LOGAM COR DI KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061 SIDANG TUGAS AKHIR

Studi Penambahan Gula Tetes Pada Cetakan Pasir Terhadap Kuantitas Cacat Blow-hole

Menyiapkan Pasir Cetak

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Program studi Teknik mesin Fakultas Teknik - Universitas Muria Kudus

Metal Casting Processes. Teknik Pembentukan Material

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS IKM LOGAM COR DI KECAMATAN JUWANA...

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

Momentum, Vol. 12, No. 1, April 2016, Hal ISSN , e-issn

MENGEMBANGKAN PASAR PRODUK COR PADA IKM LOGAM JUWANA MELALUI INOVASI PRODUK DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) B-80

V. KEGIATAN BELAJAR 5 PASIR CETAK. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan macam, sifat, dan pengujian pasir cetak.

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

Cacat shrinkage. 1 1,0964 % Bentuk : merupakan HASIL DAN ANALISA DATA. 5.1 Hasil Percobaan

KARAKTERISTIK PENGECORAN LOST FOAM PADA BESI COR KELABU DENGAN VARIASI KETEBALAN BENDA

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang sangat cepat dan pesat,

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KETEBALAN BENDA TERHADAP KEKERASAN BESI COR KELABU DENGAN PENGECORAN LOST FOAM

PENGARUH KETEBALAN LAPISAN POLA PADA METODE LOST FOAM CASTING TERHADAP AKURASI UKURAN BESI COR NODULAR FCD 450

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH VARIASI DIMENSI CIL DALAM (INTERNAL CHILL) TERHADAP CACAT PENYUSUTAN (SHRINKAGE) PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061

PEMBUATAN POLA dan CETAKAN HOLDER MESIN UJI IMPAK CHARPY TYPE Hung Ta 8041A MENGGUNAKAN METODE SAND CASTING

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK KAYU MERANTI TERHADAP KARAKTERISTIK PASIR CETAK DAN CACAT POROSITAS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM 6061

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Pengaruh Bentuk Riser Terhadap Cacat Penyusutan Produk Cor Aluminium Cetakan Pasir

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR POLA DAN PENGECORAN BODY RUBBER ROLL UNTUK SELEP PADI

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

TUGAS AKHIR PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DARI KOKAS LOKAL DENGAN PEREKAT TETES TEBU DAN ASPAL

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

PROSES PEMBUATAN BANTALAN LUNCUR AXLE LINING di UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA. Idris Prasojo Teknik Mesin Dr.-Ing.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan rekayasa guna memenuhi kebutuhan yang semakin kompleks, tak terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini dimana industri sudah semakin maju dan kompetisi

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

BAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Standard Operating Procedure Pengolahan Pasir

Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

Analisa Pengaruh Penambahan Abu Serbuk Kayu Meranti Terhadap Karakteristik Pasir Cetak dan Cacat Porositas Hasil Pengecoran Aluminium 6061

PENGARUH PENAMBAHAN 12%Mg HASIL REMELTING ALUMINIUM VELG BEKAS TERHADAP FLUIDITY DAN KEKERASAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG

PROSES MANUFACTURING

PENGUJIAN KEKERASAN DAN KOMPOSISI KIMIA PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Dimensi Cil dalam (Internal Chill) terhadap Cacat Penyusutan (Shrinkage) pada Pengecoran Aluminium 6061

BAB I PENDAHULUAN. industri terus berkembang dan di era modernisasi yang terjadi saat. ini, menuntut manusia untuk melaksanakan rekayasa guna

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Pengaruh Modulus Cor Riser Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk Paduan Al-Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PENGARUH JUMLAH SALURAN MASUK TERHADAP CACAT CORAN PADA PEMBUATAN POROS ENGKOL (CRANKSHAFT) FCD 600 MENGGUNAKAN PENGECORAN PASIR

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai sifat ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN TERHADAP POROSITAS PADA CETAKAN LOGAM DENGAN BAHAN ALUMINIUM BEKAS

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENIUPAN PADA METODA DEGASSING JENIS LANCE PIPE, DAN POROUS PLUG TERHADAP KUALITAS CORAN PADUAN ALUMINIUM A356.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Diagram alir penelitian selama proses penelitian dapat diperlihatkan pada Gambar 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

Analisa Pengaruh Variasi Temperatur Tuang Pada Pengecoran...

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

ANALISA CACAT COR PADA PROSES PENGECORAN BURNER KOMPOR

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

Transkripsi:

Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat (Slamet) KOMPOSISI DISTRIBUSI BUTIR PASIR CETAK TERHADAP TINGKAT PRODUKTIFITAS AKIBAT CACAT PRODUK COR (Studi Kasus di IKM Budi Jaya Logam Kecamatan Juwana Pati) Sugeng Slamet 1 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muria Kudus Gondangmanis, Bae Po Box 53 Kudus 59352 email: sugeng_hanun@yahoo.co.id Abstrak Banyaknya produk logam yang dibuat melalui teknik pengecoran logam banyak dijumpai baik untuk keperluan sebagai perabot rumah tangga, transportasi maupun untuk kebutuhan industri lainnya. Beberapa pertimbangan dipilihnya metode teknik pengecoran logam adalah dapat dipergunakan untuk bentuk yang komplek, sesuai untuk produk ukuran kecil dan besar serta sesuai untuk produk massal dengan biaya yang relatif murah. Penggunan media pasir sebagai cetakan juga masih mendominasi pada beberapa IKM pengecoran logam di Juwana Kabupaten Pati. Permintaan pasar akan kualitas produk logam cor yang lebih baik, seringkali menjadi kendala bagi IKM yang memang masih bekerja secara konvensional tanpa adanya dukungan teknologi yang memadai. Salah satu peralatan teknik yang dibutuhkan adalah mesin pengayak pasir untuk mendapatkan ukuran partikel pasir cetak yang sesuai. Metode yang dilakukan adalah membuat mesin pengayak pasir dengan mesh bertingkat. Adapun mesh yang digunakan adalah mesh 100 dan 200 dengan jenis pasir yang digunakan adalah pasir gunung dengan kadar air 10-20%. Untuk mendapatkan kepadatan pasir pada cetakan diberikan tekanan 45 kg/cm 2 dengan mesin press hidrolis. Komposisi campuran dari pasir gunung ukuran mesh 200 sebesar 10, 20 dan 30% yang selanjutnya dilakukan proses blending dan mixing dari partikel. Pengujian dilakukan dengan menghitung prosentase kegagalan produk dan jenis cacat produk cor yang timbul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil campuran partikel dengan mesh 200 akan meningkatkan cacat terutama pada permukaan benda cor, kekasaran, porositas dan berakibat menurunnya produktifitas. Kata Kunci: pasir gunung, kadar air, distribusi butir pasir, cacat cor. 1. PENDAHULUAN Teknik pengecoran logam merupakan metode pembentukan bahan logam yang masih up to date sampai sekarang ini. Beberapa kelebihan dari teknik pengecoran logam yang tidak di miliki oleh metode lainnya antara lain adalah: dapat dipergunakan untuk menghasilkan produk yang kompleks, sesuai untuk produk dalam ukuran besar dan kecil serta cocok untuk produk massal (Suyitno, 2004). Selain alasan diatas juga dapat kami sampaikan bahwa biaya produksi teknik pengecoran logam relatif lebih murah. Beberapa alasan diatas yang mendorong masyarakat/ pengrajin logam cor dapat menjalankan aktifitas produksinya. Sebagaimana diketahui kecamatan Juwana Kabupaten Pati sudah lama dikenal sebagai sentra industri cor logam non ferro. Beberapa industri besar cor logam tumbuh seperti CV. Kresna dan CV. Sampurna, namun juga industri kecil menengah/ikm banyak tumbuh tersebar di lingkungan pedesaan, salah satu IKM yang cukup maju dan menjadi mitra dari kegiatan program Hi-LINK Universitas Muria Kudus adalah UD. Budi Jaya Logam yang beralamat di Desa Sejo Mulyo RT 5/III Dusun Garuan Kec. Juwana Pati. Industri kecil pengecoran logam ini menggunakan cetakan dengan media pasir. Adapun jenis pasir yang dipakai adalah pasir gunung yang mengandung lempung dan kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur dengan air, dengan kadar lempung 10-20%. Pasir gunung ini banyak diusahakan oleh masyarakat di sekitar Kabupaten Pati terutama di Kecamatan Pucakwangi dan di Kabupatan Blora. Cetakan pasir dengan pengikat lempung yang umum dipakai adalah bentonit, komposisi campurannya adalah pasir kuarsa, bentonit 7,5 9,1% dan kadar air 3,7 4,5% (Anwar, 2013). Cetakan pasir merupakan cetakan yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam industri pengecoran logam. Menurut American Foundrymen s Society (AFS) kira-kira 90% pengecoran di Amerika Serikat menggunakan cetakan pasir (Sikora, 1978). 76 ISBN 978-602-99334-4-4

C.14 Syarat pasir cetak yang utama adalah sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan serta mampu menahan logam cair saat dituang ke dalam rongga cetakan, permeabilitas akan menentukan seberapa besar gas-gas dari cetakan atau logam cair mampu melepaskan diri selama penuangan serta disribusi besar butir yang sangat menentukan terhadap sifat mampu bentuk dan mudahnya gas-gas keluar dari cetakan. Karakteristik paling penting pasir yakni pasir sebagai bahan refraktori alami yang mampu bertahan pada suhu tinggi saat bertemu dengan cairan logam dan terjadi penggabungan dengan cairan (Jain, 2003). Cairan logam saat dituang akan mengenai cetakan. Hal ini menyebabkan timbulnya gas akibat dekomposisi pengikat dan zat aditif yang lain. Jika permeabilitas cetakan tidak cukup untuk mengeluarkan gas ini maka tekanan di dalam cetakan akan meningkat. Tekanan ini akan menghalangi aliran cairan logam atau bahkan dapat menimbulkan ledakan dari cetakan. Pemilihan pasir ditentukan oleh jumlah gas yang terbentuk dalam cetakan dan juga permukaan akhir yang diinginkan. Pada kenyataannya, gas yang terbentuk pada cetakan tidak selamanya merugikan. Tekanan yang terjadi pada cetakan akibat terbentuknya gas dapat menghalangi penetrasi logam pada pasir. Hal ini akan mengurangi terbakarnya terbakarnya butiran pasir yang mendatangkan permasalahan pada saat pembersihan dan permesinan. Jika permeabilitas rendah karena butiran pasir kecil maka zat aditif harus menghasilkan gas yang sedikit begitu sebaliknya. Kondisi pasir terbaik untuk mendapatkan kekuatan cetakan yang optimum dan densitas baik adalah butir pasir yang memiliki distribusi normal di atas empat atau lebih ukuran mesh yang berdekatan (ASM Handbook Commitee, 1998). Terkait dengan keberadaan usaha kecil sektor pengecoran logam syarat pasir cetak juga harus ekonomis yang mana dapat dipergunakan kembali (recycling). Pasir cetak daur ulang sebelum digunakan kembali harus melalui beberap tahapan pengerjaan, meliputi tahap penggilingan, penyampuran, serta pengayaan. Dari hasil pantauan di IKM Budi Jaya Logam hanya dilakukan 2 tahap saja yaitu penggilingan dan pengayaan yang semuanya dilakukan secara konvensional. Hipotesa awal menunjukan bahwa pemakaian pasir cetak secara berulang kali tanpa memperhatikan distribusi besar butir serta kadar air inilah yang menyebabkan tingginya cacat produk di IKM Budi Jaya Logam selain faktor bahan baku dan proses produksi yang dilakukan. Sebagian besar produk cor di Kecamatan Juwana berbasis logam non ferro yaitu kuningan (Cu-Zn) dan Aluminium. Produk logam non ferro yang dapat dijumpai adalah impeller pompa air, propeller kapal, komponen otomotif, tungku pembakaran dan masih banyak lagi berbagai macam asesoris lainnya. Gambar 1: Produk cor IKM Budi Jaya Logam Rendahnya kualitas produk cor yang lokal dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain kurang diperhatikannya penggunaan pasir cetak secara berulang kali. Pasir cetak yang dipakai berulangkali dapat menyebabkan turunnya daya permeabilitas, tidak seragam ukuran butir, sehingga akan menjadi pemicu timbulnya cacat produk cor. Untuk mendapatkan partikel atau serbuk dengan ukuran yang dikehendaki maka serbuk dilewatkan melalui screen mesh dan ukuran partikel dinyatakan dengan : (1) Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 77

Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat (Slamet) dengan : PS = Ukuran partikel ( particle size ) MC = mesh count t w = tebal kawat screen mesh Distribusi besar butir pasir cetak sangat mempengaruhi timbulnya cacat produk. Permukaan kasar serta porositas merupakan cacat produk yang sering dijumpai pada IKM. Melalui program pengabdian masyarakat ini diharapkan mampu menurunkan cacat produk yang disebabkan oleh cacat coran seperti rongga/porositas dan cacat permukaan. Upaya tersebut diatas diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dan daya saing produk di pasar domestik dan luar negeri. (a) (b) (c) Gambar 2. (a) Proses pemadatan pasir pada cetakan dilakukan secara manual (b) Cetakan pasir siap dituang (c) Proses peleburan logam cor 2. METODOLOGI Metode yang dilaksanakan diawali dengan membuat mesin pengayak pasir dan mesin pemadat pasir cetakan. Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bahan dan alat-alat yang digunakan adalah: 1. Mesin pengayak pasir ( vibrating screen ). 2. Mesin pemadat pasir penggerak hidrolis 3. Cetakan 4. Pola logam 5. Termometer bi metal 6. Pasir cetak/gunung (daur ulang) 7. Tungku peleburan 8. Aluminium kadar 80% ( daur ulang ). 9. Amplas Untuk mendapatkan distribusi besar butir dilakukan dengan cara melakukan pengayakan menggunakan mesin pengayak vibrating screen Gambar 3a. Sedangkan untuk mendapatkan kepadatan pasir dalam cetakan digunakan mesin pemadat pasir dengan penggerak hidrolis gambar 3b. (a) (b) Gambar 3. (a) mesin pengayak pasir tipe vibrating screen (b) mesin pemadat pasir hidrolis Mesin pengayak pasir menggunakan mesh count 100 dan 200 sedangkan mesin pemadat pasir gaya tekan maksimal sebesar 45 kg/cm 2. Penelitian ini mengambil sampel produk intake manifold yang merupakan komponen dalam kendaraan untuk menyalurkan campuran antara udara dan BBM sebelum nanti akan dimasukkan ke dalam combustion chamber (ruang bakar ). 78 ISBN 978-602-99334-4-4

C.14 Material cor yang digunakan adalah Aluminium/ingot hasil daur ulang. Produk intake manipol tidak banyak memerlukan permesinan hanya dilakukan shoot blasting untuk membersihkan pasir yang menempel pada permukaan benda cor serta drilling dan taping. Permukaan yang kasar pada hasil pengecoran menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk pembersihan lebih lama dan secara otomatis biaya yang dikeluarkan lebih besar (Sutiyoko, 2012). Cetakan yang diamati pada studi kasus ini berupa cetakan dengan komposisi distribusi besar butir mesh 100 dan 200. Komposisi campuran terdiri atas campuran 20%, 30% dan 40% butir pasir mesh 200 dengan perbandingan volume, selanjutnya dilakukan proses blending dan mixing dengan penambahan air. Adapun jenis pengujian yang dilakukan adalah distribusi besar butir dengan metode mesh count serta pengujian kadar air. Pengamatan terhadap hasil pengecoran dilakukan dengan pengamatan visual terhadap cacat produk pada permukaan benda. Adapun diagram alir penelitian yang dilakukan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4. Gambar 4. Diagram alir penelitian Objek penelitian ini adalah menentukan tingkat reject/rusak produk sebagai akibat dari berbagai macam cacat cor tanpa membedakan macam dan jenis cacat dengan menggunakan variasi komposisi distribusi butiran pasir cetak. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengecoran produk intake manipol tersebut dilakukan pada masing-masing komposisi distribusi butir pasir sebanyak 20, 30 dan 40 % ukuran pasir mesh 200 dengan volume cetakan 6000 cm 3. Temperatur leburan logam dijaga pada temperatur 680-700 o C dengan temperatur ruangan 37 o C. Adapun macam cacat cor yang ditemukan sebagaimana ditunjukkan gambar 5 sebagai berikut : Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 79

Prosentase cacat produk (%) Komposisi Distribusi Butir Pasir Cetak terhadap Tingkat (Slamet) (a) (b) (c) (d) Gambar 5. ( a) cacat permukaan benda cor kasar (b) cacat benda cor berlubang (c) cacat permukaan akibat rongga udara (d) cacat logam cor tidak penuh Dari hasil pengamatan secara visual menunjukkan adanya pengaruh yang cukup signifikan terhadap terbentuknya cacat produk dari distribusi butiran pasir yang digunakan dalam pembuatan cetakan, sebagaimana ditunjukkan pada gambar berikut : 18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 Distribusi butir pasir cetak (%) Komposisi 80%:20% Komposisi 70%:30% komposisi 60%:40% Gambar 5: Distribusi butir pasir terhadap timbulnya cacat cor Peningkatan komposisi butir pasir 200 akan meningkatkan kompaktibilitas yang mana kepadatan pasir cetak semakin besar. Hal ini akan semakin menurunkan daya permeabilitas pasir pada cetakan dan berakibat pada semakin sulitnya gas keluar dan menyebabkan permukaan kasar pada hasil cor dikarenakan gas tertahan pada cetakan. Sebaliknya, permeablitias yang tinggi mengakibatkan gas yang terbentuk dapat dengan mudah keluar sehingga permukaan benda cor 80 ISBN 978-602-99334-4-4

C.14 relatif lebih halus. Sisi baiknya pemakaian distribusi ukuran pasir yang lebih kecil menyebabkan permukaan cavity, yaitu bagian dalam dari cetakan yang bersentuhan dengan cairan logam menjadi lebih halus dan akan menghasilkan benda cor yang halus serta bagian yang komplek dari cetakan dapat terisi seluruhnya oleh cairan. Berikut dokumentasi visual dari produk cor intake manifold untuk komposisi butir pasir dalam penelitian ini. (a) (b) (c) Gambar 6. Dokumentasi benda cor (a) 40% (b) 30% dan (c) 20% butir pasir mesh 200 4. KESIMPULAN Penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Distibusi butir pasir cetak sangat berpengaruh terhadap terbentuknya cacat produk yang akan menurunkan produktifitas. 2. Penambahan butir pasir yang lebih kecil mesh 200 pada cetakan dengan komposisi yang lebih besar cenderung meningkatkan cacat produk terutama pada permukaan benda. 3. Butir pasir yang lebih kecil akan meningkatkan kerapatan cetakan yang menyulitkan keluarnya gas-gas di dalam cetakan yang berpotensi menimbulkan cacat benda, namun dapat memperbaiki permukaan cavity sehingga permukaan benda lebih halus. 4. Bentuk cacat produk yang disebabkan peningkatan komposisi butir pasir yang lebih kecil tersebut adalah permukaan yang kasar akibat rongga-rongga udara. UCAPAN TERIMA KASIH 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,DP2M, Jakarta, SKIM Program HI-LINK tahun 2015. 2. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, UPT Logam Kuningan, Kec. Juwana Kab. Pati 3. IKM Budi Jaya Logam, Kec. Juwana Kabupaten Pati. 4. Ka. Lembaga Pengabdian Masyarakat, Universitas Muria Kudus. DAFTAR PUSTAKA Anwar Khoirul, 2003, Cacat coran dan pencegahannya, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. ASM Handbook Commitee, 1998, ASM Metal Handbook, Casting, Vol.15, 9th edition, ASM International. E.J. Sikora, 1978, Evaporative Casting Using Expendable Polystyrene Patterns and Unbonded Sand Casting Techniques, Trans, AFS, Vol 86. p 65. Jain, P.L, 2003, Principles of foundry technology, 4th edition, Tata Mc.Graw Hill, New Delhi. Suyitno, 2004, Teknik pengecoran (bahan ajar), Teknik Mesin-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sutiyoko, dkk, 2012, Studi Kasus Komposisi Pasir Cetak Greensand Terhadap Kekasaran Permukaan Benda Cor, Jurnal Foundry Vol.2 ISSN : 2087-2259. Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 81