USULAN DESIGN SUB LINE TIPE BE 0: STUDI KASUS PADA PT XYZ

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

APLIKASI PREDETERMINED TIME SYSTEM DAN RANKED POSITIONAL WEIGHT PADA OPTIMALISASI LINTASAN PRODUKSI UPPER-SHOE DI PT. ECCO INDONESIA, SIDOARJO

PENINGKATAN EFISIENSI STASIUN KERJA DENGAN PENDEKATAN REGION LINE BALANCING ( STUDI KASUS DI PT. TRIANGLE MOTORINDO )

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

LINE BALANCING LINI PERAKITAN PRODUK TORCH LIGHT (STUDI KASUS PT ARISAMANDIRI PRATAMA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh dari hasil kerja praktek di industri otomotif sunter yaitu data cycle time

Kata Kunci : Keseimbangan Lintasan, Metode Ranked Positional Weight, Produktivitas 1. PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HASIL

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

ANALISIS LINE BALANCING PADA LINI PERAKITAN HANDLE SWITCH DI PT. X

ANALISIS ASSEMBLY LINE BALANCING PRODUK HEAD LAMP TYPE K59A DENGAN PENDEKATAN METODE HELGESON-BIRNIE Studi Kasus PT. Indonesia Stanley electric

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN LINE PRODUKSI DRIVE ASSY DI PT. JIDECO INDONESIA

Analisa Keseimbangan Lintasan Dengan Menggunakan Metode Helgeson-Birnie (Ranked Positional Weight) Studi Kasus PT. D

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

PERBAIKAN LINI FINISHING DRIVE CHAIN AHM OEM PADA PT FEDERAL SUPERIOR CHAIN MANUFACTURING DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN METHODS TIME MEASUREMENT

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI UNTUK MENGURANGI BALANCE DELAY GUNA MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI

ANALISIS KESEIMBANGAN LINI PADA LINTASAN TRANSMISI MF06 DENGAN PENERAPAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHT

BAB VI LINE BALANCING

ANALISA PENINGKATAN EFISIENSI ASSEMBLY LINE B PADA BAGIAN MAIN LINE DENGAN METODE RANKED POSITIONAL WEIGHTS DI PT. X

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian..

TCW097 Pacific II TCW097. Dimensions in mm

PERANCANGAN LINE BALANCING DALAM UPAYA PERBAIKKAN LINI PRODUKSI DENGAN SIMULASI PROMODEL DI PT CATERPILLAR INDONESIA

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI LINE REAR AXLE ASSY DENGAN METODE LINE BALANCING DI PT. XYZ

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DAN STANDARD PENUGASAN BAGIAN PENGEPAKAN PADA PT X DENGAN METODA LINI KESEIMBANGAN KILBRIDGE DAN WESTER

PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA DIVISI PLASTIC PAINTING PT. XYZ

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Metode Dasar Group Technology Karakteristik Metode-Metode Group Technology Metode Rank Order Clustering 2...

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL ANALISA DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MINIMALISASI BOTTLENECK PROSES PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINE BALANCING

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. S Parman no.1, Jakarta

Peningkatan Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra Bhirawa

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk terus bertahan dan berkembang. Perusahaan yang mampu bertahan dan

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

BAB II LANDASAN TEORI

Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Mempertimbangkan Keseimbangan Lintasan (Studi Kasus)

PENYEIMBANGAN LINI PERAKITAN MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI

Analisis Line Efficiency pada Proses Assembly Produk F-25TGU pada Business Unit Fan PT Panasonic Manufacturing Indonesia

PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA PD TEGAS

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGUKURAN EFISIENSI PROSES PEMBUATAN HANGER TIPE TAC 6212 PADA PT. BIGGY CEMERLANG DENGAN ANALISIS LINE BALANCING

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 2 LANDASAN TEORI

FRAME F - 1. Dimention (mm) No. Notes. l/w (_ ) HARNESS, WIRE

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB I PENDAHULUAN. internasional semakain meningkat. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI KERJA DENGAN PENERAPAN KAIZEN (Studi Kasus pada PT Beiersdorf Indonesia PC Malang)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

PENENTUAN KESEIMBANGAN LINTASAN OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK

CYLINDER HEAD E HP GASKET CARBURETOR INSULATOR HP WASHER, PLAIN 8 X 6 X

Seminar Tugas Akhir Statistika ITS, 12 Januari 2011

Yulia Diah Dinanty dan Sumiharni Batubara

PROSES WELDING FRONT CHASSIS NISSAN X-TRAIL DI PT. NISSAN MOTOR INDONESIA. Nama : Bernie Fauzan Mochamad Npm : Kelas : 4 IC 04

USULAN PERBAIKAN LINI BERDASARKAN METODE KESEIMBANGAN LINI DAN PREDETERMINED TIME SYSTEMS PADA PERAKITAN UPPER NCVS1.06 DI PT.ASIA DWIMITRA INDUSTRI

Usulan Perbaikan Performansi Lini Produksi PT. XYZ

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

IMPLEMENTASI SHOJINKA PADA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN PENGATURAN TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA FLEKSIBEL

ANALISA PENURUNAN WAKTU PROSES BARITORI CAMSHAFT DENGAN METODE 6 STEP STANDARDIZED WORK DI PT.TMMIN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Ganjil tahun 2007 / 2008

e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 4, November 2013 pp

APLIKASI BINARY INTEGER PROGRAMMING UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI LINTASAN SEBAGAI FUNGSI OUTPUT PRODUKSI DI PT INDOJAYA PRIMA SEMESTA-PASURUAN

BAB II LANDASAN TEORI

NEW LINE 1 WELDING FRAME BODY COMP DALAM PENINGKATAN KINERJA DAN OPTIMALISASI LINE

BAB 1 PENDAHULUAN. rupa sehingga tidak ada waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia sehingga dapat

Lina Gozali, Lamto Widodo, Wendy. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta. Abstrak

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP WAKTU PERAKITAN STICK PLAYSTATION

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007

Transkripsi:

USULAN DESIGN SUB LINE TIPE BE 0: STUDI KASUS PADA PT XYZ Dyah Budiastuti 1 ; Teguh Adhi Pribadi 2 ABSTRACT A long with the increasing of market demand on XYZ company product, it will be opened a new design sub line in Surabaya. The purpose of this article is to give working station design suggestion and design sub line working element for production capacity 450 unit/day and measuring efficiency on every working station. That is why, it need a follow up research to get the description of the problems. The problems can be identified after that and then start with data collection that consist of company general data, working element data, and working measure data that collect from direct measurement using stopwatch. After the data is collected, the next step is process data to be use as a basic planning in developing working station. Keywords: design, sub line design ABSTRAK Seiring dengan permintaan pasar yang meningkat terhadap produk PT XYZ maka akan dibuka jalur perakitan baru di Surabaya. Artikel bertujuan untuk memberikan usulan desain stasiun kerja dan elemen kerja lini perakitan (sub line) untuk kapasitas produksi 450 unit/hari dan mengukur efisiensi pada tiap stasiun kerja. Oleh karena itu, diperlukan penelitian pendahuluan untuk mendapatkan gambaran masalah yang ada. Setelah itu, masalah dapat diidentifikasikan kemudian dimulai kegiatan pengumpulan data yang antara lain terdiri dari data umum perusahaan, data elemen kerja, dan data pengukuran kerja yang didapat dari pengukuran langsung dengan stopwatch. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah data untuk digunakan sebagai dasar perencanaan dalam pembentukan stasiun kerja. Kata kunci: desain, lini perakitan 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta 2 Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UBiNus, Jakarta 30

PENDAHULUAN PT XYZ merupakan bagian dari PT Astra International yang bergerak di bidang perakitan sepeda motor dan saat ini merupakan pabrik perakitan sepeda motor dengan jumlah produksi terbesar di seluruh Indonesia. Bersamaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen, pengembangan proses produksi sepeda motor mulai diarahkan dari tingkat perakitan ketingkat full manufacturing. Sejalan dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat, khususnya dalam bidang otomotif, menyebabkan persaingan antara perusahaan/industri yang bergerak di bidang otomotif semakin ketat. Hal itu membuat masing-masing perusahaan harus meningkatkan kepekaan akan peluang menghasilkan produk baru dan tidak lupa mengembangkan yang sudah ada. Pengkajian yang lebih mendalam mengarah bagaimana memberikan kelebihan pada suatu produk mengikuti selera konsumen yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Melihat kecenderungan permintaan pasar yang terus meningkat terhadap produk PT XYZ, muncul pemikiran untuk membuka jalur perakitan baru di Surabaya dengan salah satu tujuan untuk memasok kebutuhan pasar di daerah Indonesia Timur. Ide itu berakibat pada diperlukannya perencanaan stasiun kerja dan elemen kerja (sub line) yang baru, khususnya untuk kapasitas produksi 450 unit/hari. PEMBAHASAN Untuk merealisasikan rencana pembukaan jalur baru ini, dilakukan analisis menggunakan empat metode yang ada, yaitu Largest Candidate Rule, Ranked Positional Weight, J-Wagon, dan Comsoal dengan batasan sebagai berikut. 1. Penyesuaian elemen kerja didasarkan pada flow process yang dipakai di plant Sunter. 2. Kapasitas produksi ditentukan 450 unit/hari. 3. Jam kerja 07.00 16.00 wib. a. Istirahat 1 jam b. Persiapan awal 10 menit c. Persiapan akhir 10 menit d. Total waktu kerja efektif = 27600 detik/hari Metode Largest Candidate Rule memprioritaskan operasi yang memiliki jumlah waktu yang lebih besar untuk lebih dahulu dikelompokan dalam stasiun. Di samping itu, operasi dibedakan antara sisi kanan dan sisi kiri. Akibatnya, beberapa operasi dapat dikelompokan dalam kedua belah sisi sehingga stasiun kerja juga dipisahkan dalam dua sisi. Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 31

Metode Ranked Positional Weight memprioritaskan elemen kerja berdasarkan masing-masing nilai RPW dari operasi dan operasi yang memiliki nilai RPW lebih besar mendapat prioritas utama. Metode J-Wagon memprioritaskan elemen kerja berdasarkan jumlah elemen yang bergantung pada elemen itu sendiri dan elemen yang memiliki waktu lebih besar pada elemen yang memiliki jumlah elemen pengikut yang sama mendapat prioritas utama. Stasiun kerja terbaik dipilih dengan memperhatikan pemerataan beban kerja di setiap stasiun kerja. Metode Comsoal memprioritaskan elemen yang tidak memiliki elemen pendahulu dengan nilai probabilitas terbesar, antara probabilitas waktu baku dan probabilitas RPW. Gambar 1 sampai dengan Gambar 4 berikut memperlihatkan prosedur yang dilakukan untuk menganalisis masing-masing metode. 32

START Urutkan elemen pekerjaaan dalam tabel berdasarkan waktu terbesar hingga terkecil Pilih elemen kerja dengan waktu baku terbesar Pilih elemen kerja dengan waktu baku terbesar berikutnya TIDAK Data memenuhi Precedence diagram? YA YA TIDAK Data menyebabkan jumlah waktu stasiun kerja melebihi cycle time Data memenuhi Precedence diagram? YA YA TIDAK Masukkan elemen kerja ke dalam pembentukan stasiun kerja Hapuskan elemen terpilih dari dalam tabel Pilih elemen berikutnya yang tidak melebihi cycle time sesuai urutan dalam tabel YA Masih adakah elemen yang dapat ditambahkan tanpa melebihi cycle time TIDAK Apakah semua elemen telah terpilih? TIDAK Lanjutkan ke pembentukan stasiun kerja berikutnya YA STOP Gambar 1 Prosedur Metode Largest Candidate Rule Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 33

START Hitung nilai RPW untuk tiap elemen Urutkan elemen pekerjaaan dalam tabel berdasarkan nilai RPW terbesar hingga terkecil Pilih elemen kerja dengan nilai RPW terbesar TIDAK TIDA AA Pilih elemen kerja dengan nilai RPW terbesar berikutnya Data memenuhi Precedence diagram? Y YA A YA A YA TIDA TIDAK AA Data memenuhi Precedence diagram? Y YA A Data menyebabkan jumlah waktu stasiun kerja melebihi cycle time TIDAK TIDA AA Masukkan elemen kerja ke dalam pembentukan stasiun kerja Hapuskan elemen terpilih dari dalam tabel Pilih elemen berikutnya yang tidak melebihi cycle time sesuai urutan dalam tabel YA Y A Masih adakah elemen yang dapat ditambahkan tanpa melebihi cycle time Apakah semua elemen telah terpilih? TIDA TIDAK AA TIDAK TIDA AA Lanjutkan ke pembentukan stasiun kerja berikutnya STOP Y YA A Gambar 2 Prosedur Metode Ranked Positional Weight 34

START Hitung nilai RPW untuk tiap elemen Hitung probabilitas RPW dan waktu elemen untuk masing-masing elemen kerja Buat tabel A untuk tiap elemen bersama dengan elemen yang mendahulunya Buat tabel B untuk tiap elemen yang tidak memiliki elemen pendahulu Buat tabel C untuk elemen kerja yang tidak menyebabkan jumlah waktu elemen-elemen pembentuk stasiun melebihi cycle time Lanjutkan pembentukan stasiun berikutnya Tidak Tidak Apakah ada elemen dalam tabel C? Ya YA A Prioritaskan elemen kerja yang memiliki probabilitas terbesar pada prioritas pertama Masukkan elemen pekerjaan dengan prioritas pertama dalam stasiun Hapuskan elemen terpilih dari tabel A Apakah semua elemen telah terpilih? Tidak Tidak STOP Ya YA A Gambar 3 Prosedur Metode Comsoal Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 35

START Hitung jumlah elemen yang bergantung pada tiap elemen kerja Urutkan elemen pekerjaan berdasarkan jumlah elemen yang bergantung pada tiap elemen kerja dari yang terbesar hingga terkecil Prioritaskan elemen yang memiliki waktu terbesar pada jumlah elemen bergantung yang sama Prioritaskan elemen yang memiliki waktu terbesar pada kolom yang sama Urutkan elemen pekerjaan dalam sebuah tabel berdasarkan ketentuan di atas A Gambar 4 Prosedur Metode J-Wagon 36

A Pilih elemen dengan urutan pertama Pilih elemen dengan urutan berikutnya Tidak Data memenuhi precedence diagram? Ya Ya Data menyebabkan jumlah waktu stasiun melebihi cycle time? Tidak Data memenuhi precedence diagram? Ya Tidak Masukkan elemen ke dalam pembentukan stasiun Hapuskan elemen terpilih dari dalam tabel Pilih elemen berikutnya yang tidak melebihi cycle time sesuai urutan dalam tabel Ya Masih ada elemen yang dapat ditambahkan tanpa melebihi cycle time? Tidak Apakah semua elemen telah terpilllih Tidak Lanjutkan pembentukan stasiun berikutnya STOP Ya Gambar 4 Prosedur J-Wagon (Lanjutan) Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 37

Hasil analisis keempat metode, diperlihatkan pada tabel berikut. 1. Metode Largest Candidate Rule Tabel 1 Urutan Operasi Berdasarkan Waktu Baku Terbesar No Nama Operasi Waktu Baku (detik) Operasi yang Mendahului 20 Pasang wire hearness 31.58 1-3 Scan bercode, check 22.70 2-42 Pasang cushion R rear set 19.64 19 RH 43 Pasang cushion L rear set 19.30 19 29 Pasang stay start magnetic switch 16.87 27 RH 44 Pasang rod Rr brake 16.17 19 RH 24 Sambung kabel switch assy ke coil 15.79 23 RH 6 Operasi press mesin 15.47 5-28 Pasang rectifier comp regulate 15.36 19 RH 41 Pasang stay CDI unit 13.59 40 13 Pasang bell steel under 12.44 8-52 Angkat engine, letakkan pada jig 11.72 18,22,25,31,33 36,37,41,42,43 44,47,48,51 Sisi Operasi 1 Angkat F/B, check 10.08 - - 26 Pasang magnetic starter 9.73 19 RH 37 Pasang BF 6mm 9.62 35 39 Pasang winker relay 8.91 38 21 Pasang coil assy 8.40 20,19 RH 38 Pasang unit comp CDI 8.38 19 25 Jepit kabel W/H 8.07 24 RH 14 Kaitkan spring D ke hook main 7.90 12 7 Letakan F/B pada jig 7.77 6-32 Pasang case battery 7.15 19 22 Pasang NF 6mm (nut coil assy) 7.13 21 30 Kaitkan magnetic starter 7.05 29 RH 34 Pasang grommet AC case 7.04 1-35 Pasang air cleaner assy 7.03 34,19-15 Pasang ps 3x25 ke main stand 6.52 14 2 Operasi numbering mesin 6.27 1-9 Pasang pedal comp brake 6.09 8 10 Pasang pipe Rr brake pivot 6.06 9 5 Pasang race st top dan bottom 5.98 4-49 Pasang grommet cord 5.92 19 4 Selipkan barcode, geser 5.86 3-38

Tabel 1 Urutan Operasi Berdasarkan Waktu Baku Terbesar (lanjutan) 23 Pasang switch assy stop 5.84 21 RH 40 Sambung kabel CDI ke winker 5.80 39 relay 11 Pasang stand comp main 5.79 10-33 Pasang BF 6mm 5.79 32 36 Pasang BF 6mm 5.74 35 RH 27 Pasang NF 6mm 5.70 26 RH 17 Pasang rubber stand stopper 5.58 16-51 Pasang BF 6x12 5.58 50 54 Pasang BW 8x20 5.56 53 45 Pasang tank comp fuel 5.56 19-19 Balik F/B 5.54 13,17-53 Pasang bar comp stand 4.67 52 50 Pasang catch comp seat 4.67 49 8 Balik F/B 4.58 7-48 Tempelkan label helmat holder 4.49 19 47 Sambungkan kabel tube tank 4.47 46-18 Sambungkan W/H ke rectifier 4.47 20,28 RH comp 12 Kaitkan hook main stand spring 4.43 11-16 Kaitkan spring D ke stand comp 4.42 15 46 Rapikan tube tank comp fuel 4.26 45-31 Rapikan kabel pada F/B 3.66 30 - Total 474.19 Tabel 2 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Metode Largest Candidate Rule Stasiun Operasi Waktu Baku Jumlah waktu Efisiensi Lini I 1 20 34 2 10.08 31.58 7.04 6.27 41.66 48.70 54.97 89.63% II 3 4 5 6 7 22.70 5.86 5.98 15.47 7.77 28.56 34.54 50.01 57.78 94.21% Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 39

Tabel 2 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Metode Largest Candidate Rule (lanjutan) III 8 13 9 10 11 12 14 15 16 IV 17 19 42 44 26 4.58 12.44 6.09 6.06 5.79 4.43 7.90 6.52 4.42 5.58 5.54 19.64 16.17 9.73 17.02 23.11 29.17 34.96 39.39 47.29 53.81 58.23 11.12 30.76 46.93 56.66 94.95% RH 92.39% V 43 38 39 32 35 37 19.30 8.38 8.91 7.15 7.03 9.62 27.68 36.55 43.74 50.77 60.39 98.47% VI 28 21 23 24 25 36 VII 22 49 40 41 33 45 50 51 48 15.36 8.40 5.84 15.79 8.07 5.74 7.13 5.92 5.80 13.59 5.79 5.56 4.67 5.58 4.49 23.76 29.60 45.39 53.46 59.20 13.05 18.85 32.44 38.23 43.79 48.46 54.04 58.53 RH 96.53% RH 95.43% 40

Tabel 2 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Metode Largest Candidate Rule (lanjutan) VIII 27 29 30 18 46 47 31 IX 52 53 54 5.70 16.87 7.05 4.47 4.26 4.47 3.66 11.72 4.67 5.56 22.57 29.62 34.09 38.35 42.82 46.48 16.39 21.95 75.79% 35.79% Tabel 3 Mean Square Idle Time Tiap Operator Berdasarkan Metode Largest Candidate Rule Stasiun Mean Square Idle Time 1 40.45 2 12.60 3 9.61 4 21.81 5 0.88 6 4.54 7 7.84 8 220.52 9 1550.78 Total 1869.03 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa jumlah stasiun kerja adalah sebanyak 8 buah sehingga dapat dihitung efesiensi lini total sebagai berikut. Efisiensi Lini Total = [ (Jumlah total waktu seluruh stasiun kerja/(banyak stasiun x cycle time) ] x 100% Efisiensi Lini Total = 474.19 9 x 61.33 x 100% = 85.91% Dengan Mean Square Idle Time operator = 1869.03 9 = 207.67 detik Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 41

2. Metode Ranked Positional Weight Tabel 4 Urutan Operasi Berdasarkan Nilai RPW Terbesar No Nama Operasi Waktu Baku (detik) RPW Operasi yang Mendahului Sisi Operasi 1 Angkat F/B, check 10.08 659.91-2 Operasi numbering mesin 6.27 633.16 1-3 Scan bercode, check 22.70 626.91 2-4 Selipkan barcode, geser 5.86 604.21 3-5 Pasang race st top dan 5.98 598.35 4 - bottom 6 Operasi press mesin 15.47 592.27 5-7 Letakan F/B pada jig 7.77 576.90 6-8 Balik F/B 4.58 569.13 7-9 Pasang pedal comp brake 6.09 552.11 8 10 Pasang pipe Rr brake pivot 6.06 546.02 9 11 Pasang stand comp main 5.79 539.96 10-12 Kaitkan hook main stand 4.43 534.17 11 - spring 14 Kaitkan spring D ke hook 7.90 529.74 12 main 15 Pasang ps 3x25 ke main 6.52 521.84 14 stand 13 Pasang bell steel under 12.44 517.76 8-16 Kaitkan spring D ke stand 4.42 515.32 15 comp 17 Pasang rubber stand 5.58 510.90 16 - stopper 19 Balik F/B 5.54 505.32 13,17-20 Pasang wire hearness 31.58 103.23 1-21 Pasang coil assy 8.40 67.18 20,19 RH 26 Pasang magnetic starter 9.73 64.96 19 RH 38 Pasang unit comp CDI 8.38 58.63 19 27 Pasang NF 6mm 5.70 55.23 26 RH 23 Pasang switch assy stop 5.84 51.65 21 RH 39 Pasang winker relay 8.91 50.25 38 29 Pasang stay start magnetic 16.87 49.53 27 RH switch 24 Sambung kabel switch assy 15.79 45.81 23 RH ke coil 34 Pasang grommet AC case 7.04 44.75 1-28 Pasang rectifier comp 15.36 41.78 19 RH regulate 42 Pasang cushion R rear set 19.64 41.59 19 RH 40 Sambung kabel CDI ke winker relay 5.80 41.34 39 42

Tabel 4 Urutan Operasi Berdasarkan Nilai RPW Terbesar (lanjutan) 43 Pasang cushion L rear set 19.30 41.25 19 49 Pasang grommet cord 5.92 38.12 19 44 Pasang rod Rr brake 16.17 38.12 19 RH 35 Pasang air cleaner assy 7.03 37.71 34,19-45 Pasang tank comp fuel 5.56 36.24 19-41 Pasang stay CDI unit 13.59 35.54 40 32 Pasang case battery 7.15 34.89 19 30 Kaitkan magnetic starter 7.05 32.66 29 RH 50 Pasang catch comp seat 4.67 32.20 49 37 Pasang BF 6mm 9.62 31.57 35 46 Rapikan tube tank comp 4.26 30.68 45 - fuel 25 Jepit kabel W/H 8.07 30.02 24 RH 22 Pasang NF 6mm (nut coil 7.13 29.08 21 assy) 33 Pasang BF 6mm 5.79 27.74 32 36 Pasang BF 6mm 5.74 27.69 35 RH 51 Pasang BF 6x12 5.58 27.53 50 48 Tempelkan label helmat 4.49 26.44 19 holder 47 Sambungkan kabel tube 4.47 26.42 46 - tank 18 Sambungkan W/H ke 4.47 26.42 20,28 RH rectifier comp 31 Rapikan kabel pada F/B 3.66 25.61 30-52 Angkat engine, letakkan pada jig 11.72 21.95 18,22,25,31,33 36,37,41,42,43 44,47,48,51 53 Pasang bar comp stand 4.67 10.23 52 54 Pasang BW 8x20 5.56 5.56 53 Total 474.19 Tabel 5 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Nilai RPW Terbesar Stasiun Operasi Waktu Baku Waktu Kumulatif Efisiensi I 1 2 3 4 5 34 10.08 6.27 22.70 5.86 5.98 7.04 16.35 39.05 44.91 50.89 57.93 94.46% Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 43

Tabel 5 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Nilai RPW Terbesar (lanjutan) II 6 7 8 9 10 11 12 14 III 20 15 13 16 17 IV 19 26 21 27 23 29 35 V 38 39 40 43 49 45 32 VI 24 28 42 30 VII 44 46 25 36 18 47 31 15.47 7.77 4.58 6.09 6.06 5.79 4.43 7.90 31.58 6.52 12.44 4.42 5.58 5.54 9.73 8.40 5.70 5.84 16.87 7.03 8.38 8.91 5.80 19.30 5.92 5.56 7.15 15.79 15.36 19.64 7.05 16.17 4.26 8.07 5.74 4.47 4.47 3.66 23.24 27.82 33.91 39.97 45.76 50.19 58.09 94.72% 38.10 50.54 54.96 60.54 98.71% 15.27 23.67 29.37 35.21 52.08 59.11 96.38% 17.29 23.09 42.39 48.31 53.87 61.02 99.49% 31.15 50.79 57.84 94.31% 20.43 28.50 34.24 38.71 43.18 46.84 76.37% 44

Tabel 5 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Nilai RPW Terbesar (lanjutan) VIII 41 50 37 22 33 51 48 IX 52 53 54 13.59 4.67 9.62 7.13 5.79 5.58 4.49 11.72 4.67 5.56 18.26 27.88 35.01 40.80 46.36 50.87 82.94% 16.39 21.95 35.79% Tabel 6 Mean Square Idle Time Tiap Operator Berdasarkan Nilai RPW Terbesar Operator Mean Square Idle Time 1 11.56 2 10.50 3 0.62 4 4.93 5 0.10 6 12.18 7 226.20 8 109.41 9 1550.78 Total 1926.28 Efisiensi Lini Total = [ (Jumlah total waktu seluruh stasiun kerja/(banyak stasiun x cycle time) ] x 100% Efisiensi Lini Total = 474.19 Mean Square Idle Time = 9x61.33 X 100% = 85.91% 1926.28 9 = 214.03 detik Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 45

3. Metode J-Wagon No Nama Operasi Waktu Baku (detik) Tabel 7 Urutan Operasi Berdasarkan Jumlah Elemen yang Bergantung Jumlah Operasi yang bergantung Operasi yang mendahului Sisi Operasi 1 Angkat F/B, check 10.08 53-2 Operasi numbering mesin 6.27 50 1-3 Scan bercode, check 22.70 49 2-4 Selipkan barcode, geser 5.86 48 3-5 Pasang race st top dan 5.98 47 4 - bottom 6 Operasi press mesin 15.47 46 5-7 Letakan F/B pada jig 7.77 45 6-8 Balik F/B 4.58 44 7-9 Pasang pedal comp brake 6.09 42 8 10 Pasang pipe Rr brake pivot 6.06 41 9 11 Pasang stand comp main 5.79 40 10-12 Kaitkan hook main stand 4.43 39 11 - spring 14 Kaitkan spring D ke hook 7.90 38 12 main 15 Pasang ps 3x25 ke main 6.52 37 14 stand 16 Kaitkan spring D ke stand 4.42 36 15 comp 13 Pasang bell steel under 12.44 35 8-17 Pasang rubber stand stopper 5.58 35 16-19 Balik F/B 5.54 34 13,17-20 Pasang wire hearness 31.58 9 1-26 Pasang magnetic starter 9.73 7 19 RH 21 Pasang coil assy 8.40 7 20,19 RH 38 Pasang unit comp CDI 8.38 6 19 34 Pasang grommet AC case 7.04 6 1-27 Pasang NF 6mm 5.70 6 26 RH 29 Pasang stay start magnetic 16.87 5 27 RH switch 39 Pasang winker relay 8.91 5 38 35 Pasang air cleaner assy 7.03 5 34,19-49 Pasang grommet cord 5.92 5 19 23 Pasang switch assy stop 5.84 5 21 RH 45 Pasang tank comp fuel 5.56 5 19-24 Sambung kabel switch assy ke coil 15.79 4 23 RH 46

Tabel 7 Urutan Operasi Berdasarkan Jumlah Elemen yang Bergantung (lanjutan) 28 Pasang rectifier comp 15.36 4 19 RH regulate 32 Pasang case battery 7.15 4 19 30 Kaitkan magnetic starter 7.05 4 29 RH 40 Sambung kabel CDI ke 5.80 4 39 winker relay 50 Pasang catch comp seat 4.67 4 49 46 Rapikan tube tank comp 4.26 4 45 - fuel 42 Pasang cushion R rear set 19.64 3 19 RH 43 Pasang cushion L rear set 19.30 3 19 44 Pasang rod Rr brake 16.17 3 19 RH 41 Pasang stay CDI unit 13.59 3 40 37 Pasang BF 6mm 9.62 3 35 25 Jepit kabel W/H 8.07 3 24 RH 22 Pasang NF 6mm (nut coil 7.13 3 21 assy) 33 Pasang BF 6mm 5.79 3 32 36 Pasang BF 6mm 5.74 3 35 RH 51 Pasang BF 6x12 5.58 3 50 48 Tempelkan label helmat 4.49 3 19 holder 47 Sambungkan kabel tube 4.47 3 46 - tank 18 Sambungkan W/H ke 4.47 3 20,28 RH rectifier comp 31 Rapikan kabel pada F/B 3.66 3 30-52 Angkat engine, letakkan pada jig 11.72 2 18,22,25,31,33 36,37,41,42,43 44,47,48,51 53 Pasang bar comp stand 4.67 1 52 54 Pasang BW 8x20 5.56 0 53 Total 474.19 Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 47

Tabel 8 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Metode J-Wagon Stasiun Operasi Waktu Baku Waktu Kumulatif Efisiensi I 1 2 3 4 5 34 10.08 6.27 22.70 5.86 5.98 7.04 16.35 39.05 44.91 50.89 57.93 94.46% II 6 7 8 9 10 11 12 14 III 15 16 13 17 19 38 39 35 IV 20 26 21 27 23 V 29 45 24 28 30 15.47 7.77 4.58 6.09 6.06 5.79 4.43 7.90 6.52 4.42 12.44 5.58 5.54 8.38 8.91 7.03 31.58 9.73 8.40 5.70 5.84 16.87 5.56 15.79 15.36 7.05 23.24 27.82 33.91 39.97 45.76 50.19 58.09 10.94 23.38 28.96 34.50 42.88 51.79 58.82 41.31 49.71 55.41 61.25 22.43 38.22 53.58 60.63 94.72% 95.91% RH 99.87% RH 98.86% 48

Tabel 8 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Metode J-Wagon (lanjutan) VI 49 32 40 50 46 43 41 VII 42 44 25 36 47 18 VIII 37 22 33 51 48 31 52 53 54 5.92 7.15 5.80 4.67 4.26 19.30 13.59 19.64 16.17 8.07 5.74 4.47 4.47 9.62 7.13 5.79 5.58 4.49 3.66 11.72 4.67 5.56 13.07 18.87 23.54 27.80 47.10 60.69 35.81 43.88 49.62 54.09 58.56 16.75 22.54 28.12 32.61 36.27 47.99 52.66 58.22 98.96% RH 95.48% 94.93% Tabel 9 Mean Square Idle Time Tiap Operator Berdasarkan Metode J-Wagon Stasiun Mean Square Idle Time 1 11.56 2 10.48 3 6.30 4 0.006 5 0.49 6 0.41 7 7.67 8 9.67 Total 46.586 Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 49

Efisiensi Lini Total = [ (Jumlah total waktu seluruh stasiun kerja/(banyak stasiun x cycle time) ] x 100% Efisiensi Lini total = 474.19 8 x 61.33 X 100% = 96.65% Mean Square Idle Time = 46.586 = 5.823 detik 8 4. Metode Comsoal Probabilitas Waktu Baku = n 1 / n = 31.58 / 474.19 = 0.0666 Probabilitas RPW = n 1 / n = 91.63 / 3560.04 = 0.0257 No Nama Operasi Waktu Baku (detik) Tabel 10 Urutan Operasi Berdasarkan Probabilitas Maks. Terbesar RPW Probabilitas Waktu Baku Probabilitas RPW Probabilitas Maks 20 Pasang wire hearness 10.08 103.23 0.0666 0.0090 0.0666 1 Angkat F/B, check 31.58 659.91 0.0213 0.0573 0.0553 2 Operasi numbering mesin 6.27 633.16 0.0132 0.0549 0.0549 3 Scan bercode, check 22.70 626.91 0.0479 0.0544 0.0544 4 Selipkan barcode, geser 5.86 604.21 0.0124 0.0524 0.0524 5 Pasang race st top dan 5.98 598.35 0.0126 0.0519 0.0519 bottom 6 Operasi press mesin 15.47 592.37 0.0326 0.0514 0.0514 7 Letakan F/B pada jig 7.77 576.90 0.0164 0.0501 0.0501 8 Balik F/B 4.58 569.13 0.0096 0.0494 0.0494 9 Pasang pedal comp brake 6.09 552.11 0.0128 0.0479 0.0479 10 Pasang pipe Rr brake pivot 6.06 546.02 0.0128 0.0474 0.0474 11 Pasang stand comp main 5.79 539.96 0.0122 0.0469 0.0469 12 Kaitkan hook main stand 4.43 534.17 0.0093 0.0464 0.0464 spring 14 Kaitkan spring D ke hook 7.90 529.74 0.0167 0.0460 0.0460 main 15 Pasang ps 3x25 ke main 6.52 521.84 0.0138 0.0453 0.0453 stand 13 Pasang bell steel under 12.44 517.76 0.0262 0.0449 0.0449 16 Kaitkan spring D ke stand comp 4.42 515.32 0.0093 0.0447 0.0447 50

Tabel 10 Urutan Operasi Berdasarkan Probabilitas Maks. Terbesar (lanjutan) 17 Pasang rubber stand stopper 5.58 510.90 0.0118 0.0443 0.0443 19 Balik F/B 5.54 505.32 0.0117 0.0439 0.0439 42 Pasang cushion R rear set 19.64 41.59 0.0414 0.0036 0.0414 43 Pasang cushion L rear set 19.30 41.25 0.0407 0.0036 0.0407 29 Pasang stay start magnetic 16.87 49.53 0.0356 0.0043 0.0356 switch 44 Pasang rod Rr brake 16.17 38.12 0.0341 0.0033 0.0341 24 Sambung kabel switch assy 15.79 45.81 0.0333 0.0040 0.0333 ke coil 28 Pasang rectifier comp 15.36 41.78 0.0324 0.0036 0.0324 regulate 41 Pasang stay CDI unit 13.59 35.54 0.0287 0.0031 0.0287 52 Angkat engine, letakkan 11.72 21.95 0.0247 0.0019 0.0247 pada jig 26 Pasang magnetic starter 9.73 64.96 0.0205 0.0056 0.0205 37 Pasang BF 6mm 9.62 31.57 0.0203 0.0027 0.0203 39 Pasang winker relay 8.91 50.25 0.0188 0.0044 0.0188 21 Pasang coil assy 8.40 67.18 0.0177 0.0058 0.0177 38 Pasang unit comp CDI 8.38 58.63 0.0177 0.0051 0.0177 25 Jepit kabel W/H 8.07 30.02 0.0170 0.0026 0.0170 32 Pasang case battery 7.15 34.89 0.0151 0.0030 0.0151 22 Pasang NF 6mm (nut coil 7.13 29.08 0.0150 0.0025 0.0150 assy) 30 Kaitkan magnetic starter 7.05 32.66 0.0149 0.0028 0.0149 34 Pasang grommet AC case 7.04 44.75 0.0149 0.0039 0.0149 35 Pasang air cleaner assy 7.03 37.71 0.0148 0.0033 0.0148 49 Pasang grommet cord 5.92 38.12 0.0125 0.0033 0.0125 23 Pasang switch assy stop 5.84 51.65 0.0123 0.0045 0.0123 40 Sambung kabel CDI ke 5.80 41.34 0.0122 0.0036 0.0122 winker relay 33 Pasang BF 6mm 5.79 27.74 0.0122 0.0024 0.0122 36 Pasang BF 6mm 5.74 27.69 0.0121 0.0024 0.0121 27 Pasang NF 6mm 5.70 55.23 0.0120 0.0048 0.0120 51 Pasang BF 6x12 5.58 27.53 0.0118 0.0024 0.0118 45 Pasang tank comp fuel 5.56 36.24 0.0117 0.0031 0.0117 54 Pasang BW 8x20 5.56 5.56 0.0117 0.0005 0.0117 50 Pasang catch comp seat 4.67 32.20 0.0098 0.0028 0.0098 53 Pasang bar comp stand 4.67 10.23 0.0098 0.0009 0.0098 48 Tempelkan label helmat 4.49 26.44 0.0095 0.0023 0.0095 holder 47 Sambungkan kabel tube 4.47 26.42 0.0094 0.0023 0.0094 tank 18 Sambungkan W/H ke rectifier comp 4.47 26.42 0.0094 0.0023 0.0094 Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 51

Tabel 10 Urutan Operasi Berdasarkan Probabilitas Maks. Terbesar (lanjutan) 46 Rapikan tube tank comp 4.26 30.68 0.0090 0.0027 0.0090 fuel 31 Rapikan kabel pada F/B 3.66 25.61 0.0077 0.0022 0.0077 Total 474.19 3560.04 1.00000 1.00000 Tabel 11 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Metode Comsoal Stasiun Operasi Waktu baku Waktu kumulatif Efisiensi I 1 20 2 34 10.08 31.58 6.27 7.04 41.66 47.93 54.97 89.63% II 3 4 5 6 7 III 8 9 10 11 12 14 15 13 16 IV 17 19 42 44 26 V 43 38 39 32 35 37 22.70 5.86 5.98 15.47 7.77 4.58 6.09 6.06 5.79 4.43 7.90 6.52 12.44 4.42 5.58 5.54 19.64 16.17 9.73 19.30 8.38 8.91 7.15 7.03 9.62 28.56 34.54 50.01 57.78 94.21% 10.67 16.73 22.52 26.95 34.85 41.37 53.81 58.23 11.12 30.76 46.93 56.66 27.68 39.59 43.74 50.77 60.39 94.95% RH 92.39% 98.47% 52

Tabel 11 Lini Perakitan Stasiun Kerja Usulan Berdasarkan Metode Comsoal (lanjutan) VI 28 21 27 29 30 23 VII 24 25 36 45 18 46 47 31 VIII 22 49 40 41 33 50 51 48 IX 52 53 54 15.36 8.40 5.70 16.87 7.05 5.84 15.79 8.07 5.74 5.56 4.47 4.26 4.47 3.66 7.13 5.92 5.80 13.59 5.79 4.67 5.58 4.49 11.72 4.67 5.56 23.76 29.46 46.33 53.38 59.22 23.86 29.60 35.16 39.63 43.89 48.36 52.02 13.05 18.85 32.44 38.23 42.90 48.48 52.97 16.39 21.95 RH 96.56% RH 84.82% 86.37% 35.79% Tabel 12 Mean Square Idle Time Berdasarkan Metode Comsoal Stasiun Mean Square Idle Time 1 40.45 2 12.60 3 9.61 4 21.81 5 0.88 6 4.45 7 86.68 8 69.89 9 1550.78 Total 1797.15 Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 53

Efisiensi Lini Total = [ (Jumlah total waktu seluruh stasiun kerja/(banyak stasiun x cycle time) ] x 100% Efisiensi Lini Total = 474.19 9 x 61.33 X 100% = 85.91% Mean Square Idle Time = 1797.15 9 = 199.68 detik Dari hasil pengumpulan data yang telah diolah, dapat dibuat suatu tabel perbandingan efisiensi performansi untuk masing-masing metode penyeimbangan lini perakitan yang terdiri atas perbandingan nilai efisiensi lini yang menunjukkan performansi stasiun kerja dan perbandingan nilai Mean Square Idle Time yang menunjukkan performansi operator. Tabel 13 Perbandingan Efisiensi Lini Hasil Metode Penyeimbangan Lini Metode Largest Candid ate Rule Ranked Position al Weight J Wagon COMS OAL Jumlah Stasiun Kerja Efisiensi Stasiun Kerja (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Efisi ensi Lini Total 9 54.97 57.78 58.23 56.66 60.39 59.20 58.53 46.48 21.95 85.91 9 57.93 58.09 60.54 59.11 61.02 57.84 46.48 50.87 21.95 85.91 8 57.93 58.09 58.82 61.25 60.63 60.69 58.56 58.22-96.65 9 54.97 57.78 58.23 56.66 60.39 59.22 52.02 52.97 21.95 85.91 Tabel 14 Perbandingan Mean Square Idle Time Operator Hasil Metode Penyeimbangan Lini Mean Square Idle Time (detik 2 ) Operator Largest Ranked Candidate Positional J Wagon COMSOAL Rule Weight 1 40.45 11.56 11.56 40.45 54

Tabel 14 Perbandingan Mean Square Idle Time Operator Hasil Metode Penyeimbangan Lini (lanjutan) 2 12.60 10.50 10.48 12.60 3 9.61 0.62 6.30 9.61 4 21.81 4.93 0.006 21.81 5 0.88 0.10 0.49 0.88 6 4.54 12.18 0.41 4.45 7 7.84 226.20 7.67 86.68 8 220.52 109.41 9.67 69.89 9 1550.78 1550.78-1550.78 Total Mean Square Idle Time 1869.03 1926.28 46.586 1797.15 Dilihat dari tabel perbandingan efisiensi lini dan Mean Square Idle Time dari masing-masing metode yang telah dibuat, terlihat bahwa usulan lini perakitan menggunakan metode penyeimbangan lini J-Wagon adalah yang terbaik. Hal itu didasarkan pada hal berikut. Tingkat efisiensi lini yang terbesar, yaitu 96.65%. Performansi operator yang ditunjukkan oleh Mean Square Idle Time operator yang bukan hanya rendah namun juga cukup merata untuk setiap operator. Berikut ini merupakan hasil pembentukan stasiun kerja berdasarkan metode J- Wagon. Stasiun No Nama Operasi Waktu Total Efisiensi I 1 2 3 4 Angkat F/B, check Operasi numbering mesin Scan barcode, check Selipkan barcode, geser 57.93 5 34 Pasang race st top dan bottom Pasang grommet AC case 94.46% II 6 7 8 9 10 11 12 14 III 15 16 Operasi press mesin Letakan F/B pada jig Balik F/B Pasang pedal comp brake Pasang pipe Rr brake pivot Pasang stand comp main Kaitkan hook main stand spring Kaitkan spring D ke hook main Pasang ps 3x25 ke main stand Kaitkan spring D ke stand comp 58.09 94.72% Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 55

13 17 19 38 39 35 IV 20 26 21 27 23 V 29 45 24 28 30 VI 49 32 40 50 46 43 41 VII 42 44 25 36 47 18 VIII 37 22 33 51 48 31 52 53 54 Pasang ball steel under Pasang rubber stand stopper Balik F/B Pasang unit comp CDI Pasang winker relay Pasang air cleaner assy Pasang wire hearness Pasang magnetic starter Pasang coil assy Pasang NF 6mm Pasang switch assy stop Pasang stay start magnetic switch Pasang tank comp fuel Sambung kabel switch assy ke coil Pasang rectifier comp regulate Kaitkan magnetic starter Pasang grommet cord Pasang case battery Sambung kabel CDI ke winker relay Pasang catch comp seat Rapikan tube tank comp fuel Pasang cushion L rear set Pasang stay CDI unit Pasang cushion R rear set Pasang rod Rr brake Jepit kabel W/H Pasang BF 6mm (air cleaner assy) Sambungkan kabel tube tank Sambungkan W/H ke rectifier comp Pasang BF 6mm (air cleaner assy) Pasang NF 6mm (nut coil assy) Pasang BF 6mm (case battery) Pasang BF 6x12 (catch comp seat) Tempelkan label helmat holder Rapikan kabel pada F/B Angkat engine, letakkan pada jig Pasang bar comp stand Pasang BW 8x20 58.82 61.25 60.63 60.69 58.56 58.22 95.91% RH 99.87% RH 98.86% 98.96% RH 95.48% 94.93% 56

Stasiun Mean Square Idle Time 1 11.56 2 10.48 3 6.30 4 0.006 5 0.49 6 0.41 7 7.67 8 9.67 Efisiensi Lini Total = [ (Jumlah total waktu seluruh stasiun kerja/(banyak stasiun x cycle time) ] x 100% Efisiensi Lini total = 474.19 8 x 61.33 X 100% = 96.65% Mean Square Idle Time = 46.586 8 = 5.823 detik PENUTUP Lini perakitan dengan metode J-Wagon ini akan lebih baik, bila dalam pengimplementasiannya memperhatikan aspek sebagai berikut. 1. Pemilihan dan pengaturan peralatan dan prasarana lainnya. 2. Pengaturan material handling. 3. Ergonomi dari masing-masing operator. Usulan Design Sub Line (Dyah Budiastuti; Teguh Adhi Pribadi) 57

DAFTAR PUSTAKA Barnes, Ralph M. 1980. Motion and Time Study: Design and Measurement of Work. Los Angeles, California: John Wiley & Sons, Inc. Bedworth, David D. and James E Bailey. 1987. Integrated Production Control System: Management, Analysis, Design. New York: John Wiley & Sons, Inc. Buffa, Elwood S. and Rakesh K. Sarin. 1987. Modern Production/Operations Management. Eight Edition. University of California, Los Angeles: John Wiley & Sons. Groover, Mikell P. 1987. Automation Production System and Computer-Integrated Manufacture. USA: Prentice Hall, Inc. Sutalaksana, Iftikar Z., Anggawisastra, dan Tjakraatmadja. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Departemen Teknik Industri ITB. Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia. 58