BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tabel.1.1 Jumlah Karyawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 TBK, KC Palembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Suatu perusahaan harus dapat memberikan standar nilai yang jelas mengenai unsur-unsur yang dinilai disuatu perusahaan, misalnya pada Hotel Garuda Mas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENERAPAN ETIKA BERBUSANA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Galih Septian, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PAKAIAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

BAB III METODE PENELITIAN. Peneltian ini dilaksanakan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Und

BAB 1 PENDAHULUAN. dukungan dari pegawai yang kompeten dan terampil. maka kemungkinan untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA. ARSIP NASIONAL. Pakaian Dinas. Pegawai. Pencabutan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang pemilihan Judul

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh seorang pemimpin

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya suasana kehidupan

TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. secara pakto (the facto) tahun 1988 dan keluarnya UU No. 7 Tahun 1992,

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang tepat merupakan kekuatan bagi. perusahaan dalam berhadapan langsung dengan konsumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

SARANA 1) Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku; dan 2) Rapat-rapat pimpinan Universitas, Program Pascasarjana, dan Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan didalam bab I ini akan dibahas tentang (1)belakang,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG ETIKA BERBUSANA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Etika dalam perkembangannya merupakan bagian dari kehidupan manusia. Etika memberikan gambaran perbuatan baik ataupun buruk yang dimiliki oleh seseorang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, dengan adanya ilmu mengenai etika dapat membantu individu dalam memperbaiki perbuatan maupun sikap yang akan dilakukan. Dengan orang yang memahami akan pentingnya etika yang mencerminkan diri seseorang akan membantu setiap individu untuk merubah sikap ataupun tindakan yang kurang baik dalam diri individu tersebut. Etika berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik yang dilakukan oleh individu atau sekelompok masyarakat. Kebiasaan hidup yang baik dapat memberikan contoh yang positif bagi orang lain maka apabila contoh ini diterapkan oleh setiap orang akan diikuti pula bagi pegawaipegawai baru yang akan datang (Rini dan Intan, 2015:3). Pengertian etika pada umumnya adalah sebagai usaha yang sistematis dengan menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual dan sosial, sehingga dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk dapat dijadikan sasaran dalam hidup. Seperti yang diketahui, etika merupakan masalah penilaian baik dan buruk, sopan atau tidak sopan dari tingkah laku dan perbuatan seseorang. Tugas utama etika adalah mencari ukuran yang baik dan buruk perilaku individu dan tahu norma-norma, tata nilai dan tata susila yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Etika dibuat dalam bentuk tertulis yang secara sistematis dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada. 1

2 Dalam suatu instansi pemerintah atau perusahaan bisnis/swasta tentu mempunyai aturan kerja pegawai yang harus ditaati oleh setiap pegawai salah satunya yaitu etika dalam berbusana atau berpakaian yang termasuk dalam etika kepegawaian. Baik atau buruknya suatu perusahaan milik pemerintah atau swasta ditentukan dari penerapan etika kepegawaian yang baik karena penilaian yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan tersebut akan membawa nama baik pula bagi instansi pemerintah atau perusahaan. Etika kepegawaian memberikan aturan bagi setiap Pegawai Negeri Sipil berkewajiban untuk mentaati peraturan yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan. Salah satu dari peraturan mengenai etika kepegawaian yaitu etika berbusana. Berbusana marupakan bagian dari indentitas seseorang maka apabila pegawai mentaati aturan yang telah ditetapkan akan memberikan nilai positif bagi instansi tersebut (Utami, 2011:1). Kemampuan seseorang untuk dapat berbusana dengan tepat dan baik akan menampilkan kesan positif yang berkaitan erat dengan gairah hidup dan kepribadian seseorang sehingga menambah percaya diri. Berbusana dengan baik juga salah satu unsur meningkatan aktivitas kantor dan kerjasama yang baik antara atasan dan karyawan. Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan, karyawan cenderung kurang memperhatikan tentang kedisiplinan berbusana dalam berpakaian seragam maupun penggunaan atribut seragam kantor yang seharusnya digunakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam Surat Edaran Gubernur Sumatera Selatan No. 055/SE/VIII/2015 dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana No. 15, telah diatur tentang ketentuan pakaian yang harus ditaati oleh Pegawai Negeri Sipil pada hari yang telah ditetapkan beserta penggunaan atribut yang lengkap dengan ketentuan yang ada. Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang beralamatkan di Jalan Arah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II

3 Palembang dan dilakukan selama dua minggu yaitu pada tanggal 15-25 Februari 2016, hasil yang didapat adalah terdapat 69 karyawan yang masih melanggar peraturan yang telah ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Selatan baik dalam segi baju, rok/celana, ikat pinggang, sepatu, badge, maupun jilbab. Pada tanggal 15-25 Februari 2016 terdapat 85 kali pelanggaran pegawai wanita yang tidak memakai baju warna putih bersaku, 61 kali pelanggaran pegawai wanita yang tidak memakai rok warna biru hitam, 95 kali pelanggaran pegawai wanita yang tidak memakai ikat pinggang, 94 kali pelanggaran pegawai wanita yang memakai jilbab biru, hitam, dan warnawarni, 46 kali pelanggaran pegawai wanita yang tidak memakai sepatu pantopel warna hitam, 97 kali pelanggaran pegawai wanita yang tidak memakai badge (tanda pengenal), 46 kali pelanggaran laki-laki yang tidak memakai baju warna putih, 63 kali pelanggaran pegawai laki-laki yang tidak memakai celana panjang warna biru hitam, 63 kali pelanggaran pegawai lakilaki yang tidak memakai ikat pinggang, dan 92 kali pelanggaran pegawai laki-laki yang tidak memakai badge (tanda pengenal). Sanksi yang diberikan oleh pimpinan terhadap pegawai yang melanggar aturan busana kerja yaitu teguran secara lisan yang pemeriksaannya dilakukan pada hari Senin setiap apel pagi, namun teguran pelanggaran terhadap disiplin dalam aturan berbusana tidak dilakukan setiap apel dan tidak ada tindakan/sanksi tegas yang diberikan oleh pimpinan sehingga pegawai akan terus melakukan pelanggaran secara berulang kali. Lain halnya, apabila pegawai memakai baju yang tipis dan memakai rok diatas lutut sehingga terlihat tidak sopan, maka pimpinan akan mempersilahkan pegawainya pulang kerumah untuk mengganti pakaiannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas permasalahan tersebut kedalam penelitian laporan akhir mengenai Penerapan Etika Berbusana Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis mengidentifikasi masalah pokok yang dihadapi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan adalah Bagaimanakah Penerapan Etika Berbusana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan?. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Untuk mempermudah penulisan dalam laporan akhir ini supaya dapat terarah dengan baik dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang ada, maka penulis membatasi pembahasan dalam lingkup yaitu Penerapan Etika Berbusana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan memahami pentingnya penerapan etika berbusana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah: a. Bagi Penulis Menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis mengenai etika profesi yaitu etika berbusana dalam suatu instansi atau perusahaan. b. Bagi Instansi Manfaat yang didapat dari penulisan ini yaitu dapat menjadi masukan yang bersifat positif bagi instansi dalam menjalankan kegiatan perkantoran, khususnya dalam penerapan etika berbusana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

5 c. Bagi Pembaca Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat dan juga dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi pembaca dalam mengetahui ilmu mengenai etika dalam berbusana di sebuah perusahaan atau instansi. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan berlokasi di Jalan Arah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang dan membahas tentang penerapan etika berbusana karyawan. 1.5.2 Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data Data yang digunakan dalam penulisan laporan akhir ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Adapun jenis dan sumber data menurut cara memperolehnya adalah sebagai berikut: 1. Data primer (Primary Data) Menurut Sujarweni (2014:73-74), data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. 2. Data Sekunder (Secondary Data) Menurut Sujarweni (2014:73-74), data sekunder adalah data yang di dapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah, dan lain sebagainya. Data sekunder yang dimaksud disini merupakan data yang didapatkan oleh penulis mengenai profil perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur

6 organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan data literatur dari studi kepustakaan seperti laporan akhir atau jenis buku lainnya yang berhubungan dengan penulisan laporan akhir. b. Sumber Data Sumber data yang penulis peroleh dari seluruh pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan dari buku-buku yang berkaitan dengan etika berbusana dalam penulisan laporan akhir ini. 1.5.3 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penulisan laporan akhir ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1. Riset Lapangan (Field Research) Riset lapangan adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan kunjungan langsung ke tempat yang akan diteliti. Dalam hal ini tempat yang dituju yaitu pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Adapun cara-cara yang akan penulis gunakan adalah: a. Wawancara Menurut Sujarweni (2014:74), wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan. Wawancara dilakukan pada satu orang pegawai Kepala Seksi Kepegawaian yaitu ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan.

7 b. Observasi Menurut Sujarweni (2014:75), observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Penulis melakukan pengamatan secara langsung selama dua minggu yaitu pada tanggal 15-25 Februari 2016 terhadap busana kerja yang diterapkan oleh setiap pegawai pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Adapun observasi yang digunakan adalah observasi sistematik yaitu observasi yang terlebih dahulu dibuat kerangka mengenai berbagai faktor dan ciriciri yang akan diobservasi. c. Kuesioner Menurut Pasolong (2013:155), skala Guttman yaitu suatu skala pengukuran yang menyediakan dua jenis jawaban secara tegas yaitu baik atau tidak baik, senang atau tidak senang, ya atau tidak. Adapun skala yang digunakan dalam kuesioner yang dibagikan dalam penelitian yaitu menggunakan skala Guttman. Kuesioner yang diberikan peneliti kepada responden yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. 2. Riset Kepustakaan (Library Research) Riset kepustakaan adalah suatu cara yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat di ruangan perpustakaan, seperti: buku-buku, dokumen, catatan, sejarah perusahaan dan lain-lainnya. Penulis melakukan dengan membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diangkat.

8 1.5.4 Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Sujarweni (2014:65), populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik atau kualitas tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan berjumlah 76 orang. b. Sampel Menurut Sujarweni (2014:65), sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Menurut Sujarweni (2014:72), sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik yang digunakan dalam sampel ini merupakan sampling jenuh yang mana semua populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 76 orang. 1.5.5 Analisis Data Untuk menganalisa data-data penulis peroleh pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut: a. Metode Kuantitatif Menurut Sujarweni (2014:39), metode kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau caracara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Metode ini penulis gunakan untuk menghitung persentase jawaban atas kuesioner yang penulis bagikan kepada pegawai pada BPBD Prov. Sumsel dengan rumus persentase menurut Sudijono (2010:43), adalah sebagai berikut:

9 Persentase jawaban: p = f N x 100% Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) p = angka persentase b. Metode Kualitatif Menurut Sujarweni (2014:89-90), metode kualitatif adalah data yang berupa kata atau dapat didefinisikan sebagai data bukan angka tetapi diangkakan contoh jenis kelamin, status, dan lain sebagainya. Data kualitatif diambil dari penyebaran kuesioner pada responden.