BAB 1 PENDAHULUAN. informasi. Kedua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya ini pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang menuju kearah masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Indeks Kepuasan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi tak terkecuali dalam instansi pemerintahan, karena keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab kepada banyak stakeholder. (Anthony dan Govindaradjan, 2005:60).

BAB 1 PENDAHULUAN. layanan publik yang prima bagi masyarakatnya sesuai yang telah diamanatkan

I. PENDAHULUAN. mengembangkan sistem pemerintahan yang baik (Good Governance), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. semua pihak. Keinginan untuk mewujudkan good government merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

Menyusun system remunerasi

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

KERANGKAACUANKERJA BADAN KEPEGAWAIAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN Doc KAK Sub Bid Jabatan Page 1

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

SISTEM PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA PEMERINTAHAN NEGARA

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era reformasi dalam perkembangan akuntansi sektor publik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG

PERBAIKAN SISTEM REMUNERASI PEGAWAI NEGERI KEDEPUTIAN SDM APARATUR KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

ANALISIS DAMPAK REMUNERASI TERHADAP KINERJA INSTITUSI: Pendekatan Budaya Kerja/ Organisasi

2.1 Rencana Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. singkatan dari Electronic Government yang berarti pemerintahan elektronik.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. maka dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dari karyawan atas hasil pekerjaanya yang

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur utama sumber daya manusia yang

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan otonomi daerah sangat tergantung pada keterampilan, meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dicapai suatu instansi sehubungan dengan visi yang dimiliki organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Peraturan. yang berupa Peraturan Pemerintah (PP) maupun Keputusan Presiden

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Kesadaran tersebut

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diperlukan pegawai yang profesional, bertanggung jawab, jujur

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman mengenai good governance mulai dikemukakan di Indonesia

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN PNS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan dengan diperkenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem informasi. Kedua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya ini pada intinya memiliki nuansa arti yang sama, yaitu bagaimana sebuah organisasi baik berorientasi profit maupun nonprofit berusaha untuk menggunakan perangkat komputer, aplikasi, dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan. (Indrajit, 2000:1) Saat ini tingkat penggunaan internet sebagai sarana pencarian informasi dan media komunikasi sudah sangat tinggi. Begitu pula pada pengembangan sistem pemerintahan saat ini, pemerintah diharapkan lebih memaksimalkan penggunaan teknologi informasi khususnya internet untuk menunjang kinerjanya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Selain faktor teknologi informasi, sumber daya manusia (SDM) juga merupakan faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan publik organisasi pemerintahan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan publik dapat ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas sumber daya manusia dalam organisasi pemerintahan salah satunya dapat dilihat melalui kinerja yang diberikan kepada organisasi dalam memberikan 1

pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Sumber daya manusia dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). Instansi pemerintahan dituntut untuk menciptakan kinerja pegawai yang berkualitas khususnya dalam mengaplikasikan sumber daya teknologi guna pengembangan pelayanan publik. Pemerintah harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan kinerja pemerintah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh pemerintah. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam instansi pemerintah harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan hasil kerja yang optimal. Berbagai pandangan masyarakat mengenai rendahnya kualitas kinerja pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah pusat maupun daerah, mendorong pemerintah melakukan pengawasan yang tepat guna mengontrol kualitas kinerja pegawainya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah mulai melakukan pembaruan dalam bidang ketatalaksanaan birokrasi yang profesional dan berintegritas tinggi sebagai pelayan publik melalui konsep E-government. E- Government adalah aplikasi informasi dan teknologi komunikasi yang dibuat oleh institusi pemerintahan (United Nation Development Program dalam Indrajit, 2006:2). 2

Surabaya dibawah kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini menjadi salah satu kota yang maju dan modern dalam penerapan teknologi Internet Communication Technology (ICT). Bisa dikatakan Surabaya telah menjadi barometer kemajuan penerapan e-government di Indonesia. Kota ini telah memulai menerapkan teknologi internet dalam beragam bidang sejak tahun 2003. Kota Surabaya pada Oktober 2013 telah memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di 2 bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik dan belum lama ini di awal tahun 2014 menerima penghargaan "Innovative City of the Future" dari lembaga Europe Business Assembly (EBA) di London, Inggris. Secara umum, penerapan e- government di Surabaya ditujukan untuk peningkatan kinerja aparat pemerintah yang berujung pada perbaikan pelayanan ke masyarakat dan untuk pelayanan ke masyarakat langsung. (http://www.the-marketeers.com, diakses pada tanggal 18 Agustus 2014). Pemerintah Kota Surabaya menerapkan konsep e-government dalam berbagai hal, salah satunya yaitu dalam hal pengawasan kinerja dan penentuan besaran uang kinerja pegawai negeri sipilnya melalui penerapan sistem E-performance. E-performance adalah sistem informasi manajemen kinerja dalam rangka penilaian prestasi kerja pegawai yang lebih obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan, sehingga bisa terwujud pembinaan pegawai berdasarkan prestasi kerja dan sistem karier kerja 3

pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya yang telah diterapkan sejak tahun 2011. Melalui penerapan e-peformance ini, pegawai negeri sipil diberi kewenangan untuk berpartisipasi dalam aplikasi e-performance dengan mengisi data beban kerja yang sesuai dan dibuktikan oleh lembar disposisi dan surat tugas dari atasan. Hal itu dilakukan agar pemerintah dapat mengukur beban kinerja pegawai negeri sipil dengan obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan, serta pegawai negeri sipil dapat memperoleh haknya berupa uang kinerja sesuai beban kerja yang telah ditentukan. Seringkali muncul dugaan bahwa kinerja PNS tidak menunjukkan performa yang baik, sehingga korupsi menjadi sesuatu yang dapat menghambat kinerja mereka. Sebab dari perilaku korupsi sering dituduhkan pada jumlah gaji yang kurang. Padahal menurut Mohammad Ikhsan (Media Indonesia, 2 Juli 2011), salah satu sebab korupsi yang dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil adalah tidak layaknya sistem insentif yang diberlakukan. Hal itu disebabkan adanya jurang perbedaan yang menyolok antara gaji pokok golongan tertinggi dan terendah membuat motivasi untuk bekerja dengan jujur dan profesional menjadi rendah. Berdasarkan hal tersebut, maka permasalahan pelayanan publik tidak sekedar persoalan kemampuan pegawai yang terlibat di dalamnya, melainkan juga menyangkut penerapan insentif yang berlaku di sebuah instansi. 4

Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Kepala Daerah (Gubernur) adalah pemberi wewenang dalam pelaksanaan kegiatan daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 pasal 5 ayat 1 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah yang berbunyi Kepala Daerah selaku Kepala Pemerintahan Daerah adalah pemegang kekuasaan pengelola keuangan daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Maka dari itu Kepala Daerah mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan atas kebijakankebijakan daerah. Salah satu kebijakan yang diambil dengan melihat penganggaran (APBD). Dalam suatu instansi, pegawai senantiasa mengharapkan penghasilan yang lebih memadai. Sistem penggajian Pegawai Negeri Sipil sekarang ini masih di bawah sistem penggajian swasta, sehingga mempengaruhi kinerja pegawai. Dalam situasi yang demikian menyebabkan timbulnya keinginan untuk mencari kompensasi lain diluar gaji. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2014 telah diatur masalah penggajian Pegawai Negeri Sipil berdasarkan pangkat dan golongan, sedangkan untuk kompensasi lain seperti pemberian insentif diatur oleh masing-masing daerah dan instansi yang bersangkutan. Pemerintah Kota Surabaya menciptakan pembangunan kepemerintahan dan perekonomian daerah yang lebih baik dengan pencapaian visi misinya, maka untuk memenuhi dan mencapai visi misi Kota Surabaya tersebut dibutuhkan kerjasama yang solid antara Pemerintah 5

Kota Surabaya dengan organisasi yang ada dibawahnya dengan melihat birokrasinya. Dalam (Mahmudi, 2007) disebutkan bahwa kinerja mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut (Otley, 1999). Kinerja merupakan suatu konstruk (construct) yang bersifat multidimensional, pengukurannya juga bervariasai tergantung pada kompleksitas faktor-faktor yang membentuk kinerja. Beberapa pihak berpendapat bahwa kinerja mestinya didefinisikan sebagai hasil kerja itu sendiri (outcome of work), karena hasil kerja memberikan keterkaitan yang kuat terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi, kepuasan pelanggan, dan kontribusi ekonomi (Rogers, 1994). Dalam beberapa tahun belakangan ini, pegawai sektor publik dari berbagai instansi, salah satunya Pemerintah Kota Surabaya sedang menikmati konsep Tunjangan berbasis kinerja sebagai salah satu aspek dalam agenda reformasi birokrasi sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) Kota Surabaya. Tunjangan berbasis kinerja tersebut ingin memperbaiki mekanisme penghasilan dan pendapatan seorang pegawai dari berbagai golongan, mulai dari gologan IA hingga paling tinggi golongan IVE. Namun demikian, menurut perencanaan pemerintah, mekanisme ini tidak serta merta dapat diimplementasikan untuk seluruh pegawai pemerintah, karena harus menyesuaikan Anggaran Daerah. 6

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas dan KB) adalah salah satu instansi Pemerintah Kota Surabaya yang telah menerapkan sistem e-performance. Bapemas dan KB Kota Surabaya telah menerapkan e-performance sejak tahun 2011 namun belum ada penelitian yang mengkaji mengenai pengaruh sistem e-performance terhadap kinerja dan kompensasi PNS di dalamnya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengambil judul : PENGARUH SISTEM E-PERFORMANCE TERHADAP KINERJA DAN KOMPENSASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BAPEMAS DAN KB KOTA SURABAYA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di muka, Penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah sistem E-Performance berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Bapemas dan KB Kota Surabaya? 2. Apakah sistem E-Performance berpengaruh terhadap kompensasi Pegawai Negeri Sipil di Bapemas dan KB Kota Surabaya? 7

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh sistem e-performance terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil di Bapemas dan KB Kota Surabaya. 2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh sistem e-performance terhadap kompensasi Pegawai Negeri Sipil di Bapemas dan KB Kota Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu maupun wawasan tentang pengaruh sistem e-performance terhadap kinerja dan kompensasi Pegawai Negeri Sipil pada kantor Bapemas dan KB Kota Surabaya. 2. Bagi Perguruan Tinggi Secara teoritis/ akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik secara langsung maupun tidak langsung bagi akademisi untuk khasanah kepustakaan Ilmu ekonomi khususnya pada bidang kajian Akuntansi Sektor Publik, serta memberikan informasi yang bermanfaat bagi kalangan penulis lain yang ingin mengeksplor penelitian ini dengan metode dan responden yang lebih baik lagi. 3. Bagi Instansi Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan yang bermanfaat bagi pihak manajemen organisasi/ instansi untuk memberikan gambaran mengenai 8

pengaruh sistem e-performance terhadap kinerja pegawai, sehingga dapat dijadikan bahan masukan yang berarti bagi instansi dalam memberikan kompensasi kepada pegawai. 4. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi dan sumber informasi yang bermanfaat bagi peneliti lain yang ingin mengkaji dalam bidang yang sama. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pengaruh sistem e-performance terhadap kinerja dan kompensasi pegawai, sedangkan subjek penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil Bapemas dan KB Kota Surabaya di Jl. Nginden Permata No. 1 Surabaya. 9